Kisah Ibu yang Hemat Air Mineral demi Anaknya.




“Ibu, engkau adalah orang tua yang mengerti bagaimana agar saya (sebagai anak) dapat diterima oleh teman-teman dalam pergaulan.”


Harga sebotol air mineral biasa 2 RMB, sebotol air mineral bermerk harganya 3 RMB. 2-3 RMB adalah sebuah nominal yang terjangkau bagi kami anak-anak sekolah. Saat jam pelajaran olahraga, banyak teman-teman yang membawa air mineral untuk diminum pada saat dahaga.

Mei Zhu 美珠 juga seperti teman-teman pada umumnya, biasa membawa sebotol air mineral. Setiap hari selasa & jum’at, sang ibu selalu mengantar makan siang dan air mineral untuknya. Saat menerima pemberian dari sang ibu, ia senantiasa merasa risau. Keadaan perekonomian keluarganya tidaklah begitu bagus. Sang ibu sehari-hari bekerja sebagai pedagang kaki lima, sedangkan sang ayah adalah pegawai biasa. Bagaimanapun ia tetap merasa bahagia & puas diri. Hanya dalam hal air mineral, ia mampu mengimbangi apa yang menjadi gaya hidup di lingkungan teman-teman sekelas.

Suatu ketika saat pelajaran jam olahraga berlangsung, teman sebangkunya lupa membawa air mineral. Mei Zhu dengan senang hati berbagi air mineral dengan teman sebangkunya. Usai meneguk minuman pemberiannya, si teman berkata: ”Air mineral kamu...”Dengan cemas ia menjawab: ”Ada apa dengan air mineral saya? Ibu baru saja membelikannya untuk saya.”

Melihat sedang terjadi keributan kecil di bangku Mei Zhu, beberapa teman yang lain ikut melibatkan diri dalam permasalahan. Diantara mereka ada yang berkomentar: ”Apakah bukan air mineral yang bermerk terkenal?” Teman yang lain menimpali: ”Apakah sudah kadaluarsa? Lihatlah, tanggal masa penggunaannya telah kabur & tidak dapat terbaca dengan jelas. ”Ada juga seorang teman yang setelah ikut mencicipi berkata: ”Terasa seperti air putih biasa.” Teman yang lain mengatakan jika air mineralnya terlihat agak keruh, tidak bening.

Setelah saling mengutarakan pendapat & berdebat, mereka tertawa bersama. Dalam sekejab, ia menjadi tersadar. Bisa jadi, yang selama ini ia minum adalah air putih biasa bukan air mineral. Dalam keseharian sang ibu senantiasa berlaku hemat, bagaimana mungkin dalam hal air mineral beliau dapat begitu longgar? Dengan merasa kecewa, Mei Zhu membuang botol air mineral tersebut.

Sesampainya di rumah, Mei Zhu segera bertanya kepada sang ibu: ”Bu, apakah botol air mineral yang biasa ibu berikan kepada saya berisi air putih biasa? ”Ya” Sang ibu menjawab: ”Di luar banyak sekali jenis air mineral, ibu takut kamu merasa tidak tahan minum air mineral sehingga sakit perut. Karena itu, ibu memasukkan air putih yang dimasak sendiri ke dalam botol air mineral. ”Melihat ekspresi wajah Mei Zhu yang masam & cemberut, sang ibu bertanya: ”Apakah ada yang memperolok kamu? ”Mei Zhu diam saja, tidak menjawab, dalam hati berkata: ”Jelas-jelas ibu memasukkan air putih biasa ke dalam botol air mineral untuk alasan berhemat. Mengapa harus berbohong dengan mengatakan memperhatikan kesehatan saya?”

Seakan-akan dapat membaca yang ada dalam pikiran putrinya, sang ibu berkata: ”Tentu saja, dengan membawa air putih biasa, kita juga dapat menghemat. Sambil menyelam minum air. Tahukah kamu, dalam sebulan ibu harus mengeluarkan 6 RMB untuk membayar rekening air. 6 RMB setara dengan 2 botol air mineral. Dengan membawa air putih biasa, selama setahun kita dapat menghemat ratusan RMB. Bila uang tersebut digunakan untuk membeli ayam, bisa memperoleh banyak sekali.”

Mei Zhu menyadari apa yang dikatakan oleh sang ibu adalah benar. Hanya untuk mengatasi masalah rekening air, ia belum memiliki kemampuan menghasilkan uang untuk meringankan beban orang tua. Sudah selayaknya berhemat demi kepentingan semua anggota keluarga. Selain itu, minum air mineral/air putih biasa tidak memiliki pengaruh terhadap kesehatan.

“Apakah ada teman yang menertawakan kamu?” tanya sang ibu. Lagi-lagi Mei Zhu menjawab dengan anggukan kepala. “Cobalah kau simak pendapat ibu.” Sang ibu berkata: ”Memang benar, keluarga kita adalah keluarga yang miskin. Akan tetapi, kau harus memahami beberapa prinsip hidup.

Pertama, miskin bukanlah suatu kesalahan, kaya juga bukan sebuah kebetulan. Kaya & miskin adalah perbedaan cara hidup sehari-hari.

Kedua orang miskin tidaklah mengibakan. Orang yang menertawakan orang miskin justru perlu untuk dikasihani. Tiada sebuah keluarga yang tiba-tiba menjadi kaya, pasti ada generasi yang pernah merasakan hidup susah. Dengan penuh perjuangan barulah bisa menjadi kaya.

Ketiga walaupun miskin, kita harus menghargai diri sendiri. Bila seseorang tidak dapat menghargai dirinya sendiri, ia akan direndahkan oleh orang lain. Sudah miskin, masih juga tidak dapat menghargai diri sendiri, berarti benar-benar miskin.”

Mendengar penjelasan dari sang ibu, Mei Zhu menganggukkan kepala. Malam itu,  Mei Zhu banyak berpikir & merenung. Keesokan harinya, Mei Zhu baru dapat memahami apa yang diutarakan oleh sang ibu semalam. Miskin sebenarnya bukan masalah. Kemiskinan bukanlah masalah hina/mulia, akan tetapi adalah sebuah perkataan untuk membandingkan keadaan penghidupan seseorang. Kemiskinan merupakan kenyataan yang harus diterima, tapi juga kita harus berusaha merubahnya agar  menjadi lebih baik. Bila kita memandang kemiskinan sebagai sesuatu yang buruk, ia akan menjadi bayangan yang menutupi diri kita sendiri dari kenyataan, membuat kita tak berdaya dan Pemisimtis, Bodoh, dan akhirnya Malas. Sebaiknya kita dapat menerima situasi dan keadaan (sikon) dengan lapang dada, hingga ia dapat menjadikan seseorang memiliki harapan: Semoga Hari Esok bisa Berubah Lebih Baik.

Belakangan saat pelajaran olehraga, Mei Zhu selalu membawa air putih biasa untuk diminum pada saat haus. Beberapa temannya sengaja meledek Mei Zhu: ”Botol air mineral yang kamu bawa, pasti berisi air putih biasa. ” Mendapat ledekan itu, Mei Zhu dengan percaya diri berkata: ”Ya. Memang benar, di dalamnya berisi air putih biasa. Apa ada masalah dengan kamu?”

Beberapa tahun kemudian setelah lulus kuliah, Mei Zhu  berhasil mendapatkan pekerjaan yang baik. Dengan gajinya ia dapat membeli aneka minuman ringan, apalagi jika hanya sebotol air mineral. Meskipun demikian, saat di rumah Mei Zhu tetap meminum air putih biasa.

Sebenarnya, kita semua pasti pernah mengalami keadaan serupa dengan Mei Zhu. Sedikit banyak Sikon dan lingkungan mempengaruhi kita. Pada tingkat pendidikan paling dasar, sering kali kita mendengar celoteh anak: ”Ma, botol minum milik teman saya lebig bagus lho. Besok belikan saya botol minum seperti itu ya...Tas milik Sella ada gambar Upin-Ipin-nya, bagus lho. Kini, anak-anak usia SMP-SMA kebanyakan sudah memiliki telepon genggam (HP). Sepeda motor adalah barang umum bagi anak-anak usia SMA, bahkan sebagian ada yang sudah terbiasa membawa kendaraan roda 4 ke sekolah (mobil).

Dewasa ini kita tidak dapat membedakan mana yang gaya hidup & kebutuhan? Bila tidak mengikuti gaya hidup yang terkini pasti akan “tersisihkan” dalam pergaulan. Tidak punya kendaraan, tidak punya kartu kredit, tidak punya blackberry, gaya rambut & berpakaian “kuno”, tidak pernah jalan-jalan sulit untuk mendapatkan teman.

Saya pun pernah dikatai demikian oleh seseorang: ”Telepon genggam saja tidak punya, apalagi mobil. Bagaimana bisa mendapatkan Pacar Idaman?

Setiap hari selalu sibuk bekerja, tidak pernah jalan-jalan ke mall/keluar makan-makan dengan teman-teman sebaya, mana ada gadis yang mau berkenalan dengan orang “deso” seperti kamu? Kalau Kamu terus begini & tidak berubah, mana ada orang yang memandang kamu?” Bagaimanapun, mengikuti gaya hidup yang sedang populer apalagi status kita masih belum bekerja hanya akan menambah beban & tekanan bagi orang tua. Semenjak dahulu kala sampai sekarang tak ada orang yang menganjurkan kita untuk terus mengikuti gaya hidup. Bukankah para bijaksanawan mengajurkan kepada kita semua untuk hidup sederhana?

Sebagai anak/pelajar marilah kita belajar dan berlatih untuk lebih memperhatikan kualitas pribadi daripada mengejar gaya hidup “modern. ”Apa yang kita dapatkan dari mengejar gaya hidup? Kepuasan sesaat! Kita bisa saja, kali ini menjadi orang pertama yang memiliki telepon genggam model terbaru. Untuk kesempatan yang lain, dapatkah kita mengulanginya? Belum tentu, kemungkinan besar tidak bisa! Pahamilah keadaan orang tua. Sebagai orang tua, kita juga harus belajar menjadi bijaksana seperti ibu dari Mei Zhu. Orang tua seyogyanya dapat menerima perubahan jaman, sambil mencari cara untuk memberi pengarahan kepada anak. Dalam pergaulan, gaya hidup dapat menjadi sumber tekanan yang besar bagi seorang anak. Sebagai orang yang bijaksana bila mengetahui keadaan seseorang dalam tekanan, janganlah memberi tambahan tekanan.

Penulis: Xie Zheng Ming.
Ahli Sejarah Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “