BHANTE DHARMA SURYABHUMI YANG SAYA TAHU..




Mengenal BHANTE DHARMA SURYABHUMI..

Pertama kali saya jumpa & kenal bhante Suryabhumi [panggilan kami umat di Ciledug] di wihara Anuruddha Kec. Ciledug-Kab. Cirebon, Th 1980 an dulu namanya Klenteng Budhi Dharma. Saya kenalan waktu malam usai puja bakti [kebaktian], saya bertiga dg teman2 utk diskusi hal2 yg berkaitan dg kehidupan menurut kami.








Kami menanyakan soal2: Kenapa ada orang2 yg Cacat Tubuhnya, apa sebab2nya..Karena menurut hemat kami waktu itu yg percaya kpd Tuhan YME menciptakan semua Mahkluk di Dunia dg Sempurna.. Tapi kenapa ada orang2 yg Cacat Tubuhnya? Waktu itu saya [bhikkhu Sudhammacaro menganut agama Kristen Pantekosta] yg pernah bertanya kpd Pendeta di Gereja soal2 yg sama diatas, di jawab oleh Pendeta: Kita Semua orang2 di Dunia ini sdh Takdir dan Kehendak Nya [Tuhan YME maksudnya] dg segala yg kita terima hrs ber-Syukur..

Jawaban Pendeta itulah yg menurut Kami tdk Puas membawa kami ke Klenteng Budhi Dharma utk jumpa & menanyakan soal2 itu kpd bhante Suryabhumi.

Bhante Suryabhumi menjawab: bahwa semua keadaan yg kita terima dari Tubuh dsb itu adalah “AKIBAT HUKUM KARMA YG KITA BUAT SENDIRI”. Jawaban bhante Suryabhumi itu membuat kami terkejut dan msh tdk Puas krn belum sampai ke Pengertian Dharma yg Benar. Hingga membuat kami tiap malam dtg Diskusi ber seri.. 

Bhante Suryabhumi menantang kami utk Buktikan Hukum Karma dg Meditasi di wihara selama 10 hari jika kuat atau 5 hari saja cukup, kalian bawa perlengkapan pakaian dsb. Kami berunding tapi teman2 tdk ada yg sanggup, akhirnya saya sendiri yg Terima Tantangan Meditasi di wihara waktu itu.

Saya besoknya dtg ke wihara pagi kira2 jam 08.00 bhante Suryabhumi sdh siap menungggu, saya beri salam anjali, dan bertanya bagaimana caranya Meditasi utk Buktikan Hukum Karma itu?

Bhante Suryabhumi menjawab: Kamu duduk diam dg bersila cukup perhatikan NAFAS MASUK & KELUAR MELALUI LUBANG HIDUNG ITU SAJA, BERJALAN PUN TETAP PERHATIKAN NAFAS ITU..

Saya sdh 3 hari Meditasi cm perhatikan Nafas saja, akhirnya saya merasakan Badan, Nafas pun Hilang entah kemana, tdk terasa apa pun..seolah ada di Dunia Alam lain yg blm tahu, tapi hati Merasa Bahagia Luar Biasa sekali bukan main2.. 

Saya beritahu Pengalaman Aneh itu kpd bhante Suryabhumi yg lansung di jawab ya itu Bagus2 teruskan..Sejak itu saya Rajin/ sering ikut Puja Bakti di wihara Budhi Dharma krn tertarik Ingin Belajar Dharma lbh Jauh dg mendengar Ceramah2 bhante Suryabhumi. Selain itu, saya jadi suka baca buku2 Dharma yg ada di Perpus wihara.

Hingga pada Titik Baliknya saya tanya: Bhante saya sdh merasakan Bahagianya Meditasi, tapi saya ingin Pertahankan Bahagia itu caranya bagaimana? Bhante Suryabhumi jawab: Kamu blh dtg ke Bandung tempat saya tinggal di wihara Vimala Dharma memberi catatan. Saya pilih waktu yg tepat saya bisa pergi, ketika saya dtg ke wihara Vimala Dharma Bandung diterima oleh pegawai, lalu bhante Suryabhumi memberi kamar kosong utk saya tinggal selama kira2 4 bulan saya latihan Meditasi. 

Singkat cerita.. Sukong [bhante Ashin Jinarakkhitta] sering dtg dan tahu melihat saya lalu menanyakan: Apakah you mau jadi Samanera? Saya blm ngerti lalu saya tanya2 kpd bhante Suryabhumi dan diberi penjelasan, langsung saya jawab: Iya Sukong saya mau.. 

Saya Pabbajja Samanera pertama: Wihara Sakyawanaram, Cipanas-Cianjur, April 1988.  Lalu Upasampada: Juli 1988 oleh Upajjaya Y.M Ashin Jinarakkhitta Maha Sthawira, diberi nama Ven. [bhikkhu] Piyanyano.

Kesimpulan saya: Bhante Suryabhumi Irit bicara, Simpel, kecuali ada keperluan/ penting baru menjelaskan misalkan Ceramah Dharma & Diskusi bisa ber jam2..

Demikian sekilas pengalaman saya mengenal bhante Suryabhumi sebagai Guru Dharma pertama saya selama saya hidup jadi Samanera hingga saat ini jadi bhikkhu Th 2020..


Profil: 

Saya Bhikkhu Sudhammacaro lahir di kec: Ciledug kab: Cirebon, 18 Agustus 1951. Pabbajja Samanera pertama: Wihara Sakyawanaram, Cipanas-Cianjur, April 1988.  Lalu Upasampada: Juli 1988 oleh Upajjaya Y.M Ashin Jinarakkhitta Maha Sthawira, diberi nama Ven. Piyanyano.

Setelah 4 tahun bertugas keliling di Indonesia, lalu ke Thailand pada Juni 1992 dengan ditolong oleh Y.M Phra Chaukhun Rajawaracariya (Bhante Win Wijjano) untuk Upasampada ulang (Dhammayuta) pada 14 Oktober 1992 di Wihara Nyanasangwararam Chonburi, Thailand. Dengan Upajjaya Somdet Phra Nyanasangwara Sanggharaja Thailand diberi nama Ven. Sudhammacaro. Selama 3 tahun belajar Dhamma-Winaya dan bahasa Thai di Wat Boworaniwet, Bangkok (1992-1995). Lalu ke Myanmar untuk berlatih khusus Wipassana selama 17 bulan. Tahun 1996 kembali ke Thai lagi kadang pergi-pulang ke Penang-Malaysia selama 3 tahun.

Tahun 2000 kembali ke Indonesia pertama kali datang di jemput di airport oleh bhikkhu Sukhemo ke Wihara Dhammacakkajaya, Jakarta. Untuk pertamakali Ven. Sudhammacaro menerbitkan buku “Samadhi” (Pencerahan Agung) hasil terjemahan dari buku Mahasatipatthana-Sutta bahasa Thai ke Indonesia pada tahun 2001, sampai saat ini sudah 3 kali cetak ulang.

Hingga kini Ven. Sudhammacaro sudah menerbitkan buku 11 judul aneka ragam. Antara lain “Paritta-Mantra dan Doa  Buddhis” sudah 4 kali cetak ulang. Sebab sangat digemari oleh umat sehubungan dengan kebutuhan hidupnya. Ven. Sudhammacaro selama 28 tahun tidak memiliki wihara, tak punya alamat yang tetap, selalu berpindah-pindah mengikuti jejak Buddha Gotama.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “