Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

31 ALAM KEHIDUPAN MENURUT AJARAN AGAMA BUDDHA. TABEL ALAM-ALAM-ALAM INI RINCI BAHWA ALAM KEHIDUPAN ITU BUKAN HANYA SURGA-NERKA-DUNIA, TAPI ADA 31 ALAM KEHIDPAN, DI BAWAH ADALAH DIAGRAM LENGKAPNYA DG BAHASA INGGRIS DAN BAHASA TIONGKOK/ MANDARIN.

Gambar
BUDDHA GOTAMA AJARANNYA FAKTA YG SUDAH DI LIHAT, DI TEMUI, DI PAHAMI, DI MENGERTI, DI RASAKAN, DI ALAMI SENDIRI LALU DI AJARKAN KPD SEMUA MAHKLUK DI DUNIA, DI ALAM DEWA, DAN SEMUA AJRAN BUDDHA BISA DI BUKTIKAN OLEH SIAPA PUN, DAN OLEH CARA APA PUN... BUDDHA GOTAMA AJARANNYA VALID, RELEVAN HINGGA KELAK DUNIA HANCUR, DAN KEMBALI TERBENTUK LAGI DUNIA BARU AKAN MUNCUL BUDDHA MATREYA YG AKAN LAHIR DI INDIA, UTK MENGAJARKAN DHARMA/ DHAMMA YG ISINYA SAMA DG YG DI AJARKANOLEH BUDDHA GOTAMA MAUPUN BUDDHA YG LALU, JADI AJARAN BUDDHA GOTAMA TDK ADA YG BARU, SEMUA MENERUSKAN SALING TERKAIT...   tidak ada plus satu tidak ada komentar belum pernah dibagikan Dibagikan kepada publik

31 ALAM KEHIDUPAN MENURUT AJARAN AGAMA BUDDHA. TABEL ALAM-ALAM-ALAM.

ARTIKEL BAHASAN 31 ALAM KEHIDUPAN TULISAN MULAI DARI BAWAH... JADI KALAU MAU MULAI DARI AWAL, PEMBACA HARUS BACA & LIHAT YANG ADA TABEL 31 ALAM... AGAR MENGERTI DG SEMPURNA DARI AWAL, TRIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA...

Jadi ISTILAH 1. A.K. adalah sepanjang 10 pangkat 14 tahun, jauh diatas hitungan “jutaan-trilyun” tahun.

Kemudian, seperti apakah Brahma ini ? Brahma memiliki tubuh yang sangat halus, tidak semua orang bisa bertemu Brahma, bisa meninjau alam Brahma. Bila dilihat dengan mata batin / mata daging seseorang yang sudah melatih Sila, Samadhi, Panna dan telah mencapai tataran Jhana-Jhana dalam Samadhi,maka Brahma ini bertubuh transparan, sangat transparan, diliputi cahaya putih, terang, gemerlapan dan sinarnya mampu menerangi bahkan satu desa, satu kota, sangat terang dan menyilaukan ! . Itulah makanya tidak semua orang, tidak semua spiritualis bisa bertemu yang dikenal dengan “Bapa-Di-Sorga” ini. Jika anda ingin mencapai alam Brahma, dan melihat para Brahma, maka anda harus mensucikan diri, melepaskan nafsu keduniawian, dan senantiasa bersamadhi hingga berhasil mencapai Jhana, jika tidak, maka adalah dusta jika seseorang menyatakan mampu melihat Brahma. Brahma ini berbeda dengan para Dewa dari Kamadhatu, berbeda dengan Kanjeng Ratu Kidul, berbeda dengan Kwan-Kong, dan lain-lain D

Alam brahma terdiri atas 16 alam, yakni:

1. Tiga alam bagi peraih Jhâna pertama (paöhama), 2. Tiga alam bagi peraih Jhâna kedua (dutiya), 3. Tiga alam bagi peraih Jhâna ketiga (tatiya), 4. Dua alam bagi peraih Jhâna keempat(catuttha), 5. Dan lima alam Suddhâvâsa. Sang Buddha, dalam rangka meluruskan pandangan kaum Brahmana, menginterpretasikan kembali pengertian mengenai “Brahma-Yang-Agung” ini, dari yang semula dianggap satu-dewa-tunggal “Yang-Maha-Kuasa” menjadi suatu kelompok dewa tinggi yang berdiam di alam berbentuk ( Rupadhatu / Rupaloka ), jauh diatas surga-surga alam sugati ( Kammadhatu ). Kediaman Brahma ini disebut sebagai “Alam-Brahma”, yang ada banyak dengan berbagai dimensi dan tingkat kekuasaan. Didalam dunia mereka, para Brahma hidup secara berkelompok, dan “Mahabrahma” adalah penguasa para Brahma tersebut, lengkap denga para menteri dan dewan-dewan Brahma. Seperti halnya semua makhluk hidup, para Brahma itupun tidak kekal, terkena hukum alam, dan juga bertumimbal lahir, meskipun terkadan

Para dewa-dewi di tingkat Câtumahârâjikâ ada yang cenderung berhati jahat, yaitu:

1. Gandhabbo/Gandhabbî: yang berada di pohon-pohon berbau harum, yang belakangan mungkin dikenali oleh orang-orang Jawa sebagai ‘GANDARUWA’ / ‘GENDERUWA’. Makhluk halus ini sangat melekati tempat tinggalnya. Walaupun pohon tempat tinggalnya ditebang, ia masih tetap mengikuti ke mana pohon itu dipindahkan tidak seperti rukkhadeva lainnya, yang akan mengungsi ke pohon lain yang masih hidup, 2. Kumbhanno/Kumbhannî: penjaga harta pusaka, hutan, dan sebagainya, 3. Nâgo/Nâgî: naga yang memiliki kesaktian, yang mampu menyalin rupa dalam wujud makhluk lain seperti manusia, binatang dan sebagainya. 4. Yakkho/Yakkhinî: raksasa yang gemar menganiaya para penghuni neraka. Segala macam Dewa / Dewi yang menguasai bumi, seperti Dewa / Dewi Penguasa / Penghuni Laut-Laut tertentu, Penguasa Gunung Tertentu, dan Penguasa Bumi, termasuk hidup di alam Catummaharajika ini. Sebagai contoh, hari Minggu malam, tanggal 14 Sepetember 2008, dirumah saya hadir para praktisi Yoga. Masing-masing, ad

Manusia bertinggal di empat tempat, yaitu

1. Uttarakurudîpa, 2. Pubbavidehadîpa, 3. Aparagoyânadîpa, dan 4. Jambudîpa. Umat manusia yang berada di Uttarakurudîpa berusia sampai seribu tahun, yang berada di Pubbavidehadîpa berusia sampai tujuh ratus tahun, yang berada di Aparagoyânadîpa berusia sampai lima ratus tahun, sedangkan yang berada di Jambudîpa berusia tidak menentu, tergantung kadar kebajikan serta kesilaan yang dimiliki. Pernah terjadi bahwa umat manusia tidak begitu mengindahkan kebajikan serta kesilaan sehingga usia rata-rata umat manusia menjadi sependek 10 tahun.  Pada zaman Buddha Gotama, usia rata-rata umat manusia ialah 100 tahun. Diprakirakan bahwa setiap satu abad, usia manusia memendek selama satu tahun. Karena Buddha Gotama telah mangkat sejak dua puluh lima abad yang lampau, usia rata-rata umat manusia pada saat sekarang ini ialah 75 tahun ( dan ternyata teori itu benar bukan ? Karena, rata-rata umur manusia sekarang ini adalah tujuh-puluh-lima ( 75 ) tahun ). Seorang Sammâsambuddha tid

Demikian penjelasan mengenai alam-alam Dugati / Apayabhumi.

Mungkin sekilas perlu saya tambahkan penjelasan mengenai alam-alam dugati tersebut. Pada alam niraya / neraka, disana sama sekali tidak ada kebahagiaan. Makhluk-makhluk niraya / neraka hidup menderita. Beberapa pengalaman “perjalanan” saya, di alam niraya ini, ada makhluk yang senantiasa terbakar api, terbelenggu, meratap, menangis.  Seumur hidup mereka dialam niraya ini hanya merasakan siksaan demi siksaan, baik batin maupun jasmani. Ada yang bertubuh cacat, mata “kiwir-kiwir” keluar dari mangkuknya, perut bolong, dan lain-lainnya. Karena itulah, maka sebaiknya saya sarankan, kita harus senantiasa berdoa, melakukan pelimpahan jasa, kepada leluhur kita. Siapa tahu, meskipun beliau dulunya dikenal “baik” oleh masyarakat, terkenal, bahkan orang sakti dan linuwih sekalipun, sekarang ini bisa-bisa berada di alam niraya ini, karena ternyata, dibalik itu semua, tersimpan “amal-amal” perbuatan buruknya. Keberadaan seseorang di suatu alam tidak ditentukan dari ketenarannya, kesaktia