“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “

Diskusi Dharma Facebook.

Tanya: Namaste bhante, fangshen (melepaskan makhluk hidup: burung, ikan, belut, kura-kura, dsb.) adalah hal yg baik dilakukan. Tetapi akhir-akhir ini makhluk hidup yang umumnya di fangsen menjadi bisnis rutin yg dijalankan oleh penjual, makin banyak makhluk itu di fangsen makin banyak orang yang menjalani bisnis itu. Dalam hal ini apakah melakukan fangshen masih memiliki poin baik. Terimakasih bhante sebelumnya, atas pencerahannya, sadhu.



Teman-teman trimakasih atas dedikasi dan komennya untuk menambah pengetahuan dan pencerahan bagi teman-teman lainnya, semoga anda semua berbahagia di dalam Dharma, Sebenarnya banyak umat yang sudah membuktikan Fangshen.

Ada fakta yang bhante kasih tahu sama umat yang mamanya umurnya 84 tahun ketabrak motor waktu pulang belanja dari pasar. Lalu diopersi otak dan darahnya disedot, dan koma selama 5-6 bulan, bhante doa paritta dan kasih tahu supaya fangshen tiap hari, tiba-tiba bisa berangsur baik dan sehat, padahal dokter bilang hanya 10% harapan hidup, pasti mati walau bagaimanapun.

Sampai saat ini sudah bisa duduk di kursi roda, matanya sudah bisa lihat, tapi makan masih di jus pake selang. Hanya harapan hidup jadi sedikit tambah. Kalau tidak percaya anda boleh tanya ke rumah makan Bak-Mie Kucai Siang-malam di Mangga Besar. Semoga topik Fangshen ini bisa membuka Mata Dharma bagi semua umat, bila dalam keadaan panik atau kritis dsb. Karena Fangshen sangat bermanfaat bisa cepat membayar karma buruk, dan karma baiknya segera berbuah, sadhu.

Bhante memberitahu umat Fangshen terinspirasi membaca buku “ Cerita Kebijaksanaan Buddhis “Penerbit ‘Sri Manggala’. Akhirnya bhante mengarang atau mencipta Doa Buddhis Bahasa Indonesia untuk Fangshen:
Doa Fang-Shen (Melepas Hewan).
Melepas hewan yang akan dibunuh dijadikan masakan, adalah praktik Metta-Karuna (cinta-kasih dan kasih-sayang) yang amat mulia dan berguna sekali baik untuk hewan mau pun untuk yang melakukan. Yaitu; hewan bisa terbebas dari siksaan dan kematian akhirnya mereka bisa panjang umur walau pun untuk beberapa hari/bulan/tahun.

Dengan cara ini maka karma buruk kita di masa lalu yang pasti pernah membunuh atau menyiksa dan menganiaya hewan akan segera berkurang. Bila Hal ini sering dilakukan oleh umat, pasti karma baiknya akan segera berbuah kebahagiaan, panjang umur, sukses dan tercapai segala cita–citanya. Lalu berdoa dengan bahasa hati sbb:

Namo Tassa Bhagawato Arahato Sammasambuddhassa.
Aku berlindung kepada Buddha, Dharma dan Ariya Sanggha.
Kepada para Bodhisattwa dan para Dewa dimana pun berada.
Pada saat ini, saya mau melepaskan mahkluk hidup … (ikan, belut, kura-kura, burung, dll), semoga mereka terbebas dari penderitaan dan akhirnya berbahagia.
Dengan ini semoga karma baik yang saya lakukan, dapat mengurangi karma buruk saya di masa lalu, yang pernah membunuh, menyiksa, dan menyakiti mereka (makhluk hidup).
Semoga karma baik saya segera berbuah kesehata, kebahagiaan, kesuksesan, keselamatan, bebas dari marabahaya, celaka, penyakit, terhindar dari musibah dan bencana alam.
Akhirnya semoga karma baik ini mengantarkan saya bisa tercapai segala cita-cita luhur sesuai Dharma.
Semoga saya memiliki keyakinan yang kuat kepada Buddha, Dharma dan Ariya Sanggha hingga kelak saya dapat meraih kebahagiaan tertinggi Nibbana.
Saya berterima kasih atas pertolongan dan bantua para Bodhisattwa dan para Dewa juga semua makhluk.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sadhu.



Dedikasi dan Komen Teman-teman Dharma Facebook.

1.Namo Budhaya bhante...iya saya mau nanya,apakah fangsen itu wajib?atau hny pd saat kita ciong aja?saya suka sekali fangsen bhante,rasanya hati ini jd plong dan lega,yg saya mau tanya:sebaiknya fangsen dilakukan kapan?apakah hny hari tertentu atau setiap saat kita inginkan?terima kasih bhante...selamat malam
2.Namo Budhaya bhante.Menurut saya,kt tdk perlu terlalu pusing memikirkan hal tsb karna kt tdk bs memprediksi hal2 tsb.Yg ptg kt ad cetana untuk melakukan fang sen,dan kt melakukan ny dg pikiran dan hati yg bersih.Saya rasa itu poin pentingny.
Kalo pndapat sy krg tepat mohon kesediaanny untk meluruskan.Anumodana bhante :)

3. Iya juga yah,..Klo pnjualnya tau,klo umat buddha suka fangsen mrka mlah smakin sring buat binatang mNderita...pdhalkan kita fangsen utk melepas mreka...

4. Namo buddhaya bhante..maaf,sya mau tnya...kalo kita fangshen mnggunakan mkhluk hidup,misalkan burung...knapa kita tdak diperbolehkn makan burung slmanya?pdhal kn blum tntu brung yg kita makan itu sejenis dgan burung yg kita gunakan saat fangshen..dan belum tntu juga burung itu burung yg kita gunakan dulu...trims bhante sdah mau mmbca ptnyaan sya..sya tgu jwbnnya...trims..sadhu..

5. Tdk ada beda'y dgn se'org pncuri. Se'org pncuri mencuri utk mnghdupi kluarga'y. Ap slah?.
Tujuan'y bnr, cm cra'y yg salh. Ssunggh'y Msh bnyk yg bnr klo kt mau mlakukn. Mf.

6. Kalo dr segi karma yg menjual itu byk dosa lah. Karma kita tetap ada. Karna ada permintaan pasti ada penawaran. Jd pandai2 kita aja..
7. Saat kita ingin fangsen...lihatlah mahluk yang ad di pinggir jalan jangan kita memesan...saat dia mau di sembelih lepaskan mahkluk itu
8. Jgn pernah nanya beli dimana.. Tapi cari lah makluk yg mau kita bantu.
9. Fangsheng harus dilakukan sembunyi2...gak perlu rame2 datang pd satu pembeli ...ntar ketahuan..

10. Hehe... Fangsen diibaratkan simbol pelepasan pada diri sendiri,pelepasan terhadap kemelekatan duniawi.tp cukup banyak versi yang mengartikannya bermacam macam.semua tindakan baik tidak ada yang sia2,smuanya berawal dari pikiran yang lurus dan berprinsip maka baik pula cita2nya.
Menurut saya,Fangsen jgn dilakukan sbg hal rutin yg menjadi tradisi utk dilakukan secara besar2an. Dan dipertontonkan bahkan sampai masuk koran. Itu lah penyebab smakin gencarnya bisnis penangkapan burung atau mahluk lain utk dijual bagi pelaku Fangsen. Asalkan kita ada kesempatan utk menolong nyawa mahluk lain, tanpa mengkondisikan peristiwa itu terjadi, menurut saya udah cukup baik. Mohon bimbingan Bhante. Anumodana _/\_
11. Klo ada peliharaan lepaskan aj..
12. Gmana kl rame2 beli ayam bebek babi ternak, dan lepasinn smua,hehehe.. Yg plg bgs jg adlh kita brvegetrian..

13. Namo Buddhaya Bhante..Pasti tetap ada manfaat.khan cetana'y juga baik.. .tapi seh lebih baik yang difangsen penjual'y dibuang kelaut. .{just kidding}.

14. Stuju dg bro sigung,he2.


15. @ fang: perlu d tekankan d sni, dlm agama Buddha tdk ad larangan utk melakukan sesuatu.
Semua kembali k dr kt sndr.Intiny berusaha melatih dr menghindari pembunuhan thd makhluk hdp.Setiap benih yg d tanam, itulah yg akan d petik. So, semua terserah pd kt.Be wise aj..Hehe..Hny membrkan pendapat.Anumodana :)

16. Selamat malam semuanya......kenapa mesti fangsen burung gereja atau burung emprit....yg notabanenya gak prnh dipiara ....burung itu adl burung bebas....setelah ada fangsen baru itu burung2 ramai ditangkat orang...kenapa gak mau kepasar burung aja dan melepas burung yg biasa di piara orang.....? sprt burung balam, burung jalak dst....kita mau itung jumlahnya apa kualitasnya....? terus klo fangsen ikan....kenapa gak mau kepajak...atau pasar ikan...yg nyawanya tergantung jari telujuk ....kita alih kan jari telunjuk yg dari pencabutnya menjadi juru selamat.....
@FANG >>>> sepengetahuan saya di agama Buddha gak ada peraturan sprt itu...mgkn itu cuma tradisi.@ June Angela >>>> kita melakukan kebajikan juga harus memiliki kebijaksanaan.....

17. Menyelamatkan satu nyawa yang memiliki akal budi pekerti sangat baik daripada membangun tujuh buah menara pagoda.
~Avalokitesvara sutta~

18. ‎@ sukkha: hehe..Mkny ak blg be wise aj..:) btw, setau ku hewan piaraan ga bs idup d alam bebas. Krn mrk d biakan untuk d rawat dg teknik khusus oleh tgn2 ahli.
Istilahny hewan rumahan. Xixixi..Mlm bro :) Have a nice nite all ^^

19. Klo mnrt sy yg pnting cetana kita,n kta ykn yg kta lakukan akan membwa kbaikn,klo mau fansen gak usah pke mesen,or kta bsa melakukan kbaikn lain slain fansn kan..,,,,,

20. @Andy Tri Wijaya >>>> wah.. sesiong benar skl....saya baru teringat saya pernh baca....membunuh seekor nyamuk beda karma buruknya dgn membunuh kucing....membunuh seekor kucing beda lagi karmanya dgn membunuh manusia....membunuh penjahat beda lagi karma buruknya dgn membunuh seorang yg baik hati...dst....[ menurut kesadaran mahkluk tersebut....apa benar begitu se siong mohon penjelasan

‎21. @Fang : sbnrnya tdk begitu. Peraturan itu memang ada beredar di kalangan masyarakat kita. Tapi tdk tau dari mana asalnya. Kita boleh makan daging selama jika "kebetulan", bukan difaktorkan. Bervegetarian juga bagus utk mencegah kolesterol pada org tua.. Dan lebih baik lg bila menjadikan Vegetarian sbg motivasi utk mengembangkan Metta dlm diri (bagi yg vegetarian) bukan menganggap lbh suci dgn yg non vegetarian. Peraturan yg anda mksd itu bisa saja berlaku bila " kita mengikat benang pada kaki burung yg akan dilepas, lalu stlh kita melepaskannya utk terbang, trus kita tarik lg benangnya dan dapat lg deh". Perlakuan ini yg tdk cocok. :-)

22. Namo Buddhaya. Iya tuh, klo lepasin burung emprit, kasian para petani. Kalo padi mulai menguning, mrk jaga tanaman mrk dr gangguan brg2 sampai sore, menjelang malam. Coba deh, lepasin di sawah, psti mereka marah2. Lepasin binatang2 yg lbh bermanfaat x ya?

23. Dalam setiap mahkluk hidup terdapat benih kebuddhaan.
byk cara untuk dapat menumbuhkannya,dengan fangsen selain melepaskan keterikatan,secara tidak langsung dapat menimbulkan cinta kasih yang merupakan pupuk bagi benih kebuddhaan itu untuk terus tumbuh.
‎24 @Andy : benar itu bro. Dan yg perlu diingat adalah, FANG SEN bukanlah suatu kegiatan musiman utk melepaskan mahluk hidup. Krn FANG = melepaskan. SEN = kehidupan. Jadi Fang Sen bisa diartikan "Melepaskan, membiarkan mahluk hdp utk hidup." , kita mgkn bisa memberikan Cinta yg spt itu kpd burung, ikan atau binatang2 yg tergolong peliharaan. Tapi jika bertemu Ular, Lipan, kala jengking ?? , apakah perasaan kita akan sama?? Ataukah kita akan berubah? Mudah2an kita akan bijaksana menghadapi situasi spt ini. Sadhu..
25. Namo Buddhaya, Bhante. Menurut saya, semua tergantung niat kita. Jika si penjual menangkap lagi, ini karma dia sendiri. Seperti kita berdana, kita juga tidak bisa kuatir terus bhw dana kita akan dikorupsi atau apapun, walaupun kita tetap hati2. Just do the best. Thks

26. Saya pikir yang difangsen itu pikiran kita itu belajar dan latihan melepas dari ikatan-ikatan
kemelekatan dan keinginan dan hewan yang difangsen menerima baiknya saja

27. Namo Buddhaya...Kalau saya boleh berpendapat, fangsen yg penting dilakukan dgn niat baik dan cara yg baik...Kalau saya sendiri biasanya ke pasar untuk membeli ikan lele, penjualnya akan bertanya : "Mas, Lelenya langsung dipotong? sisiknya mau sekalian dibersihkan?"...
28. Seandainya orang lain yg membeli, maka lele2 itu sudah pasti mati...
Sebaliknya kalau saya yg beli untuk fangsen, minimal memberikan lele2 tersebut 1 kesempatan lagi untuk hidup...Uniknya ketika dilepas, lele2 tersebut tak bosan2nya menoleh ke saya sambil mulutnya komat-kamit dalam bahasa ikan...

30. Mantap Romo Thio...fang sen adl melatih melepaskan kemeletan dan cinta kasih.


31. Hal pertama yg sgt mdh dpt qt lakukan adalah tdk memelihara hewan liar yg tdk biasa hdp dirumah sep burung, ikan, kura2, ular, dll. Dgn begitu qt udah fang sen.


32. Namaste bhante,
fangsen adlh sebuah tradisi yg baik utk dilakukan,asal kita tulus melepaskannya n bukan mengharapkan apa-apa(imbalan)itu akan mengurangi benih karma yg kita perbuatan.benih karma baik n tidak baik akan kita terima begitu jg org menangkap/membunuh hewan yg kita fangsen akan menerima karma sendiri.jd masalah ini jgn dipersoalkan nanti org tdk mau fangsen lg


33. Ada kisah nyata yg benar2 nyata. Danau sunter Jakarja adlh t4 org2 fangsen belut, ikan dll. Sy lupa tahun berapa? Lama2 belut2 jadi membludak, muncul ribuan, mgkn jutaan belut di danau tsb. Akhirnya pendu2k sekitar memanen belut2 tsb. Yg pasti mrk bkn u fangsen lg. Akhirnya stlh menikmati hdp be2rapa lama, mrk mati jg. Lumayanlah drpd tdk sm sekali. Berita ini pernah msk koran. Qt jg patut memilih t4 yg baik untk kelanjutan kehidpn makhluk2 yg qt lepas. Bkn cm sekedar melepas. Niat baik ingin memberi hdp, malah mempercpt kematiannya.


34. Saya melakukan fangsen dgn tidak memilih waktu,di mana ditemukan ada makhluk yang dalam bahaya kemudian saya menilai saya mampu,saya melakukannya.


35. Kalau kita membeli di tempat tertentu misalnya di pasar hewan,maka hewan yang mau kita fangsen seringkali dijadikan lahan bisnis.


36. Jangan di hari fangsen aja kita berbuat baik tapi tiap hari sampai akhir kita menutup mata kita utk selamanya


37. ‎@ dhamma yatri: bkn kt yg mempercpt kematianny, tp itu ud karma burukny dan kt tdk bs mencegahny.
Hehehe...:P


38. Ada jg yg fang sen : anak kucing sekalian induknya dijalan/rmh makan, anjing tua yg sakitan, maupun peliharaan lainnya. Ini adalah kejahatan dan perbuatan tdk bertanggung jawab. Hewan peliharaan tdk boleh dijdkan fang shen, termasuk ikan mas yg dipelihara drmh, maupun burung yg udh dipelihara dr kecil. Krn kelangsungan hdp mrk tdk terjamin, sulit beradaptasi dgn lingkungan.


39. Bagi aku pribadi,tidak merasa cara fangsen seperti yang dilakukan divihara itu ada maknanya,karena binatang2 itu khusus ditangkap, dijual dan setelah upacara selesai, ditangkap lagi, dijual lagi...mungkin bagi sebagian orang, ritual itu hanya sekedar menenangkan pikiran, dengan fangsen, dosanya tercuci sebagian...sorry kalau pandanganku salah.


40. Sebetulnya jika kita melakukan perbuatan fang sen,itu cukup baik....
Namun apabila penjualnya menangkap atau memancing lagi binatang tersebut,maka Karma tersebut berada pada orang yang melakukan hal tersebut....

41. Seseorang melakukan bisnis,pasti harus yang halal....
Namun mengenai bisnis menjual burung dan lain-lain sebagainya itu,sebetulnya sudah melanggar sila ke-1,mengapa?
Jika Anda sebagai penjual burung,jika burung tersebut mati,apakah Anda mau menanggung nyawa burung tersebut?


42. ‎@June: he he... maksud sy, mrk kan mahluk hidup, jd hrs hati2 memperlakukannya. Soalnya prnh tmn sy wkt melepas be2rapa le2, salah 1 tersangkut pd kawat di tepi sungai, krn emg dy lalai. Jd le2nya terluka, ga tau, stlh itu mati pa ga. Kan, kasian. Lam kenal dr sy. Peace...!


43. Ada lagi sebagian umat Buddha memiliki keyakinan sebelum fang sen harus di bacain Keng agar hewan yang kita lepas ikan atau Burung gak bisa di tangkap lagi....tapi yang saya heran baca Keng nya itu lo...sampai berjam2....apa yg terjadi sebagian ikan atau Burung tersebut mati duluan sebelum di fangsen....pernah saya tanya kenapa mesti baca Keng nya panjang amat ikannya kan pada mati...jawabnya itu uda karma ikan tsb....wa la wa la....wong jelas penyebabnya sampean kok di bilang karma....coba cuma baca...Sabbe satta bhavantu sukhitatta....lgsng di lepas kan ikannya gak pada mati.....hehehehe


44. Thank bhante like nya. Semoga semua makluk berbahagia..


45. Saya pernah melepas beberapa ikan lele ke sungai.. Stlh mengucapkan "smoga kalian berbahagia" tak lupa ku ucapkan "selamat bung, kalian bebas" :-D , krn bgm pun mrk itu adalah teman saya dan memiliki keterikatan kamma dgn saya. Hihihi... Pisss. Met malam semuanya. Dah ngantuk neh. :-)

46. Ya intinya fangsen untuk melepas makhluk hidup agar memperpanjang hidup makhluk tersebut. kita harus punya motivasi yang seperti ini. ya sebaiknya fangsen di beli jangan dari orang yang udah langanan. kita tinggal ke pasar lihat ada makhluknya,beli dan cari tempat yang sesuai untuk di lepas(tempatnya nga ada orang yang lagi mancing,dll). intinya kita memberikan waktu hidup yang lebih lama terhadap makhluk itu. kan makhluk itu juga akan meninggal:D


47. Namo Buddhaya bhante,dan saudara saudari yang berbagia,
menurut saya fang sen merupakan suatu cara kita untuk mengembangkan cinta kasih,,
dan kalau fang sen hanya untuk tujuan tertentu dan kepentingan sendiri hanya membawa suatu perbuatan yang bukan universal,, hanya dapat memenuhi kepuasan bhatin tertentu saja,,
setiap mhakluk hidup memiliki karma masing2,,
seperti yang bisa dilepaskan oleh umat buddhist masa2 sekarang kebanyakan hanya golongan tertentu,,seperti burung,ikan,kura2 jangkrik kepiting belut dsb,,
terkadang pelepasannya pun memiliki arti2 tertentu
sepertinya kalau melepaskan kura2 akan berumur panjang
kalau melepasakan burung gak boleh makan burung dan kalau mau memiliki berkah harus sering melepaskan ikan,
tapi ada yang rajin fangsen,,tapi kalau ama pengemis atau pun orang yang kelaparan tidak dihirauukan,
ada juga rajin fangsen tapi emosinya makim tinggi,,
ada juga yang bilang kalau udah keluar dari penjara lepasin burung supaya gak kembali ke penjara lagi,,
bagaikan burung hidup di dalam sangkar,,lepas dari tuannya kemudian berkahir di tuan lain
tapi cinta kasih ini tidak tercerminkan keluar dari diri ini,,karena sudah banyak salah persepsi dan memandang dengan pandangan yang salah,,,
kalau mau dilepaskan ke alam bebas apakah adil seperti hewan yang terkurung di dalam kebun binatang,,
yang awalnya hidup bebas di hutan luas,,dan akhir di tralis besi kebun binatang? Jadi apakah mereka mau terus dikurung terus,,katanya kalau mhakluk piaraan jangan dilepasin,,takut keburu ditangkap,,,tapi kalau dilepasakan di tempat yang jauh mana gampang ditangkap,,?
Kalau begitu cinta kasih hanya terciptakan kepada mahkluk2 tertentu saja dan kepentingan sendiri sendiri saja,,
kalau ke pasar dan membeli semua mhakluk dengan banyak ke tempat yang berpencar juga suatu saat penjual tau,,kalau hari2 tertentu untuk fang sen ,,
karena kebanykan dilakukan di saat2 pada hari besar buddhist,
kalau bervegetarian, membunuh mhakluk hidup karena para petani memberi obat2 hama dan membuka ladang juga memberi racun ,akhirnya banyak yang mati juga cacing dan serangga juga hewan lainya tikus juga belut sawah bahkan ular,,
karena kalau petani tidak melakukannya akan terhambat panen,,
tetapi jika cinta kasih benar benar dikembangkan universal dengan benar, bukanlah dengan fangsen saja,,
kalau bisa juga mengunjungi orang2 yang sakit di rumah sakit,seperti memberikan dana kepada yang tidak mampu berobat dan kelaparan,,kan juga menolong nyawa orang2 yang benar2 memerlukannya,,
di indonesia banyak anak2 yang terlantar dan fakir miskin yang membutuhkan pertolongan kita,,
cuman cinta kasih masih bisa kita lihat hanya sebatas,,kalau bukan untuk kepentingan sendiiri,,
orang tua di jalan kadang mati pun tidak ada yang mau mengangkatnya malah dijauhin,,,
manakah cinta kasih sekarang ada ya?
Anak udah gedek jadi kaya lemparin ortu ke panti jompo,,
takut malu dan susah ngurusinnya,, mana cinta kasih,,
bukan maksud saya untuk mengalih topik fangsen ini,,
cuman cinta kasih tidak terlepaskan dari semua ini,,termasuk fangsen,,
bukalah topeng kita ,,kalau kita merasakan cinta kasih kita hanya dapat dilakukan di vihara2 saja,,setelah keluar dari vihara bye bye,,,cinta kasih,,semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat untuk semua dan direnungkan kembali,,,terima kasih,,
namo buddhaya,,,


48. Namo Buddhaya bhante,klo menurut w fangsien yyg terpenting adlh mulai melepaskn dari diri sendiri,yaitu melepaskn kemelekatan sifat buruk menjd sifat baik,drpd fangsien makhluk hdp.

49. Saya setuju,oleh sebab itu fangsen hrs binatang yg lbh bsr.


50. Namo Budhaya bhante....maaf pernah sekali saya bercrita kpd kakak ipar saya mengenai fangsen suatu hari dia menyuruh saya pergi ke vihara tuk fangsen burung tp tetap aja saya tdk dpt melakukannya krn adanya halangan tak terduga trakhir kita ber2 terlibat adu argumen. Dan argumen saya kpdnya begini bhante..saya bkn tdk setuju melakukan fangsen akan tetapi krn bhante jinnadhamo pernah menasehati saya apapun hrs dilakukan dgn cinta kasih jd mnrt saya meskipu kita dirmh kita jg bs melakukan fangsen btl tdk bhante??? Bs kita mulai dr fangsen nyamuk atopun semut...btlkah bhante??? Akan tetapi apabl ada yg melakukan fansen sbg bisnis itu hak mrk krn niat dr kesadaran kita dgn penuh cinta kasih kita sebarkan kesmua mahkluk hidup itu lbh penting drpd apapun niat pembisnis itu.jd mgkn hemat saya apapun itu lakukan lah dengan penuh cinta kasih....terima kasih bhante...namo buddhaya...smoga smua mahkluk berbahagia baik yg kelihatn maupun tdk saddhu saddhu saddhu....


51. Namo budhaya bhante, kemauan untuk berbuat baik, cinta sesama makluk hidup memang perlu dilatih terus dlm diri kita masing2, sebaiknya kita bukan cuma2 ikut-ikutan waktu pelaksanaan tsb, tempat pelepasan juga seharusnya dipilih tempat yg baik utk mereka hidup..., jangan salah niat kita untuk melepaskan makluk hdp yg sudah terbiasa di pelihara dan diberi makan rutin oleh tuannya, begitu di lepas di alam bebas justru mereka akan mati karena tdk bisa mencari makan.. mereka perlu adaptasi, jadi pilihlah makluk dan tempat yg cocok untuk bisa mereka dgn baik.


52. Begitu banyak "hewan"biar kt korbankan sluruh harta duniawi kt tak dptlah kt menolong mrk smua utk fang sheng sebaiknya,


53. Menghayal mode on...
Kalo sy seorng raja yg berdaulat atau konglomerat yg kaya raya, pasti wa beli semua industri peternakan di Indo, kmudian wa lepasin jutaan ayam,bebek,babi, sapi, ikan lele, gurita,dsb..ke alam habitatnya..Lalu mgganti industri hewan jadi industri lain.
Ntar kita lihat, apakah umat buddha yg gak vegetarian, apakah akan sengaja mencari cari dimana menjual daging???Hehe...Demi para hewan2 ternak, semoga umat buddha semua aliran agama buddha di Indonesia dapat bersama2 mmempromosikan/mempopulerkan pola hdup vege, dn mlakukan bervegetarian, dan tanpa daging di menu mkanannya..
Pola makan vegetarian sangat ditekankan oleh Sang Buddha Sakyamuni yg tertulis di Tripitaka, seperti Brahmajala Sutra, Lankavatara Sutra, mahaaparinirvana sutra, dan mgkn sutra2 lain...
Kita berupaya menumbuhkan pengertian benar terhadap smuanya melepas adl baik tingkatkan kualitas potensi kita(manusia).Tambah avatamsaka Sutra dan surangama sutra...


54. Selamat pagi saudara2ku semuanya salam sejahtera.....Zuzhu zo bervegetarian itu sgt bagus....tapi hal itu tdk lah tertulis di dalam Tripitaka dan Buddha tdk pernah mengharuskan umat Buddha bervegetarian....Sang Buddha sendiri tidak bervegetarian....Buddha memakan apa yg di berikan umat [ berpindapata ] Buddha mengatakan BUKAN DARI APA YG ENGKAU MAKAN YANG MEMBUAT ANDA SUCI TAPI DARI PERKATAAN PERBUATAN DAN PIKIRAN ANDA YG BISA MEMBUAT ANDA MENJADI SUCI......SILA...SAMADI ....dan PANNA [ PANYA ]..tradisi bervegetaris adl berasal dari tiongkok....setelah ajaran Buddha masuk ke tiongkok baru dikenal tradisi bervegetarian.... hanya tradisi Mahayana yg dari tiongkok lah yg bervegetarian sedangkan tradisi Theravada mrk tetap mengikut vinaya dari jaman Sang BUDDHA SAKYA MUNI [ SE CIO MONI FO ]....Bikkhu2 Theravada tidak bervegetarian mereka memakan apa yg di berikan oleh umat


55. Kalo umat umat buddha vegetarian, tentunya berdana makanan kpd bhikkhu2 theravada otomatis vege, hehe tp tak pngkiri, vege dtg dri hati masing2, dan gak bs kita paksakan... Vegetarian trmasuk sila bodìhsatva..udah trmasuk sbgai jalan ddalam sila, prajna dan samadhi... Sbb para hewan juga butuh dilindungi dn dicintai, T,T. :p


56. Saya adl lintas tradisi dan saya tidak permasalah kan hal ini....yg penting niatnya...hal yg terbaek adl menjaga SILA....kita tdk bisa memaksa orang laen apa lagi non Buddhist....kita tidak bisa merubah semuanya....yg penting 1 hal...ehi-passiko...pelajari yg benar dan terusuri baru di wartakan.....! jgn jadikan 2 lisme dlm ajaran Buddha....
kita jalani aja yg menurut kita baik....yg merasa bervegetarian bisa meningkatkan spiritualnya silahkan yg mau berATTASILA jg silahkan .....
jangan merasa ada yg lbh benar dan yg lbh baek....bkn kah kita beragama bertujuan utk menjadi lebih baek....?...jgn mengklem ada salah satu tradisi yg lbh baek....saya melihat semuanya bagus....marilah kita jalani dgn tulus dan penuh cinta kasih...Amithofo


57. Yg perlu dihindari oleh umat buddhis adalah jual dan beli makhlu hidup.Jadi melepaskan makhluk hidup dimanapun di beli dan sebaik apapun niatnya sama saja,tetap mendukung perdangan makhluk hidup. Dengan membeli makhluk hidup utk ritual pelepasan berarti menyebabkan org lain membunuh makhluk hidup. Setiap makhluk hidup mencintai kehidupannya sendiri yg tdk mau diganggu oleh siapapun,apa lg dijadikan ritual teradisi.
Ajarang guru agung sang Buddha adalah ajaran kebenaran,bukan kepercayaan masyarakat.
Lebih baik melati diri memiliki cinta kasih,dan tdk menyakiti makhluk hidup apapun,dan tdk menyebab org lain membunuh makhluk hidup apapun.Bukankah sang buddha sgt jelas menerangkan jagan menghancurkan makhluk hidup secara langsung maupun tdk langsung.
Mengobati tdk akan menghentikan penyakit itu berkembang,tapi mencegaknya membuat penyakit tdk menyebar.


58. Mati dan lahir di detik ini, maupun mati dan hidup di detik berikutnya tetaplah makhluk hidup,semuanya sdh dikuadratkan hukum alam sesuai karmanya.Salam metta.


59. Ikut....buka wawasan......Jgn terlalu Jauh....soal pelepasan burung atau jika jdi Konglomerat/Kaya raya....akan membeli Industri perternakan utk melepaskan semua Hewan kealam Bebas. krna blum tentu semua umat Budha mempunyai kemampuan keuangannya dan waktu. Begini....ada kasus didepan mata kita; Seorang Pembantu Rmh Tangga/Karyawan yg kerja dgn kita apakah kita sdh....layak/cukup memberinya, Gaji, Fasilitas dan ucapan yg sopan kpd mereka, atau ketika mereka membutuhkan uang utk membayar Uang sekolah tunggakanya anaknya atau saat mereka mau masuk sekolah utk membeli Alat-alat/buku tulis ketika mereka tdk mempunyai dana yg saat itu meminjam kpd Majikannya, semesti kita dpt meringgankan mereka apa yg dibutuhkannya setengah dari biaya tsb. atau saudara kita/Famili/Teman/org lain. yg dlm kesulitan apakah...kita setidaknya ikut membantu baik berupa materi sesuai kemampuan kita. Tetapi yg kita lihat dlm kehidupan sehari-hari klau Org dlm memyumbang ke Vihara/Klenteng/Greja/mesjid atau yg dipublikasikan ke Umum sangat bersemangat(Antrian). tetapi menolong yg telah saya sebutkan diatas biasanya sangat jarang sekali(Enggan) bukan berarti tdk boleh menyumbang ketempat IBADAH inipun mesti kita hrs lakukan. Menolong Mahkluk hidup/menyumbangkan sesuatu baik Materi atau Jasa...bkn berarti kita kelak akan kaya atau anak-anak kita akan Sukses atau akan terhindar malapetaka/Musibah.......jdi itu yg menjdi pengharapan kita pasti akan mendapatkan kekecewaan, pengharapan dari itu adalah suatu saat kita pasti membutuhkan org lain....disaat itulah....pengharapan muncul kpd...Org tsb salah satu kemungkinan dpt mengulurkan tangannya utk membantu meringankan kita, ini salah satu bentukajaran Hukum Karma. pelepasan Hewan Hidup....termasuk salah satu bentuk ajararn Sang Budha....yg tlah terbukti kebenarannya utk melindungin kepunahannya dri spesiesnya....!!!!


60. Namo buddhaya
menurut saya fangsen jgn gambil binatang yg ada di jual di pasaran ato penjual binatang melaikan apabila kita ada binatang yg lepaskan dia lar bimbing mereka supaya bisa hidup di alam bebas ato ada binatang yg kita liat ada di kurang sih pemilik bintatang kasih tau supaya mereka mau melepaskan binatang tersebut maka itu fangsen jgn di buat asumsi beli bintang utk di lepaskan klu seperti makin bnyk binatang yg mati di tangan pemburu / penjual.


61. Namo buddhaya. Menurut saya apapun yg bermanfaat byk hal utk mengembang bodhi citta didlm diri kita sendiri terutama yg menyangkut salah satunya fangsen; setiap seseorg ada rasa welas maka hari ini dia bisa melakukan bajik dari melepaskan atau menyelamatkan nyawa seekor hewan atau bntk apa saja yg penting harus dgn niat yg tulus,karena ketulusan berarti tdk ternoda,adakala fangsen sgt menyentuh hati nurani didalamnya, mengembangkan rasa kasih asal kita tdk memesan hewan tsbt dn jg tdk mencari dgn sengaja (terikat pd 1 tmpt) atau (hanya pd hari2 besar saja) tp fangsen bisa kita lakukan dimana saja pd saat dimana kita melihat kesempatan saat hewan tsb akan dibunuh,atau jg menemukan hewan sekarat,atau jg tanpa sengaja menemukan pd saat nelayan baru mendapat ikan2 dlm keadaan hdp dn bisa kita beli utk melepaskan kembali ikan2 tsbt,tp ini juga bergantung pd ketulusan kita yoo..ho..ho.
Bila dgn rasa welas yg semakin berkembang pd hati seseorg maka tdk ada kata menyalahkn org lain dgn melakukan bajik utk makhluk hdp... Tdk ada rasa mendapatkn kebajikan maka bajik akan ada,sebaliknya merasa welas yg dikembang tp berharap ada sesuatu yg didapat maka tdk akan ada kebajikan yg ada walau manfaat yg kita lakukan ibarat manfaat pisau melukai jari tangan sndiri...
Kita tdk boleh merendahkan hewan dn hewan jg tdk merasa dirinya rendah... Artinya hewan dn kita cuma berbeda bentuk tapi jiwanya sama hanya saja sang hewan hanya menjalani karma buruknya di masa kepanjangan hdp kita dan mengembangkan boddhi citta trhdp segala sesuatu bentuk akan cepat mengakhiri penderitaan sesama makhluk.... Tiap individu ada benih buddha dn cara mengembangkan boddhi citta tergantung individu yg mengembangkn nya .... Sadhu3x


Fangshen jangan dikaitkan dengan ajaran Buddha atau bukan, Fangshen milik aliran Mahayana bukan punya Therawada. Pandangan picik (negatif) seperti itu harus dibuang, dan diganti dengan pola pikir positif. Bahwa Fangshen sudah jelas membebaskan makhluk hidup, yang waktu hidupnya singkat karena ulah manusia yang mau menikmati dagingnya. Jadi kita manusia sebenarnya tiap hari makan enak tapi diatas penderitaan makhluk lain. Sudah berapa ribu tahun kita makan daging hewan, dan sudah berapa ribu hewan yang kita makan dagingnya.

Mengapa kita tidak sadar perbuatan sendiri yang sangat buas dan kanibal itu. Maka dengan Fangshen secara otomatis kita membayar hutang karma buruk terhadap makhluk yang dahulu pernah kita makan dagingnya. Secara Dharma berarti Fangshen mempunyai nilai tinggi dalam asumsi karma baiknya. Semoga uraian singkat ini bisa menyadarkan semua umat manusia yang telah menyimak artikel ini, hingga rela mau melepaskan makhluk hidup dalam kesempatan yang ada.

Mohon maaf bila artikel ini kurang berkenan dihati, tujuan saya hanya menyampaikan hal yang berguna untuk perjalanan hidup dan masa depan anda semua. Seperti halnya para bhikkhu dan umat Buddha sering menulis dan mengucapkan: Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup bahagia.
Ven. Sudhammacaro.
Penyusun.

Komentar

Unknown mengatakan…
namobuddhaya saudara sedharma.
setahu saya karma buruk kita bukannya berkurang, akantetapi karma buruk kita hanya tertutupi oleh karma baik kita jika kita banyak melakukan kebajikan.
sehingga karma buruk yang tadinya menimpa kita dapat dibantu oleh karma baik kita.
sekian informasi dari saya.
sekian dan terimakasih.
namobuddhaya.
brandzoff mengatakan…
Percayalah fangshen dapat merubah nasib karena saya telah membuktikannya.pada awal pernikahan 12 tahun yl, saya & istri ngontrak di rumah tua & kecil naik motor butut & tiap hari beli sayur sortiran untuk dimasak. Pendapatan 2jt/bulan. Tiap hari ribut sama istri. Kebetulan istri bukan budhis jadi ga ngerti fangshen. Pernikahan juga tidak mendapat restu Dari ortu saya.akhirnya saya berfikir adakah cara untuk merubah nasib?saya baca Dari buku2 dikelenteng mengenai fangshen Dan pelafalan Amitofo & Ta Pei Cou. Tiap hari jika ada waktu luang saya melafal Amitofo atau Ta Pei Cou. Saya jarang nonton TV & main game. Seminggu sekali saya fangshen belut & lele di Kali cisadane.2 tahun setelah ITU semuanya membaik. Sekarang saya punya rumah sendiri hasil keringat sendiri. Anak saya punya kelainan bawaaan mata hampir buta tapi sekarang bisa sekolah pake eyeglass minus 13 umur 9thn(tar gedenya minus brp ya???). Saya yakin INI semua berkah fangshen + Amitofo + ta pei cou. So jangan ragu, jika tidak ada lagi cara/jalan , lakukan hal INI pasti nasibmu berubah. Tidak mungkin tidak ada hasil. Kalo ada orang bilang percuma ITU pasti bohong. Sifat alam semesta yaitu kasih, memberi, peduli. Jika ingin Alam semesta merubah nasib kita, maka kita harus menyamakan sifat kita dengannya.
Unknown mengatakan…
Admin sya mau nanya apa ada hari tertentu atau tanggal tertentu untuk fang sen?

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”