Kitab Di Zi Gui ke-6.
Mari kita Belajar dan
me-Ngajarkan Budi Pekerti dan Bakti kpd Anak2…
亲爱我,孝何难
亲恶我,孝方贤
亲有过,谏使更
怡吾色,柔吾声
Qin ai wo, xiao he nan
Qin e wo, xiao fang xian
Qin you guo, jian shi geng
Yi wu se, rou wu sheng.
Ayah
& ibu memelihara kita tampa mengeluh & merasa menyesal. Sebagai anak
berbakti kepada orang tua adalah sebuah hukum yang berlaku umum, tidak ada
hambatan untuk melaksanakannya. Ada kalanya kedua orang tua merasa tidak senang
kepada kita & mendidik kita dengan keras. Mendapat perlakuan demikian, kita
sebagai anak harus introspeksi & memperbaiki diri. Dengan demikian barulah
bisa dikatakan sebagai anak berbakti yang memiliki budi pekerti. Bila
perkataan-perbuatan ayah-ibu ada yang kurang benar, kita memiliki kewajiban
untuk memberi tahu & meluruskannya. Saat menasehati kedua orang tua, kita
harus menunjukkan raut wajah yang tersenyum & bersuara lembut, tidak
diperbolehkan serta merta menacaci-maki. Bila kita menegur kedua orang tua
dengan penuh kebencian & amarah dinamakan tidak berbakti.
Pada
jaman dinasti Ming hiduplah sebuah keluarga yang terdiri atas seorang nenek,
seorang mertua perempuan & seorang menantu perempuan. Sang nenek telah
berusia lanjut. Sang menantu kerap kali mendapati sang mertua mengeluarkan
kata-kata yang tidak sopan dihadapan sang nenek, semisal:”Sudah tua, tidak ada
yang bisa dikerjakan. Mengapa tidak segera meninggal? Sungguh menjengkelkan!”Suatu
malam, sang menantu diam-diam menemui sang mertua. Sang menantu berlutut sambil
menangis. Sang mertua bertanya:”Ada masalah apa? Mengapa menangis?”Jawab sang
menantu:”Saya merasa kuatir, apa yang ibu lakukan terhadap nenek menjadi sebuah
contoh untuk ditiru. Kelak ibu juga akan menjadi tua seperti nenek. Bagaimana
bila saya kelak memperlakukan ibu sebagaimana sekarang ibu memperlakukan nenek?
Nenek dapat panjang usia adalah kebahagiaan & keberuntungan kita bersama.”
Mendapat penuturan demikian, sang mertua menjadi tersadar atas kesalahannya
selama ini. Sejak saat itu, sang mertua merubah perlakuannya terhadap sang
nenek, menjadi lebih baik.
Pada
jaman dinasti Zhou周朝,
hiduplah seorang anak berbakti yang bernama Min Zi Qian闵子骞. Ibu kandungnya telah lama
tiada, ibu sambung melahirkan 2 orang putra. Sang ibu sambung menaggap Min Zi
Qian sebagai anak tiri, seringkali memperlakukannya dengan buruk. Meskipun
demikian, dihadapan sang ayah Min Zi Qian tidak pernah mengadukan perbuatan
sang ibu sambung. Suatu hari di musim dingin, Min Zi Qian bersama sang ayah 7
kedua adiknya mengendarai kereta kuda untuk bepergian. Dalam perjalanan, karena
kedinginan, tangan Min Zi Qian tidak mampu menghela kereta bahkan ia terjatuh
ke tanah. Mengetahui Min Zi Qian terjatuh, sang ayah segera turun untuk
memapahnya.
Beliau
melihat mulut Min Zi Qian berwarna ungu kebiruan, tubuhnya gemetaran. Sang ayah
merasa aneh, tidak sengaja meraba pakaian yang dikenakan oleh Min Zi Qian. Ternyata
pakaian yang dikenakan oleh Min Zi Qian berisi rumput kering, memang tampak
tebal akan tetapi tidak dapat menahan dingin. Sedangkan pakaian yang dikenakan
oleh kedua adiknya berbahan kapas. Seketika, sang ayah merasa marah. Sekembalinya
ke rumah, sang ayah hendak mengusir sang ibu sambung. Min Zi Qian dengan
berlutut berkata kepada sang ayah:”Sekarang hanya saya seorang yang menanggung
penderitaan. Jika ibu sambung pergi meninggalkan rumah, maka yang ikut
menanggung penderitaan akan bertambah 2 orang.”Berkat permohonan dari Min Zi
Qian, sang ayah mengurungkan niatnya. Sejak saat itu, sang ibu sambung
memperlakukan Min Zi Qian dengan baik.
Semoga berguna dan
mohon maaf bila tidak berkenan di hati anda sadhu.
Penulis: Xie
Zheng Ming.
Ahli Sejarah
Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.
Komentar