Kekuatan Bahasa
语言的力量
Yu yan de li liang
Pada
suatu musim dingin tampak seorang tuna netra berpakaian compang-camping menahan
dinginnya udara. Dengan bahasa tubuh mengibakan hati mengemis di tepi sebuah
jalanan yang ramai. Di lehernya yang dekil tergantung sebuah papan kecil
berisikan tulisan: sejak kecil buta. Secara kebetulan, seorang penyair berjalan
menuju ke arah pengemis. Spontan si pengemis mengulurkan tangannya untuk
meminta sedekah kepada sang penyair.
Sayang,
setelah merogoh katung celananya sang penyair mendapati diri sendiri juga
sedang tidak memiliki uang. Sang penyair berkata kepada si pengemis:”Maaf, saya
juga orang yang miskin. Meskipun saya tidak bisa memberikan sedekah, akan
tetapi bisa berbuat sesuatu untuk meringankan kesulitan anda.”Selesai
berbicara, sang penyair mengeluarkan alat tulis, menuliskan sesuatu di papan
kecil yang dibawa oleh si pengemis. Selesai menulis mereka berpisah.
Sejak
hari itu, si pengemis mendapatkan banyak sekali simpati & sedekah. Si
pengemis merasa bingung, ada apa gerangan? Pada kesempatan yang lain mereka
kembali bertemu. Si pengemis menggunakan kesempatan ini untuk bertanya kepada
sang penyair tentang pertemuan pertama mereka: ”Waktu pertama kali kita
bertemu, apa yang anda tulis pada papan kecil yang tergantung di leher saya?”Dengan
tersenyum & memegang papan kecil tersebut, sang penyair membacakannya untuk
si pengemis:”Musim semi segera tiba, sayang saya tidak bisa melihatnya.”Selesai
membaca, sang penyair mendapati si pengemis menangis karena tersentuh hatinya.
“Sebagai
seorang manusia, maksud keberadaan kita adalah untuk memberikan
manfaat/kegunaan yang positif bagi orang lain. Sebagai seorang pelajar, tujuan
kita menimba ilmu adalah untuk membentuk sikap/perilaku yang baik dan benar
serta Jujur.
Jadilah
orang yang memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta masyarakat
luas. Di dunia ini yang berharga adalah ketulusan hati (tanpa Pamrih) dan
ke-Jujuran.”
母爱无处不在
Mu ai wu chu bu zai
Penulis: Xie
Zheng Ming.
Ahli Sejarah
Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.
Komentar