28 kutipan ayat-ayat Lunyu




NASIHAT KUNO dari TIONGKOK (China)…

通达论语选读

28 kutipan ayat-ayat Lunyu

天命之性
率性之道
修道之教

Yang dianugrahkan Tuhan YME pada segenap mahluk dinamakan ‘jatidiri’ (kodrat, natur); berperilaku sesuai jatidirinya merupakan ‘jalan hidup yang benar’; tuntunan untuk membina jalan hidup yang benar disebut ‘ajaran’.

Secangkir teh
Berbeda dengan Wujing, Daxue, dan Zhongyong; Lunyu bukan kitab ajaran dasar, melainkan pembicaraan dan tukar pikiran. Di sini Kong Zi membahas penerapan ajaran dasar bersama murid-muridnya. Padanan dalam literatur Buddhisme ialah kitab Abhidharmapitaka.

Lunyu sifatnya terapan dalam keseharian, terarah, disesuaikan dengan kondisi pelaku, situasi dan kondisi lapangan setempat dan sesaat itu. Oleh sebab itu kata-kata dalam Lunyu berlaku terbatas, tidak bisa sepenuhnya diterapkan secara umum (universal), dan lebih bersifat kasus per kasus.

Kong Zi hidup pada 500 SM semasa Dinasti Zhou. Meskipun masa itu Tiongkok memiliki seorang kaisar, tapi kekaisaran Zhou merupakan gabungan (quasi federasi) puluhan negara-negara kecil yang saling berperang berebut wilayah dan kekuasaan. Oleh sebab itu, pada kurun waktu ratusan tahun itu, sistem pemerintahan menjadi runtuh berantakan, sementara sistem yang baru belum tumbuh.

Pemerintahan yang tak beres, korup, dan rakyat yang menderita karena peperangan menyebabkan munculnya tokoh-tokoh cendekiawan (zhuzi 诸子) dan aneka aliran falsafah (baijia 百家). Para tokoh tersebut antara lain Kong Zi, Meng Zi, Mo Zi, Xun Zi, Lao Zi, Zhuang Zi, Hanfei Zi, Lie Zi, Shang Yang, Shen Buhai, dan Xu Xing. Aliran falsafah antara lain Yinyangjia, Rujia, Mojia, Fajia, Daojia, dan Nongjia. Mereka semua menawarkan ide baru, baik dalam membangun struktur masyarakat, maupun sistem pemerintahan; dengan tujuan untuk mendirikan kerajaan baru yang lebih manusiawi, lebih maju, dan lebih sejahtera.

Dengan latar belakang seperti itulah Lunyu lahir. Saya, Huang Zi van Semarang, akan mengajak anda semua membahas beberapa pilihan ayat yang sering dialih-bahasakan secara keliru. Mari mulai !

28-pilihan ayat-ayat Lunyu:

1.            Saling asah dan hidup rukun, itulah laku cendekiawan. Antara kawan saling asah-asuh, antara saudara saling menikmati hidup yang rukun.

[Latar belakang] Zi Lu bertanya tentang kelakuan cendekiawan.
[Ulasan] Saling asah berarti saling belajar, bertukar pikiran, dan saling membantu dan memberi dorongan semangat dalam pembelajaran (perjuangan). Hidup rukun berarti hidup saling mengasihi dan saling menjaga.

2.            Aku tak kuatir orang lain tak memahami diriku, tetapi justeru kuatir kalau aku yang tak memahami orang lain.
[Ulasan] Manusia biasa memang sulit memahami perilaku seorang bijak (suci), tetapi seseorang itu dianggap bijak justeru karena ia bisa memahami orang lain.

3.            Pejabat yang baik mengutamakan menjalankan perintah atasan dan menegakkan hukum yang berlaku, setelah itu barulah bisa beroleh dukungan bawahan dan rakyat.
[Latar belakang] Dari pasal-2 bab Pemerintahan. Zi Gong dan Kong Zi membahas sikap yang seharusnya dari pejabat kerajaan (pejabat baru yang diangkat pemerintah disebut junzi 君子). Jadi kalimat tersebut bukan mengulas moral-etika seorang mulia atau cendekiawan yang juga disebut junzi!
[Ulasan] Seorang pejabat harus bertindak sesuai rambu-rambu peraturan pemerintah dan hukum yang berlaku, tidak boleh seenak perutnya sendiri !

4.            Belajar (praktek) tanpa berpikir akan melelahkan dan sia-sia, berpikir tanpa dipelajari (dipraktekkan) akan membingungkan dan tak menghasilkan apa-apa.
[Perbandingan] Filsuf Immanuel Kant (?), juga pernah mengatakan: persepsi tanpa kognisi itu buta, kognisi tanpa persepsi itu hampa.

5.            Yang seharusnya tahu harus bilang tahu; sedang yang tak perlu tahu, walaupun tahu, sebaiknya pura-pura tidak tahu; demikianlah sikap (pejabat) yang cerdas dan bijak !
[Latar belakang] Dari pasal-2 bab Pemerintahan. Zi Lu dan Kong Zi membahas sikap yang seharusnya dari pejabat kerajaan.
[Ulasan] Mengingat sifat Zi Lu yang jujur dan suka berterus terang, agaknya apa yang dikatakan Kong Zi di sini bukanlah mengenai sikap belajar yang baik dan benar, melainkan bagaimana menjadi seorang pejabat yang luwes dan penuh pengertian. Intinya adalah bahwa seorang pejabat itu sebaiknya jangan main buka-bukaan, harus bijak menyimpan rahasia dan bertindak luwes sesuai suasana saat itu.

6.            Yang sudah terjadi tak usah diungkit, yang sudah rampung dikerjakan tak perlu dinasihati, yang sudah berlalu jangan diusut kembali !
[Latar belakang] Raja Lu Aigong (Kong Zi adalah warganegara Lu) bertanya pada Zai Wo, seorang murid Kong Zi, tentang kayu yang sebaiknya dipakai untuk membuat papan nama pemujaan Dewa Bumi. Zai Wo menjawab bahwa pada masa dinasti Xia dipakai kayu cemara, dinasti Shang memakai kayu cypress, dan sampai dinasti Zhou berganti kayu lizi (chestnut-kastanye); repotnya nama ‘lizi’ bisa dimaknai sebagai ‘menakut-nakuti manusia’! Kong Zi menganggap ucapan Zai Wo tersebut menyindir kebijakan Kaisar Zhou, kaisar idolanya; karena berang, tercetuslah kata-kata di atas.

[Ulasan] Anjuran tersebut tentu saja juga bisa dimaknai sebagai: urusi saja persoalan yang ada di depan mata, jangan mengurusi hal-hal tak berguna yang sudah berlalu!

7.            Hanya manusia yang sungguh berhati baik dapat menyukai atau tidak menyukai seseorang secara benar dan adil.
[Ulasan] Tanpa patokan yang benar kita sulit menilai baik-buruknya seseorang. Kalau berdasarkan suka-tidak suka, untung-rugi, hubungan persahabatan, ras, suku, agama dan sebagainya, selain penilaiannya tidak adil juga sesat. Patokan yang paling tepat adalah rasa cinta-kasih (perikemanusiaan, ren ).

8.            Manusia utama berlapang dada, tidak congkak, dan hidupnya tenteram; sedang manusia yang tidak bermoral bersifat congkak, picik, dan hidupnya tidak tenang.
[Ulasan] ‘Lapang dada’ berarti penuh tenggang rasa (toleran) kepada sesama.

9.            Orang yang cerdas dan suka belajar, tidak malu bertanya dan belajar pada bawahan (yaitu orang yang biasanya dianggap lebih bodoh), akan meraih kehasilan tinggi.
[Latar belakang] Dari bab Gongye Chang. Zhi Gong bertanya pada gurunya, ‘apa yang telah dilakukan Kong Wenzi sehingga beliau meraih hasil tinggi, mendapat gelar Wen?’ Jawab Kong Zi, ‘ia cerdas dan suka belajar, tak malu bertanya ke bawah, sebab itu ia beroleh gelar bergengsi dan menjadi terkenal.’

[Perbandingan] ‘Pengetahuan’ dalam istilah Mandarin adalah xuewen yang secara harfiah berarti ‘belajar bertanya’! Bahkan dalam bahasa Inggris pun ada kata-kata condescend to ask for advice; dan percaya bahwa a man becomes learned by asking questions.

10.       Bila sifat pembawaan lebih menonjol dibanding sifat hasil pendidikannya, penampilan orang bersangkutan akan terkesan kasar; sedangkan bila sifat hasil pendidikan lebih menonjol dibanding sifat pembawaannya, penampilannya akan terkesan munafik atau tak berbobot. Agar menjadi seorang mulia atau cendekiawan sejati (junzi), kedua sifat tersebut harus berpadu secara selaras (serasi).
[Ulasan] Sifat pembawaan adalah sifat asli yang dibawa semenjak lahir, sedang hasil pendidikan merupakan pengaruh peradaban dan lingkungan. Munafik di sini diartikan sebagai tidak jujur, dibuat-buat, atau tak wajar. Berpadu secara selaras berarti saling melengkapi kekurangan masing-masing.

11.       Biarlah para lansia merasa lega, antara teman saling percaya, dan para muda terbina.
[Latar belakang] Kong Zi mengungkapkan cita-citanya, sewaktu dengan para murid membahas cita-cita masing-masing.

12.       Orang pandai suka air, orang baik hati suka gunung; yang pandai senang bergerak, yang baik hati senang ketenangan; manusia pandai bergembira, manusia baik hati panjang usia.
[Ulasan] ‘Pandai’ dan ‘baik hati’ adalah dua ciri kemanusiaan yang amat didambakan setiap orang. Namun hanya manusia mulia (junzi) sajalah yang memiliki kedua sifat ini sekaligus. Kong Zi beranggapan bahwa manusia dan alam semesta itu manunggal, oleh karena itu sifat ‘gunung’ dan ‘air’ juga tertayang pada diri setiap orang.

Di alam raya yang selalu bergejolak ini, gunung relatif tenang (stabil) dan dapat diandalkan. Sedangkan air relatif bergerak (labil), dinamis, mengalir kemana-mana, mudah berubah dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, bisa bersifat baik atau jahat, kekuatannya tak tepermanai. Orang mulia yang pandai dan baik hati itu sudah berhasil menyelaraskan kodrat dirinya dengan alam semesta, tak heran ia hidup gembira dan panjang umur!

13.       Di antara beberapa orang yang berjalan itu, pasti ada yang bisa menjadi guruku : bagian sifatnya yang baik bisa kuteladani, sedang bagian sifatnya yang buruk bisa menjadi cermin untuk memperbaiki diriku sendiri.
[Ulasan] Kong Zi tidak punya guru tetap, maksudnya dimana-mana bisa ditemukan guru untuk belajar. Seorang harus rendah hati dan berusaha belajar dari kelebihan maupun kekurangan orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dirinya.


14.       Apa yang diri-sendiri tidak inginkan jangan diberikan (diterapkan) pada orang lain !
[Ulasan] Kata-kata tersebut harus ditanggapi dan diterapkan dengan cerdas dan hati-hati; ingatlah, tiap manusia itu tak sama, apa yang baik bagi anda belum tentu baik bagi orang lain, apa yang jelek bagi anda bisa jadi baik buat orang lain.

15.       Orang cerdas-pandai tidak bingung, orang berhati baik tidak gundah, orang berani tidak ada yang ditakuti.
[Ulasan] Orang yang cerdas-pandai, baik hati, dan berani, ternyata memiliki kesamaan yaitu: siap menghadapi segala apa!

16.       Orang-orang di dunia ini semua bagaikan saudara.
[Latar belakang] Dari bab Yanyuan. Suatu hari salah satu murid Kong Zi, Sima Niu, bertemu Zi Gong, kakak perguruannya, dengan sedih ia berkata, ‘orang-orang punya saudara, hanya saya yang tidak.’ Zi Gong menghiburnya dengan berkata, ‘….seorang mulia (junzi) pada saat bekerja selalu dengan segenap hati tanpa kekeliruan, dan pada saat bergaul selalu ramah-tamah dan sopan-santun, dengan demikian pada semua tempat yang didatanginya ia selalu disambut bagaikan kedatangan saudara sendiri. Oleh sebab itu seorang junzi tidak takut tidak punya saudara.’

[Ulasan] Jika kita memperlakukan orang seperti saudara kita sendiri, orang pun akan memperlakukan kita seperti itu. Sesungguhnya yang dimaksud ‘dunia’ pada kata-kata di atas adalah kerajaan Zhou; namun tentu saja ayat ini juga berlaku untuk umum.

17.       Mati dan hidup adalah suratan takdir, kaya dan mulia ditentukan Tuhan YME.
[Latar belakang dan ulasan] Dari bab Yanyuan. Kalimat ini diucapkan Zi Gong untuk menghibur Sima Niu, dan berkaitan dengan pasal 16 di atas yang bertanda ‘….’ Zi Gong mengatakan bahwa nasib manusia telah diatur oleh YME sehingga sebagai ciptaannya kita sebaiknya menerima dengan ikhlas, belajar menyesuaikan diri, dan bukannya menangisi, apalagi menentang. Namun kalimat tersebut juga bisa dimaknai sebagai: setiap manusia bersifat unik dan tidak mungkin disamai atau diganti orang lain. Setiap orang wajib mengembangkan dirinya sesuai kodrat dan keadaan masing-masing. Tuhan lah yang akan menentukan hasilnya.

18.       子以四教:文行忠信
Yang diajarkan Kong Zi terdiri dari empat materi, yaitu: filologi dari masa ke masa, pengetahuan menjalankan kehidupan bermasyarakat, kesetiakawanan antar sesama, dan kepercayaan dalam pergaulan.

19.       Kong Zi tidak menanggapi pembicaraan tentang hal-hal supranatural, tindak kekerasan, pemberontakan, dewa dan roh halus.
[Ulasan] Kong Zi tidak menyukai hal-hal kekerasan dan kerusuhan, maka tak mau membahasnya. Mengenai urusan dewa dan roh halus, itu mungkin karena ada anjuran duowen queyi  闻阙疑 (meski banyak pengetahuan, namun bagian yang meragukan sebaiknya tak diutarakan), sehingga ia juga tak bersedia membahasnya.

20.       Orang mulia (junzi) merasa malu bila ia sendiri tidak bisa melaksanakan ucapannya.
[Ulasan] Dari bab Xianwen. Orang mulia (junzi) bisa dipercaya dan perilakunya layak diteladani, oleh karena itu akan malu dan jatuh gengsi bilamana ia ketahuan omong kosong belaka.

21.       Kong Zi berkendara kereta yang dikusiri Ran You ke negeri Wei. Kong Zi berkata, ‘betapa padatnya penduduk di sini!’ Ran You bertanya, ‘kalau penduduknya padat, lalu sebaiknya bagaimana?’ Kong Zi menjawab, ‘mereka dibuat kaya.’ Ran You mengejar, ‘kalau penduduk sudah kaya, lantas apa lagi yang perlu dilakukan?’ Kong Zi menjawab, ‘berikan mereka pendidikan.’
[Ulasan] Ran You 冉有 alias Ran Qiu 冉求 (522-489 SM) adalah salah satu murid terbaik Kong Zi yang pandai dalam politik, peperangan, dan urusan keuangan (seorang turunan Ran You tinggal di Semarang, siapa hayo?) Gagasan Kong Zi untuk ‘kesejahteraan dulu, baru pendidikan’ ini didukung dan ditindak-lanjuti oleh Meng Zi dan Xun Zi. Mensejahterakan rakyat adalah tugas utama kerajaan.

22.       子罕言利与命与仁   zi han yan li yu ming yu ren
Kong Zi jarang berbicara tentang keuntungan materi, nasib, dan perikemanusiaan (kebaikan hati, tenggang rasa, belas-kasih, dan lain sebagainya).

[Latar belakang] Dari ayat-1 bab Zi Han. Ditulis oleh Yan Hui: Membicarakan  hal ‘keuntungan materi’ (li) secara sepihak pasti akan berbenturan dengan keadilan dan kebersamaan. Kalau membicarakan ‘nasib’ (ming) pasti akan kehabisan nalar. Sedang ‘perikemanusiaan’ (ren) cakupannya terlalu besar dan luas, sulit dijabarkan dengan benar dan utuh. Sebab itu Kong Zi tidak banyak membicarakan ketiga topik tersebut.

[Ulasan] Namun dalam Lunyu ditemukan pokok bahasan tentang li, 11 kali dalam 9 pasal; ming, 24 kali dalam 21 pasal; kalau dibanding dengan keseluruhan topik yang dibahas dalam Lunyu, jumlah ini memang sedikit; tapi topik tentang ren banyak, total 109 kali. Hal ini tentunya aneh, lalu dimana salahnya?

Mengingat naskah kuno tidak dibubuhi titik koma, ilmuwan Wang Ruoxu semasa dinasti Jin (1115-1234), dan Shi Shengzu semasa dinasti Qing (1644-1911), mengubah titik koma kalimat di atas menjadi 子罕言利,与命,与仁; sehingga artinya menjadi ‘Kong Zi jarang berbicara tentang li, tetapi lebih tertarik pada ming dan ren.’ Tentu saja ini juga tak memuaskan.

Nah, Huang Zi van Semarang menjelaskannya sebagai berikut: kebanyakan dari 109 kali pembahasan ren dalam Lunyu sebenarnya adalah ‘jawaban atas pertanyaan’ dan bukan ‘pembicaraan’ . Jadi memang benar bahwa dalam Lunyu jarang ditemukan pembicaraan tentang ren. Sejatinya orang tidak bisa menilai hal penting dan tak penting dari frekwensi pembahasan saja; hal yang sering dibahas belum tentu penting, sedang yang jarang dibahas belum tentu tidak penting. Begitu.

23.       Setelah Kong Zi mendengarkan permainan musik di negara Qi, selama tiga bulan berikutnya ia tak bisa lagi merasakan enaknya daging, maka lalu berkata, ‘tak sangka keindahan alunan musik bisa mencapai ketinggian sedemikian rupa !’
[Ulasan] Ini menunjukkan bahwa Kong Zi adalah pecinta musik!

24.       Ada kalanya Kong Zi menggunakan tutur-bahasa umum (lingua franca), yaitu waktu membaca syair, membaca buku, dan dalam upacara penghormatan.
[Ulasan] Pada masa Chunqiu (770-476 SM) belum ada bahasa persatuan resmi di antara negara-negara federal. Bahasa yang relatif berlaku antar negara (lingua franca) adalah yayan 雅言 atau yang biasa disebut sebagai putonghua 普通.

25.       Orang mulia (junzi) setiakawan tapi tidak berkomplot, sedang orang tak bermoral (xiaoren) berkomplot tapi tidak setiakawan.
[Ulasan] Orang mulia bergabung demi keadilan (yi), kebersamaan, dan kepentingan jangka panjang; sedang orang tak bermoral bergabung demi keuntungan materi (li), dan kepentingan sesaat.

26.       You Zi berkata: Nilai luhur penerapan ‘tatakrama’ berada pada ‘keselarasan’, itulah keindahan kebijakan raja-raja masa lalu; segala macam masalah besar maupun kecil diselesaikan berdasarkan keyakinan tersebut. Tapi apabila suatu ketika bertemu suatu masalah, dan mengambil kebijakan selesaian yang melulu ‘menyelaraskannya’ dengan masalah tersebut tanpa mengacu pada tatakrama yang berlaku, kebijakan tersebut tak boleh dilakukan !
[Ulasan] Tatakrama memang diterapkan agar tercapai ‘keselarasan’, tapi bukan berarti bahwa tatakrama boleh diabaikan dengan dalih ‘keselarasan’ saja. Dengan kata lain, ‘tatakrama’ adalah sinonim dengan ‘keselarasan’.

27.       Yang tak sadar akan nasib sendiri takkan jadi orang mulia (junzi); yang tak tahu tata-krama takkan bertahan dalam masyarakat; yang tak mampu memahami kata-kata orang takkan bisa mengenal orang.
[Ulasan] ‘Memahami kata-kata orang’ berarti pandai merasakan benar-salah dan baik-jahat dalam ucapannya.

28.       Manusia bisa membesarkan ajaran, bukan ajaran yang membesarkan manusia. Orang bisa melebarkan jalan, bukan jalan yang melebarkan orang.
[Ulasan] Ajaran itu disusun dari pengetahuan manusia; makin tinggi pengetahuannya, makin tinggi juga ajarannya; sebab itu dikatakan ‘manusia bisa membesarkan ajaran’. Tetapi ajaran itu tak lebih dari semacam ‘penunjuk jalan’ yang mengarahkan manusia ke tujuannya, terserah manusia sendiri bersedia memanfaatkannya atau tidak; sebab itu dikatakan ‘bukan ajaran yang membesarkan manusia’.


Sumber: http://web.budaya-tionghoa.net/  Majalah “Sinar Dharma”.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “