Langsung ke konten utama

REVISI ARTIKEL.. ALAM SEMENTARA SETELAH KEMATIAN TIBA (BARDO THODOL-BAHASA TIBETAN) SERIE KE 7..VERSI REVISI DI SEMPURNAKAN.. Februari 11, 2021 Buddha Pesan: Renungan Kematian sangat berguna utk kita agar selalu sadar terhadap prilaku kita, pikiran, ucapan dan niat kita dg Baik, benar, dan terpuji..Sadhu 3X.. Catatan: Kelahiran-Kematian sering dianggap sederhana Tapi Faktanya RUMIT sekali. Alasan inilah Bhante Menyampaikan Artikel2 Kaitan itu utk di Mengerti-di Pahami-di Renungkan dg Baik & Benar..setidaknya demi Tambah Pengetahuan & Wawasan lbh Luas.. Sadhu 3X.. [FOTO2 CM ILUSTRASI SAJA

 




Enam Alam Bardo.

 

Kita mengenal adanya enam alam penghayatan yang dapat kita hayati, yaitu:

1. Alam peralihan (Bardo) sewaktu kita/ Shespa masih berada di Alam kandungan;

2. Alam peralihan sewaktu kita /Shespaberada di alam mimpi;

3. Alam peralihan sewaktu Shespa berada di alam meditasi;

4. Alam peralihan sewaktu Shespa berada di alam kematian;

5. Alam peralihan Realita, sewaktu Shespa berada di alam transisi

6. Alam peralihan sewaktu Shespa sedang menanti kea lam kelahiran.

Demikianlah isi dari pada pesan-pesan Yang Maha Acarya Guru Rinpoche Padmasambhawa.

Semoga dengan pesan dan petunjuk dari guru ini,para umat Buddha khususnya akan mendapatkan sekedar gambaran di alam sesudah kematian,satu pelajaran yang sangat tiada bandingnya.

 MENGENAL  ALAM-ALAM  KEHIDUPAN;

 

 



 




 




MENGENAL  ALAM-ALAM  KEHIDUPAN;

Lukisan di atas adalah gambaran “Roda kehidupan”, yang menggambarkan keberadaan makhluk-makhluk dalam berbagai kehidupan, atau alam-alam Tumimbal lahir. Lukisan tersebut sebenarnya berisi:

Ajaran Hyang Buddha tentang penderitaan dan ketidak kekalan.

Dipusat lingkaran, terdapat 3 ekor hewan yang saling terkait,Yakni: Babi, Ayam jantan, lambang dari kebodohan, kebencian dan nafsu keinginan/keserahkahan. Ketiganya saling terkait satu dengan lainnya atau dapat dikatakan saling memburu dan diburu.

Lingkaran ke dua dari tengah, dikategorikan dalam 2 bagian: yang di sebelah melambangkan kenaikan tingkat kehidupan, dari seorang umat awam sampai menjadi Dewa. Di situ di gambarkan seorang umat awam, seorang peziarah, seorang Bhiksu dan seorang Dewa, maksudnya adalah buah dari perbuatan baik seorang umat, mengakibatkan kelahiran yang lebih baik dari kehidupan sebelumnya. Jadi taraf kehidupannya meningkat atau gambaran Karma baik.

Sedangkan bagian sebelah kanan adalah gambaran Karma buruk sebagai akibat perbuatan jahat.Tampak seorang umat awam yang mengarah kebawah, dapat diartikan kehidupannya menurun, menjadi makhluk telanjang dan akhirnya setan. Dalam gambar tampak saling mengkait, maksudnya karma buruk dari seseorang akan menarik turun kearah kehidupan yang tidak baik, turun kealam yang penuh dengan penderitaan hebat.

Lingkaran selanjutnya adalah peng gambaran keadaan 6 alam kelahiran, yakni: (1) Alam Neraka, (2) Alam Setan kelaparan /Alam Preta, (3) Alam Binatang, (4) Alam Manusia, (5) Alam Asura, (6) Alam Dewa.

Alam Neraka, makhluk-makhluk di alam nerakahidup dalam siksaan terus menerus. Alam neraka terbagi  mejadi: Delapan Neraka Panas, Delapan Neraka Dingin dan Aneka Ragam Neraka Lainnya.

Keadaan Neraka Panas, penuh dengan kobaran besi merah panas, semua gunung dan lembah, sungai dan danau, berisi cairan tembaga dan perunggu panas. Mereka yang lahir di sini dibantai oeh binatang-binatang buas dan setan-setan yang menyeramkan, tidak sejenakpun mereka dapat menikmati istirahat.

Keadaan Neraka Dingin, tidak kalahsakitnya dengan keadaan neraka panas, setiap saat, mereka yang lahir di alam ini karena angin dan badai yang teramat dingin membuat tubuhnya menjadi retak-retak. Setiap tempat berisi es dan salju.

Sedangkan Neraka lainnya, keadaannya sama beratnya, mereka setiap saat dibantai pedang-pedang dan senjata-senjata tajam, diantara mereka saling membantai.

Konon kehidupan mereka di Neraka ini dapat mencapai ratusan juta tahun lamanya, bahkan setelah mereka mati akan terlahir kembali di Neraka ini. Makhluk yang di lahirkan di alam ini adalah mereka yang dalam kehidupan lampaunya banyak melakukan perbuatan jahat dan kebencian.

(2) Alam Setan Kelaparan atau Alam Preta, makhluk-makhluk yang berada di ala mini mempunyai mulut hanya selebar lubang jarum, demikian pula lehernya, perutnya buncit membesar. Di alam ini mereka tidak menemukan makanan atau minuman, sehingga tersiksa oleh rasa lapar dan haus yang berkepanjangan, makanan yang mereka jumpai berupa kotoran, batu-batu menyala dan nanah. Dalam keadaan telanjang mereka kepanasan dalam musim panas dan membeku dalam musim dingin.

Nafsu keinginan mereka besar sekali, akan tetaapi mereka tidak mampu memakan sasaran keinginannya itu, artinya nafsu keinginan tidak dapat dikenyangkan.

(3) Alam Binatang. Mereka yang di lahirkan di sini akibat dari kebodohan (Awidya) dan pada masa hidup sebelumnya di kuasai oleh nafsu yang tak pernah terpuaskan. Hidup binatang  selalu di siksa dengan rasa ketakutan, takut di dekati musuhnya, mereka saling memangsa untuk mempertahankan hidup. Kehidupan hewan yang di piara sekalipun masih tersiksa dan bahkan dijadikan hewan potong. Makhluk hewan sangat sulit untuk dapat memperbaiki diri, sehingga sulit untuk keluar dari alam ini.

(4) Alam  Asura. Adalah makhluk-makhluk setengah Dewa, yang karena merasa iri terhadap Dewa-Dewa, hidup mereka hanya untuk memerangi para dewa. Mereka berambisi untuk memperoleh keunggulan-keunggulan dari para dewa, namun mereka selalu dikalahkan dalam peperangan dan menderita sakit yang hebat bila terbunuh. Makhluk-makhluk Asura di gambarkan sebagai prajurit-prajurit perang.

(5) Alam  Dewa. Akibat dari keterikatan pada kesengan hidup yang di alaminya dan tidak memikirkan Dharma. Kehidupan para dewa tampak penuh dengan kesenangan, tinggal di Istana yang megah dan berbadan sempurna serta hidup mereka ribuan tahun lamanya. Namun demikian karena hidup mereka semata-mata di isi dengan kesenangan indria belaka, sehingga timbul kebosanan. Ketika perbuatan baik mereka yang terkumpul habis, lambat laun mereka jatuh kealam-alam rendah, dan mengalami kesengsaraan tanpa dapat memperbaiki diri.

(6) Alam  Manusia. Digambarkan dalam bentuk seorang perempuan yang melahirkan, bermakna sebagai awal kehidupan dalam lingkaran derita, karena merasakan rasa sakit yang luar biasa. Kemudian seorang remaja yang sedang menunggang kuda bermakna, kelahiran mengandung kesengsaraan dan penderitaan. Gambar orang sakit dan orang tua, melambangkan kesengsaraan yang di alami oleh sakit dan usia lanjut.Gambar orang mati, melambangkan ketidakkekalan. Sedangkan gambar seorang pria yang sedang membajak dan seorang yang sedang menuai hasil tanamannya, merupakan gambaran Karma.

Selanjutnya, lingkaran luar dari roda Kehidupan, terdapat 12 gambar, yang berarti “12 mata rantai kehidupan“ atau “Hukum Saling Bergantungan“ : (dari kanan atas searah jarum jam).

(1).Orang Buta,lambang dari kebodohan (awidya),adalah sebab pertama lingkaran kehidupan.

(2). Tukang Periuk, lambang dari timbulnya kegiatan-kegiatan karena kebodohan.

(3). Seekor Monyet, lambang dari timbulnya kesadaran.

(4). Dua  orang yang sedang bersampan,lambang daripada batin dan jasmani atau Nama dan Rupa.

(5). Sebuah  Rumah, dengan Lima jendela dan Satu pintu, lambang dari Enam landasan Indria.

(6). Orang Bercinta, lambang dari timbulnya Kontak atau hubungan.

(7). Orang yang matanya terkena anak panah, lambang timbulnya perasaan yang mengakibatkan kesenangan dan rasa sakit.

(8). Orang Minum, lambang dari timbulnya Kemelekatan.

(9). Seekor Monyet yang sedang memetik buah, lambang dari timbulnya karma atau buah perbuatan.

(10). Seorang Wanita Hamil, lambang timbulnya kelahiran.

(11). Seorang  wanita dan bayinya, lambang dari awal penderitaan, timbulnya kesakitan dan kesedihan.

(12). Orang  Mati, lambang ketidakkekalan, timbulnya kematian. Secara keseluruhan melambangkan kelahiran dan kematian yang terus menerus.

Lingkaran Roda Kehidupan ini, berada dalam, tampak di pojok kanan atas Hyang Buddha dengan tangan kanan menunjuk “Tulisan“ di kiri atas. Letak Hyang Buddha di luar lingkaran kehidupan, bermakna bahwa Hyang Buddha telah memutuskan tali kelahiran dan kematian, dan telah mencapai keadaan yang tidak terikat pada hukum ketidakkekalan atau penderitaan tumimbal lahir, atau dapat dikatakan telah mencapai Pencerahan  Sempurna (Anuttara Samyak Sambodhi).

Sedangkan “Tulisan“ yang ditunjuknya, melambangkan Beliau  menunjukkan jalan pembebasan, dengan suatu ajaran (Dharma), kepada umat manusia yang ingin mencapai keadaaan seperti Hyang Buddha, keluar dari lingkaran kehidupan.

Secara keseluruhan Roda Kehidupan ini,menggambarkan Ajaran Hyang Buddha Sakyamuni tentang:

(1). “Empat kebenaran Mulia“ yaitu: Penderitaan, Sebab penderitaan, Akhir penderitaan, dan Jalan Menuju akhir penderitaan.

(2).  Hukum Sebab Akibat ( Hukum Karma )

(3). Tumimbal Lahir.

(4). Hukum Saling Bergantungan (Sebab Akibat yang saling Bergantungan ).

(5). Nirwana.

Demikianlah gambaran dari alam-alam kehidupan dari makhluk-makhluk hidup. 

Buanglah keinginan! Lepaskanlah segala ikatan! 


Sekalipun kehidupan anda saat ini tampak bahagia, memiliki badan sehat, rumah, uang dan segala sesuatuyang di ingini mudah di dapat, akan tetapi semuanya ini merupakan kesengsaraan terselubung, yang cepat berakhir dan cepat berubah.


SELESAI ARTIKEL KELAHIRAN & KEMATIAN MENURUT AJARAN BUDDHA GOTAMA..


SEMOGA TULISAN INI BERGUNA BUKA CAKRAWALA WAWASAN & PENGETAHUAN SOAL KEHIDUPAN & KEMATIAN DG BENAR. TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA YG TELAH BACA. SADHU 3X..


PENULIS: BHANTE SUDHAMMACARO.

SUMBER: BUKU2 DHAMMA ALIRAN TIBETAN & THERAWADA, MAHAYANA.

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “