“ ATTHASILA TDK BOLEHKAH PAKAI KOSMETIK KE KANTOR “

DISKUSI DHARMA FACEBOOK.

Seri ke-3 terakhir.

Diskusi Dharma; Tanya: Bhante, Namo Buddhaya, saya mau menanyakan masalah Athasila pada sila ke 7. tidak boleh memakai kosmetik atau mendengarkan music. Bhante, bagaimana jika kita bekerja di kantor, padahal kita ingin melatih Athasila? apakah maksud d tujuan dr Athasila semua itu? Apa kita tidak boleh berlebihan atau tidak sama sekali? Mohon masukan dari bhante,terima kasih. Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.

Teman2 maaf kl komen bhante salah. Latihan Atthasila hrs dg bijaksana, artinya kl sila itu tdk mampu dipraktikkan, baiknya tdk usah Atthasila. Krn kl dipaksakan tdk akan membawa manfaat secara Dharma, malah akan timbul pikiran negatif; Penyesalan, kesal, marah, dsb.

Umat awam baiknya, latihan Pancasila (5 sila) dg se-baik2nya sdh cukup, ditambah Gemar Berdana, dan Meditasi Rutin setelah membaca Paritta atau Liam-Keng pagi dan malam. Jadi, Latihan Sila hrs bertahap sesuai dg kemampuan anda.

Semua tugas, latihan, d pekerjaan hrs dilakukan dg ketulusan hati d pikiran, agar timbul semangat, d mendapat hasil maksimal yaitu; pemahaman d pengertian yg benar, pengalaman yg berguna hingga batin bahagia.

Tujuan Latihan Atthasila yg pertama ialah; AKU BERTEKAD atau BERJANJI AKAN MELATIH DIRI. Dengan diawali TEKAD atau JANJI DLM HATI dan PIKIRAN untuk berlatih. Lalu timbul semangat untuk melaksanakan TEKAD atau JANJI tsb dg se-baik2nya.

Yang kedua ialah; MENGHINDARI atau TIDAK MELANGGAR isi latihan tsb. Orang mau berusaha hingga bisa MENGHINDARI atau TIDAK MELANGGAR isi latihan tsb, krn sdh bertekad atau sdh berjanji dlm Hati dan Pikirannya untuk melaksanakan Latihan Atthasila.

Andai dlm Latihan Atthasila ini msh di/melanggar, tdk ada sanksi apa2 atau tdk akan dihukum. Cuma, anda tdk mendapat mafaat secara utuh, lain waktu msh dpt di ulang lagi.

Smg penjelasan ini berguna menambah pengetahuan dan wawasan dlm belajar Dharma.
Mohon maaf bila ada yg kurang berkenan di hati anda.

Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna.

1. YM Bhante Sudhammacaro saya mo partisipasi,
Bhante:
Latihan Atthasila hrs dg bijaksana, artinya kl sila itu tdk mampu dipraktikkan, baiknya tdk usah Atthasila. Krn kl dipaksakan tdk akan membawa manfaat secara Dharma, malah akan timbul pikiran negatif; Penyesalan, kesal, marah, dsb.] s/d [..] sdh berjanji dlm Hati dan Pikirannya untuk melaksanakan Latihan Atthasila.

Saya:
Anumodana bhante saya pikir juga demikian dan sepakat dengan penjelasan bhante

Bhante:
Andai dlm Latihan Atthasila ini msh di/melanggar tdk ada sanksi apa2 atau tdk akan dihukum. Cuma, anda tdk mendapat mafaat secara utuh, lain waktu msh dpt di ulang lagi.

Saya:
Sepakat bhw tidak ada hukuman utk gagal dalam pelaksanaan, namun tetap tergantung ada cetana ato tidak dalam kegagalan itu, bisa saja ia lupa karena tidak waspada atau perhatiannya teralihkan..ini jelas tidak berdampak kamma, namun jika ada cetana, maka akan berdampak pada kamma, karena ada cetana utk melanggar dengan tindak lanjut perbuatan tertentu. Sebaik2nya kegagalan adalah tetap tidak melanggar 4 varita sila awal yaitu:

tidak membunuh,
tidak mencuri,
tidak menyatakan yg tidak benar dan
tidak makan/minum yg melemahkan kesadaran.

Jika Atthasila gagal di penuhi karena cetana, sekurangnya telah terjadi pelanggaran sila ke-4 utk yg pertama kalinya kemudian bisa jadi dilanjutkan dengan sila lainnya. Dari situlah asal kamma tidak baik itu terkoleksi.

Jika demikian kerugiannya karena gagal berlatih, Apakah akan lebih baik jika tidak perlu melakukan Atthasila/jenis sila apapun saja?

Suka/tidak, percaya/tidak, tau/tidak ato bahkan tidak melatih, tidak bertekad sekalipun, ato tidak melatih sila manapun, maka semua PELANGGARAN jenis varitta sila tetep aja akan berbuah kamma...tidak peduli apapun jenis kelamin, profesi, agama, Bhante/tidak dari pelakunya.

Di samping itu. Tujuan melakukan Sila adalah melatih Pikiran dan diri, yaitu mendisiplinkan pikiran dan belajar/berlatih melenyapkan Lobha, dosa dan Moha.

Demikian pendapat saya Bhante..semoga berguna.


