Kenapa Guan Gong Disembah? [KWAN KONG]
Budaya-Tionghoa.Net | Ada pertanyaan menarik. Kenapa Guan Gong disembah , padahal
dari Kisah Samkok diketahui bahwa ada Liu Bei , Zhang Fei , Kung Ming
atau Zhuge Liang dan Guan Yu itu sendiri ? Secara historis Guan Yu
berperang dipihak Liu Bei yang mengklaim sebagai keturunan kaisar Han . Dalam
jalannya peperangan yang terus berkecamuk , Guan Yu ditangkap oleh pasukan Wu
dan akhirnya dipenggal.
Silsilah Guan Yu sendiri bermula dari Guan Longfeng , seorang
mentri dimasa kekuasaan Jie ,Dinasti Xia , circa 1600 SM . Guan Shen yang menjadi kakek dari Guan Yu
adalah generasi ke 35 . Disusul Guan Yi – ayahnya Guan Yu di generasi ke36 dan
Guan Yu sendiri di generasi ke 37.
Dalam roman sejarah yang begitu populer , Guan Yu dikatakan
tidak mempunyai istri dan putera-puteranya juga dikatakan sebagai anak angkat. Padahal Guan Yu
sebenarnya punya dua istri , yaitu Hu Jinting yang merupakan ibu kandung dari
Guan Ping dan Guan Suo. Hu Jinting kemudian
meninggal saat berada di Jingzhou. Liu Bei mencarikan seorang istri lagi
bagi Guan Yu dan tidak ada catatan mengenai istri keduanya , tetapi dari istri
keduanya lah terlahir Guan Xing dan seorang anak perempuan.
Guan Yu berada dipihak Shu yang
secara militer kurang menggembirakan tetapi menjadi subjek literature klasik
dan tradisi religius. Salah satunya yang paling dikenal adalah karya novel
Roman Of Three Kingdoms atau Sanguo Yanyi karya Lo Guanzhong. Dalam
perkembangannya karya klasik Tiongkok ini diterima luas oleh masyarakat dunia
dan menjelma dalam berbagai wujud dari komik sampai permainan , terutama
produksi Jepang , dan film-film yang berkaitan
dengan Guan Yu yang membuat roman ini
semakin populer.
Imaji fisik Guan Yu juga berkembang seperti muka merah Guan Yu yang sebenarnya merupakan tambahan dari Lo Guanzhong yang
mengambil referensi dari kebiasaan karakterisasi dalam opera tradisional. Dalam
sejarah aslinya Guan Yu sendiri tidak bermuka merah . Persamaan antara roman
dan sejarah adalah janggutnya yang panjang. Dalam opera tradisional Tiongkok ,
warna muka merupakan satu penampakan karakter yang kuat. Cao Cao digambarkan
bermuka putih yang melambangkan kelicikannya (tentunya sesuai roman atau
gambaran populer , secara sejarah tidak), sementara Guan Yu atau Kwan Kong
(Guan Gong) ini digambarkan bermuka merah yang melambangkan keberanian dan
kesetiaan. Zhang Fei malah digambarkan bermuka hitam yang melambangkan kebaikan
, tegas dan berwatak kuat. [1]
Secara historis, Guan Gong dipuja karena beberapa sebab. Ketika
Guan Yu ditangkan dan kemudian dipenggal . Cao Cao mengadakan sebuah upacara sembahyang yang selain memang memberikan
penghargaaan atas jasa-jasanya, juga bertujuan politik agar Liu Bei dapat
mengarahkan emosinya ke pihak negara Wu . Cao Cao juga menunjukkan bahwa dia
menghargai dan menghormati Guan Yu dan tidak akan mungkin memenggal Guan Yu
dalam situasi dan kondisi yang sama. Upacara penghargaan ini yang kemudian
mulai diadopsi oleh rakyat jelata dan Guan Yu dipandang sebagai simbol
kesetiaan dan keadilan.
Proses signifikan berikutnya terjadi ketika jaman kekacauan
setelah dinasti Jin bubar. Suku-suku utara menyerbu masuk ke dataran tengah dan
menyulut peperangan. Di masa ini rakyat jelata mendambakan pemimpin yang mampu
mengemban mandat langit (Tian Ming). Periode kemakmuran sebelumnya terjadi pada
masa dinasti Han. Oleh karena itu rakyat jelata mulai mengubah pandangan dari
mereka yang menang pada jaman Sam Kok (Sima Yi, Wei, Cao Cao) sebagai pihak yang tidak berhak terhadap Tian Ming. Liu Bei lah orang yang
berhak menjalankan Tian Ming karena masih keturunan keluarga kerajaan. Periode
ini juga menyaksikan semakin populernya Buddhisme Tiongkok.
Ajaran Ruisme
(Khonghucu) dan Daoisme yang selama ini dipegang rakyat
tidak bisa menjawab penderitaan yang berkepanjangan akibat peperangan. Para
rohaniawan Buddhisme awalnya sangat sulit memasarkan ajarannya karena perbedaan
kebudayaan India dan Tiongkok. Pada masa ini para rohaniawan itu mengubah cara
pengajaran, melahirkan konsep Buddhisme Tiongkok dengan mengadopsi budaya
lokal. Salah satu hal penting yang berhubungan dengan romanisasi sejarah
Sam Kok adalah diangkatnya Guan Yu sebagai
Bodhisatva pelindung Dharma dengan nama Tionghoa
Qielan Pusa, nama sanserkerta Sangharama Bodhisatva.
Pada masa dinasti Song , kaum Daois yang tidak mau kalah
dalam persaingan penyebaran ajaran kemudian juga mengangkat Guan Yu sebagai
salah satu dewa dengan nama Guandi Shengjun.Jadilah Guan Yu terangkat statusnya
menjadi makhluk suci dan dewa. Ketika itu kaisar Song diganggu oleh
"hantu" gentayangan. Untuk itu kaisar Song meminta bantuan Zhang Tianshi.
untuk mengusirnya. Zhang Tianshi meminta bantuan dari "roh" Guan Gong
untuk mengusir para setan gentayangan itu. Pada saat itu Guan Gong
diperkenalkan sebagai jendral perang di dunia baka. Karena jasa itu, Guan Gong
diberi gelar Huguo Dijun,
Kemudian pada masa dinasti Qing, konon kaisar Qing Taizhu pada saat dikejar-kejar musuh, beliau ditolong oleh "Guan Gong" dengan menampakkan diri dihadapan para musuh Qing Taizhu. Selain 2 kisah itu, penghormatan Guan Gong menyebarluas pada masa dinasti Qing, ini berkaitan dengan faktor politik. Hal lainnya adalah adanya beberapa sekte yang beranggapan bahwa Guan Gong sebagai pemimpin para "dewa" atau Yuhuang Shangdi. Misalnya sekte Yiguandao yang beranggapan bahwa jabatan Yuhuang Shangdi itu dijabat secara bergiliran dan kalau tidak salah ingat, menurut mereka, jabatan itu dipegang oleh Guan Gong hingga hari ini. Pada tahun 1993 secara resmi dibuat suatu upacara penganugrahan ini di kota TaiPei dengan gelar Yu Huang Da Tian Zun Xuan Ling Gao Shang Di.
Kemudian pada masa dinasti Qing, konon kaisar Qing Taizhu pada saat dikejar-kejar musuh, beliau ditolong oleh "Guan Gong" dengan menampakkan diri dihadapan para musuh Qing Taizhu. Selain 2 kisah itu, penghormatan Guan Gong menyebarluas pada masa dinasti Qing, ini berkaitan dengan faktor politik. Hal lainnya adalah adanya beberapa sekte yang beranggapan bahwa Guan Gong sebagai pemimpin para "dewa" atau Yuhuang Shangdi. Misalnya sekte Yiguandao yang beranggapan bahwa jabatan Yuhuang Shangdi itu dijabat secara bergiliran dan kalau tidak salah ingat, menurut mereka, jabatan itu dipegang oleh Guan Gong hingga hari ini. Pada tahun 1993 secara resmi dibuat suatu upacara penganugrahan ini di kota TaiPei dengan gelar Yu Huang Da Tian Zun Xuan Ling Gao Shang Di.
Di tahun 1614 , kaisar Ming secara resmi menghormati Guan Yu
dengan menganugrahi gelar kekaisaran dengan nama Guan Di . Di tahun 1725,
kaisar Yongzheng mengorganisasi pemujaan Guan Yu terhadap kuil militer atau wu
miao ekuivalen dengan kuil untuk sipil atau wen miao yang menghormati
Confucius. Kuil Guan Di berukuran besar dibuat di seantero negri dibawah
kontrol pemerintah.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua
Komentar