“ CHIONG SHIO PERGI KE ORANG MATI, APA BOLEH? “
DISKUSI DHARMA FACEBOOK.
Diskusi Dharma; Tanya: Bhante, jika shio kita di tahun Kelinci ini chiong sehingga ada batasan2 untuk melakukan kegiatan seperti pergi ke tempat orang meninggal dunia. Sekarang jika hal itu terpaksa dilakukan apa akibat yang bisa menimpa diri kita Bhante?Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.
Jawab: Teman2 maaf kl komen bhante salah.
Ada kisah nyata kaitan dengan ramalan dan chiong; si Ibu datang ke Paranormal minta di lihat ke depan ada hal yang bahaya atau tidak, lalu Paranormal menjawab; 3 hari lagi kamu akan mendapat musibah hingga bisa merenggut nyawamu. Kontan si Ibu kaget; ASTAGA! Waduh, jadi gimana cara Cie Suanya?
Dalam sejarah Peramal yang handal harus tahu dan mesti mampu membuka Cie Sua, bila ada orang bertanya akan mendapat bahaya. Sang Peramal setelah didesak akhirnya memberitahu bahwa; 3 hari lagi bila kamu mau keluar rumah, jangan langsung pergi, tapi melangkah ke depan 4 langkah, lalu balik lagi ke belakang dan berhenti sejenak. Lalu kamu garis dengan tangan di depan kakimu, dan pake kain kuning di ikat di kepala.
Si Ibu nurut lalu pergilah ke luar rumah, di depan rumah ada becak nawarin lalu naik becak. Baru beberapa meter ada Kerbau ngamuk Pas nyeruduk beca yang ditumpanginya. Yah Untung sudah di Cie Sua, si Ibu hanya luka2 lembam muka, tangan dan kaki, kalau tidak nurut di Cie Sua kayaknya saya harus MATE kata si Ibu.
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna.
1. Namaste Bhante! Saran sy! Jadilah murid Sang Buddha Ýåħġ Bijaksana. Klo sudah paham Buddha Dhamma, maka pasti kita tidak khawatir lagi akan hal tsb. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta.
2. Namo Buddhaya, Ada teman saya yang beragama Buddha dan pribumi suku jawa. kebetulan suatu ketika menurut adat kepercayaan tionghoa dia ciong, tapi sebagai suku jawa yang memang tidak menganut hal tsb, dia melakukan aktifitas biasa saja, pergi melihat yang sakit atau yang meninggal, dan biasa-biasa saja. Karena memang sesuai dengan ajaran Buddha, kesedihan dan penderitaan akan kita rasakan karena melakukan perbuatan buruk (dan menghibur orang sakit dengan mendatanginya termasuk perbuatan baik).
Menurut saya, sebagai umat Buddha yang berada di masyarakat dan kita bagian dari suku tertentu, maka tidak dapat menghindar dari adat dan kepercayaan suku kita masing-masing, maka adat itu boleh dijalankan sepanjang tidak melanggar sila dan Dhamma. Kalau memang ciong, lalu memberikan kebahagiaan pada mahluk lain dengan melepas burung, membantu fakir miskin, lebih sayang pada orang tua, membantu dan menyokong kegiatan pembabaran Dhamma, dll ini tentu sangat disarankan. Karena hal tsb adalah kategori perbuatan baik, jelas ini akan mendatangkan kebahagiaan.
Ada ceramah yang disampaikan oleh seorang anggota sanggha sewaktu ditanya masalah karma, Buah karma buruk diumpamakan sebagai sesendok garam yang asin, jika langsung dimakan maka akan sangat terasa. supaya tidak terasa maka garam tersebut dicampurkan kedalam seember air (air di umpamakan sebagai buah karma baik), garam tetap ada dan jumlahnya tidak berkurang, tetapi menjadi tidak terasa karena tercampur oleh air. Jadi kalau ciong lalu kita melakukan perbuatan baik seperti yg saya tulis diatas, saya pikir akan baik.
3. Lalu bolehkah kita datang ketempat orang meninggal dll ? Ini mungkin berkaitan dengan ketenangan jiwa dan sugesti. Sebaiknya kita menjadi orang yang bijaksana, kalau merasa sangat tidak enak, nggak usah datang, atau datangnya nanti setelah penguburan di 3 hari atau 7 hari. Kalau orang sakit, kirim sms atau telp itu tentunyakan tidak masalah. Adat tetap dijalankan, tetapi jiwa kita tenang dan tidak melanggar sila dan Dhamma.
Demikian menurut saya secara pribadi, mohon koreksi Bhante bila ada yang tidak tepat dan salah. Semoga kita semua berbahagia, sebahagia semua mahluk yang meperoleh kebahagiaan karena menjalankan Dhamma. Sadhu 3x
4. Namo Buddhaya, Bhante Kalau saya tidak pernah memikirkan hal tersebut. Datang ya datang Tidak datang ya tidak datang Tergantung kita ingin atau tidak..Yang penting niatnya aja..
5. pikiran adalah pelopor. yah kalo merasa ciong pada tahun ini ga salah kok berusaha untuk lebih hati2. tp jangan terbelenggu dengan hal2 yang tidak bisa di terima akal sehat. bilah suatu kepercayaan bisa di terima dengan akal sehat dan dirasa bermanfaat laksanakan lah.
6. nammo buddhaya, menurut saya Jangan terlalu tipikal dan kuno dalam menyikapi setiap hal, selalu open minded & think positive, biasakan hidup dalam kekinian..boleh saja percaya dengan ramalan shio, cuman mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi tidaklah bijaksana. Antisipasi yg terbaik adalah dengan selalu waspada & berkesadaran, semoga bermanfaat.
7. Namo Buddhaya, Ada banyak kemungkinan untuk menjawab kisah yang Bhante tulis, tetapi menurut saya secara ajaran Buddha, jawabannya adalah memang vipaka buruk yang akan si Ibu terima memang bukan meninggal tapi hanya terluka, sedangkan peramal tsb adalah memang orang yang memiliki keterkaitan karma dengan dia.
Demikian menurut saya Bhante. Kalau mengenai mengapa si peramal bisa tau akan yang akan terjadi. Itu sulit juga dijawab, karena kita tidak tau persis bagaimana ramalan tsb dibuat. Tapi kalau mengenai yang akan diterima oleh seseorang, sebagai umat Buddha kita percya akan karma.
8. gak tahu juga yach , dulu saya tdk percaya dgn ramalan shio. Pada suatu waktu 1 tahun saya apes banget , memang sbelumnya saya baca shio saya thn tsb chiong besar. saya kembali lagi membaca buku ramalan shio lebih details ternyata ada benarnya. heran juga...
9. namo buddhaya bhante sy stju, mnrt sy, ql mg niat, prg z..prcy bddha sll mmbrkn yg trbk bg org yg tlh brbwt bik.
10. Klu pikiran negatif trs tiap hari juga chiong,klu positif terus tiap hari juga bgs.yg negatif klu kt tiap hari pikir positif lama2 yg negatif menjd positif.
11. iyah klo menurut saya sech Bhante harusnya kita balik tanya sama diri kita sendiri...bagaimana klo yg meninggal itu saudara kita...?atw org tua kita...? Namaste Bhante.
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun. Ven. Sudhammacaro.
Diskusi Dharma; Tanya: Bhante, jika shio kita di tahun Kelinci ini chiong sehingga ada batasan2 untuk melakukan kegiatan seperti pergi ke tempat orang meninggal dunia. Sekarang jika hal itu terpaksa dilakukan apa akibat yang bisa menimpa diri kita Bhante?Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.
Jawab: Teman2 maaf kl komen bhante salah.
Ada kisah nyata kaitan dengan ramalan dan chiong; si Ibu datang ke Paranormal minta di lihat ke depan ada hal yang bahaya atau tidak, lalu Paranormal menjawab; 3 hari lagi kamu akan mendapat musibah hingga bisa merenggut nyawamu. Kontan si Ibu kaget; ASTAGA! Waduh, jadi gimana cara Cie Suanya?
Dalam sejarah Peramal yang handal harus tahu dan mesti mampu membuka Cie Sua, bila ada orang bertanya akan mendapat bahaya. Sang Peramal setelah didesak akhirnya memberitahu bahwa; 3 hari lagi bila kamu mau keluar rumah, jangan langsung pergi, tapi melangkah ke depan 4 langkah, lalu balik lagi ke belakang dan berhenti sejenak. Lalu kamu garis dengan tangan di depan kakimu, dan pake kain kuning di ikat di kepala.
Si Ibu nurut lalu pergilah ke luar rumah, di depan rumah ada becak nawarin lalu naik becak. Baru beberapa meter ada Kerbau ngamuk Pas nyeruduk beca yang ditumpanginya. Yah Untung sudah di Cie Sua, si Ibu hanya luka2 lembam muka, tangan dan kaki, kalau tidak nurut di Cie Sua kayaknya saya harus MATE kata si Ibu.
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna.
1. Namaste Bhante! Saran sy! Jadilah murid Sang Buddha Ýåħġ Bijaksana. Klo sudah paham Buddha Dhamma, maka pasti kita tidak khawatir lagi akan hal tsb. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta.
2. Namo Buddhaya, Ada teman saya yang beragama Buddha dan pribumi suku jawa. kebetulan suatu ketika menurut adat kepercayaan tionghoa dia ciong, tapi sebagai suku jawa yang memang tidak menganut hal tsb, dia melakukan aktifitas biasa saja, pergi melihat yang sakit atau yang meninggal, dan biasa-biasa saja. Karena memang sesuai dengan ajaran Buddha, kesedihan dan penderitaan akan kita rasakan karena melakukan perbuatan buruk (dan menghibur orang sakit dengan mendatanginya termasuk perbuatan baik).
Menurut saya, sebagai umat Buddha yang berada di masyarakat dan kita bagian dari suku tertentu, maka tidak dapat menghindar dari adat dan kepercayaan suku kita masing-masing, maka adat itu boleh dijalankan sepanjang tidak melanggar sila dan Dhamma. Kalau memang ciong, lalu memberikan kebahagiaan pada mahluk lain dengan melepas burung, membantu fakir miskin, lebih sayang pada orang tua, membantu dan menyokong kegiatan pembabaran Dhamma, dll ini tentu sangat disarankan. Karena hal tsb adalah kategori perbuatan baik, jelas ini akan mendatangkan kebahagiaan.
Ada ceramah yang disampaikan oleh seorang anggota sanggha sewaktu ditanya masalah karma, Buah karma buruk diumpamakan sebagai sesendok garam yang asin, jika langsung dimakan maka akan sangat terasa. supaya tidak terasa maka garam tersebut dicampurkan kedalam seember air (air di umpamakan sebagai buah karma baik), garam tetap ada dan jumlahnya tidak berkurang, tetapi menjadi tidak terasa karena tercampur oleh air. Jadi kalau ciong lalu kita melakukan perbuatan baik seperti yg saya tulis diatas, saya pikir akan baik.
3. Lalu bolehkah kita datang ketempat orang meninggal dll ? Ini mungkin berkaitan dengan ketenangan jiwa dan sugesti. Sebaiknya kita menjadi orang yang bijaksana, kalau merasa sangat tidak enak, nggak usah datang, atau datangnya nanti setelah penguburan di 3 hari atau 7 hari. Kalau orang sakit, kirim sms atau telp itu tentunyakan tidak masalah. Adat tetap dijalankan, tetapi jiwa kita tenang dan tidak melanggar sila dan Dhamma.
Demikian menurut saya secara pribadi, mohon koreksi Bhante bila ada yang tidak tepat dan salah. Semoga kita semua berbahagia, sebahagia semua mahluk yang meperoleh kebahagiaan karena menjalankan Dhamma. Sadhu 3x
4. Namo Buddhaya, Bhante Kalau saya tidak pernah memikirkan hal tersebut. Datang ya datang Tidak datang ya tidak datang Tergantung kita ingin atau tidak..Yang penting niatnya aja..
5. pikiran adalah pelopor. yah kalo merasa ciong pada tahun ini ga salah kok berusaha untuk lebih hati2. tp jangan terbelenggu dengan hal2 yang tidak bisa di terima akal sehat. bilah suatu kepercayaan bisa di terima dengan akal sehat dan dirasa bermanfaat laksanakan lah.
6. nammo buddhaya, menurut saya Jangan terlalu tipikal dan kuno dalam menyikapi setiap hal, selalu open minded & think positive, biasakan hidup dalam kekinian..boleh saja percaya dengan ramalan shio, cuman mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi tidaklah bijaksana. Antisipasi yg terbaik adalah dengan selalu waspada & berkesadaran, semoga bermanfaat.
7. Namo Buddhaya, Ada banyak kemungkinan untuk menjawab kisah yang Bhante tulis, tetapi menurut saya secara ajaran Buddha, jawabannya adalah memang vipaka buruk yang akan si Ibu terima memang bukan meninggal tapi hanya terluka, sedangkan peramal tsb adalah memang orang yang memiliki keterkaitan karma dengan dia.
Demikian menurut saya Bhante. Kalau mengenai mengapa si peramal bisa tau akan yang akan terjadi. Itu sulit juga dijawab, karena kita tidak tau persis bagaimana ramalan tsb dibuat. Tapi kalau mengenai yang akan diterima oleh seseorang, sebagai umat Buddha kita percya akan karma.
8. gak tahu juga yach , dulu saya tdk percaya dgn ramalan shio. Pada suatu waktu 1 tahun saya apes banget , memang sbelumnya saya baca shio saya thn tsb chiong besar. saya kembali lagi membaca buku ramalan shio lebih details ternyata ada benarnya. heran juga...
9. namo buddhaya bhante sy stju, mnrt sy, ql mg niat, prg z..prcy bddha sll mmbrkn yg trbk bg org yg tlh brbwt bik.
10. Klu pikiran negatif trs tiap hari juga chiong,klu positif terus tiap hari juga bgs.yg negatif klu kt tiap hari pikir positif lama2 yg negatif menjd positif.
11. iyah klo menurut saya sech Bhante harusnya kita balik tanya sama diri kita sendiri...bagaimana klo yg meninggal itu saudara kita...?atw org tua kita...? Namaste Bhante.
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun. Ven. Sudhammacaro.
Komentar