“KISAH SHU SHAN WU ZHI”




Adik-adik yang terkasih. Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak sekali aktivitas bersama orang lain. Semisal: belajar bersama teman, bermain dengan adik, membantu orang tua dll. B aik secara langsung-tidak langsung/sengaja-tidak sengaja kita pasti pernah melakukan kesalahan. Terkadang kita meminjam buku teman akan tetapi lupa mengembalikan.

Kita juga pernah berebut mainan dengan adik. Pada kesempatan yang lain, kita juga bisa salah mengambilkan barang yang diminta oleh orang tua. Kesalahan adalah sesuatu yang wajar, tidak menakutkan&dapat diperbaiki.Sebagai seorang siswa bila ditegur oleh ibu guru, kita harus bersyukur.

Dengan ditegur kita bisa mengetahui letak kesalahan,sehingga dapat memperbaiki diri. Pada umumnya bila ada yang menegur, kita akan merasa jengkel. Mulai sekarang kita harus belajar untuk menerima teguran orang lain&senantiasa memperbaiki diri. Kisah berikut ini menceritakan seseoranng yang dapat melakukan introspeksi diri&mampu memperbaiki kesalahannya.
bigstock_the_eraser_786114.jpg

Pada jaman Chun Qiu, di kerajaan Lu hiduplah seorang yang bernama: Shu Shan Wu Zhi.Karena melakukan suatu kesalahan, ia harus menerima hukuman. Shu Shan Wu Zhi kehilangan sebuah kakinya. Suatu hari, Shu Shan Wu Zi mendengar jika ada seorang yang terpelajar. Shu Shan Wu Zhi ingin sekali berguru kepada beliau, bagaimana cara menjadi seorang yang berbudi luhur?

Dengan bersusah-payah, barulah Shu Shan Wu Zhi dapat sampai ke rumah sang pelajar. Di rumah sang pelajar, Shu Shan Wu Zhi menceritakan sejarah tentang dirinya. Selesai menyimak cerita dari Shu Shan Wu Zhi, sang pelajar dengan nada datar berkata: ”Anda karena melanggar hukum, telah kehilangan sebuah kaki. Sekarang datang kemari untuk berguru kepada saya, menurut anda: apakah tidak terlambat?

”Mendengar perkataan sang pelajar,Shu Shan Wu Zhi merasa tidak senang.Dengan penuh rasa malu, Shu Shan Wu Zhi menjawab: ”Apa yang anda katakan memang benar. Dulu, saya tidak mengerti tentang budi pekerti. Demi mendapatkan kekayaan,nama baik, kekuasaan, keuntungan pribadi telah menghalalkan segala cara. Sampai pada akhirnya harus kehilangan sebuah kaki. Sekarang saya telah insyaf&ingin berubah.

”Shu Shan Wu Zhi sejenak menghentikan perkataannya untuk melihat bagaimana reaksi sang pelajar. Ternyata, sang pelajar hanya terdiam mendengarkan, sama sekali tidak bereaksi. Dengan suara yang keras Shu Shan Wu Zhi melanjutkan perkataannya: ”Sekarang saya hendak menjadi orang yang baik. Mulai dari awal, menjadi manusia baru.

Saya tidak takut menghadapi kesulitan-rintangan. Tujuan saya datang kemari adalah untuk berguru kepada anda, jangan sampai mengulangi lagi kesalahan yang sama. ” Mendengar perkataan dari Shu Shan Wu Zhi, sang pelajar tersenyum memuji ketulusan hatinya. Shu Shan Wu Zhi berkata dengan penuh semangat: ”Langit maha pengampun,tiada pernah membenci orang yang bersalah. Bumi memberikan kehidupan kepada semua orang, tiada mencampakkan seseorang. Mohon terimalah saya sebagai murid.”

Adik-adik yang terkasih. Setiap orang dengan belajar, barulah dapat menjadi pandai. Belajar adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Di dalam kelas,saat ibu guru memberi kita kesempatan untuk menjawab sebuah pertanyaan/mengerjakan soal janganlah disia-siakan. Jawab&kerjakan tanpa ragu-ragu. Bila salah, tentu ibu guru dapat membetulkan&memberi tahu kita. Setelah kita mengetahui letak kesalahan, kita jangan melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.Jika selalu mengulang kesalahan yang sama, kapan kita bisa maju? Ibu guru juga telah berusaha maksimal untuk kita, hargailah jerih payah beliau.


Penulis: Xie Zheng Ming.
Ahli Sejarah Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.



RENUNGAN TAHUN 2014: 

BELAJAR dari KESALAHAN dan BERUSAHA untuk TIDAK MENGUL;ANGI KESALAHAN LAGI...
JANGAN MENYERAH SEBELUM BERTINDAK...



Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “