Kisah Bao Zheng & Bao Yi
Pada
jaman dinasti Song 宋
hiduplah seorang pejabat yang bernama Bao Zheng 包拯. Beliau lebih kita kenal dengan sebutan
Bao Qing Tian 包青天/ justice
Bao. Baik sebelum maupun setelah menjadi seorang pejabat, dalam kesehariannya
Bao Zheng bersikap sederhana. Apa yang beliau kenakan, gunakan, konsumsi sama
sekali tidak menunjukkan unsur kemewahan. Perilaku beliau menjadi panutan bagi
seluruh anggota keluarga baik orang dewasa maupun anak-anak.
Bao
Zheng memiliki seorang putra sulung yang bernama Bao Yi包镱. Sehari-harinya,
Bao Yi bergaul dengan putra/putri teman sejawat sang ayah. Bao Yi menyaksikan
sendiri gaya hidup yang mewah sebagai putra/putri pejabat membuat mereka merasa
iri hati antara satu dengan yang lain.
Suatu
hari saat Bao Zheng kembali dari istana, beliau mendapati sang putra sulung
tampak tidak gembira. Bao Zheng bertanya kepada Bao Yi:”Wahai putra ku, dulu
saat ayah kembali dari istana selalu melihat kau begitu riang gembira. Mengapa
hari ini engkau tampak begitu muram?”Dengan wajah sedih Bao Yi menjawab:”Ayahanda
adalah seorang pejabat tinggi, dalam kehidupan sehari-hari bersikap sangat
sederhana. Apa yang kita kenakan, gunakan, konsumsi sama dengan apa yang
dikenakan, digunakan, dikonsumsi oleh rakyat jelata. Hal ini membuat saya sulit
untuk membawakan diri bergaul dengan putra/putri teman-teman sejawat ayahanda. Hari
ini saya menghadiri sebuah pesta yang diadakan oleh seorang teman. Karena
pakaian yang saya kenakan tidak seperti mereka, saya mendapatkan cemooh-an.”
Mendengarkan
penuturan dari sang putra sulung, Bao Zheng merasa sangat terkejut. Beliau sama
sekali tidak menyangka jika si putra sulung yang senantiasa diberi nasehat
& teladan sikapnya akan berubah drastis. Meskipun demikian, Bao Zheng sama
sekali tidak menunjukkan perangai yang marah & bersikap menentang. Beliau
memberikan sebuah buku catatan tangan yang berisi tentang nasehat-nasehat dari
para bijak jaman kuno kepada Bao Yi untuk dibaca & direnungkan.
Di
hadapan sang ayah, Bao Yi dengan tergesa-gesa membuka halaman pertama buku
tersebut. Ternyata pada halaman pertama terdapat nasehat dari Confucius:士志于道,而耻恶衣恶食者未足与议shi
zhi yu dao, er chi e yi e shi zhe wei zu yu yi. Tujuan dari bersekolah adalah
untuk membentuk moral seseorang. Sebagai seorang pelajar, yang kita junjung
tinggi adalah kebenaran. Dalam kehidupan sehari-hari, seorang pelajar akan
bersikap sederhana. Asalkan sesuai dengan kebenaran, seorang pelajar tidak akan
malu untuk berpakaian usang & makan tidak enak. 2 hal ini bukan hambatan
bagi seorang pelajar untuk bergaul dalam masyarakat. Setalah membacanya, Bao Yi
menjadi tersadar akan kesalahannya.
Dengan
berlutut di hadapan sang ayah, Bao Yi mengakui kesalahannya:”Ayahanda sehari-hari
mengajarkan kepada saya:俭可养德,奢能致贪jian ke yang de, she neng zhi tan dengan
kesederhanaan dapat memupuk kebajikan, kemewahan dapat menjadikan seseorang
tamak. Saya telah menyia-nyiakan jerih payah ayahanda, dengan mengucapkan
perkataan yang tidak benar, membuat ayahanda merasa risau. Saya berjanji mulai
saat ini akan selalu mencamkan apa yang diajarkan oleh ayahanda, meneladani
para suci, tidak mengejar kemewahan hidup, hidup bahagia dalam kesederhanaan.”
Jaman
sekarang tidak seperti jaman dulu lagi. Orang jaman dahulu akan merasa malu
jika melakukan perbuatan yang tercela/tidak sesuai dengan kebenaran. Sekarang,
orang akan merasa malu bila tidak dapat berpakaian trendy & mengkonsumsi
makanan yang lezat. Adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dipugkiri jika
orang jaman dahulu bersekolah untuk membentuk moral, jaman sekarang orang
mengejar pendidikan dengan harapan bisa memperoleh penghidupan yang lebih baik.
Bagaimanapun, tingkat penguasaan ilmu pengetahuan seseorang harus diimbangi
dengan kualitas moral. Jangan sampai menjadi orang terpelajar, akan tetapi
bermoral buruk.
Dengan
hidup sederhana, kita bisa memperoleh kelebihan pendapatan. Dari kelebihan
tersebut bisa kita sisihkan untuk banyak hal. Salah satunya dapat diperuntukkan
bagi kepentingan sosial. Keinginan manusia pada dasarnya tiada berujung, pola
hidup mewah hanya akan menambah panjang daftar keinginan manusia. Bertambahnya
kebutuhan otomatis membutuhkan tambahan pendapatan. Menghadapi situasi
demikian, orang pada umumnya akan menjadi gelap mata untuk mencari tambahan
penghasilan daripada membatasi pemenuhan kebutuhan.
Tamat
Penulis: Xie
Zheng Ming.
Ahli Sejarah
Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.
Komentar