Apakah saya seorang ateis? Sebuah percakapan imajiner…
(Agama
hrs sesuai dg Akal Sehat (Cerdas)-serie ke-5)
Agama
itu seperti pakaian yang anda pakai
Jika pakaian ini sudah sempit atau kekecilan, anda tidak lagi memakainya,
anda melepaskannya, lalu mencari pakaian baru....
Jika pakaian ini sudah sempit atau kekecilan, anda tidak lagi memakainya,
anda melepaskannya, lalu mencari pakaian baru....
Jangan sekali-kali serahkan kehidupan anda kepada agama anda,
dan jangan sekali-kali anda mau mati demi agama anda,
tapi serahkanlah hidup anda kepada usaha-usaha
mengembangkan
ilmu pengetahuan
dan usaha-usaha mengalahkan penderitaan umat manusia
Ilmu pengetahuan dan kebahagiaan manusia jauh lebih penting
ketimbang agama anda
dan usaha-usaha mengalahkan penderitaan umat manusia
Ilmu pengetahuan dan kebahagiaan manusia jauh lebih penting
ketimbang agama anda
― ioanes rakhmat
Kata orang beragama, agama diturunkan Tuhan Allah ke dunia
tak lain untuk membuat manusia mengalami kebebasan;
tapi, kataku, burung-burung camar yang berterbangan di atas laut,
kendatipun jelas-jelas tidak beragama, hidupnya jauh lebih bebas
dibandingkan manusia yang beragama.
― ioanes rakhmat
(1) Seseorang bertanya dengan sangat sopan kepada saya: Maaf, Pak Ioanes, apakah anda sekarang seorang ateis?
(2) Saya menjawab: Apa yang membedakan seorang beragama dari
seorang ateis?
(3) Orang itu menjawab: Seorang beragama percaya pada
adanya Tuhan Allah, seorang ateis tidak percaya.
(4) Saya bertanya: Apakah Tuhan Allah itu dalam pemahaman
anda?
(5) Orang itu menjawab: Tuhan Allah itu suatu entitas di
luar dunia, yang maha kuasa, transenden, maha agung.
(6) Saya bertanya: Lalu apa hubungan Tuhan Allah yang
semacam itu dengan dunia, dengan anda?
(7) Dia menjawab: Tuhan Allah yang transenden itu
menciptakan agama-agama untuk kehidupan manusia dalam dunia, dan saya memilih
percaya pada satu agama.
(8) Saya melanjutkan: OK-lah, jika Tuhan Allah bagi anda
suatu entitas yang transenden, saya juga percaya pada hakikat yang transenden.
(9) Katanya dengan kaget dan tak sabar: Oh, jadi anda
masih percaya pada Tuhan Allah? Betulkah?
(10) Saya jawab: Oh saya tak katakan saya percaya pada Tuhan
Allah seperti yang anda percayai, tapi saya akui ada suatu hakikat besar yang
transenden.
(11) Tanyanya penasaran: Jika hakikat besar yang
transenden yang anda akui itu bukan Tuhan Allah, habis apa?
(12) Saya jawab: Saya sedang berpikir dalam kerangka
sains, ilmu pengetahuan, ketika saya mengatakan ada hakikat yang
transenden.
(13) Dia bertanya: Saya tak paham, bisa Pak Ioanes
jelaskan?
(14) Saya jawab: Semua ilmuwan, khususnya yang bergelut
dalam dunia material, tahu/sadar, objek kajian sains tak pernah bisa habis.
(15) Lanjut saya: Kalangan saintis tahu, selalu ada
wilayah yang lebih besar, yang belum bisa dimasuki sains untuk dikaji, dan
terus menantang sains.
(16) Dia memotong: Wilayah yang kudus, wilayah “the
sacred”, wilayah ilahikah?
(17) Saya merespons: Uups, saya tak mengatakan itu
wilayah ilahi, tapi wilayah yang selalu mentransendir sains, kawasan yang
selalu “beyond the present science”.
(18) Dia bertanya: Wilayah yang bagaimana, apakah dalam
wilayah yang anda sebut itu ada hakikat yang dinamakan Tuhan Allah?
(19) Saya merespons: Nah, sebaiknya anda mendengar dulu,
jangan terus mendesakkan keyakinan anda.
(20) Dia menyerah: OK deh, saya bersedia mendengar dulu.
Mohon maaf tulisan ini (Status
di-atas) bukan untuk men-Diskriditkan atau me-Lecehkan ajaran Agama-apapun yang
anda Anut. Namun, tujuan mulia dari tulisan ini untuk membuka Wawasan anda
dengan Benar, dan menempatkan apa yang Benar pada Posisinya yang Benar, kira2
demikian.
Tapi, jng salah paham krn ada Doa yg
Istimewa yaitu; “Tradisi Doanya Masyarakat Tibet yg Hebat”, krn mampu
Menyadarkan dan Menyejukkan Hati Sanubari dan boleh jadi mampu memberi
Inspirasi bagi anda yg benar2 Yakin kpd Dharma ajaran Buddha…
Next On…belajar sabar yah…sebab banyak
Orang hanya mau tau aja… Giliran Praktik tdk mau…jd hrs Pelan2… se-Tahap demi
se-Tahap…sambil cari Info dulu yah …
Semoga berguna utk menambah
Pengetahuan Dharma dan buka Wawasan, mohon maaf kalau tdk berkenan dihati anda.
Tanya-Jawab Oleh: ― ioanes rakhmat
Komentar:
Ini komentar
dari Romo Soegeng Soediro S:Menarik sekali Bahnte
tulisan ini, saya sedang ber " upaya " mencari sedikit komentar,
tetapi tulisan ini belum selesai kan ?
Ini komentar
dari Natali: bhante,
agama trgantung masing2 org. agama asalny dari kata "a dan gama' maksudnya
"tdk kacau". spt biola atau kue, yg memainkan biola org yg bgs ya
merdu trdngar. yg buat kue, org yg pintar masak, kan enak. kalo tak bisa masak,
kan hancur. cm agama pun ibarat buat kue atau main musik, perlu diasah dan
didalami terus. tak ada kata tamat untuk belajar. org yg terus belajar biasany
rendah hati. tp kalo org yg merasa uda tamat, pasti sombong. atheis atau tidak,
tak perlu menghakimi. tak ada gunanya kt urusi. dunia yg beragam lbh menarik.
jari tangan aj tak sama panjangnya. kalo memang kt brniat membuat tiap org
beragama yg sama, cobalah dl buat jari tangan sm panjang dari jempol sampe
kelingking, br kt bicara lg.
Namo Buddhaya Temen2 Yg Budiman trims atas komennya yg
bgs dan berguna.
Romo Soegeng Soediro S, trims atas komennya, maaf tulisan
ini dibagi menjadi 7 bagian, mengingat isinya agak ber-liku2 makin dalam dan sangat
luas, tapi sungguh menarik asyik utk disimak, jadi terpaksa di-cicil biar
nikmat membacanya, tdk euneuk membosankan, Romo (artinya Bapak Yg ter-Hormat) silahkan
saja kl mau komen disini agar lbh nyata…tukar pendapat, bukan tukar pikiran krn
ga mungkin pikiran bisa di-tukar, saling memberi dan menerima kan bgs
…hehehehe…
Yg jelas Endingnya pasti Liyer alias Gelo2an Sempoyongan,
siap2 aja… hehehe…
Natali, pendapat/pandangan anda Idealnya benar secara
Teori, cuma yg jadi masalah ialah bahwa Justru sdh banyak Agama di dunia malah
makin Kacau, Perang Semakin Seru bahkan antar sesama Umat Agamanya sendiri dg
segala cara dilakukan. Saat ini yg di-Takutkan oleh para Pemimpin Dunia adalah
Perang Nuklir. Hebatnya lagi dilakukan oleh mereka yg Taat ber-Agama yg
me-Nyembah Tuhan Allah, Aneh kan… tapi Nyata ada.
Natali cobalah teliti dg hati2 dg Perspektif Realita yg
Luas Nyata dlm kehidupan di masyarakat baik di Indon, maupun di dunia, jng
gunakan kacamata pribadi anda, jadi sempit hasilnya...Dg cara Perspektif
Realita yg Luas Nyata maka anda akan terkejut menyaksikan orang2 ber-Agama tapi
terjerumus ke Jurang ke-Biadaban (Pembantaian manusia), sebagian terperosok
ke-cara2 Prilaku mirip Hewan (Koruptor). Alasannya, kedudukan sdh tinggi, gajih
lbh dari cukup, Tunjangan berlimpah, Rumah Mewah dan Megah, Uang banyak, Hidup
diatas rata orang biasa, tapi tetap msh Korupsi...lalu Orang2 Koruptor macam
ini mau dibilang apa lagi...?
Analoginya: Agama blh disamakan seperti Aturan Hukum yg
ada di Pemerintah bagi para Pejabat Pemerintah, Aturan Hukum yg sdh dg susah
payah dibuat, dan makan biaya/uang banyak dan mahal. Namun, faktanya…? Tetap
saja banyak para Pejabat Korupsi dsb…yg diartikan Koruptor melanggar Aturan
Hukum yg sdh dibuat oleh mereka sendiri…ini Lucu kan tapi Nyata ada...
Bahkan saat ini ada berita Kaget (detik.com): Koruptor
saat ini sdh tdk takut lagi “Masuk Neraka dan Masuk Penjara”, Buktinya banyak
Koruptor dg Pura2 Sakit, ada yg Pura2 Nangis dg Air Mata Buaya…Ajaibnya para
Koruptor ini Taat Agama Sembahyang Getol me-Nyembah Tuhan Allah dari
Subuh-Siang smpe Malam, Malah sdh Cium Batu Hitam 3X jadi Haji pake Jilbab…Hebat
kan hahahaha…Mengapa ini bisa terjadi…?
Padahal, para Seniman, Kritikus, Koran, TV, Radio dsb
sering membahas soal KORUPSI dan KORUPTOR yg akibatnya amat mengerikan krn bisa
menghancurkan Negara dan Bangsanya sendiri, Korupsi bisa menyengsarakan Rakyat,
Korupsi bisa menghancurkan Masa Depan Bangsanya sendiri, dst…. Tapi buktinya Korupsi tetap me-Raja Lela…
Jadi, upaya kita paling tdk kita hrs mencegah Generasi
Mudanya utk tdk ter-Pancing ikut2an oleh Ulah mereka yg sdh Gelo kan. Caranya
kita coba terus me-Nyuarakan Ajaran2 (Agama) yg Sesuai Akal Sehat, agar mereka bebas
ber-Agama namun hrs Gunakan Akal Sehat dlm arti yg lbh Kongkrit ialah
ke-Cerdasan (Bijak). Inilah alasan2 tulisan ini terus berkelanjutan hingga
Tuntas…Abis…bis…bis…bis…
Mohon maaf tulisan ini (Status
di-atas) bukan untuk men-Diskriditkan atau me-Lecehkan ajaran Agama-apapun yang
anda Anut. Namun, tujuan mulia dari tulisan ini untuk membuka Wawasan anda
dengan Benar, dan menempatkan apa yang Benar pada Posisinya yang Benar, kira2
demikian.
Tapi, jng salah paham krn ada Doa yg
Istimewa yaitu; “Tradisi Doanya Masyarakat Tibet yg Hebat”, krn mampu
Menyadarkan dan Menyejukkan Hati Sanubari dan boleh jadi mampu memberi
Inspirasi bagi anda yg benar2 Yakin kpd Dharma ajaran Buddha…
Next On…belajar sabar yah…sebab banyak
Orang hanya mau tau aja… Giliran Praktik tdk mau…jd hrs Pelan2… se-Tahap demi
se-Tahap…sambil cari Info dulu yah …
Semoga berguna utk menambah
Pengetahuan Dharma dan buka Wawasan, mohon maaf kalau tdk berkenan dihati anda.
Teman2 trims atas
dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para
Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua
makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut
berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu
sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun
Ven.Sudhammacaro.
Komentar