“ KIAMAT MENURUT BUDDHA GOTAMA ITU APAKAH SAMA DENGAN KIAMAT AGAMA LAIN? “


DISKUSI DHARMA FACEBOOK.



Teman2 Dharma kl sempat silahkan simak pertanyaan dari Umat di bawah ini dan kasih komen.

Namo Buddhaya Bhante, Bagaimana dgn kiamat, apakah dlm agama Buddha mengenal yg namax kiamat & tanda''nya?
 
Spt di agama lain Kiamat dan tanda2nya itu dijelaskan yaitu ada orang2 pakaian putih meniup terompet itu artinya 7 sangkakala, lalu bakal keluar 7 matahari menyorot ke bumi akhirnya semua terbakar musnah.

Setelah semua makhluk mati, tujuh hari bangun dan dikumpulkan, dg urutan agamanya masing2. Disitu tuhan akan mengadili makhluk yg berkumpul satu2, kl dosanya banyak dilempar ke neraka jahanam yg kekal, kl dosanya sedikit diantar ke surga kekal.

Apakah tanda2 kiamat di agama2 spt ini benar, bagaimana Kiamta versi ajaran Buddha? 

mohon pencerahan temen2, terimkasih.

Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.


Teman2 terimakasih atas dedikasi dan komen yg berguna.


1. KIAMAT MENURUT BUDDHA-DHAMMA

Di dalam Buddha-Dhamma dikenal adanya dua siklus dunia tempat kita hidup :
1. Siklus naik.
2. Siklus turun.

Satu siklus kelahiran kembali dunia  
(Mahakappa : Satu Kappa Besar) dibagi menjadi 4 fase:
1. Fase Kekosongan,
2. Fase “ Penciptaan “ ,
3. Fase statis / kediaman ,
4. Fase Kerusakan (Kiamat).

Masing-masing fase tersebut disebut “Kappa-Menengah”. Kappa-menengah terdiri dari dua-puluh (20) kappa-kecil. Kappa-kecil pertama disebut kappa-turun, dan kappa-kecil terakhir (yang ke-20) disebut kappa naik.

Delapan-belas (18) kappa-kecil di antara kappa-turun dan kappa-naik merupakan siklus yang terdiri atas paruh-pertama naik dan paruh-kedua turun.

Diperlukan waktu dua-puluh (20) kappa-kecil untuk fase kekosongan, dan 20 kappa kecil untuk fase “penciptaan” alam-semesta tempat kita hidup ini.

Waktu permulaan zaman dari fase kediaman, awal kemunculan manusia di bumi, jangka kehidupan mereka rata-rata adalah “tak-terhingga”,, lalu turun secara perlahan-lahan (dimana sekarang ini rata-rata umur manusia adalah 70 tahun) hingga suatu saat akan mencapai umur rata-rata hanya sepuluh (10) tahun, dan saat tercapainya ini adalah disebut dengan “utkarsa” : fase-turun, maka itu kappa-pertama disebut kappa-turun.

Setelah itu diikuti dengan delapan-belas (18) kappa-kecil dimana jangka kehidupan rata-rata manusia perlahan-lahan naik ke delapan-puluh-ribu (80.000) tahun , dan fase ini disebut “apakarsa” : fase-naik.

Lalu setelah apakarsa kemudian rata-rata kehidupan manusia akan turun lagi menjadi selama sepuluh (10) tahun (kembali ke “utkarsa” ; fase-turun). Maka dari itu delapan-belas (18) kappa kecil itu disebut kappa naik-turun.

Setelah jangka kehidupan rata-rata manusia mencapai sepuluh (10) tahun di akhir kappa kecil ke-19, jangka kehidupan manusia rata-rata naik kembali secara perlahan-lahan menjadi delapan-puluh-ribu (80.000) tahun , yaitu kembali pada “apakarsa” ; fase-naik.

Dalam beberapa teks Buddhis, kata “perlahan-lahan” artinya jangka kehidupan rata-rata manusia naik/turun 1 tahun setiap kurun waktu seratus (100) tahun, tergantung apakah zaman itu dalam fase naik atau fase turun.

Pada saat terjadi apakarsa (fase-naik), maka tidak akan ada kemunculan seorang BUDDHA, karena manusia hidup lebih lama di dunia yang relatif makmur sehingga mereka telah puas dan tak berminat mendengarkan ajaran Buddha.

Buddha hanya akan muncul pada fase turun, tapi tidak muncul saat jangka kehidupan manusia telah jatuh dibawah titik jangka kehidupan kritis, saat sikap dan mental manusia sangat inferior sehingga tidak bisa menerima ajaran Buddha. Jangka kehidupan kritis ditafsirkan beraneka ragam, ada yang menafsirkannya sebagai seratus (100) tahun, delapan-puluh (80) tahun, bahkan tiga-puluh (30) tahun. Zaman dibawah jangka kehidupan kritis disebut zaman kegelapan, yang dalam agama lain disebut “Akhir-Zaman”.

Tanda-Tanda Akhir Zaman

Tanda-tanda “Akhir-Zaman” menurut Buddha-Dhamma adalah saat timbulnya lima (5) macam kemerosotan (kasaya):

1. Kemerosotan pandangan (ditthi-sakaya) : aneka ragam gagasan dan pandangan terbalik muncul di seluruh pelosok dunia dan menjadi dominan di dalam benak manusia.
2. Kemerosotan hawa-nafsu (kilesa-kasaya) : manusia hanya mengejar kesenangan dengan menghalalkan segala cara. Segala jenis kejahatan merajalela dan perbuatan tercela (dengan menggunakan standar hidup kita sekarang) dianggapnya sebagai norma-norma. Orang-orang yang melakukan kejahatan bahkan disanjung sebagai pahlawan dan dihormati di masyarakat.
3. Kemerosotan kondisi manusia (sattva-kasaya) : mayoritas manusia tidak mendapatkan kepuasan batin dan kebahagiaan dalam kehidupan. Saat itu, fisik dan mental manusia jauh lebih inferior daripada saat kita hidup sekarang ini.
4. Kemerosotan jangka kehidupan manusia (ayus-kasaya) : jangka kehidupan rata-rata manusia secara makro menurun hingga ke titik kritis.
5. Kemerosotan zaman-dunia (kalpa-kasaya) : peperangan, bencana-alam, wabah-penyakit, gagal-panen, dan kelaparan melanda dunia. Saat mengalami ini, lingkungan hidup (ekosistem dan ekologi) semakin memburuk.

Salah satu ciri dari fase turun adalah kejadian yang disebut dengan “Tiga-Bencana-Besar” :
1. Peperangan,
2. Wabah penyakit.
3. Kelaparan.

Ada tiga teori mengenai ciri-ciri dari fase turun tersebut. Teori pertama , menyatakan bahwa pada saat jangka kehidupan manusia mencapai rata-rata sepuluh (10) tahun, peperangan berlangsung selama tujuh (7) hari, dilanjutkan dengan wabah penyakit yang berlangsung selama tujuh (7) bulan plus tujuh (7) hari, dilanjutkan dengan kelaparan selama tujuh (7) tahun, tujuh (7) bulan, dan tujuh (7) hari.

Teori kedua
, menyatakan bahwa hanya satu jenis bencana yang akan terjadi di setiap akhir kappa-kecil. Saat jangka kehidupan manusia mencapai sepuluh (10) tahun di kappa pertama, wabah penyakit muncul; di kappa kedua api peperangan terjadi; dan di kappa ketiga, kelaparan melanda. Pola ini berlanjut sampai sepanjang enam-belas (16) kappa berikutnya, dan setiap bencana berlangsung selama tujuh (7) hari. Menurut teori ini, kita sekarang berada di kappa kesembilan (ke-9), pada fase menurun, dimana bencana kelaparan akan terjadi saat jangka kehidupan manusia rata-rata mencapai sepuluh (10) tahun.

Teori ketiga , menyatakan bahwa kala jangka kehidupan manusia mencapai tiga-tuluh (30) tahun, ada periode kelaparan selama tujuh (7) tahun, tujuh (7) bulan, tujuh (7) hari ; dikala umur rata-rata kehidupan manusia mencapai dua-puluh (20) tahun, ada periode wabah penyakit selama tujuh (7) bulan dan tujuh (7) hari ; kala umur rata-rata kehidupan manusia mencapai sepuluh (10) tahun, ada periode bencana peperangan selama tujuh (7) hari.

Terjadinya Kiamat

Pada kappa kedua-puluh (ke-20), kappa terakhir, merupakan fase naik dan jangka kehidupan manusia mencapai delapan puluh ribu (80.000) tahun. Setelah itulah, kiamat mulai datang dalam bentuk penghancuran bumi melalui salah satu dari tiga unsur alam-semesta: api, air, dan angin. Ini adalah akhir dari sebuah siklus “Mahakappa”.

Siklus mahakappa pertama diakhiri dengan kiamat dari unsur api, dimana tujuh matahari muncul [melintasi orbit tata surya kita] dan mengeringkan samudera.

Siklus mahakappa kedua (ke-2) hingga ketujuh juga diakhiri dengan cara kiamat yang serupa. Siklus mahakappa kedelapan (ke-8) diakhiri dengan kiamat dari unsur air.

Pola kiamat api dan satu kiamat air berulang selama tujuh (7) kali, totalnya lima-puluh-enam (56) Mahakappa.

Selanjutnya dilanjutkan dengan tujuh kali kiamat api dan satu kiamat angin, sehingga total menjadi enam-puluh-empat (64) Mahakappa.

Periode enam-puluh-empat (64) Mahakappa merupakan satu siklus besar dari satu sistem dunia. Kiamat api menghancurkan mulai dari neraka hingga surga kesembilan (ke-9), yaitu surga tempat Maha-Brahma hidup. Kiamat air menghancurkan mulai dari neraka hingga surga kedua-belas (ke-12), yaitu alam makhluk cahaya (Abhassara), dan kiamat angin menghancurkan dari alam neraka hingga surga kelima-belas (ke-15 ), yaitu alam Subhakinha (Jhana III).

Penggambaran kiamat dari siklus Mahakappa pertama hingga ketujuh, yaitu kiamat dengan unsur api digambarkan dalam Anguttara Nikaya, Sattakanipata adalah sebagai berikut :

“ Bhikkhu, akan tiba suatu masa setelah bertahun-tahun, ratusan tahun, ribuan tahun, atau ratusan ribu tahun, tidak ada hujan.

Ketika tidak ada hujan, maka semua bibit tanaman seperti bibit sayuran, pohon penghasil obat-obatan, pohon-pohon palem dan pohon-pohon besar di hutan menjadi layu, kering dan mati… .

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari kedua muncul. Ketika matahari kedua muncul, maka semua sungai kecil dan danau kecil surut, kering dan tiada… .

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu wakti di akhir yang lama, matahari ketiga muncul. Ketika matahari ketiga muncul, maka semua sungai besar, yaitu sungai Gangga, Yamuna, Acirawati, Sarabhu dan Mahi, surut, kering dan tiada… .

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu wakti di akhir masa yang lama, matahari keempat muncul. Ketika matahari keempat muncul, maka semua danau besar tempat bermuaranya sungai-sungai besar, yaitu danau Anotatta, Sihapapata, Rathakara, Kannamunda, Kunala, Chaddanta, dan Mandakini surut, kering dan tiada… .

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lamai, matahari kelima muncul. Ketika matahari kelima muncul, maka air maha samudera surut 100 Yojana, lalu surut 200 Yojana, 300 Yojana, 400 Yojana, 500 Yojana, 600 Yojana dan surut 700 Yojana. Air maha samudera tersisa sedalam tujuh pohon palem, enam , lima, empat, tiga, dua pohon palem, dan hanya sedalam sebatang pohon palem. Selanjutnya, air maha samudera tersisa sedalam tinggi tujuh orang, enam, lima, empat, tiga, dua, dan hanya sedalam seorang saja, lalu dalam airnya setinggi pinggang, setinggi lutut, hingga airnya surut sampai sedalam tiga mata kaki.

Para Bhikkhu, bagaikan di musim rontok, ketika terjadi hujan dengan tetes air hujan yang besar, mengakibatkan ada lumpur di bekas tapak-tapak sapi, demikianlah dimana-mana air yang tersisa dari maha-samudera hanya bagaikan lumpur yang ada di bekas tapak-tapak kaki sapi.

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari keenam muncul, Ketika matahari keenam muncul, maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung-gunung, mengeluarkan, memuntahkan, dan menyemburkan asap. Para Bhikkhu, bagaikan tungku pembakaran periuk yang mengeluarkan, memuntahkan dan menyemburkan asap, begitulah yang terjadi dengan bumi ini.

Demikianlah para Bhikkhu, semua bentuk
pikiran (sangkhara) apa pun adalah tidak kekal, tidak abadi, atau tidak tetap. Janganlah kamu merasa puas dengan semua bentuk itu, itu menjijikkan, bebaskanlah diri kamu dari semua hal.

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir yang lama, matahari ketujuh muncul. Ketika matahari ketujuh muncul, maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung-gunung terbakar, menyala berkobar-kobar, dan menjadi seperti bola api yang berpijar. Cahaya nyala kebakaran sampai terlihat di alam Brahma, demikian pula dengan debu asap dari bumi dengan gunung Sineru tertiup angin sampai ke alam Brahma.

Bagian-bagian dari puncak gunung Sineru setinggi 1, 2, 3, 4, 5 ratus Yojana terbakar menyala ditaklukkan oleh amukan nyala berkobar-kobar, hancur lebur. Disebabkan oleh nyala yang berkobar-kobar bumi dengan gunung Sineru hangus total tanpa ada bara maupun abu yang tersisa. Bagaikan mentega atau minyak yang terbakar hangus tanpa sisa.

Demikian pula bumi dengan gunung Sineru hangus terbakar hingga bara maupun debu tak tersisa sama sekali. “



2. maaf, saya masih belum bisa mengerti kenapa dalam tulisan di atas alam-alam neraka, brahma, abhasara juga ikut musnah. Bukan kah alam2 kehidupan itu bukan bagian dari bumi. Apakah kiamatnya bumi/hancurnya bumi ini berpengaruh terhadap alam kehidupan lainnya? sepengetahuan saya bumi ini hanya salah satu dari banyak alam kehidupan... Mohon penjelasannya. thx. ARMAGHEDON.



3. Namo Budhaya Bhante, Kalau menurutku ,kiamat itu memang ada,,tp kapan dtgnya kiamat itu tdk ada yg tau,,krn itu lbh baik kita berjaga2 saja,,,sikap n tingkah laku n perbuatlah kebaikan sebanyak2nya,tuk tanda2 kiamat juga,gk ada yg tau,,bgmkah bila kiamat itu dtg,,,krn itu cm 1 hal yg perlu kita ingat,,berjaga2 senantiasa,, dlm agama buddha ada mengenal kiamat,tandanya terjadi bencana,kesengsaraan,dll.



4. Saudra SeDharma Namo Budhaya, Kiamat ada atau tdk tetap kt umat Budha harus tetap mawasdiri & hrs m'pnyai ahlak yg baik. dan kita kembngkan metta,karuna, mudita, dan upekkha agar kita terselamatkan dan terbebas dari segala kmlekatan dunia.



5. klau yg sy tau sih ntar klau umur manusia hanya bisa bertahan hidup sampai 10 thn dimana dulu umur manusia bisa mencapai 100thn setiap abad umur manusia berkurang 1 thn,disaat itu org sdh Amoral dan prilaku manusia membabi buta,saling membunuh dan ada sekelompok org yg menyadarin hal ini tdk baik...dia megungsi dan menjalankan Dharma...maka muncullah Bunddha Maitreya.....klau coment sy salah mohon di perbaiki ya.ALL.....Thx. Tanda" kiamat itu benar apa tidak?. Mnrt sy bkn masalah benar atau tidak. Smua Itu tergantung qta sndiri utk mau meyakini n mempercayai atau tidak...Hehe.




6. Kiamat itu pasti terjadi kalau kita mau teliti mengartikan kiamat adalah singkatan dari kata ; Kita Akan mati, itu pasti cuman waktunya yg ber beda beda kapanpun kita tidak akan tau, ngapain di bingungkan lebih baik kita pikirkan bagai mana kehidupan ini bisa lebih baik dan berarti tidak cuman buat kita saja juga buat orang banyak. Kiamat masih jauh.... Ga usah dipikirin. setuju.




7. kiamat itu pasti ada dan akan pasti datang tetapi tidak diketahui kapan datangnya hanya Tuhan yang tahu, kiamat juga gak bisa diramal kapan datangnya akan tetapi tanda2 kiamat itu semakin dekat. diantaranya orang lebih suka berbuat maksiat dari pada yg halal, kemungkaran lebih di sukai daripada kebenaran, orang perempuan lebih suka berpakaian tapi telanjang yaitu orang perempuan suka pakai pakaian yg ketat dan masih banyak tanda2nya, . akan tetapi pada saat akan datang hari kiamat tanda2 yg paling jelas yaitu akan ditiup nya sangkakala dan pada saat itu semua makluk akan mati, sangkakala ke 2 manusia akan di hidupkan kembali termasuk manusia yg telah mati dan dikubur.... hari kiamat adalah hari kebangkitan dan hari yang sangat mendebarkan. hari kiamat adalah hari pembalasan... bagi manusai didunia yg bertaqwa maka surga balasannya yang kekal dan abadi dan bagi siapa yg tidak bertaqwa maka neraka adalah balasannya maka hidup ini harus senantiasa menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan..supaya tidak meyesal kemudian.



Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun Ven.Sudhammacaro.





Komentar

Unknown mengatakan…
Maaf kalau saya hanya menanyakan kepada Bhikkhu bahwa 5000 tahun wisak itu kita tidak akan lagi berdoa kepada sang buddha tetapi kepada buddha Maitreya karena tidak ada lagi yg menganut ajaran buddha
Maaf kalau ada kesalahan

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “