Membeli sang Waktu
Di
sebuah kota hiduplah sebuah keluarga kecil yang terdiri atas: ayah,ibu &
seorang anak. Sang ayah karena tuntutan pekerjaan pagi-pagi sudah berangkat
bekerja, sering kali larut malam baru kembali pulang. Suatu hari, sang ayah
mendapati si anak sedang berada di depan pintu mendapati si anak sedang berada
di depan pintu rumah, menanti kedatangannya. Begitu sang ayah datang, ia
menyambutnya dengan pelukan manja khas anak kecil.
Si
anak berkata: ”Ayah, bolehkah saya bertanya sesuatu?”
Sang
ayah yang telah letih bekerja seharian menjawab:”Ada masalah apa?”
“Ayah,
dalam 1 jam dapat menghasilkan berapa banyak uang?” tanya si anak.
Dengan
sedikit jengkel sang ayah menjawab: ”Berapa penghasilan ayah setiap jam
bukanlah sebuah masalah bagi kamu. Mengapa engkau bertanya demikian?”
Si
anak terus mendesak ingin mendapatkan jawaban dari sang ayah, ”Ayah, saya hanya
ingin tahu saja. Tolong beritahu saya.”
“Baiklah,
ayah akan memberi tahu kamu. Dalam 1 jam ayah berpenghasilan 20 dolar. Apakah
kamu sudah puas dengan jawaban ayah?”
“Ya..”
Dengan
menundukkan kepala & rasa takut, si anak berkata: ”Ayah, bolehkan saya
meminjam 10 dolar?”
Mendapat
pertanyaan demikian, sang ayah tidak lagi dapat mengendalikan diri. Dengan
marah sang ayah menjawab: ”Kamu meminta uang untuk keperluan apa? Membeli
makanan/mainan? Segera kembalilah ke dalam kamar untuk beristirahat.
Baik-baiklah merenungkan mengapa engkau memiliki pemikiran yang egois?”
Dengan
perasaan bersalah, si anak kembali ke dalam kamarnya. Beberapa saat kemudian emosi
sang ayah mereda. Beliau merasa menyesal, tidak seharusnya memarahi si anak.
Sehari-hari si anak jarang sekali meminta uang, kali ini adalah kesempatan
untuk menyenangkan hatinya. Dengan perlahan-lahan, sang ayah masuk ke dalam
kamar si anak. Beliau berkata:”Maafkan ayah. Ayah tidak seharusnya marah. Hari
ini, di kantor banyak sekali masalah pekerjaan. Ini ambillah 10 dolar yang kamu
inginkan.”Dengan senang hati, si anak menerima pemberian sang ayah:”Ayah,
terima kasih.”Dari laci mejanya, si anak mengeluarkan sejumlah uang.
Uang
yang ada dari dalam laci & pemberian sang ayah dijadikan satu. Melihat
perilaku si anak yang aneh, hampir saja sang ayah kembali emosi. Si anak
menyerahkan uang tersebut kepada sang ayah, seraya berkata: ”Awalnya uang saya
tidak cukup, sekarang telah mencukupi. Ayah uang ini berjumlah 20 dolar,
bolehkah saya membeli waktu ayah 1 jam? Tolong, besok pulanglah ke rumah satu
jam lebih awal. Saya ingin makan malam bersama ayah. ”Sang ayah hanya terdiam,
menitikkan air mata, tiada dapat berkomentar.
“Keadaan
yang dihadapi setiap orang berbeda-beda. Sebagai orang tua bekerja mencari
nafkah adalah bentuk tanggungjawab untuk keluarga. Sebagian besar orang tua
menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja daripada keluarga. Mendapatkan kasih
& perhatian dari orang tua adalah hak setiap anak. Sehari lamanya 24 jam,
mari kita belajar mempergunakan waktu dengan lebih baik.”
Tamat
Semoga berguna dan mohon
maaf bila tidak berkenan di hati anda sadhu.
Penulis: Xie
Zheng Ming.
Ahli Sejarah
Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.
Komentar