Postingan

Menampilkan postingan dari 2008

Pengumuman cetak buku baru !

Akan Terbit “ SAMADHI “(PENCERAHAN AGUNG) Teori dan Praktik Meditasi Menurut Ajaran Buddha Gotama Edisi Penyempurnaan Edisi pertama cetakan ke-tiga. Tahun Buddhis 2552 / 2008. Untuk Kalangan Sendiri. -------------------------------------------------------------------------------------- Judul asal : Mahasatipatthana Sutta & Girimananda Sutta. Penulis : Phra Somdet Buddha Ghosacariya (Nyanawara-Thera). Judul Indonesia : Samadhi. Penerjemah Thai-Indon : Goey Tek Jong. Editor : Wahid Winoto S.Th. Desain&Lay Out : Mulyono. Penyunting akhir : Bhikkhu Sudhammacaro. Penerbit : “ Sri Manggala copyrigth2008 “. ------------------------------------------------------------------------------------- Dilarang membajak, memfotokopi tanpa izin penerbit. Kotak dana: Goey Tek Jong : BCA-4070195025-Jakarta. Kritik & saran dan info ke e-mail: b_sudhammacaro@yahoo.com “ SAMADHI “ (PENCERAHAN AGUNG) Teori dan Praktik Meditasi Menurut Ajaran Buddha Gotama Meditasi bukan ritual agama, meditas

SEBAB DAN AKIBAT

Judul asal: Cause-effect Penulis: Samanera Narit (Thailand) Judul Indo: “Sebab Dan Akibat.” Penerjemah: Selvy & Loecy-Jakarta, 2552/2008. Revisi & Penyempurnaan: bhikkhu Sudhammacaro. Penerbit: Buddha Metta Arama-Jakarta. Ditulis ulang 7-11 Agustus 2008. Salam damai dan bahagia selalu. Bhikkhu Sudhammacaro. Pengantar. Pada zaman Buddha Gotama masih hidup dulu, ketika berdiam di puncak gunung Gijjhakuta mengadakan pertemuan 1250 bhikkhu yang telah mencapai pencerahan batin yang sempurna Arahat. Saat itu Y.M Ananda siswa-Nya bertanya: Y.M Buddha untuk menghapus keraguan kami para siswa, kami bertanya, apakah penyebab semua makhluk ada yang menderita, cacat mental-tubuh, ada yang miskin, pengemis, rendah, dsb? Apa yang telah mereka lakukan hingga menerima akibat menderita dan bahagia itu? Lalu Buddha Gotama menjelaskan: Bahwa apa yang mereka terima dalam hidup ini adalah akibat hasil dari perbuatan mereka sendiri di masa kehidupannya yang lalu, sangat lama, dan baru saat ini be

PEDOMAN PRILAKU YANG BAIK (REVISI)

PEDOMAN PRILAKU YANG BAIK A. Orang Prilakunya Baik Punya Tata Krama. Orang yang prilakunya baik ialah orang yang suka berbuat baik melalui pikiran, ucapan dan perbuatan. Prilaku: prilaku yang baik mencakup tiap gerakan tubuh seperti; berjalan dengan baik, berdiri, duduk, dan tidur, semua dilakukan dengan baik hingga terlihat baik dan tak tercela. Norma-norma aturan dalam perbuatan yang baik contohnya: Tidak boleh melangkahi seseorang, misalnya; kalau mau melewati orang tua yang sedang duduk, biasakan membungkuk atau badan menunduk sebelum, waktunya dan sesudah melewatinya. Tidak boleh mengambil sesuatu yang berada ditempat yang lebih tinggi dari kepala orang tua, jika terpaksa biasakan mohon maaf sebelumnya. Tidak boleh memegang bagian kepala dan muka siapa pun, kecuali anak-cucu sendiri, biasakan hal baik ini. Tidak boleh bercanda dengan orang yang lebih tua, kecuali teman akrab, biasakanlah hal baik ini. Menjaga anggota badan lebih baik, agar tidak menyentuh badan orang lain, b

Apa & Siapa Buddha-Gotama?

Renungan Dharma: “Apa & Siapakah Buddha-Gotama?” Buddha bukan nama, Buddha bukan sebutan Dewa, Buddha bukan Tuhan atau Allah. Buddha adalah gelar atau panggilan bagi seorang manusia yang telah mencapai pencerahan batin yang sempurna. Buddha adalah puncak pencapaian kesucian batin yang sempurna seorang manusia dalam tradisi India zaman dulu hingga kini. Setelah mencapai Buddha maka nama keturunan ‘Gotama’ ditambahkan dibelakang menjadi Buddha Gotama. Buddha Gotama adalah sebutan seorang manusia biasa namun bedanya Beliau sejak lahir sudah memiliki 32 ciri tubuh. Agar lebih jelas lihat buku Tipitaka bahasa Inggris atau lihat: http://www.sudhammacaro.blogspot.com/. Buddha diartikan secara sederhana artinya orang yang telah memiliki kesadaran yang sempurna, bebas dari khayalan, lamunan, delusi, mimpi. Buddha Gotama telah bebas dari kekotoran batin (kilesa): lobha, dosa dan moha. Dengan kesadaran yang sempurna, Buddha Gotama tidak akan tertipu lagi oleh nafsu keinginan rendah. Karena it

Borobudur Milik Siapa?

Borobudur Milik Siapa? Di depak dari 7 Keajaiban Dunia Ketika saya mendengar berita BBC London di pagi hari jam 5.00 tahun lalu, saya terhenyak kaget bercampur sedih, beritanya menyebutkan bahwa candi agung Borobudur sudah tidak termasuk 7 keajaiban dunia lagi, dan digantikan oleh Angkor Wat dari Kamboja. Saya sebagai umat Buddha merasa sedih dan termangu sejenak mendengar berita itu, lalu merenung untuk mencari tahu apa sebab hingga berita itu disiarkan oleh radio BBC London. Banyak pikiran spekulasi yang muncul, untuk menjawabnya seperti misalnya oh, mungkin saja masyarakat dunia sudah bosan dengan berkunjung ke candi Borobudur, dan saat itu mulai tertarik ke Angkor Wat yang bentuknya hampir sama-sama candi tuanya, juga dibangun dari peradaban yang tidak jauh berbeda waktunya. Di waktu lain, timbul lagi spekulasi pemikiran jawabannya yaitu oh, mungkin candi Borobudur kurang terawat dan banyak sekali para pedagang asongan di sepanjang jalan masuk, juga di area lingkungan candi Borobud

Renuungan Dharma: "Nikmat Membawa Derita ke-1"

Renungan Dharma: “Nikmat Membawa Derita ke-1” Ketika sudah remaja atau dewasa, umumnya manusia mulai memikirkan untuk mencari pasangan hidupnya. Setelah berkenalan dan jalan bareng muncul percikan cinta, bagaikan bunga mekar di taman yang asri harum semerbak. Kadang membuat segalanya indah hingga terhanyut dan lupa diri. Maka ada pepatah kuno mengatakan bahwa; “Cinta itu buta atau membutakan mata yang sebenarnya melek”. Istilah saat ini, disebut pacaran, dan sesudah melewati waktu bertahun misalnya, mulailah satu diantaranya mengutarakan rencana ke depan bersama keinginannya, yaitu ‘ingin hidup berumah tangga’ bukan hidup bersama (kumpul kebo). Dengan sumpah atas nama... saya mencintaimu seutuhnya, setia sampai mati, dan berjanji untuk tidak poligami (selingkuh). Demikianlah kira-kira rayuan gombal meluncur meninabobokan hati tiap wanita bagaikan lezatnya es cream merk ‘Capina’ saja. Untuk hidup berumah tangga tentunya ada langkah dan syarat-syarat yang perlu dipikirkan, selain persedi

Budayakan ‘Etika’ dalam SMS & E-mail tinggalkan Paradigma lama.

Budayakan ‘Etika’ dalam SMS & E-mail tinggalkan Paradigma lama. Era Digital. Saat ini, kita hidup di era Digital (dunia maya), yang dianggap bahwa dunia maya ternyata bisa membawa berkah dan keuntungan, termasuk bisa mengangkat derajat seseorang menjadi kaya mendadak. Banyak contoh dan buktinya seperti; Bill Gates raja sofeware Microsoft, Boss Yahoo Jerry Yang dan Google, Youtube, para broker, snacker, hacker internet, baik yang bisnisnya jujur atau yang tidak jujur. Banyak barang dijual melalui internet, acara TV lokal “kickandy” dan luar negeri “Oprah Winfrey” bisa dilihat di internet, penggalangan dana untuk cetak buku Dharma, dan sosial juga di internet. Koran nasional seperti Kompas dan Media Indonesia bisa dilihat di internet. Radio BBC London dan radio VOA Amerika bisa dilihat internet, artikel dan naskah Dhamma juga bisa dilihat di internet. Alamat wihara dalam dan luar negeri bisa dilihat di internet. Kasarnya, hampir semua transaksi bisnis bisa dilakukan melalui internet,