Singgah ke Jade Buddha Temple Shanghai, Pusat Agama Sekaligus Wisata-Shanghai - Di balik kemegahan Kota Shanghai, ada kuil tua yang menjadi pusat pembelajaran agama Buddha bernama Jade Buddha Temple. Seperti apa bentuknya? Kuil ini dibangun pada tahun 1882 ketika Higuan, seorang biarawan dari Burma (Myanmar) bernama Huigen membawa dua patung giok Buddha. Kuil tua yang terletak di bagian barat kota tersebut sempat hancur dalam perang revolusi Dinasti Qing.















Untuk patung Buddha Duduk, dia mengatakan dibawa dari Singapura pada tahun 1989. Masih banyak patung-patung Buddha lainnya yang berada dalam area kuil tersebut.

Setiap bangunan kuil dalam kompleks ini memiliki ruangan dan kisah tentang ajaran agama Buddha. Bangunan utama kuil dibagi menjadi tiga lokasi, yakni Mahavira Hall, Jade Buddha Tower dan Devajara Hall.

Adapun bangunan-bangunan pendukung lainnya antara lain Kwan-yin Dian Hall, Zen Tang Hall, Amitabha Dian Hall, Recumbent Buddha Hall dan Dining Room. Untuk patung Buddha duduk terletak di Jade Buddha Tower, sementara Patung Buddha terlentang berada di Ruangan Recumbent Buddha.

Untuk masuk ke dalam komplek Jade Buddha Temple, pengunjung dikenakan harga tiket 20 yuan dan dikenakan biaya tambahan apabila ingin melihat patung Buddha dari giok sebesar 10 yuan. Kuil ini dibuka untuk umum dari pukul 08.30 sampai dengan 17.00 waktu setempat.

Kedatangan rombongan delegasi MPR yang diketuai Ketua MPR Zulkifli Hasan pun disambut baik oleh Imam Buddha sekaligus anggota CPPCC (MPR) nasional, Hui Jing. Dalam kesempatan itu Hui memuji keharmonisan hidup beragama di Indonesia, terutama Buddha dan Islam.

"Indonesia populasi muslim, tapi agama Buddha juga bisa hidup dengan damai. Ada sejarah Buddha yang tersebar di seluruh Indonesia," ujar Hui.

Mendengar itu, Zulkifli pun tersenyum. Dia menyebut kehidupan beragama terutama dengan Buddha sangat harmonis dikarenakan ajarannya yang sudah lama masuk ke Indonesia.

"Hubungan Indonesia-Tiongkok zaman dulu melalui agama Buddha. Agama Buddha masuk ke dalam agama resmi di Indonesia. Kami memang bebas melaksanakan agamanya masing-masing dan saling menghormati," terangnya.

Hui menjelaskan banyak wisatawan asing dan calon biksu datang ke kuil untuk menuntut ilmu agama. Tidak heran kuil tersebut sangat ramai setiap harinya. (jor/jor)

Laporan Dari Shanghai- Minggu 20 Sep 2015, 16:39 WIB-Ayunda Windyastuti Savitri – detikNews.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “