“ HUTANG BANK TIDAK BISA BAYAR UNTUK BIAYA SEKOLAH ANAK “
DISKUSI DHARMA FACEBOOK.
Diskusi Dharma; Tanya: Bhante, suami saya terpaksa melakukan hutang bank karena untk kelangsungan hidup perusahaan. Demi membiayai 2 anak (sekolah SD n SMP). Kelak akn kuliah. Hutang tsb tidak bisa terbayar. Yang saya ingin tanyakan Sebaiknya harus bagaimana Bhante?dalam menghadapi masalah ini? maklum zaman sekarang ini serba sulit mencari uang. Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna.
1. Banyak org pernah mengalami kegagalan dalam bisnis, termasuk saya. Kalau tidak ada lagi modal gak usah gengsi, bubarkan saja perusahaan dan cari kerja sesuai dgn disiplin ilmu dan pengalaman. Mulai lagi dari nol. Itu saja imputan dari saya, karna problema jg tdk terlalu terperinci. Sorry ya sebelumnya, sebetulnya topik ini gak cocok ditanyakan ke Bhante, tanyakan saja ke Andre Wongso, Tung Desem Waringin, atau Mario Teguh yg pakar bisnis dan motivasi, karna Bhante khan rohaniawan, kasihan dilibatkan dgn problema bisnis, bisa mengganggu konsentrasi Bhante untuk latihan Dhammanya..
2. heran juga ya....klo menurutku, masak Bhante mau membeda2kan pertanyaan sih...bukankah itu tugas dari seorang Bhante juga, memberi motivasi dan jalan keluar meski itu bukan bidangnya.......setahuku juga Bhante Sudhammacaro welcome juga klo ada pertanyaan2 seperti diatas..... arogan sekali hanya karena umatnya nanya malah menganggu konsentrasi...weleh2.....
btw untuk masalah diatas...bisa juga loh mengadakan perundingan mencari jalan keluar dengan pihak bank...mungkin bisa reschedule atau apa....emang membubarkan perusahaan itu gampang seperti adi katakan....ingat itu juga menyangkut hajat hidup orang banyak..ya ndak bisa seenaknya dengan gampang ngomong dibubarkan...saya pikir yang dilakukan oleh penanya diatas juga dilandasi rasa berat hati menutup perusahaan yang mungkin memperkerjakan orang banyak.....yang jelas2 sumber mata pencaharian bagi para pegawai....harus ada komunikasi dengan pihak kreditur, untuk membicarakan ini....mgk itu salah satu jalan keluarnya.....klopun ditutup paling tidak ada komunikasi dengan para karyawannya...kasihan juga mereka
3. Namo Buddhaya Bhante. Mohon ijin untuk berbagi. Harus diketahui apakah permasalahan yang timbul diakibatkan oleh mismanagement/salah kelola dalam usaha ataukah pada pribadinya sendiri. Jika dalam usaha akan lebih mudah diatasi. tapi jika sudah pada pribadi diri akan lebih sulit , harus memperbaiki keduanya. Yang tahu apakah usahanya baik untuk diteruskan atau tidak hanya yang bersangkutan.
Saran saya pengencangan ikat pinggang harus segera dilaksanakan baik pribadi maupun usaha. N peningkatan pemasukan harus dijadwal ulang. Bagaikan perahu bocor yang harus segera diperbaiki/diselamatkan sebelum segalanya terlambat. Selagi masih ada hayat dikandung badan, pantang surut kita berjuang mencari uang yang halal tentunya. Semoga segala sesuatunya berjalan dengan baik untuk sahabat yang sedang bermasalah. Tapi yang TERPENTING dari yang penting, jangan lupakan DOA n DHAMMA. Maaf jika ada kata tidak berkenan. Terima kasih Bhante untuk kesempatan yang diberikan.
4. Ibu jgn hanya melihat n berharap hutang akan lunas, ibu harus turut bertindak gimana hutang bisa lunas, misalnya ibu kerja bantuin suami ibu.. Jiaaaa youu trimss banthe.
5. Namo Buddhaya, Namaskara Bhante, Didalam hidup semua orang berusaha untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai orang tua atau anak atau yang lainnya. Semua usaha yang dilakukan adalah untuk kebahagiaan dari keluarga tsb. Ketika usaha tsb sudah maksimal dijalankan dan gagal, harus iklas menerimanya, dan memulai lagi, dengan tentunya mempelajari kesalahan atau kekurangan yg telah terjadi dan mencari solusinya. Sebagai orang tua harus memberi contoh yang baik ada anaknya, yaitu mengiklaskan perusahaan tsb untuk membayar hutang, dan memulai lagi yang baru.
Dengan itikad yang baik, rekan bisnis mungkin akan tetap percya, sehingga usaha baru mungkin akan lancar. Sebagia ibu dari dua anak, berilah pengertian kepada anak mengenai hal yang sedang terjadi, dan ajaklah anak untuk mendukung suami dengan cara hidup sedrhana dan berhemat. Sebagai umat Buddha, penyelesaian yang di tempuh sudah pasti tidaklah boleh melanggar sila dan Dhamma. Demikian menurut saya Bhante, mohon koreksinya bila ada yang salah, dan mohon maaf kalau ada hal yang tidak berkenan. Semoga kita semua dan keluarga tetap menjalankan Dhamma dan memperoleh kebahagiaan Sadhu 3x
6. namobudhaya...wa saya kemaren baru presentasi tentang buku the power of kepepet.coba dibaca buku itu bisa memberikan wawasan baru..mungkin juga bisa memberikan solusi dan semangat baru..ttp tanggung jawab..dan mulai usaha dari 0 lagi...ada banyak usaha yg tidak memerlukan modal yg banyak...cukup dengan modal dengkul saja...tapi sebaiknya baca buku yg saya sarankan dl...semoga dapat membantu..
7. Namo Buddhaya, Sebagai orang tua, seorang ayah atau ibu akan berusaha untuk membahagiakan keluarga dan selalu menginginkan yang terbaik untuk keluarganya. Memberikan contoh yang baik agar anaknya dan keluarganya kelak menjadi orang yang baik. Jadi sebaiknya penyelesainya juga harus memperhatikan hal ini.
Segala usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan, bahkan sampai terlilit hutang dan sulit untuk membayarnya. Yang bisa dilakukan menurut saya adalah iklas dan merelakan usaha yag dimiliki sekarang untuk membayar hutang tsb. Selanjutnya coba untuk mempelajari kesalahan dan mencari solusi untuk memulai yang baru.
Kalau semua dilakukan dengan itikad baik, maka mudah-mudahan rekan bisnis masih menaruh kepercayaan, sehingga usaha baru dapat maju. Istri haruslah mendukung suami dengan cara memberi semangat dan menceritakan dengan bijaksana ke anak, dan memimpin anak untuk hidup sederhana dan hemat. Secara agama Buddha, kita selalu diminta untuk menyelsaikan suatu masalah dengan tidak melanggar sila dan Dhamma supaya tidak timbul vipaka buruk yang baru. Bila berhasil, banyaklah berdana dan meminta restu orang tua dengan cara membahagiakannya.
Demikian menurut pendapat pribadi saya, mohon maaf kalau ada hal yang tak berkenan, dan mohon koreksi dari Bhante bila ada yang salah atau tidak tepat. Semoga kita semua dapat lepas dari penderitaan Shadu 3x
8. Namo Buddhaya, untuk penyelesaian masalah tersebut, mungkin saja ada cara yang lain, misalnya mengajak pihak lain untuk menanamkan modal di usaha tsb. hal ini hanya mungkin kalau perusahaannya adalah perushaan yang kategorinya baik tetapi hanya kekurangan uang.
Atau mungkin juga memperkecil perusahaan dengan menjual sebagian asset perusahaan.
Semua kemungkinan bisa saja dicoba, tapi kalau ditanya secara agama Buddha, jawabannya pasti yaitu tidak boleh melanggar sila dan Dhamma. Jadi menurut saya alternatif terakhir, jaminan hutang akan dilelang oleh bank, dan kalau tidak cukup perusahaan harus dijual(asset atau perusahaannya) daripada berurusan dengan hukum (baik hukum negara maupun agama), tapi bila masih tidak cukup juga, cobalah berdamai dengan orang yang memberikan hutang, untuk minta waktu.
Dalam kondisi terdesak seperti ini, kesulitan didalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga sudah pasti akan terjadi, dalam hal ini istri mungkin akan ikut kerja memenuhi kebutuhan hidup, dan jawabannya cukup tak cukup haruslah cukup.
Mengenai sekolah anak, bisa saja mencari orang tua asuh misalnya dari yayasan Buddha Suci atau yang lainnya.
Jadi didalam penyelesaian masalah ini perlu mempertimbangkan banyak hal(hukum, keluarga dan tentunya agama dengan melihat kemampuan diri sendiri dan keadaan).
Demikian menurut saya,semoga saja masih ada saudara/i yang lain yang memiliki usulan penyelesaian yang lain untuk dipertimbangkan oleh saudara yang sedang kesulitan.
Demikian menurut pendapat pribadi saya, mohon maaf kalau ada hal yang tak berkenan, dan mohon koreksi dari Bhante bila ada yang salah atau tidak tepat. Semoga kita semua dapat lepas dari penderitaan Shadu 3x
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun. Ven. Sudhammacaro.
Diskusi Dharma; Tanya: Bhante, suami saya terpaksa melakukan hutang bank karena untk kelangsungan hidup perusahaan. Demi membiayai 2 anak (sekolah SD n SMP). Kelak akn kuliah. Hutang tsb tidak bisa terbayar. Yang saya ingin tanyakan Sebaiknya harus bagaimana Bhante?dalam menghadapi masalah ini? maklum zaman sekarang ini serba sulit mencari uang. Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna.
1. Banyak org pernah mengalami kegagalan dalam bisnis, termasuk saya. Kalau tidak ada lagi modal gak usah gengsi, bubarkan saja perusahaan dan cari kerja sesuai dgn disiplin ilmu dan pengalaman. Mulai lagi dari nol. Itu saja imputan dari saya, karna problema jg tdk terlalu terperinci. Sorry ya sebelumnya, sebetulnya topik ini gak cocok ditanyakan ke Bhante, tanyakan saja ke Andre Wongso, Tung Desem Waringin, atau Mario Teguh yg pakar bisnis dan motivasi, karna Bhante khan rohaniawan, kasihan dilibatkan dgn problema bisnis, bisa mengganggu konsentrasi Bhante untuk latihan Dhammanya..
2. heran juga ya....klo menurutku, masak Bhante mau membeda2kan pertanyaan sih...bukankah itu tugas dari seorang Bhante juga, memberi motivasi dan jalan keluar meski itu bukan bidangnya.......setahuku juga Bhante Sudhammacaro welcome juga klo ada pertanyaan2 seperti diatas..... arogan sekali hanya karena umatnya nanya malah menganggu konsentrasi...weleh2.....
btw untuk masalah diatas...bisa juga loh mengadakan perundingan mencari jalan keluar dengan pihak bank...mungkin bisa reschedule atau apa....emang membubarkan perusahaan itu gampang seperti adi katakan....ingat itu juga menyangkut hajat hidup orang banyak..ya ndak bisa seenaknya dengan gampang ngomong dibubarkan...saya pikir yang dilakukan oleh penanya diatas juga dilandasi rasa berat hati menutup perusahaan yang mungkin memperkerjakan orang banyak.....yang jelas2 sumber mata pencaharian bagi para pegawai....harus ada komunikasi dengan pihak kreditur, untuk membicarakan ini....mgk itu salah satu jalan keluarnya.....klopun ditutup paling tidak ada komunikasi dengan para karyawannya...kasihan juga mereka
3. Namo Buddhaya Bhante. Mohon ijin untuk berbagi. Harus diketahui apakah permasalahan yang timbul diakibatkan oleh mismanagement/salah kelola dalam usaha ataukah pada pribadinya sendiri. Jika dalam usaha akan lebih mudah diatasi. tapi jika sudah pada pribadi diri akan lebih sulit , harus memperbaiki keduanya. Yang tahu apakah usahanya baik untuk diteruskan atau tidak hanya yang bersangkutan.
Saran saya pengencangan ikat pinggang harus segera dilaksanakan baik pribadi maupun usaha. N peningkatan pemasukan harus dijadwal ulang. Bagaikan perahu bocor yang harus segera diperbaiki/diselamatkan sebelum segalanya terlambat. Selagi masih ada hayat dikandung badan, pantang surut kita berjuang mencari uang yang halal tentunya. Semoga segala sesuatunya berjalan dengan baik untuk sahabat yang sedang bermasalah. Tapi yang TERPENTING dari yang penting, jangan lupakan DOA n DHAMMA. Maaf jika ada kata tidak berkenan. Terima kasih Bhante untuk kesempatan yang diberikan.
4. Ibu jgn hanya melihat n berharap hutang akan lunas, ibu harus turut bertindak gimana hutang bisa lunas, misalnya ibu kerja bantuin suami ibu.. Jiaaaa youu trimss banthe.
5. Namo Buddhaya, Namaskara Bhante, Didalam hidup semua orang berusaha untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai orang tua atau anak atau yang lainnya. Semua usaha yang dilakukan adalah untuk kebahagiaan dari keluarga tsb. Ketika usaha tsb sudah maksimal dijalankan dan gagal, harus iklas menerimanya, dan memulai lagi, dengan tentunya mempelajari kesalahan atau kekurangan yg telah terjadi dan mencari solusinya. Sebagai orang tua harus memberi contoh yang baik ada anaknya, yaitu mengiklaskan perusahaan tsb untuk membayar hutang, dan memulai lagi yang baru.
Dengan itikad yang baik, rekan bisnis mungkin akan tetap percya, sehingga usaha baru mungkin akan lancar. Sebagia ibu dari dua anak, berilah pengertian kepada anak mengenai hal yang sedang terjadi, dan ajaklah anak untuk mendukung suami dengan cara hidup sedrhana dan berhemat. Sebagai umat Buddha, penyelesaian yang di tempuh sudah pasti tidaklah boleh melanggar sila dan Dhamma. Demikian menurut saya Bhante, mohon koreksinya bila ada yang salah, dan mohon maaf kalau ada hal yang tidak berkenan. Semoga kita semua dan keluarga tetap menjalankan Dhamma dan memperoleh kebahagiaan Sadhu 3x
6. namobudhaya...wa saya kemaren baru presentasi tentang buku the power of kepepet.coba dibaca buku itu bisa memberikan wawasan baru..mungkin juga bisa memberikan solusi dan semangat baru..ttp tanggung jawab..dan mulai usaha dari 0 lagi...ada banyak usaha yg tidak memerlukan modal yg banyak...cukup dengan modal dengkul saja...tapi sebaiknya baca buku yg saya sarankan dl...semoga dapat membantu..
7. Namo Buddhaya, Sebagai orang tua, seorang ayah atau ibu akan berusaha untuk membahagiakan keluarga dan selalu menginginkan yang terbaik untuk keluarganya. Memberikan contoh yang baik agar anaknya dan keluarganya kelak menjadi orang yang baik. Jadi sebaiknya penyelesainya juga harus memperhatikan hal ini.
Segala usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan, bahkan sampai terlilit hutang dan sulit untuk membayarnya. Yang bisa dilakukan menurut saya adalah iklas dan merelakan usaha yag dimiliki sekarang untuk membayar hutang tsb. Selanjutnya coba untuk mempelajari kesalahan dan mencari solusi untuk memulai yang baru.
Kalau semua dilakukan dengan itikad baik, maka mudah-mudahan rekan bisnis masih menaruh kepercayaan, sehingga usaha baru dapat maju. Istri haruslah mendukung suami dengan cara memberi semangat dan menceritakan dengan bijaksana ke anak, dan memimpin anak untuk hidup sederhana dan hemat. Secara agama Buddha, kita selalu diminta untuk menyelsaikan suatu masalah dengan tidak melanggar sila dan Dhamma supaya tidak timbul vipaka buruk yang baru. Bila berhasil, banyaklah berdana dan meminta restu orang tua dengan cara membahagiakannya.
Demikian menurut pendapat pribadi saya, mohon maaf kalau ada hal yang tak berkenan, dan mohon koreksi dari Bhante bila ada yang salah atau tidak tepat. Semoga kita semua dapat lepas dari penderitaan Shadu 3x
8. Namo Buddhaya, untuk penyelesaian masalah tersebut, mungkin saja ada cara yang lain, misalnya mengajak pihak lain untuk menanamkan modal di usaha tsb. hal ini hanya mungkin kalau perusahaannya adalah perushaan yang kategorinya baik tetapi hanya kekurangan uang.
Atau mungkin juga memperkecil perusahaan dengan menjual sebagian asset perusahaan.
Semua kemungkinan bisa saja dicoba, tapi kalau ditanya secara agama Buddha, jawabannya pasti yaitu tidak boleh melanggar sila dan Dhamma. Jadi menurut saya alternatif terakhir, jaminan hutang akan dilelang oleh bank, dan kalau tidak cukup perusahaan harus dijual(asset atau perusahaannya) daripada berurusan dengan hukum (baik hukum negara maupun agama), tapi bila masih tidak cukup juga, cobalah berdamai dengan orang yang memberikan hutang, untuk minta waktu.
Dalam kondisi terdesak seperti ini, kesulitan didalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga sudah pasti akan terjadi, dalam hal ini istri mungkin akan ikut kerja memenuhi kebutuhan hidup, dan jawabannya cukup tak cukup haruslah cukup.
Mengenai sekolah anak, bisa saja mencari orang tua asuh misalnya dari yayasan Buddha Suci atau yang lainnya.
Jadi didalam penyelesaian masalah ini perlu mempertimbangkan banyak hal(hukum, keluarga dan tentunya agama dengan melihat kemampuan diri sendiri dan keadaan).
Demikian menurut saya,semoga saja masih ada saudara/i yang lain yang memiliki usulan penyelesaian yang lain untuk dipertimbangkan oleh saudara yang sedang kesulitan.
Demikian menurut pendapat pribadi saya, mohon maaf kalau ada hal yang tak berkenan, dan mohon koreksi dari Bhante bila ada yang salah atau tidak tepat. Semoga kita semua dapat lepas dari penderitaan Shadu 3x
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun. Ven. Sudhammacaro.
Komentar