" Terbang ke Denmark dan Turki DPR Habiskan Rp 1,3 Miliar.'



TRIBUNnews.comOleh Abdul Qodir | TRIBUNnews.com – Rab, 5 Sep 2012


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 20 anggota Badan Legislatif DPR terbang ke Denmark dan Turki. Mereka mengaku melakukan kunjungan kerja untuk mengurusi logo palang merah.

Akan tetapi, ternyata mereka justru 'plesiran' di luar negeri. Padahal, dana yang dihabiskan mereka bepergian ke luar negeri mencapai miliaran rupiah.

Tribunnews.com mendapatkan foto anyar para anggota Badan Legislatif DPR yang asyik bertamasya di atas kapal di kanal Copenhagen, Denmark.

Foto tersebut dikirim oleh seseorang yang memiliki alamat email sony_akhmad@yahoo.com.

Dalam foto tersebut terlihat banyak anggota DPR yang asyik menikmati perjalanan di atas kapal. Mereka bercengkrama satu dengan yang lainnya. Ada pula yang asyik mengutak atik tablet atau ipad.


Sebanyak 20 anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR harus terbang ke Denmark dan Turki untuk sekadar studi banding dan menentukan lambang lembaga kemanusiaan yang akan digunakan di Indonesia. Biaya untuk urusan lambang itu diperkirakan mencapai Rp 1,3 miliar.

"Alokasi anggaran ke Denmark sebesar Rp 666 juta dan alokasi anggaran ke Turki sebesar Rp 636 juta atau seluruhnya sebesar Rp 1,3 miliar," kata Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Uchok Sky Khadafi, Selasa (4/9/2012) malam.

Berdasarkan data yang diperolehnya, Uchok menjelaskan bahwa anggaran Rp 666.270.000 itu untuk 10 anggota DPR, tanpa ada staf dan keikutan sertaan keluarganya. Rinciannya, setiap seorang angggota Dewan akan menghabiskan anggaran sebesar 6.917 Dolar AS atau sebesar Rp 62.253.000 untuk ongkos pesawat kelas eksekutif dan biaya harian sebesar 472 Dolar AS atau sebesar Rp 4.248.000 per hari.

Sedangkan anggaran untuk ke Turki menghabiskan anggaran sebesar Rp 636.690.000 untuk 10 anggota DPR, juga tanpa keikutsertaan staf dan keluarganya. Dan setiap satu angggota dewan akan menghabiskan anggaran sebesar 6.641 Dolar AS atau sebesar Rp 59.769.00 untuk pesawat kelas eksekutif dan biaya harian sebesar 365 Dolar AS atau sebesar Rp 3.285.000 per hari.

Uchok mempertanyakan komitmen dari anggora DPR yang akan mengurangi "plesiran" ke luar negeri. Apalagi, alasan keberangkatan 20 anggota alat kelengkapan DPR ke kedua negara Eropa itu, yakni untuk sekadar menentukan lambang palang merah.

"Masa mau menentukan lambang palang merah saja, harus berkunjung ke dua negara tersebut. Seharusnya, biar lebih irit dan hematnya anggarannya, lebih layak bertanya kepada rakyat sendiri daripada berangkat ke luar negeri, hanya ingin senang-senang sendiri saja," kata Uchok.

Diberitakan sebelumnya, 20 anggota Baleg DPR terbang ke Denmark dan Turki sejak 3 September 2012 dengan alasan untuk studi banding dan memilih lambang lembaga kemanusiaan yang akan digunakan di Indonesia. Mereka akan berada di negara Eropa itu selama lima hari.

Sebanyak 10 anggota Baleg dipimpin oleh Wakil Ketua Baleg Achmad Dimyati Natakusumah (F-PPP) dan 10 anggota Baleg lainnya berangkat ke Turki dipimpin oleh Wakil Ketua Baleg Anna Mu’awanah (F-PKB).

Denmark dan Turki dipilih karena kedua negara tersebut adalah pusat lembaga kemanusiaan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Kedua negara itu juga dipilih karena dianggap pusat perkembangan lembaga kemanusiaan.


Teman2 terimakasih atas dedikasi dan komen yg berguna.


 1.Benar, Pemimpin yg kasih Contoh, Bawahan pasti ikutin. Tdk salah dg kata Pribahasa menulis; ‘Buah Mangga Jatuh tdk akan Jauh dari Pohonnya’,
Rakyat diharap maklum, karena hal ini kayaknya mmg entertain yg sdh dianggarkan untuk foya2 ... tetapi agar enak terdengar di telinga rakyat jadi STUDY BANDING ... hehehe ... study banding nonton tari perut ...


2. Yah…Cuma begitulah kemampuan para Pejabat Indon PELESIRAN jadi AJANG LOMBA ADU CEPAT antara ESEKUTIF vs LEGISLATIF, Rakyat hanya sebagai PENONTON sambil GIGIT JARI… dimana mana sama aja uud = ujung ujungnya duit.


3. @Deru, Saat hendak menolong .. anda berat melepas ... so tahap 1, saat hendak melepas .. ingat pahala, anda di tahap 2 ... sadari key ... Hanya cedera fisik yang mampu melakukannya, karena kerusakan persyarafan.



4. Mungkin saja ada opsi delete memory dalam otak manusia, tapi tidak banyak yg tahu bagaimana mengunakannya.
Gue percaya otak manusia adalah komputer super canggih, namun tidak semua manusia dapat benar2 mengunakannya walaupun hanya memakai menu "Alarm". Kecuali sudah menjadi Buddha. Buddha bagi gu adalah manusia/mahluk yg mampu mengunakan kemampuan otaknya dgn optimal.



5. Menyiasati pola pikir .. akan tampak bekerja dg baik pada awalnya, tetapi apabila kesadaran anda mmg blm sampai di tahap itu, kita akan kelelahan. Bertindaklan sinkron dg pemahaman yg ada ... maka kita melangkah dg nyaman. Buddha adalah pencapaian yg dilatih dlm waktu yg sangat panjang .... Manusia yg utuh adalah manusia yg bertindak dg ingatan yg ada dlm memorynya, dibarengi keinginan bertindak lebih yg dilatih tahap demi tahap ....


6. Mimpi...minpi salah satu tanda proses membuang memory yg tidak berguna dalam otak. Hanya saja yg mebedakan antara Buddha dan umat awam adalah seorang Buddha mampu melakukannya dengan sadar sementara manusia/mahluk biasa melakukan tanpa sadar/tidur. mimpi mungkin hanyalah proses scaning.


7. hehehe ... mimpi membuang memory .. ? Malah mengingatkan kembali keinginan bawah sadar ke permukaan .. Mungkin saja....Mungkin juga dalam mimpi otak bekerja lebih maksimal.




8. Keinginan tetap ada pada diri manusia, keinginan bersumber dari MEMORI2, manusia tidak punya sistem delete memori pada sistem biologisnya, manusia hanya mampu tidak memperhatikannya saja.


9. @Deru, Saat hendak menolong .. anda berat melepas ... so tahap 1, saat hendak melepas .. ingat pahala, anda di tahap 2 ... sadari key.


10. hmmm......Ada yg mengatakan kalau ajaran Buddha itu mengajarkan bagaimana cara "melepas", bukan mengajarkan bagaimana "berperang" dgn rasa kehilangan. Lalu gue juga pernah membaca bila Siddharta pernah mengatakan bila "keinginan" adalah penderitaan. Bukankah harapan adalah keinginan juga. Apakah gue salah membaca atau salah memahami ?

11. @Deru, Tidak ada salah benar dlm memahami Dharma ... anda akan melewati pemahaman tahap demi tahap .. enjoy saja brader ... setiap pemahaman baru mengganti pemahaman yg lama ...


12. link dana kathina maksud anda ... ? Baca aja di depan computer, biasa saja koq ... Keinginan bersedekah juga memerlukan tahapan, hrs melewati perang batin pd awalnya. 1 berperang dg rasa kehilangan; 2 mengharap pahala; 3. berharap tidak melekat; 4. tindakan melepas alami tanpa berhitung untung rugi lagi .. hanya rasa bahagia dlm memberi. @AA, hehehe ... melepas adalah langkah awal menjadi sholeh. Ketika anda kikir, pelit dan banyak alasan ... anda tidak akan kemana-mana. Istilah kerennya NATO ... tetapi ketika mulai bersodaqoh anda NO TALK ACTION ONLY ...

Untuk memahami DANA (sodaqoh ala buddhis) silahkan baca di sini .....http://sasanaonline.tripod.com/dhamma/dana_mk.htm.


13. @Deru, SANGGHA (persamuhan/komunitas bhikkhu) adalah merupakan pelengkap munculnya seorang SAMMASAMBUDDHA di dunia. Sammasambuddha adalah seorang yg mencapai PENCERAHAN (terbebas dari serakah, benci dan pandangan salah; tahu segenap alam; memotong semua akar kejahatan shg tidak pernah muncul lagi) dg cara sendiri dan mampu mengajarkan ajaran/ jalan. Saat seorang Sammasambuddha ada di dunia, maka akan muncul DHARMA (AJARAN), serta SANGHA. Menjadi bhikkhu adalah merupakan sebuah cita2 mulia untuk mendukung ajegnya ajaran Buddha. Saat seseorang memutuskan menjadi bhikkhu, maka ia sdh memutuskan ikatan hidup berkeluarga, tidak mengurus mencari nafkah dan uang ... hidupnya didekasikan untuk mengamati pikiran agar selalu tenang dan berpuas dg apa yg ada, berusaha dengan tekun dan tanpa kenal lelah agar mencapai pencerahan ... agar bisa membagi ajaran kepada semua manusia demi kebahagiaan semua mahluk. Ketika seseorang selalu berusaha untuk tidak berbuat jahat, pikirannya selalu terpusat bgmana membuat orang lain bahagia ... maka orang tersebut adalah orang2 yg perlu didukung pleh semua umat. Mereka ada akan membawa manfaat sangat banyak untuk kemanusiaan serta kebajikan di dunia. Makanya dikatakan MEREKA ADALAH LADANG YG SUBUR UNTUK MENABUR KEBAJIKAN. Dana makanan dan lainnya yg dipersembahkan .. semata-mata untuk menyokong mereka berbuat kebajikan yg lebih besar ... sehingga si pemberi akan mendapatkan buah/ hasil yg besar pula. Silahkan baca kisah berikut di bawah ini ... gak usah dipercaya 100 %, tetapi ambik hikmahnya ... pemberian se-upil yg membawa kebahagiaan yg besar ====== =========== ========================================== Ada satu kisah lain tentang seorang wanita yang miskin sekali yang tinggal di tepi ladang. Pada suatu hari wanita ini sedang menggoreng jagung.

Suatu hari lewat Bhante Maha Kassapa yang baru selesai bermeditasi tujuh hari tujuh malam, memasuki Niroda Samapati. Maha Kassapa berjalan berpindapatta untuk menerima dana yang akan dipersembahkan oleh umat. Begitu melihat Bhante Maha Kassapa lewat, dia mengatakan "Bhante, berhenti dulu saya ingin berdana". Wanita ini yang bernama Upasika Laja mengambil segenggam jagung yang sudah digoreng, membungkusnya, dan memasukkannya ke dalam mangkok Bhante Maha Kassapa.

Upasika ini mengatakan "Bhante, berikanlah berkahmu padaku." Maha Kassapa menyebutkan "Icchitam pattitam tumham. Kippameva samijhatu —Dengan kekuatan kebaikanmu semoga semua cita-citamu tercapai".

Upasika Laja ini begitu bahagia pada waktu Bhante Maha Kassapa pulang ke vihara. Dia mengikuti Beliau dari belakang. Di tengah-tengah pematang sawah muncul seekor ular yang menggigit Bhante Maha Kassapa. Tetapi karena jubahnya turun sampai ke bawah, ular ini hanya berhasil menggigit kain jubah dan tidak berhasil menggigit Bhante Maha Kassapa. Upasika Laja yang mengikuti dari belakang kemudian dipatuk, digigit oleh ular yang berbisa itu.

Sesampai di vihara, Laja kaku membiru kemudian meninggal. Karena Upasika Laja ini meninggal dengan pikiran yang amat bahagia, maka Upasika Laja ini dilahirkan di alam sorga.

Tiap-tiap pagi, sebagai dewa, Upasika Laja datang ke kuti Bhante Maha Kassapa. Dia menyapu, membersihkan kuti Bhante Maha Kassapa dan mengisi air di kolam yang sudah kosong.

Dia berpendirian, "Kalau saya berdana segenggam jagung goreng bisa menyebabkan saya dilahirkan di alam sorga, alangkah besar manfaatnya kalau saya berdana lebih daripada itu dan saya berdana setiap hari. Oleh karena itu meskipun saya sebagai dewa, saya tetap akan berdana dengan membersihkan pondok Bhante Maha Kassapa.

Tiap-tiap hari Bhante Maha Kassapa bangun dan membuka pintu, semua sudah bersih. Semua sudah teratur dengan baik. Bhante Maha Kassapa berpikir, "Siapakah yang mengerjakan ini?" Mungkin ada bhikkhu-bhikkhu muda yang membantu saya. Tetapi Bhante Maha Kassapa tidak berhasil menjumpai siapa yang membantu.

Suatu hari Bhante Maha Kassapa berusaha untuk mengintip siapakah yang membersihkan pondoknya. Akhirnya dilihat seorang dewa membersihkan pondok Bhante Maha Kassapa. Bhante Maha Kassapa bertanya, "Siapakah engkau?"

"Bhante, inilah aku muridmu".

"Aku tidak pernah punya murid dewa", kata Bhante Maha Kassapa.

Dewa ini kemudian bercerita, "Aku adalah wanita miskin, Bhante. Yang hanya mampu berdana segenggam jagung goreng. Pada waktu itu aku digigit ular dan karena aku meninggal dengan perasaan bahagia dan kebaikan luar biasa, aku dilahirkan sebagai dewa. Sekarang aku ingin berbuat kebaikan yang lebih banyak. Kalau aku hanya berdana sekali dengan segenggam jagung goreng menyebabkan aku dilahirkan di alam dewa sorga, alangkah tinggi manfaatnya. Alangkah tinggi buahnya kalau aku berbuat baik setiap hari kepada Bhante".

Maha Kassapa mengatakan, "Kamu ini dewa, sebagai bhikkhu aku mempunyai kewajiban sendiri. Pergilah ke alammu sendiri, tidak usah membantu saya".

Dewa ini pergi dengan menangis. Pada saat dia terbang untuk kembali ke alam dewa. Sang Buddha melihat peristiwa ini mencegat di tengah perjalanan. Betapa bahagianya dewa ini. Diusir oleh Bhante Maha Kassapa, murid Sang Buddha, sekarang Sang Buddha sendiri datang menemui dia. Sang Buddha mengatakan, "Janganlah bersedih hati. Ya demikianlah kewajiban bhikkhu. Bhante Maha Kassapa memang mempunyai keistimewaan. Dia ingin hidup sederhana dan menyelesaikan tugasnya sendiri".

Sang Buddha kemudian mengatakan, "Kalau seseorang ingin berbuat baik janganlah kebaikan itu ditunda-tunda". Karena buah kebaikan adalah kebahagiaan atau kebaikan.


Sangat dalam sahabat, bayangkan sahabat muslim yg masih berkutat DG PAHALA TAPI BERGELIMANG DOSA ... hehehe, tragis bin ngenes ....


14. motivatornya juga bukan timbulnya rasa bahagia, sekedar berpikir logis akan kebutuhan orang lain aja. udah..nggak bahagia ya nggak papa.


15. Kemampuan analitik akan menjadi lebih murni lagi jika sudah tidak terbebani oleh emosi2 Ada "kesaktian" di dalam sistem analitik manusia. itu jika emosi masih menyatu dengan perhatian.


16. at least ada rasa bahagia lihat dampak pertolongan yg anda berikan ... gak ada manusia hampa kayak robot ... hehehe . OK ... last phase = kosong (sunya) ...


Bhante.....limpahan jasa gue yg kemaren sudah Bhante terima belum?

Limpahan jasa kebajikan antar manusia yg msh hidup ... spt semilir angin yg membawa damai dan bahagia .. tanpa disadari penyebabnya .... batin yg sadar bergumam, 'koq gw merasa happy tanpa sebab ya .. ?' ... lakukan pelimpahan jasa kepada leluhur/ orang tua yg sdh meninggal setiap berbuat jasa kebajikan dg mengingat wajah mereka dlm batin serta mengucap dlm hati 'semoga buah kebajikan ini mengalir ke leluhur/ orang tua saya di manapun mereka saat ini' ..... sadhu ... sadhu ... sadhu ...


Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma/ Guru Agama, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun Ven.Sudhammacaro.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “