Mengulik Sejarah Baju Cheongsam Khas Imlek yang Sudah Ada Sejak 1920 Pradita Ananda, Jurnalis · Minggu 19 Januari 2020 21:04 WIB
Sejarah baju cheongsam (Foto: Theculturtrip)
Tapi baju Cheongsam juga pernah mengalami penurunan. Tak lama setelah
kebangkitan pemerintah Komunis, baju cheongsam yang dianggap borjuis,
diketahui menghilang dari kehidupan sehari-hari di daratan Cina. Di
Shanghai, bahkan di jalan-jalan sampai ada patroli untuk memastikan
bahwa tidak ada yang mengenakan baju Cheongsam.
Namun akhirnya popularitas Cheongsam bisa kembali naik di era koloni Inggris di Hong Kong pada era 1950-an, membuat baju ini menjadi pakaian sehari-hari. Ditambah dengan pengaruh industri fesyen Eropa, baju Cheongsam ini terlihat biasa dipadukan bersama sepatu hak tinggi, serta aksesori tambahan yakni clucth bag dan sarung tangan putih.
Namun pada akhirnya seiring perkembangan zaman yang makin modern dan makin cepat, ketenaran baju Cheongsam menurun di akhir tahun 1960-an. Seiring dengan masuknya pakaian-pakaian Barat, diproduksi secara masal dan dijual dengan harga jauh lebih murah ketimbang baju Cheongsam yang dibuat handmade.
Pada 1970-an baju Cheongsam tak lagi dipakai sebagai pakaian
sehari-hari sebagian besar perempuan Cina, dan hanya terlihat sebagai
kostum acara spesial seperti perayaan Imlek. Tetapi meskipun begitu baju
Cheongsam tetap menjadi pakaian yang signifikan dalam sejarah mode
perempuan Cina. Demikian seperti diwarta Theculturetrip.
Namun akhirnya popularitas Cheongsam bisa kembali naik di era koloni Inggris di Hong Kong pada era 1950-an, membuat baju ini menjadi pakaian sehari-hari. Ditambah dengan pengaruh industri fesyen Eropa, baju Cheongsam ini terlihat biasa dipadukan bersama sepatu hak tinggi, serta aksesori tambahan yakni clucth bag dan sarung tangan putih.
Namun pada akhirnya seiring perkembangan zaman yang makin modern dan makin cepat, ketenaran baju Cheongsam menurun di akhir tahun 1960-an. Seiring dengan masuknya pakaian-pakaian Barat, diproduksi secara masal dan dijual dengan harga jauh lebih murah ketimbang baju Cheongsam yang dibuat handmade.
Kisah soal baju Cheongsam dimulai saat penggulingan dinasti Qing dan berdirinya Republik Cina pada tahun 1912. Pada pertengahan 1910-an dan awal 1920-an, para intelektual Cina mulai memberontak terhadap nilai-nilai tradisional, vokal menyerukan soal demokratis dan nilai-nilai standar dunia Barat, termasuk di dalamnya emansipasi dan pendidikan wanita. Masuknya perempuan di sistem pendidikan inilah yang menjadi pintu gerbang pembuka.
Baju Cheongsam di awal-awal era 1020-an hadir dengan siluet yang lebih longgar daripada baju Cheongsam yang biasa kita lihat zaman sekarang. Perkembangan dan penyebaran baju Cheongsam menjadi busana yang lazim, busana yang biasa dipakai oleh perempuan-perempuan di kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, Hong Kong, dan Taiwan terjadi dengan cepat.
Jika awalnya dibuat dengan material bahan sutra tradisional, seiring perkembangan dunia garmen kemudian diganti dengan material tekstil kontemporer yang lebih murah. Sedangkan dari segi desain, meski motif bordir tradisional tetap mendominasi, tetapi pola geometris dan art deco juga tak kalah pamor. (dno)
Komentar
cuma di sini tempat judi online yang aman dan terpecaya di indoneisa WA : +85587781483