2. Dari mana asal tradisi Hari Uposatha ?
Hari Uposatha sebenarnya telah ada sebelum Sang Buddha muncul. Uposatha adalah hari-hari yang digunakan oleh masyarakat India kuno untuk melakukan upacara-upacara keagamaan mereka masing-masing. Dalam Uposathakkhandhaka bagian Mahāvagga, Vinayapitaka, dikatakan bahwa sebelum Sang Buddha menetapkan hari uposatha sebagai hari penting dalam agama Buddha, para pertapa lain menggunakan hari-hari uposatha yakni hari ke 14, 15 dan hari ke 8 dari setengah bulan untuk berdiskusi ajaran mereka.

Melihat hal ini, Raja Bimbisara meminta Sang Buddha supaya para bhikkhu juga menggunakan hari-hari uposatha yang telah disebutkan untuk hal yang sama. Pada perkembangan selanjutnya, setiap hari uposatha khususnya bulan purnama (sukkapakkha) dan gelap (kālapakkha), para bhikkhu diwajibkan untuk membaca patimokkha / peraturan2 kebhikkhuan.

Untuk umat awam, Sang Buddha menganjurkan mereka untuk mempraktikkan aṭṭhasīla (8 latihan moral) di hari-hari uposatha. Bahkan dalam Dhammikasutta, Suttanipāta, Sang Buddha menganjurkan upāsaka dan upāsikā untuk mempraktikkan 8 latihan moral ini bukan hanya di hari-hari uposatha (4 hari dalam sebulan) tetapi juga pada hari-hari istimewa (pāṭihariyāpakkha). Kitab komentar sutta ini menyebutkan bahwa hari-hari istimewa ini adalah bulan Āsāḷha, tiga bulan di musim hujan, dan bulan Kattika. Oleh karena itu, jika umat Buddha terutama upāsaka dan upāsikā benar-benar mau mempraktikkan 8 sīla, ia seharusnya mempraktikkannya di hari-hari istimewa selama 5 bulan dan 4 hari setiap bulan di luar hari-hari istimewa yang telah disebutkan.


3. saya setuju dengan Bhante. skedar tambahan komentar. apabila memang ada kehendak yg kuat dan semangat yg kuat utk berAtthasila dlm khidupn shari2, namun trbentur sila ke-7 pd saat hr kerja, mk saya rasa Atthasila d hari2 libur cukup mmungkinkn utk dlaksanakn yg brsangkutn. Manfaat dalam brAtthasila akan sangat trkandung pd niat d tiap2 orang yg mnjalanknnya. alangkah bijaksana apabila kita mlatih diri brAtthasila dgn Niat Melepas, dan stlah mnjalankannya barulah dpt dialami manfaat dr brAtthasila, smoga bmanfaat.

4. Anumodana Bhante atas penjelasan yg menenangkan hati. Namo Buddhaya. iya bhante, semuanya harus dilatih. :) dari awalnya yang tidak mampu, jika mau diusahakan pasti akan mampu. tidak boleh juga langsung dikatakan kalo tidak mampu, jangan laksanakan. :D yang namanya latihan pasti masih ada kekurangannya. tetapi jika bisa disadari maka akan bisa disempurnakan lagi dikemudian hari. kalau bagi saya, hidup adalah tidak pasti, jd jangan katakan tidak mampu. Selalu berusaha jika mau berhasil.

5. tidak boleh memakai kosmetik atau mendengarkan music. Bhante, bagaimana jika kita bekerja di kantor, padahal kita ingin melatih Athasila? Sekedar sharing ttg kebiasaan saya di kantor. Kalo kosmetik mungkin kita bisa memutuskan tak memakainya. Tapi kalo musik di kantor kita tidak bisa meminta org lain mematikan playernya krn itu ranah umum. Di kantor saya juga sering bersliweran musik dari dangdut sampe hard rock, tapi saya konsen di tugas dan bahkan tak ingat musik apa yg sedang dimainkan. Sering saya buktikan dgn bertanya pada diri sendiri, tadi di kantor lagi muter lagu apa ya? Dan hasilnya saya tak tau lagu apa.


6. maaf bhante.kl mnurut saya tidak ada yg tidak brmanfaat.tp sberapa besar mnfaatnya. saya pribadi mngalami. walau bny yg saya langgar tp ktika d niatkan attasila.stiap kita bru mlnggar sdikit kita bisa langsung mnyadari. misal ktika kita brkata ksar buah,baru bil bu...kita ngga bakal mlnjutkan kata ah nya. maaf bhante kl ada kata saya yg salah.mohon ptunjuk bhante. terima kasih bhante.

7. NB, sy sependapat dgn Sdra Kristy Satya Budiman, kalo kita belum mampu klop 8sila tapi ada keinginan & semangat u/ mencoba, sebaiknya tetep dicoba. mgkn ada 1-2 yg kita belum bisa lakukan dgn baik, namun dgn seringnya dilatih, pasti ada kemajuan yg kita dapatkan walaupun semua perlu proses, ketimbang hanya karena kita tak yakin bisa melakukan dgn baik trus kita ga pernah mau mencoba. Bukankah, aku bertekad...jadi aku akan berusaha. Mohon bimbingannya, Bhante. Anumodana.


Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu. Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun. Ven. Sudhammacaro.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “