“ SUDAH NIKAH DENGAN UMAT AGAMA LAIN TAPI TIDAK COCOK, MAU CERAI KEMBALI LAGI KE AGAMA BUDDHA DITERIMA TIDAK? “

DISKUSI DHARMA FACEBOOK.

Diskusi Dharma; Tanya: Bhante, saat ini saya seperti tidak punya pegangan hidup, dan perlu bhante ketahui, sebelum saya menikah saya pemeluk ajaran BUDDHA, tetapi setelah menikah saya ikut dengan keyakinan Agama Lain, tp saya merasa tidak bisa menerima dengan agama tersebut, saya juga tidak bisa berbuat apa2 karna itu sudah terjadi. yang jadi pertanyaan saya, apakah bila saya memustuskan hubungan suami istri (CERAI), dan kembali ke ajaran BUDDHA saya akan di terima kembali?
saya mohon petunjuk dari BHANTE. Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.

Jawab: Teman2 maaf kl komen bhante salah, Hidup RT itu bukan PERKARA ENTENG, semua yang komen pasti tidak setuju sudah RT lalu Cerai, apalagi bhante. Buddha mengatkan; Hidup RT itu bagaikan berjalan diatas KERIKIL TAJAM, Jadi menurut bhante siap2 saja Telapak Kakinya Pasang Sandal yang Bagus, agar Kaki tidak Sakit, artinya; S&I (Suami-Istri) mesti selalu lapang dada dan bnyak NELEN LUDAH bila ada yang tidak cocok, lantaran sudah RISIKO dia sudah jadi Istri-Suami. Yang sama2 seagama aja sering Tinju, apalagi yang berbeda, Nikmati aja sambil minum KOPI GINSENG, pasti lebih enak kali... Jangan diputuskan sayang..


Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna.


Namo Buddhaya, Menjalankan hidup sesuai dengan sila dan Dhamma adalah yang dianjurkan, karena inilah yang akan menghantarkan kita pada kebahagiaan, pasangan hidup dan anak dapat diajak untuk menjalankan hidup sesuai dengan Dhamma dan sila, hal ini karena ajaran Buddha itu sendiri dapat diterima oleh semua orang.

Kalau suami diajak untuk beragama Buddha, dia jelas akan protes, karena dia sudah punya agama. Tetapi kalau suami diajak menjalankan Dhamma dan sila tanpa harus menyebut-nyebut agama Buddha, dia pasti mau dan tidak akan protes. Jadi mungkin disini harus bijaksana, kalau pindah keyakinan ke agama Buddha dengan cara terpaksa, malah nanti akan menyebabkan permasalahan baru, setidak-tidaknya pertengkaran.

Semoga saja, setelah merasakan kebahagiaan dari ajaran Buddha, dia tersentuh untuk menjadi umat Buddha. Perceraian sebaiknya dihindari karena pasti akan mendatangkan penderitaan pada anak dan pasangan itu sendiri. penderitaan pada anak atau orang lain adalah perbuatan yang tidak baik dan harus dihindari.

Tetapi perlu diingat oleh kita semua, ajaran Buddha dan kebenaran di dalamnya akan terus ada dan terjaga kalau memang ada orang yang beragama Buddha. Dan perlu juga kita ingat bahwa pindah agama ke agama Buddha atau beragama Buddha TIDAK LANGSUNG menjamin kita akan mencapi Nibbana, karena mencapai Nibbana akan dapat dilakukan kalau semua tingkah laku dalam hidup sesuai dengan Dhamma Vinaya dan sila.

Demikian menurut pendapat pribadi saya Bhante, mohon koreksi dari Bhant bila ada yang salah dan kurang tepat. Semoga penanya bisa menemukan jalan yang baik dan berbahagia. Semoga kita semua bisa melaksanakan Dhamma dengan baik dan berbahagia Sadhu 3x


1. Namo Buddhaya Bhante, Cinta kadang membuat manusia bertindak tidak memakai rasio namun memakai hati, buahnya adalah menyesal kemudian. Namun tiada kata terlambat untuk memperbaiki diri, kalau memang merasa lebih cocok dengan agama Buddha mengapa masih ragu? Terima atau tidak diterima bukanlah syarat mutlak untuk jadi umat Buddha,

namun ketika sudah berlindung kepada Buddha, Dharma dan Sangha dan mengamalkan pancasila serta berusaha untuk terus memperbaiki kualitas hidup lahir dan bathin itu sudah cukup. Tak usah mencari pengakuan, karena kita tidak hidup untuk orang lain. Kita bertanggung jawab atas karma kita sendiri, Thanks.


2. Nammo buddhaya, Agama buddha tu agama ht, Jk ykn dlm ht n mnjlnkan khdpn ssuai dhamma, itu msh agama buddha. Tk prlu crai.

3. tidak perlu bercerailah..ajak saja pasangan ke agama Buddha,pelan2...seperti kakak ipar sy itu..lama2 dia tertarik juga.

4. nammo budhaya,apa yg di rasakan org tsb itu sm percis dgn kehidupan sy,sblm sy nikah sy pemeluk agama Buddha n akhrnya sy menikah mengikuti kyakinan suami sy slm krg lbh 3th,n sy pun ad kerinduan dgn Buddha,akhrnya dengn niat n jg ad rs tkt sm suami sy,

akhrnya sy memutuskn utk jd siswa sang Buddha kmbl,walaupun brt htnya akn kptusanku akhrnya dia menerima kenyataan yg ad,smp skrg km menjlani ibdh msg2,tp qt saling percaya. sy ykn jk anda memang niat n msh berlindung pd Buddha sgl sesuatunya ga ad yg ga mungkin pcy lah. sadhu3x.


5. Namo buddhaya, itu karena anda cuma memeluk agama buddha yg laksana ikan yg hidup dlaut tetapi tdk merasakan asinx air laut tersebut, jika memang dhamma sebagai pegangan hidup, kemanapun n dmanapun kita berada pasti menyenangkan n berbahagia, karena dhamma menembus batas suku, ras dan agama.


6. amitofo bhante....kl menurut saya jgn smpe memutuskan hub suami-istri...tp biar kita suami istri kita bisa beda agama sesuai dengan kepercayaan kita....suami bisa buddha kl istri jg bisa agama lain...jgn smpe terpecah belah rumah tangga.


7. Seorang suami yg bijaksana sudah tentu tdk akan memaksakan kehendak pd orang lain meskipun org itu adalah istrinya sendiri ttg keyakinan/kepercayaan (agama)...Hanya.. kita sbg wnt dan sbg seorang ibu dr anak2 tentunya akan bisa lbh bijaksana dr suami. Apa jadinya seandainya anak2 kt menjadi bingung dibuatnya..

mrk akan memeluk agama apa? apakah akan mengikuti ayahnya ? ataukah mengikuti ibunya ? pernahkah kita memikirkan kesusahan dr anak2 kt dgn mslh agama ini ? Kadang kita hrs bisa memberikan yg terbaik untuk keluarga khususnya anak2. Keegoisan kita jgnlh kt pupuk, lihatlah anak2 kt... kasihanilah anak2 kt.. dan berkorban untuk mencapai keharmonisan RT sangat mulia.



8. menjadi umat buddha tidak harus memeluk agama buddha, tp dengan menjalankan dharma ialah umat buddha.. so kl berpikir untuk bercerai hanya untuk kembali ke agama buddha... sangat Egois sekali.. anda menghancurkan kebahagiaan org2 yg anda kasihi (pasangan hidup & anak)... yg pentingkan jalankan Dharma..toh banyak juga yg beragama buddha, tetapi tidak melaksanakn dharma.


9. saya setuju dgn bhante,intinya adalh saling percaya n pengertian. baik beda ataupun sama keyakinan antara istri n suami hrs d jalani dengn rs hormat menghormati antara 1 dgn yg lain,n memberikan penjelsan srt pengrtian yg bnr,yg terpenting jgn meremhkn slh st agama n jg qt tdk blh
me nomor 1 kan agama.


10. Namo Buddhaya Bhante, Menurut saya: tidak perlu bercerai..msh bs dibicarakan baik2..Perbedaan keyakinan dan pandangan memang sulit..Ada yg berhasil dan tdk berhasil menjalaninya..itu semua kembali kepada diri anda sendiri yg menjalaninya mau dibawa kemana hbgn tsb.


11. galilah dan pahamilah lebih mendalam lagi ajaran Buddha..cobalah meditasi vipasana..jangan buru2 bercerai hanya karena tidak bisa terima dengan agama istri anda karena bila demikian anda benar2 tidak paham apa yang ditunjukkan Buddha.


Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun. Ven. Sudhammacaro.