“Raport si Suami”

Alkisah, hiduplah seorang suami yg sering berkeluh-kesah tentang istrinya kepada orang lain. Sang suami sering mengatakan kepada teman-temannya: ”Istri saya sehari-hari hanya di rumah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga&merawat 3 orang anak, sama sekali tidak berkerja.

Andaikan ia memiliki pekerjaan sampingan, tentu sedikit-banyak akan dapat membantu memenuhi kebutuhan keluarga. ”Tidak memiliki pekerjaan sampingan sebenarnya masih dapat ditoleransi oleh sang suami. Yang menjadikan sang suami merasa kecewa adalah: Sikap sang istri yg sering menunjukkan ekspresi lelah.

Suatu hari, karena kelehan bekerja sang istri jatuh sakit&harus rawat inap. Sang suami ingin menggunakan kesempatan ini menunjukkan kepada sang istri bahwa dia bisa melakukan segala pekerjaan rumah termasuk merawat 3 orang anak dengan lebih baik. Ia berkata kepada sang istri: ”Apa susahnya melakukan pekerjaan rumah tangga&merawat 3 orang anak? Untuk sementara waktu biarlah saya yang menggantikan mu melakukan tugas sehari-hari. Tenangkanlah diri mu, minumlah obat dokter dengan teratur. Semoga cepat sembuh. ”Mulailah sang suami dengan rinci mencatat apa saja yang telah dilakukan selama seharian penuh selain mencuci-menyapu-memasak untuk diperlihatkan kepada sang istri. Berikut adalah catatan “raport si suami”:

·                     Membuka&menutu pintu untuk anak2 98x
·                     Berteriak: jangan ribut, tenang,diam 92x
·                     Mengangkat telepon 12x
·                     Membantu anak mengenakan-melepas sepatu 21x
·                     Menjawab pertanyaaan konyol anak 120x
·                     Melerai perdebatan antar anak 16x
·                     Membuka kulkas, memberi air, menyiapkan makanan&susu 38x
·                     Melayani pak pos&petugas kebersihan 6x
·                     Ke jalan mengejar anak, kira2 menempuh jarak 5.5 km

Keesokan harinya sang suami  segera kembali ke rumah sakit,ia memohon kepada sang dokter untuk mengijinkan sang istri segera keluar dari rumah sakit&menjalani rawat jalan.Kepada sang dokter, ia berkata: ”Dok,saya sudah tidak tahan lagi. Ternyata menjalankan pekerjaan rumah tangga&merawat anak-anak adalah pekerjaan yang melelahkan.

Pada hari yg sama sang suami juga, mengunjungi toko elektronik untuk membeli sebuah mesin cuci. Padahal 3 Tahun yang lalu, ia menolak keinginan sang istri untuk membeli mesin cuci. Waktu itu sang suami merasa membeli sebuah mesin cuci adalah pemborosan, belum waktunya untuk membeli. Saat mesin cuci itu dihantar ke rumah, sang suami menuliskan sesuatu di atas secarik kertas berwarna merah: istriku kamu memang hebat, terimakasih.

Pembaca yang budiman, seringkali kita meremehkan sesuatu Pekerjaan walaupun tampak sederhana, namun jika kita belum pernah merasakan sendiri, tidak akan dapat menghayati betapa jerih payahnya seorang Ibu. Kita harus dapat melakukan tindakan nyata, jangan hanya sekedar berteori/berpendapat.

teori praktek

Penulis: Xie Zheng Ming.
Ahli Sejarah Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.



Komentar:



1. Namo Buddhaya Bhante _(())_ selamat pagi .... 
Betul skali bhante.. Mengerjakan pekerjaan rumah sangat melelahkan dan menyita waktu.. Selalu 24 jam itu sangat kurang ..  yang buat berpikir keras setiap hari... MASAK APA HARI INI ? Terkadang sudah masak eee gak di makan, katanya gak enak, gak suka, masakan gak berselera ... Hahahaaa ... Yaaahhhh si istrilah yang jadi tong sampah makanan yang di masaknya... Kasian kan kalo di buang, jadi makan sendiri.. Jadilah ISTRI YANG BERBADAN BENGKAK .. Jadi gak menarik lagi ...  Btul skali cie,,, hehehe. Namo Buddhaya Bhante,


2. Namaste bante. Hari Libur, utk para Bapak, sedangkan utk para Ibu, tidak mengenal hari Libur, yg ada pekerjaan menjadi 2x lebih banyak..  cerita yang menarik Bhante... Namo Buddhaya.... selamat pagi Bhante....  itu lah mengapa seorang ibu di sebut wonderwoman,hahaha. memang wanita harus serba bisa.............karena itu dia menyandang gelar ibu atau mama yang bisa melahirkan bapak2 yang super hebat sekalipun. oooo pagi2 sudah koment nih bu Silia, udah ke pasar dan masak ?


 Namo buddhaya bhante..Cerita yang menarik..Kesimpulan dan intinya jgn menganggap lemah peran kaum wanita..Memang sih itu sudah kodratnya para kaum wanita. Tetapi kitapun sbagai kaum pria harus lebih menghargai kepada wanita..
The Best buat para wanita..



3. Namo Buddhaya Teman2 Yg Budiman trims anumodana atas komen yg bgs2, kayaknya ini Pengalaman seorang Ibu dlm RT, krn isinya detil teratur. Memang bgs sekali kl ada Ibu2 yg teliti kegiatan di rumah spt ini, jd tahu betapa jlimetnya pekerjaan RT itu.

Semoga tulisan ini membuka wawasan bagi para calon Suami dan calon Istri, biar bisa saling Pengertian dlm membina hidup Rumah Tangga kelak.

Jadi mengingatkan wkt kecil pasti spt itu yg sering menyusahkan Ibu, kini Ibu sdh di alam lain, dg ini bhante doakan semoga karma baik-ku melimpah kpd almh. Ibu-ku dan dpt menerimanya serta ikut berbahagia, hingga Ibu-ku dpt segera terlahir di alam bahagia, sadhu.

Jadi ingat lagu barat: Mother How Are You To Day…yg menyentuh Hati Nurani…

bagi yg msh punya Mama/Ibu jagalah baik2, jng NAKAL lagi sama Ibu/Mama, kalau NAKAL sama Bapak/Papa sekali-kali tdk apa biar kasih pelajaran sama Papa/bapak…hehehe..



Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun Ven.Sudhammacaro.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “