Kitab Di Zi Gui ke-9...
Mari kita Belajar dan
me-Ngajarkan Budi Pekerti dan Bakti kpd Anak2…
兄道友, 弟道恭
兄弟睦,孝在中
财物轻, 怨何生
言语忍, 忿自泯
Xiong dao you, di dao gong
Xiong di mu, xiao zai zhong
Cai wu qing, yuan he sheng
Yan yu ren, fen zi min
Sebagai
kakak harus dapat mengayomi adik, sebagai adik harus menghormati kakak. Bila
diantara sesama saudara, adik-kakak dapat rukun maka akan tercipta keharmonisan
dalam keluarga. Keluarga yang harmonis adalah dambaan setiap orang, termasuk
para orang tua. Suasana keluarga yang harmonis membuat semua orang betah untuk
tinggal di rumah. Kakak-adik rukun, ayah-ibu dapat bekerja & mengurus
pekerjaan rumah tangga dengan tenang. Dengan demikian dapat dikatakan: rukun
dengan sesama saudara adalah perwujudan sikap bakti terhadap ayah-ibu.
Diantara
sesama saudara harus bisa memandang tawar masalah materi. Hati yang
perhitungan, mengapa engkau mendapat lebih banyak-saya mendapat lebih sedikit
akan memicu timbulnya perasaan sakit hati & iri. Jika dalam kehidupan sehari-hari
tutur kata-tindakan kita santun & saling mengalah, tidak akan ada
kebencian, otomatis orang tua akan merasa tenang.
Perihal
rukun dengan sesama saudara kandung sebagai perwujudan sikap bakti terhadap
orang tua tidak hanya diungkap dalam Di Zi Gui. Di dalam kitab 3 aksara 三字经 ada tertulis...兄则友,弟则恭...xiong ze you, di ze gong. Lebih lanjut,
dalam kitab bai xiao jing 百孝经 ada mengatakan: kakak-adik dapat rukun
merupakan perwujudan dari sikap bakti, untuk dapat rukun perlu belajar untuk
saling memaafkan & mengalah 兄弟和睦既为孝,忍让两字把孝全 xiong
di he mu ji wei xiao, ren rang liang zi ba xiao quan
Alkisah,
di sebuah desa hiduplah 2 orang kakak-adik. Sang kakak telah berkeluarga,
memiliki 2 orang anak, tinggal di bagian timur desa. Sedangkan sang adik,
seorang diri tinggal di bagian barat desa. Mereka sama-sama bermatapencaharian
sebagai petani, meskipun tinggal berjauhan akan tetapi akrab.
Suatu
tahun, terjadilah kemarau panjang. Karena lama tak turun hujan, hasil panenan
menjadi berkurang. Sang kakak mengkuatirkan sang adik, sengaja datang
berkunjung untuk menanyakan bagaimana
hasil panennya? Sang kakak baru saja tiba, belum sempat bertanya, sang adik
sudah terlebih dahulu bertanya:”Kakak, bagaiamana hasil panen kali ini?”Mereka
berdua saling memberikan perhatian, apakah hasil panen cukup digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari? Baik sang kakak maupun sang adik mengatakan
keadaan masing-masing baik, tidak ingin merepotkan & membuat risau orang
lain.
Setelah
kembali dari rumah sang adik, sang kakak merasa tidak tenang. Ia berpikir: sang
adik hidup seorang diri tidak ada yang merawat, sebagai kakak harus memberikan
perhatian. Karenanya saat tengah malam, sang kakak diam-diam membawa sekarung
beras untuk diberikan kepada sang adik.
Keesokan
harinya, sang kakak merasa terkejut. Mengapa beras yang berada di rumah sama
sekali tidak berkurang, justru bertambah sekarung? Sang kakak memutuskan, malam
nanti akan kembali membawa sekarung beras untuk diberikan kepada sang adik.
Malam
itu, saat dalam perjalanan menuju ke rumah sang adik, samar-samar dari kejauhan
tampak seorang sedang memikul sekarung beras mendekat ke arahnya. Setelah
dekat, sang kakak baru menyadari jika ternyata yang ia lihat adalah sang adik.
Ternyata
sang adik berpikir: sang kakak tinggak bersama seorang istri & 2 orang
anak, pastilah membutuhkan lebih banyak beras daripada dirinya sendiri. Karena
itu, ia diam-diam membawakan beras untuk sang kakak. Pada akhirnya mereka tahu,
apa yang menyebabkan jumlah beras di rumah masing-masing tidak kunjung
berkurang. Mereka berdua saling berpelukan & tiada dapat berkata sepatah
kata pun.
Semoga berguna dan
mohon maaf bila tidak berkenan di hati anda sadhu.
Penulis: Xie
Zheng Ming.
Ahli Sejarah
Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.
Komentar