Confucius Guru Moralitas Pertama di Dunia- Nasihat & Contoh Keteladanan.. Kitab Di Zi Gui ke-22.




用人物,须明求
倘不问,即为偷
借人物,及时还
人借物,有勿悭

Yong ren wu, xu ming qiu
Tang bu wen, ji wei tou
Jie ren wu, ji shi huan
Ren jie wu, you wu qian

Menggunakan barang milik orang lain harus dengan persetujuan dari sang pemilik. Menggunakan barang tampa ijin pemilik dinamakan mencuri. Barang yang dipinjam wajib dikembalikan tepat waktu. Sebaliknya ketika ada orang lain yang ingin meminjam sesuatu dari kita, berlakulah murah hati & jangan kikir.

Pada jaman dinasti Song宋,hiduplah seorang pejabat yang bernama Zha Dao查道. Beliau sangat dihormati oleh para penduduk, terhadap orang lain bersikap jujur & terus-terang, dalam menjalankan tugas adil & tidak korup.

Suatu hari saat Zha Dao masih muda, ia bersama seorang bujang membawa hadiah, pergi berkunjung ke rumah seorang sahabat. Rumah sang sahabat sangat jauh letaknya. Pagi buta mereka telah berangkat, siang hari belum juga sampai di tempat tujuan. Zha Dao & si bujang sama-sama merasa lelah & haus. Si bujang memberanikan diri berkata kepada Zha Dao:”Tuan, mari kita buka hadiah yang dibawa untuk dimakan sedikit saja.”Zha Dao menolak permintaan tersebut, beliau berkata:”Memberikan hadiah kepada orang lain, adalah untuk menunjukkan ketulusan hati kita. Bagaimana boleh sembarang diambil/digunakan?”

Dengan sisa tenaga, mereka melanjutkan perjalanan. Pada akirnya Zha Dao & si bujang sampai pada sebuah kebun buah. Buah yang ada di pohon  tampak sudah masak, manis & banyak airnya. Melihat buah yang begitu menggoda, si bujang tidak dapat menahan diri, ia segera memetik beberapa buah untuk dicicipi. Ternyata memang benar, buah tersebut manis-masak-banyak airnya. Zha Dao meminta si bujang memetik beberapa buah lagi untuk dirinya. Setelah memakan buah tersebut, mereka menjadi kembali bertenaga & bersemangat untuk melanjutkan perjalanan.

Si bujang mengangkat barang-barang bawaan bersiap bersama-sama Zha Dao melanjutkan perjalanan. Zha Dao mengambil sekantong uang, menyuruh si bujang untuk menggantungnya di atas pohon. Si bujang merasa aneh, ia tidak bisa memahami maksud Zha Dao. Zha Dao berkata:”Kita telah memakan buah milik orang, pasti harus membayar.”Si bujang menyanggah:”Di kebun ini tiada orang lain selain kita, pemiliknya juga tidak akan tahu. Yang kita makan hanya beberapa buah, sangat sedikit...”Zha Dao segera memberitahu si bujang:”Memang benar, si pemilik kebun tidak akan tahu. Akan tetapi, kita tidak dapat membohongi diri sendiri. Sebagai manusia, kita harus bertindak jujur.”

Belakangan, ada yang mengetahui kisah Zha Dao. Kisah tersebut dengan cepat segera menyebar, masyarakat menjadi semakin menaruh rasa hormat kepada beliau.

Song Lian宋濂adalah seorang pelajar yang hidup pada jaman dinasti Ming. Sejak kecil, ia gemar membaca buku. Karena tidak mampu untuk membeli buku, Song Lian harus meminjam milik orang lain. Suatu hari ketika Song Lian hendak meminjam buku, sang pemilik merasa keberatan. Song Lian berusaha agar orang tersebut berkenan memberi pinjaman. Ia berjanji seminggu kemudian akan mengembalikan. Setelah Song Lian memberi tahu kapan akan mengembalikan, barulah orang tersebut berkenan memberikan pinjaman.

Dalam waktu yang singkat tersebut, siang-malam Song Lian berusaha keras menyalin isi buku tersebut sampai habis. Kebetulan saat itu adalah hari-hari yang paling dingin di musim dingin. Sang ibu dengan penuh kasih berkata kepada Song Lian:”Nak, sekarang sudah malam, besok pagi-pagi kembalilah manyalin buku. Sekarang istirahatlah.”Song Lian berkata:”Besok adalah waktu pengembalian buku, saya harus menepati janji. Karena itu malam ini saya akan menuntaskan menyalin.”Esok hari, di tengah hujan salju yang tebal, Song Lian menepati janjinya untuk mengembalikan buku. Sang pemilik buku merasa sangat tersentuh hatinya. Semenjak saat itu bila Song Lian hendak meminjam buku lagi tidak perlu menjanjikan kapan hendak mengembalikan.

Alkisah, di Zhong Guo hiduplah seorang pemuda yang bernama Han Le Wu韩乐吾. Sehari-harinya ia bekerja sebagai buruh pembuat batu-bata & genting. Keadaan perekonomian Han Le Wu adalah pas-pasan. Ia tinggal bersama istri & anaknya di sebuah gubuk yang sederhana. Sehari-harinya mereka mengenakan pakaian yang lama & mengkonsumsi apa adanya. walaupun agak menderita, akan tetapi mereka sekeluarga hidup berbahagia.

Meski hanya seorang buruh kasar, Han Le Wu pernah bersekolah. Karenanya, ia tahu etika berperilaku dalam masyarakat. Terhadap teman-temannya, Han Le Wu bersikap sopan & ramah.
Pada sebuah senja, datanglah seorang tetangga ke rumah mencari Han Le Wu untuk meminta bantuan. Sang tetangga berkata:”Bolehkah saya meminjam sedikit beras. Beras di rumah kami habis, beberapa hari lagi setelah memiliki uang untuk membeli beras akan saya kembalikan.”

Usai mendengarkan permintaan tolong sang tetangga, Han Le Wu masuk ke dalam dapur. Ia melihat di atas tunggu sedang ditanak untuk makan malam mereka bertiga. Di dalam gentong penyimpanan beras hanya tersisa sedikit beras. Setelah berpikir sejenak, Han Le Wu memutuskan mengambil beras tersebut untuk dipinjamkan kepada tetangga.

Setelah sang tetangga pergi, istri dari Han Le Wu berjalan keluar dari kamar. Dengan marah & menggerutu, ia berkata:”Beras yang kita miliki hanya cukup sampai sarapan besok. Mengapa engkau mengambil beras tersebut untuk dipinjamkan kepada tetangga? Besok kita sarapan apa?”

Dengan tenang Han Le Wu memberikan penjelasan:”Kita memang miskin. Kita harus bersyukur karena malam ini masih bisa makan, entah besok bagaimana? Besok adalah permasalah besok. Tetangga kita untuk makan saat ini saja sudah tidak ada. Untuk menolong dia dari kesulitan di depan mata & mendesak, barulah saya meminjamkan beras kita untuknya.” Mendengarkan penjelasan dari Han Le Wu, sang istri tidak dapat berkomentar. Belakangan kejadian tersebut diketahui oleh sang tetangga, ia merasa sangat berhutang budi kepada Han Le Wu.

 
Semoga berguna dan mohon maaf bila tidak berkenan di hati anda sadhu.


Penulis: Xie Zheng Ming.
Ahli Sejarah Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “