" Bukti Reinkarnasi/ Kelahiran Kembali Secara Ilmiah "

oleh Shu Hikari 李倫惶 pada 15 September 2010 jam 10:42.

Sumber :
http://henkykuntarto.wordpress.com/2010/08/10/bukti-reinkarnasi-secara-ilmiah/


Saat ini terdapat 5 perguruan tinggi yang mempelajari masalah paranormal termasuk fenomena reinkarnasi yaitu: Princeton University (USA), University of Edinburg (Inggris), University of Amsterdam (Belanda), University of Freiburg (Jerman) dan University of Virginia (USA). Banyak mahasiswa telah mendapatkan gelar Ph.D. melalui penelitian mereka tentang fenomena metafisika ini.

Mengeksplorasi konsep reinkarnasi melalui regresi kehidupan lampau, kita dapat melihat apa yang ada di sisi lain. Terdapat dua studi statistik ingatan kehidupan lampau yang pantas untuk di perhatikan, yang pertama adalah ‘Dua Puluh Kasus tentang Reinkarasi’ [Twenty Cases Suggestive of Reincarnation], karya Ian Stvenson, MD, yang saat itu menjabat sebagai ketua Psychiatry Universitas Virginia.

Pada tahun 1980 sekelompok kecil psikiatris dan psikolog secara bersama membentuk perkumpulan yang dinamakan Association for Past-Life Research and Therapies (APRT). Dan pada tahun 2000, direformasi menjadi International Association for Regression Research and Therapies (IARRT). Selama 20 tahun, himpunan ini berkembang menjadi 1000 anggota di 20 negara yang memiliki lisensi psikotherapist yang menghasilkan konsistensi bukti-bukti dan juga pertukaran informasi melalui konfrensi, newsletter dan jurnal-jurnal professional.

Pada tahun 1882, saat pendirian Society for Psychical Research, yang salah satu sasaran utamanya ialah menyelidiki dan mengungkap atau mengkisahkan secara dokumenter fenomena yang menunjukkan orang yang sudah mati tetapi masih eksis jiwanya.

Sejak tahun 1882 sampai dengan tahun 1930-an, para peneliti dari society tersebut di Perancis dan Italia telah menemukan contoh kasus beberapa kisah pribadi tentang memori kehidupan masa lampau, beberapa diantaranya telah mengalami pembuktian penelitian secara jangka panjang dan memiliki daya keterandalan yang sangat kuat. Berdasarkan memory pribadi tentang pengalaman pada kehidupan masa lampau semacam ini dan setelah melalui metode penyelidikan dan pembuktian, disebutlah “Metode Tradisional”.

Metode penelitian lainnya berkaitan dengan penggunaan hypnotherapy. Salah satu peneliti fenomena ganjil paling tersohor di Perancis adalah Col. Albert de Rochas, yang pertama kali secara sistematis menggunakan hypnotherapy membawa obyek penelitian ke dalam memori kehidupan masa lampau mereka dan menemukan bahwa si obyek tersebut walau tiada tertarik sedikit pun dengan reinkarnasi, mereka tetap saja dapat mengingat pengalaman kehidupan masa lampaunya. Begitulah ia menyimpulkan penemuan pribadinya di dalam artikel yang ditulisnya pada tahun 1905.

Tahun 1956, “The Search for Bridey Murphy”, hasil karya terkenal dari Morey Bernstein telah terbit. Buku tersebut, dimana sang penulis sendiri yang mengikuti suatu kasus hipnotis, menggabungkan konsepsi reinkarnasi dan hypnotherapy menjadi satu. Buku itu juga telah mengumandangkan terompet pioneer bagi reset ilmiah untuk reinkarnasi modern barat dan telah membangun sebuah panggung lapang bagi climax reset reinkarnasi yang kelak bakal tiba.

Dengan menggunakan hypnotherapy, ia memunculkan ingatan masa lalu anak-anak secara spontan. Ia dan stafnya menelusuri 60 laporan yang dialami anak-anak pada usia 3 sampai dengan 6 tahun yang mampu mengingat kehidupan masa lampaunya dan secara intensif menyelidiki 20 laporan diantaranya.

Dimana anak-anak itu menemukan jalan menuju desanya yang tidak pernah mereka dengar apalagi mengunjungi ke sana sebelumnya, mengenali orang-orang, mengingat nama-nama mereka, nama-nama jalan, rumah-rumah dan kejadian-kejadian yang ada di sana. Setelah penyelidikan panjang, Dr Stevenson menyimpulkan bahwa penjelasan yang masuk akal adalah reinkarnasi dari ingatan pengetahuan anak-anak tersebut.

Uji statistik untuk ingatan kehidupan masa lampau dengan metoda hipnotis pada orang dewasa, digambarkan secara klinis oleh psikiatris, Helen Wambach, Ph.D., dalam “Reliving Past Lives: The Evidence Under Hypnisis” [Mengingat Kehidupan Lampau: Bukti dibawah hypnotherapy], Helen melakukan regresi berulang terhadap 1200 orang, ia temukan bahwa ingatan kehidupan masa lalu konsisten akurat pada hal-hal detail yang dialami para subjek pada kehidupan sehari-harinya saat itu, yaitu dari rentang tahun 1900 sampai dengan 500 SM. Dalam skala besarnya bahkan konsisten terhadap distribusi gender yang berfluktuasi dari masa ke masa.

Helen juga mengemukakan bahwa ketika meregresi ingatan para subjek menjelang kematian mereka dan transisi ke dimensi lain, para subjek menyatakan melihat cahaya yang sangat menyilaukan. Cahaya itu mereka lihat ratusan kali. Pengalaman memasuki cahaya itu adalah cukup petunjuk bagi mereka bahwa kematian bukan lagi suatu hal yang mengkhawatirkan.

Ian Stevenson
Ian Stevenson adalah seorang seorang profesor peneliti dari University of Virginia, Departemen Kejiwaan, Divisi Bagian Kepribadian (DOPS) yang kita sebut dalam membicarakan reinkarnasi secara ilmiah. Ian Stevenson adalah tokoh simbolik peneliti reinkarnasi yang menggunakan “Metode Tradisional”.

Beliau menjabat kepala penelitian masalah reinkarnasi. Penelitian DOPS ini dapat dimungkinkan karena adanya sumbangan dari Eminent Scholars Chair (semacam perkumpulan mahasiswa yang ulung) dan sejumlah besar warisan tanah dari Priscilla Woolfan. DOPS menyatakan “Tujuan utama penyelidikan secara ilmiah atas fenomena yang disarankan, asumsi dan teori yang dapat diterima oleh ilmu pengetahuan tentang sifat dasar pikiran ataupun kesadaran, dan hubungannya dengan materi yang mungkin salah.”

Artikel yang ia publikasikan pada tahun 1960 (Bukti Memory Kehidupan Masa Lampau), dinobatkan sebagai prolog penelitian reinkarnasi barat modern. 40 tahun lebih sesudah tahun itu, ia berkeliling ke seluruh pelosok dunia untuk menyelidiki, mencatat, mengumpulkan, menguji, dan mencocokkan orang-orang, terutama “anak-anak yang mengingat kehidupan masa lalu dan yang mempunyai tanda lahir atau cacat lahir yang dihubungkan dengan luka, biasanya fatal.” Dr. Stevenson, telah mengumpulkan ribuan rekaman dari anak-anak berumur dari 2-7 tahun yang tinggal di Timur Tengah, Eropa, Asia dan Amerika.

Sangat mencengangkan, karena ditemukan bahwa ingatan akan kehidupan masa lalu akan memudar sekitar umur 7 tahun. Anak-anak akan berbicara secara langsung tentang kehidupan masa lalunya, ingin pulang kembali ke “rumah”, rindu sebagai ibu dan suami dari kehidupan yang lain, dan sering ditunjukkan dengan adanya tanda ketakutan yang tidak biasanya dalam keluarga yang sekarang atau yang tidak dapat dijelaskan oleh kehidupannya sekarang.

Sebagai tambahan, mereka mengetahui sesuatu hal dimana mereka tidak dapat belajar atau mendengar dari kehidupannya sekarang. Dan yang sangat menakjubkan adalah pernyataan anak-anak tersebut dapat dibuktikan dengan kehidupan nyata atau kejadian kematian dalam banyak kasus.

Dr. Stevenson menulis, “Sering, anak-anak ini berbicara tentang orang-orang dan kejadian-kejadian dari kehidupan sebelumnya, bukan kehidupan yang samar-samar dari abad yang lalu, akan tetapi kehidupan yang jelas, individu yang dapat dikenali, yang kadang-kadang tidak seluruhnya diketahui oleh keluarganya dan tinggal di kota yang berbeda atau tempat yang berbeda atau tinggal di negara yang lain.” Beberapa anak juga kelihatannya mengingat kehidupan sebelumnya yang terjadi pada dasawarsa yang lalu dan yang paling mencengangkan bahwa ia menemukan anak-anak yang dapat berbicara bahasa asing.

Dr. Stevenson telah mempublikasikan sepuluh buah karya khusus serta beberapa puluh tesis ilmiah, banyak diantaranya oleh para peneliti dianggap sebagai “kitab suci” mereka, terutama adalah dua karya buku, “Twenty Cases Suggestive of Reincarnation” dan “Children Who Remember Previous Lives”, yang telah banyak dimanfaatkan oleh peneliti generasi penerus.

Beberapa lainnya misalnya Reincarnation and Biology: A Contribution to the Etiology ofBirthmarks and Birth Defects, Where Reincarnation and Biology Intersect, and Cases of the Reincarnation Type; Vol I (India), II (Sri Lanka), III (Lebanon danTurki) dan IV (Thailand dan Birma).

“Twenty Cases Suggestive of Reincarnation” adalah karya Stevenson yang membuatnya menjadi tersohor. Dua puluh contoh kasus reinkarnasi yang tercatat di dalam bukunya adalah sebagian contoh kasus yang dikoleksi, diedit dan telah dilakukan verifikasi melalui perjalanan ilmiahnya antara tahun 1961 hingga 1965 dari India, Sri Langka, Brazil, Libanon hingga ke Alaska-Amerika. Di dalam buku tersebut ada satu contoh kasus dalam reinkarnasi yang sangat langka dan memiliki nilai penelitian istimewa, Professor Stevenson menyebutnya sebagai “Exchange Incarnation / Pertukaran Inkarnasi”.

Pada tahun 1954, Jasbir anak dari Sri Girdhali Lal Jat yang berumur tiga setengah tahun dinyatakan mati karena cacar, ia belum sempat dikubur dan pada malam harinya telah hidup kembali. Setelah lewat beberapa hari, ia sudah mulai bisa berbicara lagi, bahkan beberapa minggu kemudian ternyata ia bisa dengan jelas mengekspresikan dirinya sendiri. Ia mengatakan dirinya bukan Jasbir sang anak, melainkan bernama Sobha Ram dan berusia 22 tahun, putra dari Sri Shankar Lal Tyagi Kepala Brahmana dari desa Vehedi.

Ia (Sobha Ram) menjelaskan dengan detail kematiannya: Pada tahun 1954, Ia ada di suatu prosesi perkawinan dari satu desa ke desa lain, Ia memakan sebuah permen yang beracun pemberian seseorang yang meminjam uang darinya, kemudian Ia menjadi pusing dan terjatuh dari atas kereta kuda yang ditumpanginya dan kepalanya terbentur hingga mati.

Ia meninggalkan seorang istri (Sumantra) dan seorang anak lelaki (Baleshwar). Dalam kematiannya ia bertemu seorang ‘Saddhu’ (orang suci) yang menyarankannya untuk mengambil tubuh lain dan ketika itu hanya ada tubuh Jabir yang tersedia. Karena Ia Brahmana, Ia menolak segala makanan dari rumah, untung saja ada seorang perempuan Brahmana yang setiap hari berbaik hati membuatkan nasi untuknya jika tidak Ia kemungkinan bisa sungguh-sungguh mati kelaparan.

Kemudian kisahnya telah memperoleh pembuktian, anggota keluarga kehidupan masa lampaunya sering mengajaknya keluar bermain. Ia bermain dengan sukaria di “rumah lama”nya, tidak sudi balik ke rumah lagi, karena ia di situ mengalami kesepian dan kesendirian.

Contoh lainnya dari hasil riset Ian Stevenson ialah seorang anak bernama Ravi Shankar dilahirkan 1951 di kota Kanaiy, India Utara. Ayahnya bernama Ram Gupta; sejak berumur dua tahun, si anak bersikeras bahwa ayah sebenarnya adalah seorang bankir bernama Jogeshwar. Dia juga mengatakan bahwa pada kehidupan lalunya dia dibunuh dengan digorok tenggorokannya oleh dua orang – Chaturi dan Jamahar.

Sebagai bukti, si anak menunjuk tanda lahir di lehernya, yang memang bertanda-lahir seperti bekas luka potong. Penyelidikan kemudian membuktikan bahwa ternyata setengah mil dari kediaman mereka, ada seorang bernama Jogeshwar yang mempunyai anak laki-laki bernama Munna yang telah dibunuh, persis seperti yang digambarkan oleh Ravi Shankar. Yang berwajib sejauh ini memang sangat mencurigai dua orang sebagai pembunuhnya, seorang binatu bernama Chaturi dan seorang bankir bernama Jamahar, namun mereka dibebaskan karena kurangnya bukti. Munna dibunuh enam bulan sebelum Ravi lahir.

Karya utama Stevenson termasuk: “Reinkarnasi dan Ilmu Biologi – Perjumpaan disini”, “Bahasa yang bisa sendiri tanpa dipelajari – Penelitian baru terhadap kemampuan bahasa asing supra natural”, “Contoh kasus bentuk Reinkarnasi (4 jilid)”. Meskipun Stevenson bukan orang pertama dari barat yang melakukan penelitian reinkarnasi, tetapi ia dengan sikap yang serius, gaya yang teliti dan status/posisi keilmuan yang menonjol telah memperoleh penghargaan dari seluruh masyarakat yang tidak pernah ada sebelumnya bagi reset reinkarnasi.

Dalam bukunya berjudul Birthmarks, Dr. Stevenson melaporkan ada lebih dari 200 kasus. Digambarkan dengan detail kematian anak-anak pada kehidupan sebelumnya, seperti terbunuh oleh suatu benda tajam. “Tanda lahir sering dihubungkan dengan luka atau tanda-tanda yang lain pada kematian seseorang yang hidup yang diingat oleh anak-anak”. Ia juga dapat menemukan hubungannya dari laporan visum kedokteran dan dapat juga membuktikan ketelitian dari masing-masing ingatan anak.

Regresi Kehidupan Lampau
Tipe penelitian yang lain, seperti disebutkan sebelumnya adalah berdasarkan atas “hipnotis”, yaitu setiap orang yang dihipnotis oleh seorang psikoterapi untuk memanggil ingatan pada kehidupan sebelumnya. Sebenarnya hipnotis tidak menggambarkan proses untuk memanggil kehidupan sebelumnya karena pada kenyataannya menggunakan teknik yang lebih maju yang disebut “Terapi Kilas Balik Kehidupan Masa Lalu (PRL).” Di bawah pengaruh PRL, pasien tidak tertidur dan gelombang otaknya berbeda dari kondisi tidur.

Lebih jauh, berkenaan dengan gelombang otak, beberapa psikoterapi dapat menyebabkan pasien berada pada tingkat kesadaran yang berbeda daripada kondisi hipnotis tradisional. Kondisi ini dapat disamakan pada kondisi hening yang dicapai melalui suatu kultivasi. Telah diketahui bahwa dalam kondisi kesadaran yang terpusat, pasien dapat melakukan kontak dengan kesadaran yang lebih dalam, kemudian mereka dapat masuk ke masa lalu, sementara kesadaran yang sekarang masih aktif.

Memang PRL masih sangat kontroversial dan mendapat kecaman yang keras dari sejumlah ilmuwan. Namun demikian, David Quigley menemukan pada riset ilmiah dan percobaan dengan PRL ada sejumlah besar data yang akan membuktikan kepada ilmuwan bahwa banyak ingatan “kehidupan masa lalu” berdasarkan dari kisah nyata sejarah.

Kemudian ia mengutip hasil riset dari Helen Wambach (Reliving Past Lives), Marge Riedes Mison ke Marlboro dan 30 kasus reinkarnasi milik Ian Stevenson. Dia berkata, “Siapa saja yang masih tidak mengakui ini, pada kenyataannya, mereka terperangkap dalam ‘ajaran’ yang tidak irasional, dapat disamakan dengan kepercayaan para “sarjana” gereja di abad ke-16 yang tetap pada kepercayaannya bahwa bumi sebagai pusat sistem tata surya.

Dr. BrianWeiss,M.D
Dr. BrianWeiss,M.D, seorang psikoterapi tradisional, lulusan Universitas Columbia, Yale Medical School dan Kepala Psikiatri Emeritus di Mount Sinai Medical Center di Miami, adalah orang yang paling terkenal menggunakan PRL. Setelah lulus dari Yale, dia mengajar di Universitas Pittsburgh dan Universitas Miami.

Di umurnya yang ke delapan puluh, saat dia menjadi Kepala Psikiatri Emeritus, ia telah menerbitkan kurang lebih 40-an makalah. Sebagai seorang yang terpelajar, dia tidak terlalu ambil perhatian terhadap para psikologi. Awalnya dia tidak mempunyai pengetahuan sama sekali dan tidak tertarik dengan reinkarnasi. Belakangan Dr. Weiss mulai tertarik akan masalah tersebut. Buku pertamanya yang membahas masalah reinkarnasi Many Lives, Many Masters terjual sebanyak dua juta kopi dan telah diterjemahkan ke lebih dari dua puluh bahasa.

Dalam buku Dr. Weiss yang berjudul: “Only love is Real”, diantaranya dikisahkan seorang lelaki dan seorang wanita yang selamanya belum pernah kenal mencari Dr. Weiss untuk melakukan therapy “Mengenang”. Kedua orang ini masing-masingnya mengingat kehidupan bersama pada masa lampau yakni 2000 tahun yang lalu di Jerusalem, ketika itu mereka adalah sepasang ayah dan anak, si ayah mengalami siksaan pasukan Roma dan mati di pelukan putrinya.

Mereka berdua pernah bertemu satu kali di dalam klinik Dr. Weiss, namun karena etika profesi, Dr. Weiss tidak boleh saling membocorkan memori mereka. Akan tetapi setelah therapy mereka dinyatakan selesai, jemari takdir telah mengembangkan pengaturannya dengan gaib, kedua orang tersebut secara “kebetulan” bersamaan menumpang pesawat yang sama, kemudian saling berkenalan dan saling mencinta.

Dr. Helen Wambach
Dr. Helen Wambach dalam bukunya yang berjudul ‘Reliving Past Lives and Life Before Life’ diterbitkan pada tahun 1978 oleh Bantam Paperback Books. Buku ini memuat bukti dari reinkarnasi selama proses hipnosis. Dr. Wambach, dengan pengalaman profesionalnya semula dibingungkan dan cenderung sinis mengenai hal ini namun menjadi tertarik pada fenomena spritual dan mendapatkan satu kesimpulan pasti mengenainya.

Beliau melakukan survei selama sepuluh tahun mengenai kehidupan sebelumnya melalui metode hipnosis kepada 1.088 orang. Ia memilih subjeknya adalah kulit putih kelas menengah dari California. Usia subjek rata-rata adalah 30 tahun, lahir setelah tahun 1945. Dalam Hipnosis, Dr. Wambach menanyakan secara spesifik mengenai waktu kehidupan mereka, status sosial, keseharian mereka, ras, jenis kelamin, pakaian, perabotan, uang, rumah dan yang mereka suka di kehidupan sebelumnya.

Perlu dicatat, bahwa sebelum hipnosis pada umumnya mereka berpikir bahwa di kehidupan dulu mereka adalah seorang terkenal, sukses atau orang terhormat dan bukan sebagai orang biasa seperti petani atau di kehidupan suku primitif.

Hasil analisis dari data yang terkumpul, Dr. Wambach menyimpulkan bahwa informasi melalui metoda hipnosis dengan rekaman sejarah adalah sesuai dengan fakta dengan pengecualian pada 11 subjek, sebagai contoh seorang subjek mengatakan bahwa ia main piano pada abad ke-15, padahal piano ditemuan baru dua abad setelahnya, sembilan subjek memberikan deviasi tipis pada frame waktu sejarah, 1% dari seluruh subjek ternyata tidak memberikan informasi akurat selama hipnosis.

Dari status sosial, Dr Wambach menemukan hasil bahwa mereka 10% dari kelas atas, 20-35% kelas menengah dan 55-70% dari kelas bawah dengan proprosi kelas menengah adalah relatif lebih besar pada tahun kehidupan mereka di 1000 SM, kemudian menurun dan meningkat kembali di taun 1700 M dibandingkan dengan tahun 1000 SM. 60-77% hidup dibawah standar kemiskinan, memakai pakaian buatan sendiri, rumah dari atap jerami.

Mayoritas adalah petani yang bekerja tiap hari di ladang, tidak ada dari mereka yang dahulunya adalah orang terkenal dalam sejarah. Mereka yang memiliki status sosial tinggi kelihatannya tidak menyukai kehidupan mereka (petani) mempunyai beban untuk bertahan hidup. Mereka yang dulunya hidup sebagai petani atau hidup di suku yang primitif puas dengan kehidupan mereka.

Mereka pernah hidup di berbagai area geografi mempunyai warna rambut yang berbeda-beda. Dr Wambach membagi kehidupan mereka sebelumnya ke dalam turunan Kaukasus, Asia, Indian, Kulit Hitam dan Timur Tengah. Di sekitar kehidupan 2000 SM, 20% subjek adalah ras Kaukasus, hidup tersebar di Timur Tengah, Mediterania, Eropa dan Asia Tengah (Kazakhstan, Uzbekistan, dsb yang dulu dinamakan daerah padang rumput).

Antara kehidupan tahun 1900 sampai 1945, 1/3 adalah ras Asia. Banyak dari mereka yang meninggal karena penyebab non alami selama tahun 1900-1945, yaitu dua perang dunia dan perang sipil di negara-negara Asia. Mereka segera reinkarnasi setelah meninggal. 69% dari subjek yang meninggal di sekitar tahun 1850-an adalah ras Kaukasus. Yang meninggal tahun 1900-1945, 40%-nya ras Kaukasus.

Jenis kelamin subjek adalah tidak sama di berbagai kehidupan, sebagai contoh seorang pria dulunya adalah wanita dan hidup di China pada tahun 480 SM. Pria lainnya dulunya lahir sebagai seorang wanita Indian yang meninggal akibat sulit melahirkan. Pria itu dapat menggambarkan kesakitan yang ia derita. Dari populasi, rasio pria dan wanita di kehidupan dahulunya adalah sama disetiap usianya.

Mereka yang hidup di tahun 500 SM menyatakan bahwa makanan tidaklah buruk. 20% mengingat bahwa mereka memakan daging unggas dan biri-biri. Namun di sekitar tahun 25 M sampai dengan 1200 M, kebiasaan makan masyarakat menjadi lebih buruk, para subjek mengatakan bahwa makanan kurang ada rasanya.

Satu orang ingat bahwa ia hidup pada tahun 800 M di daerah yang saat ini dinamakan Indonesia, ia mengingat bahwa ia makan sejenis kacang-kacangan yang ia tidak pernah lihat dalam kehidupannya sekarang. Suatu ketika ia melihat jenis kacang itu ada di majalah dan persis dengan yang ia ingat makan selama periode hipnosis. Artikel tersebut mengatakan bahwa kacang-kacangan itu hanya ditemukan di pulau Bali.

Situs Past Life Memory Bank merekam pengakuan orang-orang yang mengklaim bahwa mereka pernah dilahirkan sebagai binatang misalnya Merpati, Srigala, Anjing, Unta, Ikan, dan sebagainya.

Menurut Survey dan polling tahun 1999-2002, populasi orang-orang yang percaya pada reinkarnasi di Negara-negara Nordic adalah 22%, Negara-negara Baltic, termasuk Lithuania 44%. Jerman Timur 12%, Russia 33%, Negara Eropa Barat 22%. Sedangkan menurut Survey Subday Telegraph di London, tahun 1985, 28% dari orang Inggris percaya akan reinkarnasi.

Survei George Gallup pada tahun 1982, menyatakan bahwa 67% dari orang Amerika percaya akan kehidupan sesudah mati dan 23% percaya pada reinkarnasi. Tahun 2005, 20% Orang dewasa Amerika percaya reinkarnasi. Menurut survei Barna Group, NGO riset Kristen, 25% Kristen Amerika percaya reinkarnasi. [Dr. Joel L. Whitton Ph.D dan Joe Fisher: Life Between Life, penerbit Gafton, 1987, hal 87.]

Col. Albert de Rochas, Dr. Stevenson, Dr. Brian Weiss dan Dr. Helen Wambach bukanlah Ilmuwan yang beragama Hindu atau Buddha. Pada awalnya mereka skeptic dan tidak netral mendukung reinkarnasi. Namun dari penelitian mereka menyatakan bukti-bukti adanya reinkarnasi yang tidak mampu dijelaskan oleh ajaran Islam dan Kristen!

Penganut ajaran dari India dan agama Timur lainnya tidak akan ragu sedikitpun apabila disuguhi kisah nyata reinkarnasi karena dasar ajaran agamanya memang mengenal konsep reinkarnasi.

B. Kisah Nyata Reinkarnasi
Berikut adalah penggalan kisah nyata reinkarnasi yang dicatat bukan hanya dari mereka yang lahir sebagai penganut agama-agama Timur, tetapi juga dari mereka yang beragama Abrahamik.

Shanti devi
Shanti Devi, seorang gadis muda dari India, yang tinggal di Delhi (lahir tahun 1926), yang pada umur tiga tahun mulai mengingat dan bercerita tentang hal-hal dari kehidupan masa lalu di kota Muttra yang jauhnya 80 mil.

Dia mengatakan bahwa dia telah menikahi seorang saudagar kain, melahirkan seorang anak laki-laki dan meninggal dunia 10 tahun kemudian, dan banyak pernyataan yang diceritakan secara detail tentang kehidupan masa lalunya sampai ia berumur 9 tahun. Pernyataan-pernyataan tersebut direkam.

Suatu komisi dibentuk untuk merencanakan dan menyaksikan kunjungannya ke Muttra, tempat keluarga yang sering disebut oleh Shanti Devi, dan menyaksikan bahwa ia benar-benar mengenali sanak saudaranya yang lain dimasa lalu, mengetahui dengan detail jalan ke rumahnya yang dahulu dikenalinya dan bahkan mengungkapkan bahwa ada uang yang disembunyikannya di dalam rumah tersebut.

Tempat persembunyiannya ditemukan dan mantan suaminya mengakui dia telah memindahkan uang tersebut. Jadi apa yang diceritakan oleh Shanti Devi itu memang benar-benar nyata.[San Francisco Examiner, 28/8/1928]

Swarnlata Mishra
Swarnlata Mishra lahir pada keluarga kaya dan intelektual di Pradesh India pada tahun 1948, ketika ia berusia 3 tahun dan bepergian dengan ayahnya melewati kota Katni (lebih dari 100 Mil dari rumahnya), tiba-tiba ia menunjuk dan meminta supir untuk berbelok arah menuju ‘rumahku’ dan mengajak mereka untuk menikmati secangkir teh di sana daripada meneruskan perjalanan.

Beberapa saat kemudian, ia menceritakan lebih detail mengenai hidupnya di Katni (semuanya dituliskan oleh ayahnya). Namanya adalah Biya Pathak, dan ketika itu ia punya 2 anak, ia memberikan detail keadaan rumahnya di Zhurkutia, Distrik Katni, ada pintu hitam dengan baut besi, empat ruangan disemen namun di bagian lainnya belum selesai, lantai depan dari batu.

Di belakang rumah ada sekolah khusus wanita, di depan jalan ada rel kereta api dan tempat pembakaran kapur yang terlihat dari rumah. Ia menambahkan bahwa keluarga itu mempunyai sepeda motor (barang yang sangat langka di tahun 1950 dan bahkan lebih langka lagi sebelum Swarnlata lahir). Swarnlata katakan bahwa Biya wafat karena ‘sakit di tenggorokan’ dan ia dirawat oleh Dr. S.C Bhabrat di Jabalpur. Ia juga ingat insiden pada satu perkawinan ketika ia dan temannya sulit menemukan kakus.

Di musim semi 1959, ketika Swarnlata berusia 10 tahun, berita kasus ini sampai pada Prof. Sri H.N.Banerjee, seorang peneliti penomena paranormal keturunan India yang merupakan rekan sekerja Stevenson. Banerjee membawa catatan yang dibuat ayah swarnlata dan mengunjungi Katni untuk memverifikasi ingatan Swarnlata.

Dengan menggunakan deskripsi yang diberikan Swarnalata, ia menemukan rumah keluarga Pathak yang ketika itu telah diperbesar dan mengalami peningkatan daripada tahun 1939 ketika Biya meninggal. Pathak merupakan keluarga yang makmur, terkemuka, terpelajar dengan banyak keterlibatan bisnis.

Mereka tidak mempercayai adanya Reinkarnasi. Pembakaran kapur berada di sekitar tanah milik sekolah khusus wanita, 100 yard dibelakang tanah Patak tapi tidak terlihat dari depan.

Ia menginterview keluarga dan memverifikasi semua yang dikatakan Swarnlata. Biya Pathak wafat tahun 1939, meninggalkan suami, 2 orang anak lelaki dan banyak adik lelaki. Pathak tidak pernah mendengar tentang keluarga Mishra yang tinggal 100 mil jauhnya dan Mishra pun tidak mempunyai pengetahuan apapun tentang keluarga Pathak.

Pada musim panas 1959, Suami Biya, anak dan saudara tertua bepergian ke Chhatarpur, kota tempat tinggal Swarnlata, untuk mencek ingatan Swarnlata. Mereka tidak mengungkapkan identitas dan tujuan mereka pada siapapun di kota, namun terdaftar 9 orang di kota menemani mereka ke rumah Mishar dengan tidak memberitahukan kedatangan mereka terlebih dahulu.

Swarnlata segera mengenali kakaknya dan memanggilnya ‘Babu’ panggilan sayang Biya untuknya. Swarnlata yang berusia 10 tahunan berjalan ke sekeliling ruangan kepada tiap orang secara bergilir, beberapa ia kenal sebagai penduduk kotanya, beberapa adalah orang asing baginya.

Sesampainya ia di depan Sri Chintamini Pandey, suami Biya, Swarnlata menundukan wajahnya, tersipu malu seperti layaknya istri Hindu ketika berhadapan dengan suaminya dan menyebutkan namanya.

Swarnlata juga menyebutkan dengan tepat anak dari kehidupan lampaunya, Murli, yang berusia 13 tahun saat Biya wafat. Murli berencana mengecoh Swarnlata. Selama lebih dari 24 jam bersikeras bahwa ia bukan Murli namun orang lain. Murli juga membawa teman dan juga mencoba mengecoh Swarnlata dengan bersikeras bahwa itu adalah Naresh, anak Biya yang lain, yang seumuran dengan temannya itu.

Swarnalata bersikeras bahwa orang itu tidak dikenalnya! Akhirnya Swarnalata mengingatkan Sri Pandey bahwa Pandey pernah nyolong 1200 rupee yang Biya simpan di Box. Sri Pandey mengakui fakta pribadi yang hanya diketahui ia dan istrinya saja!

Beberapa minggu kemudian, Swarnalata dan ayahnya ke Katni untuk mengunjungi kampung halaman di mana Biya tinggal dan meninggal. Sesampainya disana, Swarnlata segera mengenali perubahan yang terjadi di rumah itu. Ia menanyakan tentang sandaran di belakang rumah, beranda dan pohon neem yang biasa tumbuh di halaman yang semuanya tidak ada lagi setelah kematian Biya.

Ia mengenali kamar biya di mana Biya meninggal. Ia mengenali kakak Biya dan menyatakan sebagai kakak kedua, juga yang ketiga dan yang keempat, istri dari saudara termudanya anak dari kakak keduanya, teman dekat kelurganya (menyebutkan bahwa teman keluarganya itu sekarang memakai kacamata dan dulu tidak) dan istrinya (memanggil namanya ‘Bhoujai’).

Ia juga dengan tepat mengidentifikasi pembantu terdahulu, penjual buah pinang tua dan keluarga penggembala sapi, meskipun adik lelakinya berusaha untuk mengetes Swarnlata bahwa penggembala itu sudah wafat.

Kemudian, Swarnalata dihadapkan pada ruangan yang penuh dengan orang dan ditanya ada yang dikenalnya atau tidak. Ia dengan tepat menunjuk sepupu laki-laki suaminya, Istri dari ipar Biya, Bidan (yang disapa dengan nama ketika Biya masih hidup, bukan dengan nama saat ini). Anak Biya, Murli dalam satu tes yang lain ia mengenalkan Swarnlata dengan seorang pria yang katakan teman barunya, Bhola.

Namun Swarnlata bersikeras bahwa itu adalah anak keduanya, Naresh. Dalam satu tes lain, saudara termuda Biya mengatakan bahwa Biya kehilangan gigi, Swarnlata katakan bahwa Biya mempunyai gigi emas di bagian depan. (Justru si adik lupa bahwa Swarnlata pake gigi emas, namun istrinya si adik menyatakan bahwa yang dikatakan swarnlata itu benar).

Swarnlata bertindak sangat Pede, berprilaku sebagai kakak tertua di rumah, akrab dengan nama intim dan rahasia keluarga dan mengingat hubungan perkawinan dan lain-lain. Swarnlata berperilaku sepantasnya dengan tetua Biyam namun ketika berdua dengan anak-anak Biya, ia begitu relaks dan berperilaku seperti ibu, meskipun terlihat jelas kejanggalan bahwa anak 10 tahunan dengan pria-pria di usia pertengahan 30.

Saudara-saudara pria di keluarga Pathak dan Swarnlata mengikuti kebiasaan Hindu, Rakhi, di mana kakak dan adik tiap tahun memperbaharui sayang di antara mereka dengan bertukar kado, bahkan keluarga Pathak agak kesal dan kecewa satu tahun ketika Swarnalata lupa upacara itu. Mereka merasa bahwa Swarnlata hidup bersama mereka 40 tahun dan hanya 10 tahun dengan keluarga Mishra jadi merasa lebih berhak atasnya.

Ini bukti betapa percayanya keluarga itu bahwa Swarnlata adalah Biya. Mereka mengakui mengubah pandangan mereka tentang reinkarnasi sejak bertemu Swanlata dan mengakui bahwa ia adalah kelahiran kembalinya Biya. Beberapa tahun kemudian, ketika waktunya Swarnlata menikah, Ayah Swarnlata berkonsultasi dengan keluarga Pathak mengenai pilihan suaminya.

Patton
Patton adalah panglima terkenal dari pasukan sekutu ketika terjadi perang dunia kedua, terkenal akan keberanian dan kemahirannya bertempur. Konon Ia mempercayai Reinkarnasi.

Tatkala Patton berusia remaja, Ia beranggapan bahwa pada kehidupan masa lampaunya. Ia pernah mengabdi kepada Jendral terkenal, Hannibal dari Cartago, pernah pula sebagai prajurit Roma kuno, anak buahnya Napoleon, sebagai prajurit Kavaleri dari Jendral Kerajaan Roma Timur. Pendeknya, berbagai peran dalam pertempuran bersejarah sepertinya pernah ia jalani. Jadi, ia menganggap dirinya kelak sudah pasti menjadi pahlawan perang. Apabila anda merasa bahwa hal-hal tersebut hanyalah bualan Patton, kisah di bawah ini barangkali akan mengkoreksinya.

Ketika itu Patton memimpin pasukan di wilayah padang pasir Afrika Utara berperang menghadapi tentara Jerman. Suatu kali, seorang perwira Perancis berkendara membawa Patton menuju garis depan memeriksa keadaan medan laga. Di tengah jalan, Patton tiba-tiba memintanya berbelok arah. Perwira Perancis sempat kebingungan, ia mengatakan medan perang bukan di arah tersebut. Sedangkan Patton ngotot bahwa itu adalah medan perang, namun bukan medan perang pada hari ini.

Akhirnya di bawah arahan Patton mereka tiba pada medan perang kuno 2000 tahun yang lalu. Perwira Perancis menjadi heran bagaimana Patton mengetahui lokasi ini, Patton menjawab bahwa dirinya pernah mengikuti pasukan besar Roma ke tempat tersebut. Family Clan Patton mempunyai tradisi mahir berperang. Banyak anggota Clan termasuk Patton menyatakan pernah secara jelas menyaksikan roh dari leluhur. Kemahiran Patton tentang perang, apakah berkat perlindungan dari leluhur, ataukah berasal dari pengalaman kehidupan masa lalunya? (Sumber: Erabaru)

Jane Evans
Jane Evans, adalah seorang ibu rumah dari Welsh, awalnya ia hanya berkonsultasi mengenai sakit rematik yang diidapnya kepada Arnell Bloxham, seorang praktisi hipnoterapis yang mempunyai reputasi tinggi dan juga seorang President Ikatan Hypnotherapist Inggris. Namun kemudian, di sesi Hipnosisnya, Ia mengungkapkan 7 kehidupan masa lalunya termasuk satu kehidupan, saat ia sebagai seorang Wanita Yahudi yang hidup di kota York, Inggris pada abad ke 12.

Ia menggambarkan banyak sekali detail kehidupan masyarakat Yahudi di jaman itu, bagaimana ia dan juga penduduk Yahudi lokal lainnya dipaksa menggunakan semacam peneng pengenal diri bahwa mereka Yahudi. Ia juga bercerita mengenai satu kejadian mengerikan yaitu pembantaian besar-besaran yang menimpa populasi Yahudi saat itu yang dilakukan para penduduk lokal. Selama kejadian itu, ia juga ingat bagaimana Ia bersama anaknya bersembunyi di sebuah ruang bawah tanah gereja setempat yang akhirnya ditemukan massa dan kemudian terbunuh.

Professor Barrie Dobson, Ahli sejarah Yahudi dari York University, diminta untuk mengkaji kebenaran ingatan ini. Ia kemudian menemukan bahwa deskripsi kehidupan Yahudi di abad ke-12, yang di sampaikan oleh Jane mempunyai tingkat akurasi yang sangat mengagumkan dan bahkan banyak detail informasi tersebut hanya diketahui oleh para ahli sejarah yang sangat profesional.

Beberapa detail, awalnya belum tepat. Pertama, baru di abad ke-13 (1215 M, persisnya) otoritas gereja roma menitahkan agar para Yahudi yang ada diseluruh negara Kristen harus memakai identifikasi khusus. Kedua, dari deskripsi Jane, gereja yang dimaksud adalah St. Mary’s Castlegate, namun tidak ada ruang bawah tanahnya.

Kemudian, di proses investigasi yang lebih mendalam, terungkaplah bahwa pratek-praktek bahwa para yahudi diharuskan memakai semacam peneng pengenal diri ternyata sudah tersebar luas di daerah Ingris selama abad ke-12 bahkan terjadi sebelum titah otoritas gereja. Yang menakjubkan juga adalah pada beberapa bulan kemudian, saat dilakukan renovasi pada gereja, sebuah ruang rahasia ditemukan dibawah lantai yang kelihatan seperti ruang bawah tanah. Suatu fenomena yang jarang terjadi pada gereja-geraja di area tersebut. Kisah ini diverifikasi Jeff Iverson, Produser Televisi dari BBC.

Reinkarnasi kaum Chatar
Ny Smith mengaku sejak usia 10 tahun kerap dihantui mimpi bahwa ia pernah hidup sebagai istri pendeta kaum Chatar di abad ke-13. Saat dalam perawatan, ia bisa menceritakan detail pembantaian massal terhadap kaum Cathar di Eropa (Perancis) karena diangap sebagai aliran sesat dari agama Kristen. Ny. Smith menyebutkan bahwa banyak pendeta Cathar yang dibunuh dan dibakar.

Ia sendiri mengaku diikat massa dan dibakar hidup-hidup di tumpukan kayu bakar. Ia juga menggambarkan detail pakaian, struktur bangunan, dan peradaban di masa itu. Sang dokter melakukan penelitian detail dan melakukan crosscheck terhadap pengakuan si pasien. Ia terkejut ketika menemukan sebuah fakta sejarah yang sejalan dengan penuturan Ny. Smith yang sama sekali tidak paham sejarah kaum Cathar.

Sejarah mencatat bahwa Paus Innocent III meluncurkan perang salib brutal atas pengikut sekte Cathars yang mempercayai adanya reinkarnasi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya pembantaian puluhan ribu pria, wanita dan anak-anak yang tidak bersalah. Dari manakah para pasien ini mendapatkan informasi detail yang bahkan hanya tertulis di literatur yang nyaris tak pernah dipublikasikan untuk awam?

Imad Elawar
Imad Elawar , lahir pada tanggal 21 Desember 1958 di desa Kornayel Lebanon. anak dari Mohammad dan Nasibeh Elawar. Ketika berusia 1,5 sampai dengan 2 tahun ia mulai membuat referensi atas kehidupannya terdahulu. Ia menyebut sejumlah nama orang dan beberapa peristiwa dalam hidupnya terdahulu, dan juga sejumlah benda-benda yang dinyatakan dimilikinya. Kadang-kadang ia bicara kepada dirinya sendiri tentang orang-orang yang nama-namanya ia sebut-sebut, bertanya kepada dirinya sendiri dengan suara keras-keras bagaimana keadaaan orang-orang ini sekarang.

Disamping berguman terhadap dirinya sendiri, pernyataan-pernyataannya tentang hidupnya terdahulu keluar pada saat-saat yang aneh, ketika sesuatu tampaknya merangsang pernyataan demikian. Ia juga berbicara mengenai hal itu dalam tidumya. Imad mengatakan bahwa ia hidup di desa Khirby dalam keluarga Bouhamzy. la meminta kepada orang tuanya untuk membawanya ke Khirby. Ayahnya menghardik Imad pembohong karena mengatakan hal-hal mengenai hidupnya terdahulu. Imad tetap membicarakan hal ini.

Suatu hari Salim el Aschkar, seorang penduduk Khirby datang ke Kornayel. Salim kawin dengan seorang gadis dari Kornayel, karena itu ia sewaktu-waktu mengunjungi desa ini. Ketika Salim lewat Imad sedang berada di jalan bersama neneknya. Ketika Imad melihat Salim, ia berlari menyongsong Salim dan memeluknya.

Salim bertanya : “Apakah kamu mengenal saya?” Imad menjawab: “Ya, kamu adalah tetangga saya.” Salim dulu memang tetangga keluarga Bouhamzy, tapi sekarang Salim sudah pindah rumah. Pernyataan yang tak terduga ini menimbulkan kepercayaan pada ayah Imad, tapi keluarganya tidak mengambil tindakan untuk mengecek kebenaran dari pernyataan-pemyatan Imad. Beberapa waktu kemudian, mereka bertemu dengan seorang wanita dari Maaser el Shouf, satu desa dekat Khirby, yang datang ke Kornayel untuk satu kunjungan. Dia menegaskan kepada orang tua Imad bahwa beberapa orang yang nama-namanya disebut-sebut oleh Imad memang ada atau pernah hidup di Khirby.

Kata-kata pertama yang diucapkan oleh lmad adalah “Jamileh” dan “Mahmoud”. Imad bercerita tentang suatu peristiwa kecelakaan dimana sebuah truk menabrak seorang laki, mematahkan kedua kakinya dan luka berat lain, yang menyebabkan laki-laki itu meninggal. Imad bercerita tentang pertengkaran antara sopir truk dengan orang yang ditabrak dan yakin bahwa sopir itu sengaja hendak membunuh laki-laki itu dengan mengarahkan truk untuk menabraknya.

Ayah Imad mencoba menghubung-hubungkan ucapan-ucapan Imad menjadi sebagai berikut. Mahmoud Bouhamzy menikah dengan Jamileh. Kemudian Mahmoud tertabrak truk dan tewas.

Pada bulan Desember 1963, satu pengumuman dan undangan dari Khirby untuk penguburan Said Bouhamzy, seorang tokoh Druze di Khirby disampaikan ke Kornayel. Paman Imad, seorang tokoh Druze di Komayel dan ayah Imad karena ingin tahu datang ke Khirby. Inilah kunjungan mereka yang pertama ke Khirby. Adalah kebiasaan orang-orang Druze untuk saling mengundang bila ada kematian khususnya bila yang mati itu adalah orang penting. Sebelumnya kedua keluarga ini belum saling mengenal. Dan pada kesempatan itu mereka tidak melakukan pengecekan apapun atas pengakuan Imad.

Komayel adalah satu desa di pegunungan kira-kira 15 mil di sebelah timur Beirut. Khirby kira-kira 20 mil di sebelah tenggara Beirut. Jarak lurus dari Komayel ke Khirby adalah 15 mil. Tapi bila mengikuti jalan melingkar pegunungan dari Kornayel menuju Khirby jaraknya adalah 25 mil.

Stevenson ke Lebanon saat mengadakan penelitian di Brazil. Stevenson mendengar adanya kasus-kasus reinkarnasi dari seorang penerjemahnya yang berasal dari Lebanon. Pada bulan Maret 1964 ia datang ke Lebanon. Ketika itu Imad berusia 6 tahun. Dr. Ian Stevenson mengadakan penyelidikan atas kasus ini. Setelah melakukan pengecekan terhadap ucapan-ucapan Imad melalui wawancara dengan 20 orang informan, di Kornayel, Khirby, Baadaran di Lebanon dan Raha di Syria, akhirnya diketahui orang yang dimaksud oleh Imad sebagai hidupnya terdahulu adalah Ibrahim Bouhamzy. Mahmoud adalah paman Ibrahim dari pihak ibu. Sedangkan keluarga Bouhamzy yang meninggal karena tertabrak truk pada bulan Juni 1943 adalah Said Bouhamzy.

Ibrahim Bouhamzy telah meninggal pada tanggal 18 Desember 1949, dalam usia 26 tahun karena TBC, tujuh tahun sebelum Imad lahir. Ketika masih hidup, Ibrahim mempunyai “pacar” (mistress, bhs Bali = mitra) bernama Jamileh. Mereka tidak pernah menikah. Setelah Ibrahim meninggal, Jamileh menikah dengan laki-laki lain dan pindah dari Khirby ke desa Aley 8 mil dari Komayel.

Dari semua orang yang disebut oleh Imad terkait dengan kehidupannya sebelumnya, Jamileh menempati posisi utama. Namanya adalah kata pertama yang diucapkan secara jelas ketika Imad mulai bicara dan sejak itu sering dia ucapkan. Dia mengatakan dia membelikan baju-baju merah untuknya dan membandingkan kecantikan dan baju Jamileh dengan kecantikan dan baju ibunya, misalnya ia mengatakan ibunya tidak memakai sepatu hak tinggi seperti Jamileh.

Kerinduan Imad dengan Jamileh mencapai ekspresi puncaknya ketika suatu hari ia berbaring di tempat tidur dengan ibunya dan ia tiba-tiba meminta ibunya untuk bertingkah seperti Jamileh. Peristiwa ini terjadi ketika Imad berusia sekitar 3 tahun.

Kisah Tang Jiangshan
Tang Jiangshan, 2002 Edisi ke 7 tahun 2002 majalah “Femina Dunia Timur” dari propinsi Hai Nan – Tiongkok telah memuat sebuah kisah reinkarnasi yang mengharukan, mengkisahkan pengalaman dari Tang Jiangshan dari kecamatan Gan Cheng, kota Dong Fang di timur pulau/propinsi Hai Nan.

Tang Jiangshan lahir pada tahun 1976. Ketika berumur 3 tahun, pada suatu hari ia tiba-tiba mengatakan kepada kedua orangtuanya: “Saya bukan anak kalian, pada kehidupan lampau nama saya adalah Chen Mingdao, ayah kehidupan lampauku bernama San Die. Rumah saya di Dan Zhou, dekat laut.” Omongan ini kalau didengar orang lain bagaikan omong kosong. Perlu diketahui,

Dan Zhou terletak di utara pulau Hai Nan, berjarak 160 km dari kota Dong Fang.
Selain itu Tang Jiangshan mengatakan bahwasanya dirinya dibunuh dengan menggunakan golok dan tombak di dalam aksi kekerasan pada masa revolusi kebudayaan, konon di bagian pinggangnya masih terdapat bekas luka bacok peninggalan kehidupan masa lalu. Yang membuat orang merasa takjub ialah Tang Jiangshan mampu berbicara dialek Dan Zhou dengan sangat fasih. Orang Dan Zhou berbicara bahasa Jun, berbeda sekali dengan dialek Hok Kiannya kota Dong Fang, seorang bocah berumur beberapa tahun, bagaimana bisa?

Pada saat Tang Jiangshan berumur 6 tahun, ia mendesak keluarga untuk membawanya mengunjungi kerabatnya pada kehidupan masa lampau. Keluarganya tidak mau, maka ia mogok makan, akhirnya sang ayah menurutinya, dan di bawah pengarahannya berkendaraan menuju tempat dimaksud di desa Huang Yu, kecamatan Xin Ying – kota Dan Zhou.

Tang Jiangshan langsung menuju kehadapan pak tua Chen Zan Ying, menggunakan bahasa Dan Zhou dan memanggilnya “San Die”, mengatakan dirinya bernama Chen Mingdao, adalah putra Chen Zan Ying yang pada masa revolusi besar kebudayaan oleh karena bentrokan fisik sehingga dibinasakan orang. Sesudah meninggal, terlahir kembali di kecamatan Gan Cheng – kota Dong Fang, kini datang mencari orang tua kehidupan masa lampaunya. Mendengar penuturan itu, Chen Zan Ying tertegun sejenak, tak tahu bagaimana harus bersikap.

Kemudian si anak kecil ini menunjukkan kamar tidur kehidupan masa lampaunya, dan menghitung satu persatu benda-benda pada kehidupan lampaunya. Menyaksikan semuanya ini, dengan kenyataan pada masa lalu sama sekali tidak meleset, pak tua Chen Zan Ying berpelukan menangis karena terharu dengan Tang Jiangshan dan memastikan memang ia adalah kelahiran kembali anaknya yang bernama Chen Mingdao.

Tang Jiangshan juga telah mengenali kedua kakak perempuan dan kedua adik perempuannya serta para sobat kampung lainnya, bahkan termasuk teman wanita pada kehidupan masa lampaunya: Xie Shuxiang. Semua kejadian ini telah membuat takluk kerabat dan tetangga Chen Mingdao. Sejak saat itu, “Manusia aneh dari dua masa kehidupan”: Tang Jiangshan memiliki dua rumah dan dua pasang orang tua.

Ia setiap tahun hilir mudik antara Dong Fang dan Dan Zhou. Si tua Chen Zan Ying beserta keluarga dan orang-orang desa pada menganggap Tang Jiangshan sebagai Chen Mingdao. Oleh karena Chen Zan Ying tidak memiliki putra lainnya, Tang Jiangshan berperan menjadi anaknya dan berbakti hingga tahun 1998 ketika Chen Zan Ying meninggal dunia. Para petugas bagian editor dari majalah tersebut pada awalnya juga tidak percaya akan hal tersebut, namun melalui pemeriksaan berulang kali dan pembuktian lapangan, mau tak mau juga mengakui kebenaran tentang kejadian tersebut.

Kisah Anak Irlandia
Cameron Macaulay, 2006. Pada tanggal 8 September 2006 harian Inggris “The Sun” telah memuat di internet berita tentang seorang anak lelaki yang bisa mengingat masa lampaunya. Anak lelaki berusia 6 tahun yang bernama Cameron Macaulay, satu-satunya yang membedakan ia dengan anak lelaki sebayanya ialah ia selalu membicarakan bahwa ia mempunyai ibu dan keluarga serta menyukai menggambar rumahnya sendiri, sebuah rumah putih yang terletak di tepi pantai.

Kesemuanya itu tidak lagi berkaitan dengan kehidupannya kini. Tempat yang diceritakannya, dia sendiri tidak pernah tahu, dan terletak di pulau Bara berjarak 160 mil dari kediamannya sekarang ini.

Menurut Norma, ibunya Cameron Macaulay sekarang, semenjak kecil Cameron sesudah mulai bisa bicara, ia sudah lantas mengkisahkan kehidupan masa kanak-kanaknya sewaktu berada di pulau Bara. Ia mengkisahkan orang tua masa lampaunya dan bagaimana ayahnya meninggal, juga kakak perempuan maupun kakak laki-lakinya. Ia juga bilang ibu yang ia sebut-sebut ialah ibu masa lampaunya.

Ia percaya penuh bahwa ia memiliki kehidupan masa lampau, Cameron sangat kuatir keluarga masa lampaunya merindukannya. Ia berharap keluarganya di pulau Bara mengetahui bahwa ia kini baik-baik saja.

Cameron, bahkan di penitipan anak juga tak hentinya menceritakan rumah masa lampaunya, mereka melakukan apa, bagaimana ia dari jendela kamar tidurnya menonton pendaratan pesawat…., ia mengomel rumahnya sekarang hanya mempunyai 1 kamar mandi, sedangkan rumahnya di pulau Bara mempunyai 3 buah. Ia menangis menginginkan ibu masa lampaunya, bilang bahwa ia merindukannya.

Oleh karena Cameron terus menerus memohon Norma untuk membawanya ke pulau Bara, akirnya Norma memutuskan membawanya ke pulau tersebut, juga pakar psikiater Universitas Virginia: Doctor Jim Tucker ikut mengiringi perjalanan mereka, ia adalah seorang pakar penelitian reinkarnasi anak.

Cameron sekeluarga pada bulan Februari 2006 pergi ke pulau Bara. Sewaktu pesawat itu benar-benar mendarat, segalanya persis dengan yang diceritakan oleh Cameron. Pihak penginapan memberitahu Norma, pernah ada bernama Robertson menempati rumah putih di tepi pantai. Maka serombongan orang menuju ke rumah tersebut, akan tetapi para orang dewasa tidak memberitahukan Cameron pergi ke mana, mereka ingin menyaksikan apa yang akan terjadi.

Cameron langsung mengenali rumah tersebut, ia pun bersuka cita. Namun ketika mereka melewati pintu masuk, mimik gembiranya telah lenyap dari wajah Cameron, ia berubah sangat pendiam. Penyewa sebelumnya telah meninggal, tapi juru kunci mempersilakan mereka memasuki rumah tersebut.

Di dalam rumah itu ternyata terdapat 3 buah kamar mandi, dan dari jendela kamar tidurnya bisa terlihat pemandangan laut. Di dalam ruang tersebut masih terdapat sudut-sudut tersembunyi yang semuanya diketahui oleh Cameron. Semenjak mereka kembali ke rumahnya di kota Glasgow, Cameron menjadi lebih pendiam. Norma mengatakan pergi ke pulau Bara adalah suatu hal terbaik yang telah mereka lakukan.

Piknik kali ini telah membuat suasana hati Cameron menjadi lapang, ia tidak lagi mendambakan pulau Bara. Para orang dewasa pun memahami Cameron bukan sedang mengarang cerita, mereka telah mendapatkan jawaban yang mereka cari. Akan tetapi yang jelas, memori terhadap kehidupan masa lampau seiring dengan bertambahnya usia si empunya cerita akan semakin memudar. Kisah Cameron telah dibuatkan film dokumenter yang berjudul “Anak Lelaki Ini Pernah Hidup Di Masa Lampau”oleh TV 5 Inggris. (Di kutip dari Era baru:Tang & Cameron)

Sumber :
http://henkykuntarto.wordpress.com/2010/08/10/bukti-reinkarnasi-secara-ilmiah/

Sekiranya ini menjawab beberapa pertanyaan orang tentang adanya kehidupan sebelumnya... Sadhu Sadhu Sadhu...

Komentar

Dildaar Ahmad Dartono mengatakan…
salam..kenal...terima kasih postingannya...

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “