“ Sains Jelaskan Keabadian Setelah Kematian Besar Kecil Normal “


Jum'at, 25 Januari 2013 | 15:49 WIB.


TEMPO.CO, New York - Kehidupan setelah kematian selama ini hanya dianggap sebagai doktrin agama. Namun kini ilmu pengetahuan menjelaskan kebenaran ranah agama tersebut. Sebuah penelitian ilmiah terbaru menunjukkan kematian bukanlah pemberhentian terakhir. Observasi ilmiah yang dilakukan menyimpulkan kehidupan dan kematian ternyata berkorespondensi dengan "alam lain" (multiverse).


Paparan ilmiah tersebut dijelaskan oleh teori ilmiah bernama biosentrisme. Menurut teori ini, kendati tubuh dirancang untuk hancur sendiri, namun ada sebuah 'energi' yang bekerja dalam otak, yaitu 'perasaan hidup' mengenai 'siapakah saya'.


"Energi itu tidak musnah ketika manusia mati," tulis ilmuwan terkemuka dunia dan pengarang buku Biocentrism, Robert Lanza, Jumat, 25 Januari 2013. Teori sains tentang energi memang menjelaskan hukum kekekalan energi.


Menurut Lanza, energi 'perasaan hidup' itu tak tercipta, tapi tak juga bisa musnah. Lantas, apakah energi ini berpindah dari satu dunia ke dunia lain?


Sebuah eksperimen yang belum lama ini dipublikasikan dalam jurnal Science memperlihatkan para ilmuwan bisa mengubah sesuatu yang sudah terjadi pada masa lalu. Lewat percobaan yang menggunakan beam splitter (perangkat optik yang membelah berkas cahaya), partikel-partikel energi diputuskan keberadaannya. Ternyata, dari situ dapat ditentukan apa yang berlaku pada partikel ini pada masa lalu sehingga seseorang dapat menyelami pengalaman di masa lalu.


Kaitan antara pengalaman dan semesta ini melampaui gagasan-gagasan manusia mengenai ruang dan waktu. Tapi biosentrisme sendiri menyatakan, ruang dan waktu bukan obyek sulit seperti yang dibayangkan.


Teori ini menganalogikan waktu sebagai udara yang sia-sia untuk ditangkap manusia karena memang tak pernah bisa diraih. "Anda tak bisa melihat apa pun melalui tulang tengkorak yang menyelimuti otak Anda," kata Robert Lanza. "Apa yang Anda lihat dan rasakan sekarang adalah putaran informasi pada otak Anda."


Menurut biosentrisme, ruang dan waktu semata-mata adalah alat penghimpun informasi secara bersamaan. Karena itulah, dalam dunia yang tidak ada ruang dan waktu, tak ada istilah kematian.


Sains Akhirnya Akui Ada yang ‘Abadi’ setelah Mati


Satu penelitian ilmiah terbaru menunjukkan kematian bukanlah pemberhentian terakhir, sementara sejumlah observasi ilmiah menyimpulkan kehidupan dan kematian ternyata berkorespondensi dengan "alam lain" (multiverse).

Asumsi ini disempurnakan oleh teori ilmiah terbaru bernama biosentrisme.

Menurut teori ini, kendati tubuh dirancang untuk hancur sendiri, ada satu "energi" yang bekerja dalam otak, yaitu "perasaan hidup" (mengenai 'siapakah saya').

"Energi itu tidak musnah ketika manusia mati," tulis ilmuwan terkemuka dunia dan pengarang buku "Biocentrism", Robert Lanza, dalam Huffington Post, pekan ini.


Sains sendiri meneorikan energi tak bisa mati.


Menurut Lanza, energi "perasaan hidup" itu tak tercipta, tapi tak juga bisa musnah. Lantas, apakah energi ini berpindah dari satu dunia ke dunia lain?


Satu eksperimen yang belum lama ini diekspos jurnal Science memperlihatkan para ilmuwan bisa mengubah sesuatu yang sudah terjadi di masa lalu.


Lewat percobaan menggunakan "beam splitter" (perangkat optik yang membelah berkas cahaya), partikel-partikel energi diputuskan keberadaannya.


Ternyata, dari sini dapat ditentukan apa yang berlaku pada partikel ini di masa lalu sehingga seseorang dapat menyelami pengalaman di masa lalu.


Kaitan antara pengalaman dan semesta ini melampaui gagasan-gagasan manusia mengenai ruang dan waktu. Tapi biosentrisme sendiri menyatakan, ruang dan waktu bukan objek sulit seperti yang dibayangkan.


Teori ini menganalogikan waktu sebagai udara yang sia-sia berusaha ditangkap manusia karena memang tak pernah bisa diraih. Demikian pula waktu.


"Anda tak bisa melihat apapun melalui tulang tengkorak yang menyelimuti otak Anda," kata Robert Lanza.

Dia melanjutkan, "Apa yang Anda lihat dan rasakan sekarang adalah putaran informasi pada otak Anda."


Menurut biosentrisme, ruang dan waktu adalah semata alat penghimpun informasi secara bersamaan.


Oleh karena itu, dalam dunia yang tidak ada waktu dan tidak ada ruang, tak ada istilah kematian.


sumber : news.atjehcyber.net/2013/01/sains-akhirnya-akui-ada-yang-abadi.html#ixzz2Iyyg8G1R.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “