Seni Mengatasi Krisis Global

“SENI MENGATASI KRISIS GLOBAL”
oleh bhikkhu Sudhammacaro
Era Globalisasi

Sejak globalisasi melanda dunia, kehidupan manusia tiap negara saling terkait, saling mempengaruhi, dan saling membutuhkan. Contoh pertamakali yakni peristiwa tragedi 11 September 2001 di WTC dan Washington DC, yang menggemparkan dunia. Sejak itu sebutan nama TERORIS mulai jadi bahan pembicaraan di mana-mana, dan nama teroris akhirnya menjadi populer dengan sendirinya di seluruh dunia, hingga kini tanpa harus diekspos. Bila kita pelajari sifat atau karater globalisasi ini memiliki dua sisi berlawanan, yakni satu sisi positif dan satu sisi lagi negatif.

Global Warming - Sisi Positif

Dari sisi positif kita tak bisa menyangkalnya, seperti kemajuan dunia iptek semua orang pasti merasakannya, misalnya dalam hal telekomunikasi yang saat itu (th 2000) hingga kini. Kita dapat dengan begitu mudahnya dapat berkomunikasi antar negara, bahkan telekonferens, hingga dunia maya internet.
Mulai anak-anak sekolah yang main game, dewasa hingga pemerintahan, semuanya amat memerlukan dunia maya seperti internet, demi kemudahan dalam segala kegiatan dan semua bentuk pekerjaannya. Begitupula dunia bisnis dengan berbagai barang dijajakan di internet, ternyata amat menggairahkan dan prospeknya menjanjikan kesuksesan dikemudian hari.
Demikian pula tentang Global Warming (Pemanasan Global) yang pertamakali disampaikan oleh Al Gore sang mantan calon presiden Amerika yang kalah. Al Gore hinga rela menghabiskan dana jutaan dolar hanya untuk sebuah riset pemanasan global, yang di mulai di kutub utara dan selatan. Saat itu, semua masyarakat dunia menertawakan usaha jerih-payahnya, bahkan banyak kalangan pejabat Amerika mencibir, melecehkan pekerjaannya. Namun selang beberapa tahun saja, kini masyarakat dunia berbalik 180 derajat memujinya. Al Gore ternyata disebut sebagai penyelamat semua makhluk di dunia, mengapa?

Sebab, risetnya terbukti memberi sinyal positif, untuk menyelamatkan lingkungan alam sekitar kita, ia berusaha jerih-payah dan ternyata perjuangan dan pengorbanannya tidak sia-sia. Film dokumenternya tentang riset kerusakan gunung es di daerah kutub utara dan selatan membawa berkah baginya hingga memungkinkan mendapatkan hadiah 'Nobel Penyelamat Lingkungan Alam'. Kini, kita semua terperanjat, menakutkan, bahkan mengerikan bila menyaksikan VCD tentang global warming. Betapa ulah manusia yang tak terasa dan tak disadari telah menyumbangkan sebagian besar kerusakan lingkungan alam di dunia. Dan, akibatnya boleh Anda tebak sendiri!

Secara 'terpaksa' riset global warming yang dilakukan oleh Al Gore telah menggugah hati nurani umat manusia di dunia, untuk ikut bertanggung jawab atas kerusakan alam lingkungan di sekitar kita, terutama di daerah kutub utara dan selatan. Dari cuplikan gambar rekaman film dokumenter tersebut, dikisahkan ada beberapa ekor hewan beruang salju (kutub) yang biasa hidup nyaman di habitatnya gunung dan pulau es Arktik, kini mereka harus ikut pusing tujuh keliling untuk mencari habitat baru yang ternyata tidak mudah, sebab mereka biasa hidup di
pulau dan gunung es.

Sedangkan kutub utara dan selatan gunung es Arktik tempat satu-satunya di dunia kini telah mulai rusak dan esnya terus mencair. Bisa dibayangkan, bagaimana andaikata tempat tinggal kita dirusak oleh orang yang tak bertanggung jawab, hingga hancur dan tak ada tempat lagi untuk bernaung. Lalu kita hidup di mana?
Teroris dan Krisis Global-Sisi Negatif

Sebaliknya dari sisi negatif tentunya banyak juga contohnya seperti dunia kejahatan yakni: teroris, penipuan, pembunuhan, bahkan ilmu cara-cara bunuh-diri dapat dengan muda ditemukan di dunia internet .
Masalah pelik tentang terorisme masih membayang-bayangi setiap pemimpin negara di dunia, bahkan tiap orang merasakan kengerian yang amat sangat jika mendengar suara bom yang bisa menewaskan puluhan, ratusan bahkan ribuan nyawa. Tidak sedikit tubuh korban hilang entah kemana,karena hancur berserakan di mana-mana.

Yang amat mengherankan justru pelakunya disebut sebagai umat beragama yang sangat taat, bahkan ada juga kaum wanita yang rela berkorban menjadi pembom bunuh diri. Seperti contohn di Irak, Afganistan, Palestina, Pakistan, dan ytang baru saja terjadi di Mumbai-India. Semua itu potret negatif dunia globalisasi, efeknya amat mengerikan.

Saya memahami tujuan para teroris, melakukan perbuatan yang diluar akal sehat, hingga rela berkorban nyawa sendiri. Pasti ada sebab dan alasannya, mengapa para teroris mau melakukannya, tidak lain mereka mengingatkan pihak-pihak yang bertindak sewenang-wenang membantai dan membunuh terhadap sesama umatnya (muslim-Islam).
Tentu saja tiap orangpun kalau rekannya sendiri dibunuh bahkan dibantai, siapa yang tidak tergugah secara rasa kemanusiaan untuk balas dendam, sebagai bentuk pelampiasan terhadap yang dianggap musuh, atau yang ikut terlibat di dalamnya, tak peduli siapa orangnya.

Selama pemimpin Amerika dan sekutunya belum berhenti membantai dan membunuh para kaum muslim dan mengejar para teroris, maka keadaan dunia tidak akan pernah damai. Meskipun dilakukan perundingan dan perdamaian ribuan kali menjadi tak ada gunanya dan sia-sia belaka, bahkan hanya sekadar untuk menutupi kejahatan dan kebiadaban saja terhadap sesama manusia. Hukum Alam telah mengatur demikian adil dan rapih serta tepat waktu bagi
siapapun, yaitu: “Dimana ada aksi atau sebab pasti akan timbul reaksi atau akibat
(Hukum Karma). Sesuai apa yang kamu tabur, maka satu saat kamu pula yang akan menuai. Jadi, Tuhan / Allah ada atau tidak ada, tapi Hukum Alam (hukum kesunyatan) ini pasti ada dan tetap eksis berlaku bagi siapapun, bahkan terhadap semua makhluk di alam semesta. Hukum alam ini berlaku di mana, dan kapan saja serta kepada setiap orang bahkan terhadap semua makhluk di alam semesta, sungguh adil.

Belum juga usai masalah terorisme, kini muncul masalah baru yaitu krisis keuangan yang melanda dunia. Sumber dan akarnya dari Amerika yang yang berawal dari krisis kredit macet perumahan di Amerika hingga merontokkan dunia perbankan. Dan, efeknya bukan saja penduduk Amerika yang menderita kerugian, tapi akhirnya menjalar ke seluruh dunia, bagai angin berhembus yang bisa menembus ke segala arah.
Entah hal itu hanya permainan politik para elit di sekitar Gedung Putih atau memang sengaja dibuat sedemikian rupa untuk mempersulit bagi pemerintahan yang baru yakni 'Barack Obama' si Kulit Hitam, yang menurut gosip sebagian orang Amerika kulit putih tak suka padanya.
Namun, kalau kita cermati semua peristiwa besar yang menggemparkan dunia selalu bersumber dan akarnya di Amerika. Jadi singkatnya, bahwa aktor intelektual di belakang peristiwa yang menggemparkan dunia adalah pemimpin negara Amerika. Karena seperti kita tahu bahwa Amerika adalah negara besar dan maju dalam segala bidangnya, banyak penduduk negara kecil dan berkembang semua tergantung dari bantuan Amerika. Dengan bantuan itulah, Amerika lebih leluasa untuk ikut campur tangan mengatur politik dalam negri, di mana mereka
membutuhkan bantuannya.

Amerika Mengatur Segalanya

Bukan saja soal krisis keuangan di Amerika yang di buat skenario, tapi soal harga minyak mentah BBM, nilai uang dolar, harga emas, harga berlian, bahkan perang di Gaza yang baru terjadi, boleh jadi perang yang terjadi di mana-mana diskenario oleh pemimpin Amerika.
Alasannya, Amerika punya kepentingan produksi senjata sebagai salah satu bisnis penting pemasukan kas negara. Meskipun pemimpin Amerika beragama dan taat agama, tapi keserakahan dan kebencian lebih dominan menguasai hati dan pikirannya. Sebab itu, manusia harus mengutamakan latihan meditasi untuk meredam keserakahan, kebencian dan kegelapan batinnya. Beragama dan taat agama hanyalah lapisan luar, hal itu bisa dibuat pura-pura untuk menutupi kejahatan dari dalam batinnya yaitu keserakahan, kebencian dan kegelapan batin.

Faktanya, saat ini semua orang bisa menyaksikan perang di mana-mana oleh orang yang beragama dan taat agama yang menyembah Tuhan/Allah. Kesalahan yang amat fatal adalah manusia tidak tahu bagaimana cara latihan 'Meditasi' yang benar, sebab agama tidak mengajarkan cara-cara meditasi yang benar untuk menghancurkan kilesa atau kekotoran batin yaitu keserakahan, kebencian dan kegelapan batin, kecuali agama Buddha.

Barack Obama Sang Penentu Keadaan Dunia

Saat ini presiden Amerika yang baru adalah Barack Obama yang terpilih secara demokratis, maka semua penduduk dunia akhirnya bertumpu kepadanya. Harapan satu-satunya ialah beliau mampu menstabilkan keadaan dunia yang sudah kacau balau, carut-marut ini. Barack Obama yang cukup memilki pendidikan dan wawasan ketimuran sebab pernah bertinggal di Jakarta-Indonesia, paling tidak beliau bisa mengubah sedikit saja kondisi kelam masyarakat dunia yang sedang meratap sedih, gusar, dan hampir putus-asa ini. Semoga Barack Obama menaruh perhatian yang cukup besar untuk meredam gejolak krisis keuangan yang sedang melanda dunia saat ini.

Cara Mengatasi Krisis Global

Meskipun krisis global bersumber di Amerika jauh di sana, tapi para peneliti ekonomi sudah merasa khawatir dan takut bahkan ngeri jika saja krisis keuangan itu menimpa ke Indonesia. Pasalnya, fundametal ekonomi dan keuangan kita masih meragukan apakah cukup kuat untuk menahan gejolak krisis itu, atau jika sudah tiba melanda kelak kita akan hancur seperti terjadinya krisis 1997-1998.

Siapa yang tahu 'durian dalam karung', yang jelas kita mesti siap-siap berjaga-jaga menahan gelombang krisis keuangan itu yang akan melanda Indonesia diperkirakan pada Fase ke dua-tiga yakni awal kuartal hingga akhir tahun depan 2009. Apakah kita bisa selamat atau tidak, semua tergantung dari cara kita menangani dan mengatasi krisis keuangan itu. Bagaimana caranya?
1. Berhemat (Menabung)
Yang pertama, kita harus berhemat dalam pola hidup keseharian jangan dibiasakan seperti dulu. Misalnya, soal kebutuhan hidup jangan berlebihan, gunakan uang sebaik-baiknya hanya untuk keperluan hidup yang amat dibutuhkan oleh kita, kecuali sakit. Jangan biasakan memboroskan uang hanya untuk aksi jaga gengsi, makan enak-enak di restoran, beli pakaian mahal, kosmetik, sepatu lux, HP yang terbaru dan mahal, barang-barang elektronik yang tak perlu sebaiknya ditunda dulu pembeliannya, demi menjaga keadaan darurat krisis global itu. Apalagi beli mobil atau motor model baru yang nilainya lebih tinggi, saat ini belum waktunya. Tapi nanti kalau krisis global gejolak keuangan telah berlalu dan kita semua selamat, kita boleh berlega hati.
2. Public Service
Kedua, Jika bepergian sebaiknya menggunakan bus atau angkutan kota untuk sedikit hemat, daripada mobil pribadi yang lebih boros dan banyak pengeluaran tak perlu hanya demi gengsi. Mobil pribadi bukan saja boros bensin, tapi selain itu ada pengeluaran seperti bayar tol, parkir, apalagi bila terjadi kecelakaan. Belum lagi biaya ongkos servis tiap bulan, boleh dihitung kalau tiap keluarga punya mobil 2 hingga 4 mobil, banyak sekali biaya yang tak terduga untuk pemeliharaan sebuah mobil. Padahal, kadang mobil hanya sekadar untuk gengsi dan aksi-aksian ingin disebut dan dipandang sebagai orang kaya dan mewah saja, sungguh bodoh. Mobil pribadi
boleh digunakan untuk keperluan seluruh keluarga. Simpelnya, saat ini yang namanya 'gengsi' harus dibuang jauh-jauh. Belajar hidup sederhana hanya dalam menghadapi masa genting ini saja, bukan untuk selamanya. Ingat! Hidup sederhana tak akan membawa anda kematian, tapi kita lebih mementingkan melihat kedepan menjaga kemungkinan masa darurat keuangan itu tiba melanda kita.
3. Berdana- Beramal
Ketiga, sediakan celengan atau kotak dana di rumah, bagus di letakkan di atas meja sembahyang, tulis; “Dana ini untuk Sosial, Jangan digunakan yang lain”. Lalu, tiap hari setiap anggota keluarga harus berdana masukkan ke kotak dana berapapun tak masalah, yang penting tiap hari lakukan berdana misal seribu, sepuluh ribu, dst. Setelah satu bulan kotak dana itu harus dibuka dan dihitung bersama semua anggota keluarga, jumlah dana gunakan untuk sosial sesuai janji yang ditulis dikotak dana. Adapun cara berdana sosialnya, boleh untuk membantu para fakir miskin bagikan sembako, untuk membantu para korban bencana alam dan musibah kebakaran dll, yang seringkali terjadi. Boleh juga disumbangkan ke wihara, mesjid, gereja, panti-panti sosial, dsb.
Lakukan beramai-ramai dengan semua anggota keluarga dalam satu kesempatan, dengan bertekad; Semoga karma baik saya segera berbuah kebahagiaan,kemajuan dalam Dharma, kesuksesan dalam studi, pekerjaan, bisnis, dan semoga hidup kami sekeluarga selamat, sejahtera dan bahagia sampai selama-lamanya. Sesuai hukum alam (hukum karma) menyatakan bahwa: 'Siapa menanam benih, maka dialah yang akan menuai atau memanen'. Karma baik yang kita tanam seperti membantu para fakir miskin, membantu para korban bencana alam atau musibah, berdana ke wihara, mesjid, gereja, panti-panti sosial, maka buahnya pasti kemajuan dan kesejhateraan serta kebahagiaan yang akan kita petik bersama. Selain itu, ketiga cara untuk mengatasi krisis global ini, juga berdaya guna untuk meredam gejolak sosial dan kecemburuan sosial dampak dari krisis global yang pasti akan melanda Indonesia kelak, seperti contohnya tahun 1997-1998.

Kesimpulan
Krisis global sudah pernah melanda Asia pada 1997-1998, kita telah mengalaminya, cukup prihatin melihat dan merasakan keadaan tersebut, tak ada yang menyangka waktu itu, kalau peristiwa tersebut adalah krisis global asia, tapi cukup parah dampaknya sampai saat ini bangsa Indonesia belum dapat pulih. Apalagi kini kita akan menerima imbasnya lagi krisis global dunia yang lebih besar dan lebih berat lagi. Contohnya negara-negara maju sendiri seperti; Amerika, Jepang, China, Australia, Eropa, dll, sudah banyak bank yang kalang-kabut, dan banyak para karyawan perusahaan besar mobil dan elektronik pasti akan di PHK tahun depan. Untuk itu, sebelum waktunya tiba, alangkah baiknya bila kita bersiap diri menjaga kemungkinan yang paling pahit, andaikata krisis global itu melanda Indonesia pada fase ke dua-tiga dalam kuartal pertama hingga akhir tahun depan 2009 sampai krisis itu selesai. Dengan ketiga cara itulah yang harus kita tempuh bukan untuk siapa-siapa, tapi semua yang dilakukan tak lain hanya untuk diri kita masing-masing, keluarga, dan seluruh bangsa Indonesia. Jelas saya tak bisa membantu apa-apa, namun paling tidak saya ingin menyumbangkan waktu, tenaga dan pikiran yang saya curahkan melalui tulisan ini demi meringankan beban hidup anda semua bangsa Indonesia yang saya cintai, selain doa memohon kepada para dewa agar berkenan melindungi dan membantu mengantarkan semua umat manusia ke jalan yang benar, terang, cerah-ceria dan bahagia sepanjang masa hingga tercapainya kebebasan mutlak kebahagiaan tertinggi Nibbana.

Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup bahagia.
19 Desember 2008.
Bhikkhu Sudhammacaro.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “