“ SELAMETAN DI KAMPUNG SEMBELIH HEWAN, LANGGAR ETIKA/ SILA TIDAK? “
DISKUSI DHARMA FACEBOOK.
Diskusi Dharma; Tanya: Bhante, tentang sila,dikampung saya kalau bikin acara selametan suka menyembelih hewan untuk acara itu katanya itu sudah menjadi tradisi dari para leluhur sebelumnya, apakah yang menyembelih atau yang menyuruh menyembelih hewan itu termasuk melanggar sila? Bhante, sebenarnya menyembelih hewan itu bukan untuk dimakan semata tapi lebih kepada untuk syarat selametan itu bagaimana solusiya? Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.
Jawab: Tradisi Selametan di kampung sampai saat ini masih berlangsung, dengan menyembelih hewan lalu dimasak dan dipersembahkan kepada Datuk (Arwah penguasa Tanah dsb). Memohon Berkah dan Keselamatan. Hal ini sama dengan zaman Buddha masih hidup yaitu oleh para Brahmana sebagai pemimpin upacara.
Buddha meluruskan Pandangan Salah tsb yang dianggap merugikan makhluk lain sebagai korban, tapi yang minta Berkah justru Enak2an membunuh.
Buddha akhirnya bersabda dalam: Manggala Sutta ada 38 Berkah Mulia, yang bila dilaksanakan pasti akan mendapat Berkah Mulia (liht Paritta Manggala Sutta).
Namo Buddhaya, Kalau saya membaca status fb Bhante di atas, disitu ada kata SELAMETAN, ada kata SEMBELIH HEWAN dan TRADISI. jadi hal di atas adalah suatiu tradisi, membunuh binatang agar memperoleh keselamatan atau tradisi membunuh binatang karena bersyukur telah mendapat kebahagiaan. Menurut saya :
1. Itu melanggar sila, karena membunuh.
2. Tidak sessuai dengan ajaran Buddha, karena dalam ajaran Buddha, perlindungan didapat dari melakukan perbuatan baik.
3. Itu tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Buddha, jadi harus di hindari.
4. Kita masing-masing adalah bagian dari suatu suku yang memiliki tradisi, untuk menghindar dari tradisi adalah sulit, tetapi kalau kita mau melatih diri,
dan mau belajar serta menyadari bahwa segala sesuatu yang kita lakukan akan menimbulkan akibat, maka sebaiknya tradisi tsb diganti dengan yg tidak melanggar sila.Atau dijalankankan tetapi disesuaikan dengan sila dan Dhamma. ini ada link mengenai kebiasaan buruk menimbulkan akibat(baca di nomor delapan) http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/dua-belas-hutang-kamma-sang-buddha/
5. Mungkin lebih baik kita renungkan, mana yang lebih baik dan masuk akal dilakukan :
- Melakukan perbuatan baik agar memperoleh perlindungan atau membunuh untuk menperoleh perlindungan.
- Bersyukur dengan melakukan perbuatan baik atau bersyukur dengan melakukan pembunuhan.
6. Sudah ada masyarakat yang mulai menyesuaikan tradisi, misalnya pada tradisi upacara bila ada yg meninggal. sudah ada yang tidak menggunakan daging, tetapi menggantinya dengan buah dan sayur.
Hendaknyalah kita menyadari, apa yang ditanam, nantinya akan kita petik hasilnya, menanam kebaikan akan memtik kebahagiaan dan sebaliknya.
Demikian menurut saya secara pribadi, mohon koreksi Bhante bila ada yang tidak tepat dan salah. Semoga kita semua berbahagia, sebahagia semua mahluk yang meperoleh kebahagiaan karena menjalankan Dhamma. Sadhu 3x
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna.
1. Namo Buddhaya Bhante... Kalau menurut saya, tradisi membeli binatang u/ di jadikan persembahan hanyalah tradisi turun menurut dari orang Tionghua. Menyembelih / menyuruh menyembelih tetap melanggar sila dan itu termasuk kepercayaan yang salah bahwa dgn melakukan persembahan makhluk hidup kepada dewa akan mendapatkan berkah & binatang yg jd korban jg akan terlahir di alam yg lebih baik.
Dalam agama Buddha tdk pernah mengajarkan u/ membunuh mahkluk lain. Agama Buddha selalu menekankan kebahagiaan u/ kedua pihak yaitu diri sendiri & orang lain tp susahnya karena ingin mempertahankan tradisi byk yg tetap melakukannya.
Hendaknya semua org sadar, tradisi memang baik di pertahankan tp kalau sdh mendpt pengertian yg baik & benar akan sebuah pandangan, hendaknya di hentikan segala tp biasanya malahan di bilang "Jika tdk melakukannya maka berarti tdk menghormati leluhur & sudah tdk menjalankan aturan suci leluhur".
Tdk ada dewa, Boddhisatva / Buddha yang menginginkan makhluk lain u/ menderita, semua mengginginkan makhluk hidup berbahagia dan kalau bisa tdk tumimbal lahir lagi di dunia / 31 alam. Demikian menurut saya Bhante... Sadhu.. Sadhu.. Sadhu..
2. Inilah pro/kontra antara tradisi Buddhis n Buddhis. Sama hal klo kita tanya ke org Ýåħġ keyakinan lain, klo membunuh nyamuk itu dosa tidak? Tradisi ya tradisi. Klo kita sdh paham akan Buddha Dhamma, maka kita bertekad menghindari pembunuhan. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta .
3. Namo buddhaya...Ikut berkomentar bhante...disini si sebenarnya membinggungkan juga...kalau dilihat dari sisi agama buddha si itu termasuk melanggar sila dan berbuah karma buruk nantinya..Tapi kalau dilihat dari sisi tradisi sih ya itu sah sah saja karna itu suatu bentuk penghormatan kepada leluhur dan kalau itu hilang bagaimana dengan anak cucu kita nantinya....
Smuanya si tergantung kepercayaan saja...tapi ya sebenarnya itu melanggar sila dilarang membunuh dan lebih baik si kebudayaan tsb bisa diganti dengan yang lainnya sebagai sesajiannya kalau bisa selain mahkluk hidup...yang penting kan intinya tetap kita memberikan penghormatan pada leluhur...sebaiknya kita pun jangan terlalu fanatik dalam hal ini..smuanya kembali ke pikiran kita saja...mohon pencerahannya..
4. Namo buddhaya bhante, menurut saya membunuh trmsk melanggar sila dan dosa. Baiknya hindari jika hendak mkn daging jangan melihat mendengar dan tau daging itu diberikan untuk kita. Seperti sabdha sang buddha...
5. Ya namanya aja pembunuhan walaupun dengan alasan apapun jadinya ya ttp melanggar sila, membunuh dengann niat membunuh-> tetaplah pelanggaran. sama saja pembunuhan menurut saya. tapi kita tidak bisa langsung mengubah kebiasaan seseorang. kita perlu usaha,respect,kasih sayang,dan kesabaran untuk memberikan penerangan dan penjelasan bagi orang yang suka melakukaknya.
6. Selamat siang bhante dan Namo buddhaya, Menurut saya, itu melanggar sila pertama yaitu panatipata veramani sikkhapadam samadiyami ( membunuh ).. Walau secara sengaja dan tidak sengaja kita tetap dosa krn kita membunuhnya untuk dapat dikonsumsi atau dijual ( ini lebih berat dan pastinya berhubungan dengan karma masa lalu ), dan secara tidak sengaja kita menyuruh orang untuk menyembelih walau melewati dari kita berarti juga dosa..
Kalau kita tidak meminta untuk menyembelih, mungkin aja binatang itu dapat hidup untuk beberapa waktu dan setidaknya kita dapat menahan diri kita untuk membunuhnya.. Walaupun uda tradisi, itu tetap telah melanggarnya.. Binatang jg makhluk hidup dan sama seperti kita..
Jadi marilah kita bervegetarian, go green :D.Terima kasih, anumodana.
7. Kembali kita bicara pada "karma". Ada roda karma yg menghubungkan antara sipenyuruh, yang disuruh dan hewan ybs. Jadi mereka sudah saling membayar karma masing2 di kehidupan lampau di kehidupan kini dan semua menimbulkan penderitaan. Untuk meniadakan tradisi yg sudah turun temurun biasanya sulit dicegah terkecuali ada seorang pelopor yg memberikan nasehat atau wejangan2 untuk tdk melakukan tradisi tsb krn dgn tujuan untuk mengurangi roda karma ybs yg trs akan terjadi kembali di kehidupan yg akan dtg.
8. ya psti melanggar sila, si penyembelih hewan paling berat karma buruk nya.
solusinya beli daging yg uda dijual di pasar aja. lebih bgs lg jgn percaya takhyul.
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun. Ven. Sudhammacaro.
Diskusi Dharma; Tanya: Bhante, tentang sila,dikampung saya kalau bikin acara selametan suka menyembelih hewan untuk acara itu katanya itu sudah menjadi tradisi dari para leluhur sebelumnya, apakah yang menyembelih atau yang menyuruh menyembelih hewan itu termasuk melanggar sila? Bhante, sebenarnya menyembelih hewan itu bukan untuk dimakan semata tapi lebih kepada untuk syarat selametan itu bagaimana solusiya? Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.
Jawab: Tradisi Selametan di kampung sampai saat ini masih berlangsung, dengan menyembelih hewan lalu dimasak dan dipersembahkan kepada Datuk (Arwah penguasa Tanah dsb). Memohon Berkah dan Keselamatan. Hal ini sama dengan zaman Buddha masih hidup yaitu oleh para Brahmana sebagai pemimpin upacara.
Buddha meluruskan Pandangan Salah tsb yang dianggap merugikan makhluk lain sebagai korban, tapi yang minta Berkah justru Enak2an membunuh.
Buddha akhirnya bersabda dalam: Manggala Sutta ada 38 Berkah Mulia, yang bila dilaksanakan pasti akan mendapat Berkah Mulia (liht Paritta Manggala Sutta).
Namo Buddhaya, Kalau saya membaca status fb Bhante di atas, disitu ada kata SELAMETAN, ada kata SEMBELIH HEWAN dan TRADISI. jadi hal di atas adalah suatiu tradisi, membunuh binatang agar memperoleh keselamatan atau tradisi membunuh binatang karena bersyukur telah mendapat kebahagiaan. Menurut saya :
1. Itu melanggar sila, karena membunuh.
2. Tidak sessuai dengan ajaran Buddha, karena dalam ajaran Buddha, perlindungan didapat dari melakukan perbuatan baik.
3. Itu tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Buddha, jadi harus di hindari.
4. Kita masing-masing adalah bagian dari suatu suku yang memiliki tradisi, untuk menghindar dari tradisi adalah sulit, tetapi kalau kita mau melatih diri,
dan mau belajar serta menyadari bahwa segala sesuatu yang kita lakukan akan menimbulkan akibat, maka sebaiknya tradisi tsb diganti dengan yg tidak melanggar sila.Atau dijalankankan tetapi disesuaikan dengan sila dan Dhamma. ini ada link mengenai kebiasaan buruk menimbulkan akibat(baca di nomor delapan) http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/dua-belas-hutang-kamma-sang-buddha/
5. Mungkin lebih baik kita renungkan, mana yang lebih baik dan masuk akal dilakukan :
- Melakukan perbuatan baik agar memperoleh perlindungan atau membunuh untuk menperoleh perlindungan.
- Bersyukur dengan melakukan perbuatan baik atau bersyukur dengan melakukan pembunuhan.
6. Sudah ada masyarakat yang mulai menyesuaikan tradisi, misalnya pada tradisi upacara bila ada yg meninggal. sudah ada yang tidak menggunakan daging, tetapi menggantinya dengan buah dan sayur.
Hendaknyalah kita menyadari, apa yang ditanam, nantinya akan kita petik hasilnya, menanam kebaikan akan memtik kebahagiaan dan sebaliknya.
Demikian menurut saya secara pribadi, mohon koreksi Bhante bila ada yang tidak tepat dan salah. Semoga kita semua berbahagia, sebahagia semua mahluk yang meperoleh kebahagiaan karena menjalankan Dhamma. Sadhu 3x
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna.
1. Namo Buddhaya Bhante... Kalau menurut saya, tradisi membeli binatang u/ di jadikan persembahan hanyalah tradisi turun menurut dari orang Tionghua. Menyembelih / menyuruh menyembelih tetap melanggar sila dan itu termasuk kepercayaan yang salah bahwa dgn melakukan persembahan makhluk hidup kepada dewa akan mendapatkan berkah & binatang yg jd korban jg akan terlahir di alam yg lebih baik.
Dalam agama Buddha tdk pernah mengajarkan u/ membunuh mahkluk lain. Agama Buddha selalu menekankan kebahagiaan u/ kedua pihak yaitu diri sendiri & orang lain tp susahnya karena ingin mempertahankan tradisi byk yg tetap melakukannya.
Hendaknya semua org sadar, tradisi memang baik di pertahankan tp kalau sdh mendpt pengertian yg baik & benar akan sebuah pandangan, hendaknya di hentikan segala tp biasanya malahan di bilang "Jika tdk melakukannya maka berarti tdk menghormati leluhur & sudah tdk menjalankan aturan suci leluhur".
Tdk ada dewa, Boddhisatva / Buddha yang menginginkan makhluk lain u/ menderita, semua mengginginkan makhluk hidup berbahagia dan kalau bisa tdk tumimbal lahir lagi di dunia / 31 alam. Demikian menurut saya Bhante... Sadhu.. Sadhu.. Sadhu..
2. Inilah pro/kontra antara tradisi Buddhis n Buddhis. Sama hal klo kita tanya ke org Ýåħġ keyakinan lain, klo membunuh nyamuk itu dosa tidak? Tradisi ya tradisi. Klo kita sdh paham akan Buddha Dhamma, maka kita bertekad menghindari pembunuhan. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta .
3. Namo buddhaya...Ikut berkomentar bhante...disini si sebenarnya membinggungkan juga...kalau dilihat dari sisi agama buddha si itu termasuk melanggar sila dan berbuah karma buruk nantinya..Tapi kalau dilihat dari sisi tradisi sih ya itu sah sah saja karna itu suatu bentuk penghormatan kepada leluhur dan kalau itu hilang bagaimana dengan anak cucu kita nantinya....
Smuanya si tergantung kepercayaan saja...tapi ya sebenarnya itu melanggar sila dilarang membunuh dan lebih baik si kebudayaan tsb bisa diganti dengan yang lainnya sebagai sesajiannya kalau bisa selain mahkluk hidup...yang penting kan intinya tetap kita memberikan penghormatan pada leluhur...sebaiknya kita pun jangan terlalu fanatik dalam hal ini..smuanya kembali ke pikiran kita saja...mohon pencerahannya..
4. Namo buddhaya bhante, menurut saya membunuh trmsk melanggar sila dan dosa. Baiknya hindari jika hendak mkn daging jangan melihat mendengar dan tau daging itu diberikan untuk kita. Seperti sabdha sang buddha...
5. Ya namanya aja pembunuhan walaupun dengan alasan apapun jadinya ya ttp melanggar sila, membunuh dengann niat membunuh-> tetaplah pelanggaran. sama saja pembunuhan menurut saya. tapi kita tidak bisa langsung mengubah kebiasaan seseorang. kita perlu usaha,respect,kasih sayang,dan kesabaran untuk memberikan penerangan dan penjelasan bagi orang yang suka melakukaknya.
6. Selamat siang bhante dan Namo buddhaya, Menurut saya, itu melanggar sila pertama yaitu panatipata veramani sikkhapadam samadiyami ( membunuh ).. Walau secara sengaja dan tidak sengaja kita tetap dosa krn kita membunuhnya untuk dapat dikonsumsi atau dijual ( ini lebih berat dan pastinya berhubungan dengan karma masa lalu ), dan secara tidak sengaja kita menyuruh orang untuk menyembelih walau melewati dari kita berarti juga dosa..
Kalau kita tidak meminta untuk menyembelih, mungkin aja binatang itu dapat hidup untuk beberapa waktu dan setidaknya kita dapat menahan diri kita untuk membunuhnya.. Walaupun uda tradisi, itu tetap telah melanggarnya.. Binatang jg makhluk hidup dan sama seperti kita..
Jadi marilah kita bervegetarian, go green :D.Terima kasih, anumodana.
7. Kembali kita bicara pada "karma". Ada roda karma yg menghubungkan antara sipenyuruh, yang disuruh dan hewan ybs. Jadi mereka sudah saling membayar karma masing2 di kehidupan lampau di kehidupan kini dan semua menimbulkan penderitaan. Untuk meniadakan tradisi yg sudah turun temurun biasanya sulit dicegah terkecuali ada seorang pelopor yg memberikan nasehat atau wejangan2 untuk tdk melakukan tradisi tsb krn dgn tujuan untuk mengurangi roda karma ybs yg trs akan terjadi kembali di kehidupan yg akan dtg.
8. ya psti melanggar sila, si penyembelih hewan paling berat karma buruk nya.
solusinya beli daging yg uda dijual di pasar aja. lebih bgs lg jgn percaya takhyul.
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun. Ven. Sudhammacaro.
Komentar
ANGKA NAIK YAITU,DI.
6D.SPORTS,TOTO 5D 6D
SIAPA TAU ANDA SEMUA MAU RASAIN SILAHKAN GABUNG SAMA KAMI,
DAN KAMI BERSUKUR HASIL PASANG TOGEL TGL,07,07,2014…
….
SEMUA HUTANG HUTANG DLM KELUARGA KAMI KINI DPT TERLUNASI ,KAMI PUN BISA MEMBUKA USAHA KEMBALI,WALAUPUN ITU DGN CARA PASANG TOGEL, ITU MERUPAKAN RESKI BAGI KAMI SE- KELUARGA ,JADI YG SERING KALAH DLM PERMAINAN TOGEL HUBUNGI NYI REKSO SARASWATI /SMS KE NMR INI,082322216958—KESUSAHAN ANDA DALAM MAIN
TOGEL DI,JAMIN [5] KALI PUTARAN… NYI REKSO SARASWATI Terima kasih yang amat dalam kami ucapkan kepada NYI REKSO SARASWATI yang telah memberikan kebahagian bagi keluarga kami…berkat Beliau kami sekarang udah hidup tenang..sudah tidak di kejar-kejar hutang…Kami di berikan Angka Ritual Ghoib Dari NYI REKSO SARASWATI yang sangat sangat Jitu 100%…hingga kami sekarang merasa tenang lagi…terima kasih NYI…Jika Anda ada yang merasa kesulitan masalah Nomer Toto apaka 2D.3D.4D.5D.6D.itu semua terserah anda, silahkan HBG ATAU SMS Aja NYI REKSO SARASWATI
…di nmr HP [082322216958]pasti anda akan merasakan apa yg selama ini kami rasakan…Salam Bahagia dan Sukses..!!
DENGAN ANGKA GOIB ,ATAU ANGKA RITUAL// ANGKA MAHLUK HALUS….
KLIK DISINI
angka;GHOIB: singapur
angka;GHOIB: hongkong
angka;GHOIB; malaysia
angka;GHOIB; toto magnum 4d
angka"GHOIB; laos…
angka"GHOIB; macau
angka"GHOIB; sidney
angka"GHOIB: vietnam