Kesusilaan-Moralitas.




Pada saat berusia 30 tahun, Kong Zi telah dikenal luas sebagai seorang pribadi yang sangat menjunjung tinggi kesusilaan / li.

Suatu ketika, kuil agung kerajaan hendak mengadakan upacara besar. Sayang, orang yang ditunjuk menjadi pemimpin peribadahan mendadak sakit. Agar peribadahan bisa berjalan sesuai dengan rencana, perlu dicari seorang pengganti. Mengingat peribadahan ini sangat sakral, tidak seperti peribadahan-peribadahan yang lain maka tidak sembarang orang dapat ditunjuk sebagai pengganti. Walaupun semua orang telah sepakat untuk menunjuk Kong Zi sebagai pemimpin ibadah pengganti, mereka tidak sepenuhnya percaya. Mereka kuatir terhadap usia Kong Zi yang masih muda & belum berpengalaman.

Di luar dugaan, begitu memasuki kuil agung, Kong Zi  meminta petunjuk kepada semua petugas yang ada. Apa nama setiap sarana & prasarana peribadahan beserta fungsinya masing-masing. Selain itu Kong Zi juga menanyakan bagaimana jalannya prosesi peribadahan. Usai mendapatkan petunjuk yang lengkap & menyeluruh, Kong Zi mengucapkan terimakasih kepada para petugas kuil agung.

Setiap orang yang berada di dalam kuil agung merasa terkejut, sampai-sampai ada yang mencela.”Sungguh mengecewakan. Orang seperti dia segalanya ditanyakan, bukankah berarti sama sekali tidak mengerti?”



“Siapa yang merekomendasikan dia? Mengapa orang semacam ini dapat dikatakan sangat menjunjung tinggi kesusilaan?”

“Meskipun demikian, ia bertanya dengan serius, memohon petunjuk kepada kita. Kita merasa segan untuk menertawakannya. Bukan hanya itu, kita justru menjelaskan secara detail kepada dia. Sungguh runyam.”

Ternyata celaan mereka secara tidak sengaja didengarkan oleh Zi Lu, salah seorang murid Kong Zi.  Zi Lu dengan perasaan tidak senang bertanya kepada sang guru, Kong Zi:”Guru, tadi ketika berada di kuil agung, mengapa anda banyak bertanya? Mengapa anda tidak menunjukkan kemampuan yang sebenarnya?”

“Menunjukkan kemampuan saya?” tanya Kong Zi
“Ya. Bukankah semua sarana-prasarana peribadahan & jalannya prosesi guru sudah memahaminya?”

“Zi Lu, menurut kamu apakah yang dinamakan dengan tata peribadahan/Li?”
“Tata peribadahan adalah seperti yang sering anda ajarkan kepada kami: kapan harus berlutut, berdiri, maju, mundur...”
“Memang benar, tidak salah. Akan tetapi tahukah kamu apa yang utama dari tata peribadahan?”

“Yang utama dalam tata peribadahan adalah rasa hormat.”
“Benar. Upacara besar di kuil agung memang seharusnya dilaksanakan dengan penuh khidmat. Jalannya prosesi peribadahan saya memang memahaminya, akan tetapi belum pernah mempraktekkan sendiri. Untuk memastikan, lebih baik saya bertanya. Sikap hati-hati inilah yang dinamakan kesusilaan.”

Kong zi melanjutkan perkataannya:”Saya bertanya kepada setiap petugas di kuil agung adalah karena tidak ingin mengurangi rasa hormat kepada yang lebih senior. Perbuatan demikian termasuk kesusilaan.”

Pada hari pelaksanaan upacara besar, Kong Zi  dari awal sampai akhir dengan serius memimpin para petugas kuil agung. Mana yang kurang tepat, satu per satu diperbaiki oleh Kon Zi.

Kong Zi tidak menaggap bertanya adalah sebuah hal yang memalukan, sebaliknya bertanya tentang hal yang belum dimengerti adalah sebuah kesusilaan, semenjak dahulu kala hingga sekarang, sebagai seorang pelajar kita harus rendah hati & suka belajar.

Semoga berguna dan mohon maaf bila tidak berkenan di hati anda sadhu.

Penulis: Xie Zheng Ming.
Ahli Sejarah Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “