“KISAH SHU SHAN WU ZHI”
Adik-adik
yang terkasih. Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak sekali
aktivitas bersama orang lain. Semisal: belajar bersama teman, bermain dengan
adik, membantu orang tua dll. B aik secara langsung-tidak
langsung/sengaja-tidak sengaja kita pasti pernah melakukan kesalahan. Terkadang
kita meminjam buku teman akan tetapi lupa mengembalikan.
Kita
juga pernah berebut mainan dengan adik. Pada kesempatan yang lain, kita juga
bisa salah mengambilkan barang yang diminta oleh orang tua. Kesalahan adalah
sesuatu yang wajar, tidak menakutkan&dapat diperbaiki.Sebagai seorang siswa
bila ditegur oleh ibu guru, kita harus bersyukur.
Dengan
ditegur kita bisa mengetahui letak kesalahan,sehingga dapat memperbaiki diri.
Pada umumnya bila ada yang menegur, kita akan merasa jengkel. Mulai sekarang
kita harus belajar untuk menerima teguran orang lain&senantiasa memperbaiki
diri. Kisah berikut ini menceritakan seseoranng yang dapat melakukan
introspeksi diri&mampu memperbaiki kesalahannya.
Pada
jaman Chun Qiu, di kerajaan Lu hiduplah seorang yang bernama: Shu Shan Wu
Zhi.Karena melakukan suatu kesalahan, ia harus menerima hukuman. Shu Shan Wu
Zhi kehilangan sebuah kakinya. Suatu hari, Shu Shan Wu Zi mendengar jika ada
seorang yang terpelajar. Shu Shan Wu Zhi ingin sekali berguru kepada beliau,
bagaimana cara menjadi seorang yang berbudi luhur?
Dengan
bersusah-payah, barulah Shu Shan Wu Zhi dapat sampai ke rumah sang pelajar. Di
rumah sang pelajar, Shu Shan Wu Zhi menceritakan sejarah tentang dirinya.
Selesai menyimak cerita dari Shu Shan Wu Zhi, sang pelajar dengan nada datar
berkata: ”Anda karena melanggar hukum, telah kehilangan sebuah kaki. Sekarang
datang kemari untuk berguru kepada saya, menurut anda: apakah tidak terlambat?
”Mendengar
perkataan sang pelajar,Shu Shan Wu Zhi merasa tidak senang.Dengan penuh rasa
malu, Shu Shan Wu Zhi menjawab: ”Apa yang anda katakan memang benar. Dulu, saya
tidak mengerti tentang budi pekerti. Demi mendapatkan kekayaan,nama baik,
kekuasaan, keuntungan pribadi telah menghalalkan segala cara. Sampai pada
akhirnya harus kehilangan sebuah kaki. Sekarang saya telah insyaf&ingin berubah.
”Shu
Shan Wu Zhi sejenak menghentikan perkataannya untuk melihat bagaimana reaksi
sang pelajar. Ternyata, sang pelajar hanya terdiam mendengarkan, sama sekali
tidak bereaksi. Dengan suara yang keras Shu Shan Wu Zhi melanjutkan
perkataannya: ”Sekarang saya hendak menjadi orang yang baik. Mulai dari awal,
menjadi manusia baru.
“Saya tidak takut menghadapi
kesulitan-rintangan. Tujuan saya datang kemari adalah untuk berguru kepada
anda, jangan sampai mengulangi lagi kesalahan yang sama. ” Mendengar perkataan dari Shu
Shan Wu Zhi, sang pelajar tersenyum memuji ketulusan hatinya. Shu Shan Wu Zhi
berkata dengan penuh semangat: ”Langit maha pengampun,tiada pernah membenci
orang yang bersalah. Bumi memberikan kehidupan kepada semua orang, tiada mencampakkan
seseorang. Mohon terimalah saya sebagai murid.”
Adik-adik
yang terkasih. Setiap orang dengan belajar, barulah dapat menjadi pandai.
Belajar adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Di dalam kelas,saat ibu guru
memberi kita kesempatan untuk menjawab sebuah pertanyaan/mengerjakan soal
janganlah disia-siakan. Jawab&kerjakan tanpa ragu-ragu. Bila salah, tentu ibu guru
dapat membetulkan&memberi tahu kita. Setelah kita mengetahui letak
kesalahan, kita jangan melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.Jika
selalu mengulang kesalahan yang sama, kapan kita bisa maju? Ibu guru juga telah
berusaha maksimal untuk kita, hargailah jerih payah beliau.
Penulis: Xie
Zheng Ming.
Ahli Sejarah
Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.
RENUNGAN TAHUN 2014:
BELAJAR dari KESALAHAN dan BERUSAHA untuk TIDAK MENGUL;ANGI KESALAHAN LAGI...
JANGAN MENYERAH SEBELUM BERTINDAK...
Komentar