Kisah Xiao An



  
“Sangatlah sulit mengandalkan kekuatan diri sendiri untuk mengatasi kesulitan hidup yang tiada batas. Karenanya kita senantiasa membutuhkan bantuan orang lain, disamping itu kita juga harus ringan tangan membantu kesulitan orang lain”

Tahun pelajaran 2013-2014 baru saja dimulai, setelah menyimak daftar nama siswa, barulah menyadari diantara para anak didik, ada seorang anak yan bernama Xiao An. Ia adalah seorang siswi yang memiliki kemampuan berpikir lambat, dibawah rata-rata. Karena orang tua siswi  ini menginginkan putri mereka dapat tumbuh seperti dengan yang lain & berinteraksi dengan anak-anak yang normal, barulah Xiao An dimasukkan ke dalam kelas saya.

Xiao An tampak kurus lemah, takut terhadap orang yang belum dikenal & pemalu. Sebenarnya saya juga merasakan hal yang sama dengan Xiao An, takut-resah. Bertahun-tahun mengajar, yang dihadapi adalah anak-anak normal, baru kali ini mendapatkan murid khusus. Dalam hati saya berpikir, mungkin Tuhan hendak memberikan ujian.

Di dalam kelas, Xiao An sangat pendiam, sampai-sampai tidak bertutur kata. Ia hanya tahu namanya sendiri, yang lainnya sama sekali tidak tahu. Karena sibuk mengajar & menjawab beraneka pertanyaan dari 20-an anak didik, saya menjadi kurang memperhatikan Xiao An, apalagi bercakap-cakap dengannya. Kadang kala saya bisa salah paham, mengira Xiao An adalah seorang “tamu”. Xiao An tampa suara suara mengikuti pelajaran, tampa suara pula meninggalkan kelas.

Sampai suatu hari, saya mengalami flu berat, kepala pusing, mata berkunang-kunang, berkali-kali ke kamar kecil untuk meludah.....Dengan perjuangan berat, barulah saya dapat bertahan hingga pelajaran usai. Teet teet tanda pelajaran berakhir, semua siswa berdiri untuk memberi salam kepada saya. Saat itu saya hanya terduduk lemas di bangku guru, tiada memiliki tenaga.

Tiba-tiba saya melihat ada bayangan berjalan mondar-mandir di luar pintu kelas. Saya memaksakan diri untuk berdiri melihat, ternyata itu adalah Xiao An. Saya bertanya kepada Xiao An:”Jam pelajaran telah usai, mengapa belumpulang?” Dia menjawab:”Bu guru anda kurang sehat, kasihan sekali, saya belum pulang karena hendak membantu anda menutup jendela kelas.” Saya dengan tersenyum mengiyakan, dia juga terlihat tersenyum. Dengan cekatan, Xiao An menutup & mengunci satu per satu jendela kelas.

Selesai menutup jemdela, Xiao An berlari menuju ke samping saya, tiba-tiba ia mengulurkan tangannya, meraba dahi saya. Dengan suara lembut khas anak-anak ia berkata:”Bu guru mari bangun, saya bisa merawat anda.” Kata-kata dari Xiao An sangat menyentuh hati saya. Dengan berlinang air mata karena terharu, saya peluk Xiao An. Dari peristiwa ini, saya baru menyadari  bahwa Tuhan telah mengutus seorang malaikat kepada saya, walaupun tidak memiliki sayap untuk terbang akan tetapi baik hati.

Semoga berguna dan mohon maaf bila tidak berkenan di hati anda sadhu.

Penulis: Xie Zheng Ming.
Ahli Sejarah Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “