“ DONOR ORGAN TUBUH, BILA MATI LAHIR LAGI ORGAN TUBUH HILANG TIDAK ? “
DISKUSI DHARMA FACEBOOK.
Diskusi Dharma; Tanya: Bhante, Jika kita baru meninggal nanti, bagian-bagian dari tubuh kita yang masih bisa berguna, apabila kita donorkan pada orang yang masih hidup dan memerlukan. Apakah untuk kehidupan kita selanjutnya(reinkarnasi), kita tidak mempunyai bagian tubuh yang telah kita donor kan Bhante? mohon jawaban dari Bhante dan teman2. Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.
Jawab: Kisah2 Bodhisattwa (calon Buddha) saat msh hdp jadi Hewan Kelinci atau sebagai anak Raja, sering memberikan tubuhnya untuk dimakan oleh Harimau, dsb yang lagi lapar. Bahkan akhirnya calon Buddha, tercapai cita2nya menjadi Buddha. Kalau orang sudah mati, tidak ada rasa apapun bila tubuhnya dibedah lalu organnya diambil untuk yang butuh.
Malah niat sebelum mati ingat untuk berdana donor organ tubuh kepada orang yang membutuhkan. Hal itu sungguh tindakan Mulia, yang layak dipuji. Sebab, donor organ tubuh itu amat langka, alasannya, organ tubuh tidak ada dijual di manapun. Bhante mendukung 1000% bila umat berniat donor organ tubuhnya untuk kemanusiaan.
Adapun ketakutan bila sudah lahir nanti tidak punya organ tsb, hal itu hanya Ilusi saja. Yang lahir lagi tidak lengkap organnya, sebab dulunya dia suka membunuh, membantai secara sadis, dan memotong-motong organ Hewan misalnya, atau orang yang suka Mutilasi, orang lain. Semoga karma baiknya akan berbuah kesempurnaan organ tubuhnya di kelahiran yad, sadhu.
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna.
1. Namo Buddhaya, Namsakara Bhante. Sebagai umat Buddha, kita yakin pada ajaran Buddha. Karena dengan menjalankan ajaranNya, banyak yang mencapai tingkat kesucian dan mencapai Nibbana. Ketika suatu mahluk lahir dan memiliki ketidak sempurnaan dalam fisik, adalah tidak masuk akal dan tidak ada penjelasannya kalau seandainya dikatakan PENYEBABNYA KARENA MELAKUKAN HAL YANG BAIK.
Mendonorkan tubuh kita, misalnya mata, akan membuat orang yang tidak bisa melihat menjadi bisa melihat(Ini kebahagiaan yang tak ternilai bagi orang buta), ketika dia bisa melihat, dia bisa bekerja lebih baik dan bisa menghidupi dirinya sendiri dan orang lain(Ini berkah yang tak ternilai bagi orang tsb),
mendatangkan kebahagiaan dan mendatangkan berkah besar bagi orang lain adalah tindakan mulia yang sangat dianjurkan, karena kalau semua dilakukan dengan welas asih tinggi, maka pencapaian Nibbana dapat segera terwujud. Jadi pendapat yang mengatakan bahwa kita akan kehilangan bagian tubuh yang kita donorkan dikehidupan yang akan datang adalah tidak memiliki alasan, selain hanya kepercayaan tradisional yang tidak berdasar.
Ketika kita meninggal dunia dan dikebumikan, anggota tubuh dan seluruh tubuh kita akan diambil oleh cacing, belatung dan lain-lainnya. Bukankah itu sama saja dengan perbuatan mendonorkan anggota tubuh. Mendonorkan anggota tubuh untuk manusia lain akan mendatangkan vipaka baik yang tak ternilai dibandingkan didonorkan pada cacing dan belatung. Jadi pendapat itu hanya kepercayaan turun-temurun, yang saya pikir dikeluarkan karena keluarga si almarhum tidak tega melihat jasad tsb dibedah.
Untuk mendonorkan anggota tubuh sebaiknya memang dibicarakan dengan keluarga sebelum si pendonor meninggal dunia. Demikian menurut pendapat pribadi saya Bhante, mohon koreksinya bila ada yang kurang tepat, mohon maaf kalau ada kata yang kurang bekenan. Semoga kita semua dan keluarga dapat menjalankan Dhamma dengan baik dan mencapai Nibbana. Sadhu 3x
2. Nammo buddhaya, menurut saya pada kehidupan selanjutnya justru kita akan mendapatkan kelebihan pada bagian tubuh tersebut,karena kita telah berdana dengan iklas dan tanpa pamrih...demikian, mohon dikoreksi jika salah...
3. Namo budhaya ,tubuh ini akan hancur dan membusuk ,akan lebih mulia bila diberikan kepada yg membutuhkan,maka kita sudah membuat kamma yg baik,maka bila reinkarnasi kembali saya sangat yakin akan mendapatkan tubuh yg sehat dan lebih baik lagi ,Amithopo Sadhu .sadhu ..sadhu.
4. ga kok...ga lucu.....masih banyak org yg ragu juga lage...apalage setelah mati sapa yg tau...lage pula org2 tua sekitar kita punya pemikiran spt itu lage...teori damma seh spt itu jawabannya....tp sapa yg tau...haha.........pas lage apes tau2 bener2 setelah donor organ tau2 setelah lahir kurang ini itu....sapa yg tau cerita sebenernya...ga tau juga neh..pemikiran sy sesat kali...kekekeke......gimana jawaban bante?
5. Kalo menurut saya kalo emang kt arus dana kpd org yg bener membutuhkan,itu adalah hal yg paling bagus,utk kehidupan yg akan dtg malah kt akan d berikan hal yg lbh drpd org pnya.
6. Namo Buddhaya Bhante, Saya pernah mendengar "Memberi dalam dhamma berarti menambah" dan mendonorkn darah atau organ tubuh bukan kah dapat dikatakn dana yg besar dlm parami? Jd kebajikan besar yang akan sangat membantu dlm pencapaian nibbana. Mohon penjelasanny Bhante..
7. Hhahhhah.. pemikiran yg lucu, itulah hasil dari pikiran yg selalu liar mengembara... Kita dilahirkan sesuai dengan warisan karma... sudah tentu dengan kelakuan baik kita akan mendapatkan kelahiran yg baik, kecuali ada timbunan karma buruk masa lampau yg lebih berbobot.
8. Namo Buddhaya, Namaskara Bhante, Didalam hidup semua orang berusaha untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai orang tua atau anak atau yang lainnya. Semua usaha yang dilakukan adalah untuk kebahagiaan dari keluarga tsb. Ketika usaha tsb sudah maksimal dijalankan dan gagal, harus iklas menerimanya,
dan memulai lagi, dengan tentunya mempelajari kesalahan atau kekurangan yg telah terjadi dan mencari solusinya. Sebagai orang tua harus memberi contoh yang baik ada anaknya, yaitu mengiklaskan perusahaan tsb untuk membayar hutang, dan memulai lagi yang baru.
Dengan itikad yang baik, rekan bisnis mungkin akan tetap percya, sehingga usaha baru mungkin akan lancar. Sebagia ibu dari dua anak, berilah pengertian kepada anak mengenai hal yang sedang terjadi, dan ajaklah anak untuk mendukung suami dengan cara hidup sedrhana dan berhemat.
Sebagai umat Buddha, penyelesaian yang di tempuh sudah pasti tidaklah boleh melanggar sila dan Dhamma. Demikian menurut saya Bhante, mohon koreksinya bila ada yang salah, dan mohon maaf kalau ada hal yang tidak berkenan. Semoga kita semua dan keluarga tetap menjalankan Dhamma dan memperoleh kebahagiaan Sadhu 3x
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun. Ven. Sudhammacaro.
Diskusi Dharma; Tanya: Bhante, Jika kita baru meninggal nanti, bagian-bagian dari tubuh kita yang masih bisa berguna, apabila kita donorkan pada orang yang masih hidup dan memerlukan. Apakah untuk kehidupan kita selanjutnya(reinkarnasi), kita tidak mempunyai bagian tubuh yang telah kita donor kan Bhante? mohon jawaban dari Bhante dan teman2. Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.
Jawab: Kisah2 Bodhisattwa (calon Buddha) saat msh hdp jadi Hewan Kelinci atau sebagai anak Raja, sering memberikan tubuhnya untuk dimakan oleh Harimau, dsb yang lagi lapar. Bahkan akhirnya calon Buddha, tercapai cita2nya menjadi Buddha. Kalau orang sudah mati, tidak ada rasa apapun bila tubuhnya dibedah lalu organnya diambil untuk yang butuh.
Malah niat sebelum mati ingat untuk berdana donor organ tubuh kepada orang yang membutuhkan. Hal itu sungguh tindakan Mulia, yang layak dipuji. Sebab, donor organ tubuh itu amat langka, alasannya, organ tubuh tidak ada dijual di manapun. Bhante mendukung 1000% bila umat berniat donor organ tubuhnya untuk kemanusiaan.
Adapun ketakutan bila sudah lahir nanti tidak punya organ tsb, hal itu hanya Ilusi saja. Yang lahir lagi tidak lengkap organnya, sebab dulunya dia suka membunuh, membantai secara sadis, dan memotong-motong organ Hewan misalnya, atau orang yang suka Mutilasi, orang lain. Semoga karma baiknya akan berbuah kesempurnaan organ tubuhnya di kelahiran yad, sadhu.
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna.
1. Namo Buddhaya, Namsakara Bhante. Sebagai umat Buddha, kita yakin pada ajaran Buddha. Karena dengan menjalankan ajaranNya, banyak yang mencapai tingkat kesucian dan mencapai Nibbana. Ketika suatu mahluk lahir dan memiliki ketidak sempurnaan dalam fisik, adalah tidak masuk akal dan tidak ada penjelasannya kalau seandainya dikatakan PENYEBABNYA KARENA MELAKUKAN HAL YANG BAIK.
Mendonorkan tubuh kita, misalnya mata, akan membuat orang yang tidak bisa melihat menjadi bisa melihat(Ini kebahagiaan yang tak ternilai bagi orang buta), ketika dia bisa melihat, dia bisa bekerja lebih baik dan bisa menghidupi dirinya sendiri dan orang lain(Ini berkah yang tak ternilai bagi orang tsb),
mendatangkan kebahagiaan dan mendatangkan berkah besar bagi orang lain adalah tindakan mulia yang sangat dianjurkan, karena kalau semua dilakukan dengan welas asih tinggi, maka pencapaian Nibbana dapat segera terwujud. Jadi pendapat yang mengatakan bahwa kita akan kehilangan bagian tubuh yang kita donorkan dikehidupan yang akan datang adalah tidak memiliki alasan, selain hanya kepercayaan tradisional yang tidak berdasar.
Ketika kita meninggal dunia dan dikebumikan, anggota tubuh dan seluruh tubuh kita akan diambil oleh cacing, belatung dan lain-lainnya. Bukankah itu sama saja dengan perbuatan mendonorkan anggota tubuh. Mendonorkan anggota tubuh untuk manusia lain akan mendatangkan vipaka baik yang tak ternilai dibandingkan didonorkan pada cacing dan belatung. Jadi pendapat itu hanya kepercayaan turun-temurun, yang saya pikir dikeluarkan karena keluarga si almarhum tidak tega melihat jasad tsb dibedah.
Untuk mendonorkan anggota tubuh sebaiknya memang dibicarakan dengan keluarga sebelum si pendonor meninggal dunia. Demikian menurut pendapat pribadi saya Bhante, mohon koreksinya bila ada yang kurang tepat, mohon maaf kalau ada kata yang kurang bekenan. Semoga kita semua dan keluarga dapat menjalankan Dhamma dengan baik dan mencapai Nibbana. Sadhu 3x
2. Nammo buddhaya, menurut saya pada kehidupan selanjutnya justru kita akan mendapatkan kelebihan pada bagian tubuh tersebut,karena kita telah berdana dengan iklas dan tanpa pamrih...demikian, mohon dikoreksi jika salah...
3. Namo budhaya ,tubuh ini akan hancur dan membusuk ,akan lebih mulia bila diberikan kepada yg membutuhkan,maka kita sudah membuat kamma yg baik,maka bila reinkarnasi kembali saya sangat yakin akan mendapatkan tubuh yg sehat dan lebih baik lagi ,Amithopo Sadhu .sadhu ..sadhu.
4. ga kok...ga lucu.....masih banyak org yg ragu juga lage...apalage setelah mati sapa yg tau...lage pula org2 tua sekitar kita punya pemikiran spt itu lage...teori damma seh spt itu jawabannya....tp sapa yg tau...haha.........pas lage apes tau2 bener2 setelah donor organ tau2 setelah lahir kurang ini itu....sapa yg tau cerita sebenernya...ga tau juga neh..pemikiran sy sesat kali...kekekeke......gimana jawaban bante?
5. Kalo menurut saya kalo emang kt arus dana kpd org yg bener membutuhkan,itu adalah hal yg paling bagus,utk kehidupan yg akan dtg malah kt akan d berikan hal yg lbh drpd org pnya.
6. Namo Buddhaya Bhante, Saya pernah mendengar "Memberi dalam dhamma berarti menambah" dan mendonorkn darah atau organ tubuh bukan kah dapat dikatakn dana yg besar dlm parami? Jd kebajikan besar yang akan sangat membantu dlm pencapaian nibbana. Mohon penjelasanny Bhante..
7. Hhahhhah.. pemikiran yg lucu, itulah hasil dari pikiran yg selalu liar mengembara... Kita dilahirkan sesuai dengan warisan karma... sudah tentu dengan kelakuan baik kita akan mendapatkan kelahiran yg baik, kecuali ada timbunan karma buruk masa lampau yg lebih berbobot.
8. Namo Buddhaya, Namaskara Bhante, Didalam hidup semua orang berusaha untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai orang tua atau anak atau yang lainnya. Semua usaha yang dilakukan adalah untuk kebahagiaan dari keluarga tsb. Ketika usaha tsb sudah maksimal dijalankan dan gagal, harus iklas menerimanya,
dan memulai lagi, dengan tentunya mempelajari kesalahan atau kekurangan yg telah terjadi dan mencari solusinya. Sebagai orang tua harus memberi contoh yang baik ada anaknya, yaitu mengiklaskan perusahaan tsb untuk membayar hutang, dan memulai lagi yang baru.
Dengan itikad yang baik, rekan bisnis mungkin akan tetap percya, sehingga usaha baru mungkin akan lancar. Sebagia ibu dari dua anak, berilah pengertian kepada anak mengenai hal yang sedang terjadi, dan ajaklah anak untuk mendukung suami dengan cara hidup sedrhana dan berhemat.
Sebagai umat Buddha, penyelesaian yang di tempuh sudah pasti tidaklah boleh melanggar sila dan Dhamma. Demikian menurut saya Bhante, mohon koreksinya bila ada yang salah, dan mohon maaf kalau ada hal yang tidak berkenan. Semoga kita semua dan keluarga tetap menjalankan Dhamma dan memperoleh kebahagiaan Sadhu 3x
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun. Ven. Sudhammacaro.
Komentar