“ BAKAR KERTAS DAN TAKHAYUL ITU APAKAH ADA DALAM AJARAN BUDDHA? “

DISKUSI DHARMA FACEBOOK.


Teman2 Dharma kl sempat silahkan simak pertanyaan dari Umat di bawah ini dan kasih komen.

Namo Buddhaya Bhante. Bhante saya ada tugas karya ilmiah.
Judulnya Anggapan-anggapan keliru dalam Buddhist ada 3 pandangan.

Jadi saya mau tanya soal pandangan ke-1:

1. sering orang menganggap ajaran Buddha mengajarkan tentang ketakhayulan dan bakar" kertas?

Menurut jawaban temen2 dan Bhante gimana mengenai apa yang sering di anggap keliru dalam Buddhist itu.
mohon bantuannya temen2 dan Bhante. Semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat untuk perkembangan Buddhist di tempat saya. Soalnya sekolah saya Kristen.
Sabbe satta sabba dukha pamuccantu, sabbe satta bhavantu sukhitatha. sadhu.. sadhu.. sadhu..
Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.

Komen dari teman2 sdh benar dan bgs2.
Teman2 maaf kl komen bhante salah.
Kesimpulan:

Teman2 terimakasih atas dedikasi dan komen yg berguna.

1. Tanya: Tradisi bakar-bakaran lazim terlihat di dalam ritual-ritual orang Tionghoa. Kapan mulai ada tradisi ini? Mengapa ada tradisi ini? Dan apa maknanya ?

jawaban :Leluhur orang Tionghoa sebelum mengenal agama dan filsafat telah terlebih dahulu mengenal penghormatan pada leluhur. Penghormatan leluhur ini kemudian menjadi titik tolak dan dasar daripada kepercayaan tradisional Tionghoa yang muncul lebih dulu daripada semua agama yang ada di Tiongkok. Kepercayaan tradisional pada mulanya hanya mempercayai bahwa ada 2 alam di alam semesta ini, alam langit dan alam manusia. Alam langit merupakan tempat domisili para dewa-dewi yang dimuliakan, mempunyai kontribusi dan jasa yang besar bagi masyarakat pada zamannya. Setelah masuknya Buddhisme, alam baka ditambahkan ke dalam konsep ini, sehingga menjadi 3 alam.
Evolusi kepercayaan tradisional Tionghoa ini kemudian mempercayai bahwa manusia setelah meninggal akan menuju ke alam baka, namun bagi manusia yang dianggap mempunyai kontribusi dan jasa besar bagi masyarakat dapat pengecualian untuk berdomisili di alam langit. Alam langit, alam baka juga dipercaya mempunyai pemerintahan, kehidupan interaksi masyarakat yang mirip dengan alam manusia. Atas dasar kepercayaan inilah, uang emas dan uang perak diciptakan. Uang emas (kim cua) adalah diperuntukkan kepada dewa-dewi di alam langit. Uang perak (gin cua) diperuntukkan kepada roh manusia di alam baka. Uang perak juga diperuntukkan bagi roh manusia yang gentanyangan di alam manusia (hantu).

Mengapa dibakar? Ini dikarenakan kepercayaan bahwa dewa api adalah penghubung antara ketiga alam tadi. Ini lazim di zaman dulu di banyak kebudayaan lainnya di dunia.

Sejak kapan? Tradisi ini tercatat pertama kali dalam literatur sejarah adalah di zaman Dinasti Jin (265 - 420). Di saat itu telah ada pembakaran uang kertas untuk menghormati leluhur. Tradisi ini menjadi tradisi umum di Tiongkok di zaman Dinasti Tang dan Dinasti Song.

Makna dari tradisi bakar-bakaran tetap saja adalah semacam simbolisasi saja. Simbolisasi atas penghormatan leluhur dan dewa-dewi. Dewa-dewi di dalam kebudayaan Tionghoa adalah makhluk adikodrat yang dimanusiakan, dianggap hidup dan bertindak seperti manusia. Itu makanya tidak heran kalau ada dewa yang mempunyai keluarga misalnya Yu Huang Da Di. Itu semuanya hanya untuk mendekatkan dewa-dewi dengan manusia.

Sekarang, tradisi bakar-bakaran tetap saja ada dilaksanakan di sebagian kalangan Tionghoa. Namun pergeseran nilai juga mulai menggeser tradisi ini. Tanpa mengurangi rasa hormat bagi yang percaya, pemerintah Taiwan, HK atau Singapura mulai mendorong kebijakan mengurangi jumlah pembakaran uang kertas ini. Di Taiwan, selain memasyarakatkan semboyan "kurang jumlah, tidak kurang bakti", pemerintah juga bekerjasama dengan kelenteng2 untuk memusatkan pembakaran uang kertas di tempat pembakaran yang ditentukan pemerintah. Banyak kelenteng yang sudah meniadakan kompor2 tempat pembakaran uang kertas. Semua ini tujuannya hanya satu, prevervasi lingkungan.

Orang tua saya masih melaksanakan tradisi ini, demi menghormati mereka, saya cuma menyarankan agar jumlah uang kertas yang dibakar dibatasi dalam jumlah tertentu karena jumlah tidak mewakili besar ketulusan hati. Bagi yang beranggapan membakar uang kertas dalam jumlah besar dapat menyenangkan leluhur atau menunjukkan bakti, lebih baik tunjukkan rasa sayang anda itu semasa leluhur anda masih di dunia.
http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/adat-istiadat/1220-tradisi-bakar-bakaran-dalam-kebudayaan-tionghoakocoa
Rinto Jiang

Tradisi Bakar-bakaran Dalam Kebudayaan Tionghoa
web.budaya-tionghoa.net
Budaya Tionghoa dan Sejarah Tionghoa


‎2. Bhante Sudhammacaro yang bersangkutan bila ada tugas kuliah, sudah pasti perlu referensi yang benar dan sumber kompeten, saya bisa beri refrensi benar dan kompeten. Silakan yang bersangkutan bertanya di
http://www.facebook.com/groups/budaya.tionghoa/
atau mencarinya di
http://web.budaya-tionghoa.net/
dan bisa diberikan daftar pustaka yang tepat, dan berdiskusi dengan nara sumber yang tepat, sebenarnya makna dari membakar kertas sembayang itu.

Budaya Tionghoa
Forum Budaya Dan Sejarah Tionghoa 1. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ [Mailing List] 2. http://web.budaya-tionghoa.net/ [Main Portal] 3. http://www.facebook.com/pages/Budaya-Tionghoa/23... karena bersangkutan penanya kepada bhante untuk tugas sekolah, saya tidak menjawab dari opini, dan kebetulan lumayan sibuk, saya hanya bisa bantu, sipenanya perlu daftar pustaka apa ?. soal narasumber saya bisa bantu, dan tulisan pemerhati dan peneliti soal masalah budaya tionghoa bisa di bantu, lebih baik si penanya membuka pertanyaan link saya kasih, disana banyak pemerhati dan peneliti berbagai lingkungan akademisi sampai agama.



3. tradisi cina membakar kertas itu sudah lama sekali , jauh sebelum dinasti tang , itu bisa dilihat di sejarah cina lama , pada masa dulu , setiap raja yg wafat , maka para selir dayang serta kuda domba kucing anjing semua yg disukai kaisar akan dikubur hidup hidup mendampingi kepergian nya , begitu juga intan permata emas berlian perak mutiara dll , seperti makanan dan minuman , semua di masukan dalam kuburan raja yg super megah . datanglah seorang bhikku dari india membabarkan dhamma ke daratan tiongkok , melihat mendengar kekejaman tradisi lama tsb , sang bhikku merasa sedih dan merana , dicari jalan untuk menghentikan tradisi yg kejam , beliau berkata tidak perlu mengubur para dayang selir binatang hidup hidup kedalam kuburan kaisar , cukup mengambar para selir dayang di atas kertas daun , begitu pula binatang emas dan perak digambar di atas kertas , dan membakar kan kertas itu didepan kuburan kaisar , maka kaisar akan mendapat kan semua itu di alam sorga . karena metta karuna sang bhikku maka jutaan nyawa manusia dan binatang ter selamatkan . itulah awal mulai nya pembakaran kertas sehingga menjadi tradisi cina hingga sekarang . selain ajaran dhamma yg di ajarkan sang bhikku , kebiasaan membakar kertas karena lokasi kuburan jauh diatas gunung yg penuh dgn hutan lebat , untuk tidak ke sasar atau kesesat jalan pulang ke kampung , mereka membakar kertas sebagai tanda untuk jalan pulang , inilah tradisi cina yg sebenarnya . semoga bermanfaat dan bisa berguna bagi mereka yg belum mengerti . sancai sancai wo fho che phei .




4. Namo buddha..selama ini sy bc buku2 dhmma,ajarn buddha itu seakan-akan nyata sekali,kl ada yg mengatakan ajaran buddha tahyul itu karna mereka belum mengenal dhamma,buddha mngajar kan ajar nya sesui dgn apa yg beliau ketahui dan di capai nya.bgtu pula dgn bakar2 kertas dll,buddha tdk pernah mngajar kan itu semua,itu hnya suatu tradisi etnis tiongha yg di campur aduk dgn agama...makanya kita hrs bs membeda kan antara tradisi dan agama supaya umat2 lain tdk salah persepsi.. Agama buddha bs berkembang seperti skrg ini karna ikut membaur dgn tradisi setempat,akan tetapi kta sebAgai umat buddha harus bs membedakan mana tradisi mana yg ajaran buddha...semua negara yang ada umat buddha nya punya tradisi masing2, tapi kt jgn mengatas nama kan tradisi kt sebagai ajaran buddha,itu yg membuat umat lain kadang2 memiliki pandangan keliru terhadap agama buddha.jadi kl ada org yg bertnya seperti itu harap di brikan penjelasan yg sesuai dgn ajaran buddha dan sesuai dgn tradisi,supaya umat lain juga mengerti,ini lo ajaran buddha,ini lo tradisi,kl mereka uda mngerti mrka akan memiliki pndgn yang benar terhadp agama buddha maupun terhadp tradisi..


5. Sejak zaman dulu sebenarnya ada 2 jenis kertas yang digunakan dalam tradisi ini, yaitu kertas yang bagian tengahnya berwarna keemasan (Kim Cua) dan kertas yang bagian tengahnya berwarna keperakan (Gin Cua). Menurut kebiasaan-nya Kim Cua (Kertas Emas) digunakan untuk upacara sembahyang kepada dewa-dewa, sedangkan Gin Cua (Kertas Perak) untuk upacara sembahyang kepada para leluhur dan arwah-arwah orang yang sudah meninggal dunia. Mereka yang mempercayai tradisi ini beranggapan bahwa dengan membakar kertas emas dan perak itu berarti mereka telah memberikan kepingan uang emas dan uang perak kepada para dewa atau leluhur mereka; sebagaimana diketahui kepingan emas dan perak adalah mata uang yang berlaku pada zaman Tiongkok kuno.


6. Konon tradisi "Bakar Rumah- rumahan dan uang Kertas" ini baru dimulai pada zaman pemerintahan Kaisar Lie Sie Bien (Lie She Min) dari Kerajaan Tang di Tiongkok. Lie Sie Bien adalah seorang kaisar yang adil dan bijaksana serta pemeluk Agama Buddha yang taat sehingga beliau dicintai oleh rakyatnya. Dalam pandangan Kaisar sendiri, beliau puas dengan kemakmuran yang ada disekeliling beliau. Masyarakat dikota raja semuanya hidup bahagia, tenteram dan damai. Sampai suatu ketika sang raja pergi keluar kota raja dan melihat keadaan masyarakatnya yang sesungguhnya. Keadaan diluar kota raja sungguh menyedihkan. Mereka hanya cukup untuk makan, namun mereka tidak punya apa-apa dan hidup dalam kemiskinan. Yang ada hanyalah pohon-pohonan bambu saja dihalaman rumah mereka. Sekembalinya ke kota raja, sang kaisar murung dan terus berpikir keras bagaimana caranya untuk menyeimbangkan kesejahteraan rakyatnya baik yang dikota maupun diluar kota raja. Akhirnya kemudiandikisahkan sang raja mendapatkan ide untuk berpura-pura mangkat, dengan demikian maka seluruh orang kaya di kota raja akan berkumpul untuk melayat beliau. Disebarkan kabar bahwa Kaisar menderita sakit yang cukup parah, mendengar kabar ini rakyat menjadi sedih. Beberapa hari kemudian secara resmi keluar pengumuman dari Kerajaan bahwa Kaisar Lie Sie Bien meninggal dunia. Rakyat benar benar berduka- cita karena merasa kehilangan seorang Kaisar yang dicintai, sebagai ungkapan rasa duka cita ini penduduk memasang kain putih di depan pintu rumahnya masing-masing tanda ikut berkabung atas mangkatnya Sang Kaisar.



7. Sebagaimana tradisi pada waktu itu, jenazah Kaisar tidak langsung dikebumikan,
melainkan disemayamkan selama beberapa minggu untuk memberi kesempatan
pada para pejabat istana dan rakyat untuk memberikan penghormatan terakhir.
Alkisah, setelah beberapa hari kemudian Kaisar Lie Sie Bien hidup kembali atau
bangkit kembali dari kematiannya. Dan kemudian beliau bercerita mengenai
perjalanan panjangnya menuju alam neraka, yang dialaminya selama saat
kematiannya. Dimana salah satu cerita beliau, adalah ketika beliau dalam perjalanan menuju alam neraka, sang Kaisar bertemu dengan ayah bunda, dan sanak keluarga,
serta teman-temannya yang telah lama meninggal dunia. Dimana dikisahkan bahwa
kebanyakan dari mereka berada dalam keadaan menderita kelaparan, kehausan, dan serba kekurangan walaupun dulu semasa hidupnya mereka hidup senang dan mewah.
Keadaan mereka sangat menyedihkan, walaupun saat ini anak-anak dan keturunannya yang masih hidup berada dalam keadaan senang dan bahagia. Makhluk-makhluk yang
menderita ini berteriak memanggil Lie Sie Bien untuk minta pertolongan dan bantuannya untuk mengurangi penderitaan mereka. Menurut Kaisar mereka ini sangat
mengharapkan bantuan dan pemberian dari keturunan dan sanak-keluarganya yang
masih hidup.


8. Lalu sang Kaisar menghimbau dan menganjurkan agar keturunan dan sanak
keluarga yang masih hidup jangan sampai melupakan leluhur dan keluarganya yang telah meninggal. Kita yang masih hidup wajib mengingat dan memberikan bantuan
kepada mereka yang menderita di alam sana, sebagai balas budi kita kepada leluhur kita itu. Untuk itu keluarga yang masih hidup dianjurkan untuk mengirimkan bantuan
dana/uang kepada mereka yang berada di alam penderitaan itu. Dan dana bantuan itu adalah salah satunya berupa "Rumah- rumahan" dan uang-uangan untuk dibakar yang terbuat dari bambu-bambu (yang juga merupakan bahan dasar pembuatan kertas saat
itu). Rumah-rumahan ini yang kemudian dibakar dan akan menjelma menjadi rumah beserta isinya di alam sana, sehingga dapat dipergunakan oleh ayah bunda, leluhur, dan sanak keluarga yang berada di alam sana untuk meringankan penderitaan mereka.
Karena yang berkisah ini adalah seorang Kaisar yang sangat dihormati dan dicintai
segenap rakyatnya, maka tentu saja cerita ini dipercayai, dan himbauan kaisar langsung mendapatkan tanggapan yang baik dari para pejabat, bangsawan, dan seluruh rakyat kerajaan Tang. Dengan demikian maka masyarakat kota raja akan
berbondong-bondong membeli bambu untuk kebutuhan rumah-rumahan yang akan dibakar serta pembuatan kertas kepada masyarakat luar kota raja yang hidup dalam
kemiskinan.



9. Selamat pagi, Kalo nurut saya, mereka itu tidak dan belum memahami agama buddha yang sesungguhnya, kalo bakar2 kertas itu nurut saya berbaurnya agama buddha dng tradisi, sdgkan ketakhayulan itu demikian, sang buddha ƍåк̲̮̲̅͡ pnh ajarkan kita demikian di sutra manapun, sungguh kasihan org yg py pandangan demiakan krn mereka sdh melakukan fitnah damma, saran saya kita sbg umat buddha hrs memberikan pengertian ttg agama buddha yg sesungguhnya, agar mrka memahami dan ini juga merupakan bagian dari penyebaran dhamma. itu adl tradisi...



10. hahahhaa apanya yang bakar bakar kertas,, dalam ajaran SIDARTA GAUTAMA tak ada bakar bakaran kertas.. ini salah besar..... coba deh di teliti lagi... ajaran mana yang pakai bakar bakar kertas....?? rasanya bukan suatu agama tetapi tradisi.... ini boleh di lakukan dan boleh tidak... dalam ajaran agama budha hanya ada ehipasiko .. kalo gak salah looo.... bakar tubuh setelah kematian itu baru ada yaitu kramasi ....
~~ bagai mana bhante.... selamat pagi.. Namo Budhaya . bakar kertas itu ada ceritanya.. saya rasa Bhante Sudhammacaro tau akan cerita itu.... ntar pasti bhante akan memberi penjelasan yang mendetail. APAKAH INI SUATU PERTANYAAN YANG AKAN MEMOJOKKAN DAN MENJATUHKAN AJARAN YANG LURUS DAN DATAR..??? pandai pandailah menyimak suatu pertanyaan yang akan membuat diri terlihat BODOH .. berpikirlah secara masuk diakal.... semua tradisi yang terbawa sampai kini itu ada ceritanya bukan merupankan tahayul... jaman dahulu kala sebelum suatu agama/ajaran muncul ... itu sudah ada,, jadi jangan menelan mentah2 yang akan membuat diri jadi BEGOQ ... hehehhheee. Sudah tradisi.


11. pagi bhante dan teman teman, hahahaha,betul dalam ajaran agama budha ngak ada bakar bakar kertas, itu adalah tradisi dari orang china dulu,atau ajaran kong hu chu, yang masih di pertahankan sampai sekarang,tujuannya untuk simbol menhormati leluhur saja.bukan sang budha yang mengajarkan.harus bisa dibedakan mana ajaran , mana tradisi.kong hu cu itu bukanlah suatu agama , melainkan suatu ajaran orang china dahulu,untuk menghormati penghuni langit yaitu dewa dan dewi,serta yntuk sekedar menghormati para leluhur kita.kalau dalam tradisi konghucu banyak tradisi,misaalnya cheng beng sembayang kubur,ini merupakan tradisi untuk membersihkan kuburan leluhur yang telah meninggal,terus membakar kertas kertas semisalnya perlengkapan seperti baju, uang ,sandal,dan lain lain.itu merupakan suatu tradisi yang masih dipertahankan sampai sekarang. Met pagi Bhante, dan smua..,Buddhism itu gk ada bkar kertas. Yg bakar kertas itu Konghucu/Taoisme...



12. Slmt pg bhante,namo buddhaya.. Kl mnrt sy seh,yg mnanyakn ptnyaan ini cm Buddha KTP,msa hl bgtu aj hrs btnya.. Pd umumY mf y bkn mjlk2n tp ini suatu fkta,org kristen tu sk sx mjlk2n agama laen tnp tw ap kbnrn.. MkY yg plg srg prg agama kn cm agama itu aj! Smua agama tu baik,tgntung dr org yg mjlnknY.. Kl fanatik mbabi buta ini yg rpot.. Kdg sk pgn bnr sdri. Smntr yg djlek2in pun bodo,g sk bc bku2 ttg agama buddha. Spt tradisi mbkr krtas bwt org yg mninggal,itu mmg ud tradisi org tionghua dr sjak dl,mkY smp skr msi ad,n djlnkn bg yg pcy dgn tradisi tsb,tp bg yg ud g pcy tdk lg mjlni tradisi tsb. Spt sy.. Sdh dtradisikn bayi 40hr hrs dbotakin kplaY bwt buang rmbt kotor,tp hl tu g sy lkukn.. Kl bayi kpalaY gundul kn lbi mdh msuk angin,aplg tdr druang b'AC. Malah jd lbi ksian kn? Toh nti rmbut kotorY jg bs tbuang,ktika rmbtY pjg,dptg.. Lm2 kn abs rmbt bayiY.. Sdg agama plg tua adl agama buddha,suku plg tua jg,adl etnis tionghua.. MkY kbykn org tionghua ikut agama Buddha.. Sdg tradisi kunoY g dlpas mkY org tu slh presepsi. Dlm ajrn agama buddha g ad tradisi bkr krts.. MkY sblm btnya kmY sdri hrs tw ttg agama buddha..,jgn cm dgr ktY.. ktY.. dan ktY.. Jd btnya pun g malu2in ky bgni..



13. Siang bhante, tradisi bakar Tua Kiem atau sio kiem itu nyampek lo pada yg dikirikan , kalau kita kirim pasket kalau salah alamat kan pasti balik ini tidak balik berarti nyampek dan ini lebih baik dari pada bakar bakar rumah beneran orang lain yg dirugikan .kalau bakar uang kertas pasti tidak ada yg dirugikan .!!!



14. Tuk membedakan yg mana ajaran Sang BHAGAVA (Buddha) dgn Tradisi yaitu bila sesuatu hal yg di perbuat melalui badan jasmani, ucapan, dan pikiran yg mengarah tuk mengurangi atau bahkan bisa tuk menghilangkan yg namanya, keserakahan, kebencian dan kebodohan bathin, itulah sesungguhnya ajaran BUDDHA yg indah di awal, tengah dan akhirnya..SSBS Namo BUDDHAYA. harus dibedakan antara tradisi dan agama, agama Buddha berusaha merangkul setiap budaya selama tidak bertentangan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga agama Buddha...meski pada perkembangannya, tradisi ini mengikat kuat dan seakan2 sebagai bagian dari ajaran agama Buddha, karena penganut agama Buddha disini adalah orang tionghoa.



15. Namo Buddhaya Bhante. Agama Buddha tdk mengajarkn umt nya untk bkr kertas. It cm tradisi aja, selama tradisi tsbt tdk merugikan siapa pun, it ok2 aja. Agama Buddha adlh agma yg paling logika. Dimana letak ketakhayulannya. Semua pertanyaan di agama Buddha, bs di jwb secara logika, dpt ditrima oleh pikirn n dpt di perdebatkan secara ilmiah. Mhn maaf kalo comment sy slh. Selamt pagi Bhante n Teman semua.



16. Bakar kertas memang tradisi,,,,yaitu berharap disana sesuai kelahirannya,,,misalnya uang kertas, atau kertas apa yang dibakar,,,,itu merupakan doa,, yang diluapkan dengan bakar kertas,,,,karena punyaa uang tentunya untuk membeli,,,,walauu dilarang2 ya tetep dilakukan orang itu luapan emosi tentang doa mereka,,yaitu " kemantepan" atau ke afdolan bagi mereka,,,,esensinya menunjukan doa bhakti bagi yang meninggal,,,,so dari pada mengorbankan mahkluk lain untuk doa,,,mendingan bakar kertasss ajaaaa,,,sementara komen aku kayak gini lain kali disambung,,,so mauu berangkat kerja.


17. bener sy se7 komen temen2 diatas..bakar kertas hanya tradisi..blg aj dlm ajaran buddha itu fleksibel..tdk hukum baku melarang..asalkan itu baik dan bisa mengarahkan umat manusia jd lebih baik tidak masalah..yg penting mnganut inti yg sama.



18. no 1 itu bukan buddhist tapi TAOIST,kalau ada yg keras kepala bahwa agama buddhist membakar kertas kasih saya tahu darimana ia mendapatkan informasi demikian ? kalau menurut sy bkar2 tu bkanya ajaran buddha namun itu hanyalah suatu tradisi kbnyakan tu budaya tionghoa.trmksh. dan jelaskan lebih detail tentang takhayul ? takhayul seperti apakah ? hmm menurut saya itu adalah sebuah tradisi yg dipercaya oleh suku tionghoa jadi bukan ajaran buddha. hehehe,,Klo bakar2 kertas kyknya bkn Ajaran Buddha,tp klo Bakar2 Karma kyknya sieh iya?.




Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun Ven.Sudhammacaro.

Komentar

Tan mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Tan mengatakan…
Namo Buddhaya, Bagi saya, Agama Bhudda itu mungkin terlihat flexible, tapi yang pasti adalah hukum karma dan hukum sebab akibat, dimana semua yang terjadi pasti ada yang menyebabkan. Bakar kertas terjadi penyebabnya adalah pernah ada yang mengajarkan, yaitu para leluhur sebelum kita dan pastinya itu adalah bukan diajarkan oleh Bhudda. Bhudda mengarkan untuk mencapai kebahagiaan yang sempurna dengan menyadari setiap detail yang ada dan lebih bijaksana.
Unknown mengatakan…
Gak Ada UrusanNya Orang2 Kepercayaan yg Menjalan Tradisi sama ajaran agama buddha.. Saya Sudah diAjarkan Oleh Leluhur+Bukti Nyata SegalaNya dan Kita Ada Karna Leluhur,Urus saja Urusan Masing2/Tradisi dan Segala Hal yang Tidak Merepotkan Tidak Ada SalahNya diJalanin kalau Buat Pribadi Saya.
Unknown mengatakan…
Gak Ada UrusanNya Orang2 Kepercayaan yg Menjalan Tradisi sama ajaran agama buddha.. Saya Sudah diAjarkan Oleh Leluhur+Bukti Nyata SegalaNya dan Kita Ada Karna Leluhur,Urus saja Urusan Masing2/Tradisi dan Segala Hal yang Tidak Merepotkan Tidak Ada SalahNya diJalanin kalau Buat Pribadi Saya.
Unknown mengatakan…
Saiya sudah baca smua k0mentar de atas
HAHAAA k0mentar de atas bagus smua,apakah ajaran Buddha sperti itu???
mesti'a gag b0leh bgitu k0de/cide sXn,,,
smua Agama itu sama,inti'a mengajarkn Qta smua ke arah yg lebih baik,tp tergantung manmusa'a m0 gy mNa,,,
masing2 aZa b0z,gag b0leh menjelekan ajaran/kpercayaan Agama laen,,,
Agama saiya 'KHONG HU CU',saiya menjalani/percaya tradisi sperti itu,,,
kL0 de Agama 'BUDDHA'gag menjalani/percaya tradisi sperti itu Y gag masalah t0l0ng HORMATI aZa...
Unknown mengatakan…
Sebenarnya yg di butuh kan oleh jiwa2 yg meninggal itu doa,byk beramal dari keluarga nya yg msh hdp krn di alam sana org meninggal itu ga akan di tny hai agamamu apa.tp yg di tny adalah pertanggung jawaban perbuatan kita selama kita hdp
Unknown mengatakan…
Sebenarnya yg di butuh kan oleh jiwa2 yg meninggal itu doa,byk beramal dari keluarga nya yg msh hdp krn di alam sana org meninggal itu ga akan di tny hai agamamu apa.tp yg di tny adalah pertanggung jawaban perbuatan kita selama kita hdp
Tjoaworld mengatakan…
Hallo,namo buddhaya,menurut saya persepi ttg pandangan tersebut ttg membakar kertas memang salah,dalam agama buddha menjelaskan hal tersebut tidak lah berguna karena arwah orang meninggal hanya membutuhkan pelimpahan jasa,akan tetapi karena agama buddha bersifat menerima tradisi yg ada maka hal tersebut tidak di hilangkan,dan bagi saya hal tersebut memang kurang benar,tetapi tetap saya jalankan karena itu tradisi yg baik untuk mengingatkan dan menghormati leluhur,agar kita selalu teringat dgn leluhur,selain kita melimpahkan jasa,agar terlihat ada bentuknya yg kita berikan,maka di bakarkan kertas sembahyang tersebut agar terlihat lebih afdol,ada sesuatu yg kita berikan,kesimpulannya agama buddha tidak pernah menolak hal hal yg masih bersifat baik dan tidak merugikan,tetapi bagi saya hal tersebut jgn lah di hilangkan dan di lupakan karena dgn adanya itu dapat mengingatkan kita atas jasa kebaikan leluhur

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “