Kitab Di Zi Gui ke-38. Lanjutan… Mari kita Belajar Budi Pekerti dan Bakti dan me-Ngajarkan kpd Anak2…
同是人,类不齐
流俗众,仁者稀
果仁者,人多畏
言不讳,色不媚
Tong shi ren, lei bu qi
Liu su zhong, ren zhe xi
Guo ren zhe, ren duo wei
Yan bu hui, se bu mei
Meskipun
kita sama-sama manusia, akan tetapi setiap orang memiliki sifat & pola
pikir yang berbeda-beda. Jumlah orang awam jauh lebih banyak daripada orang
yang berbudi luhur. Walaupun jumlahnya sedikit, mereka yang berbudi luhur akan
disegani & dihormati oleh orang lain. Orang yang berbudi luhur berani
berkata jujur & tidak berkata bohong untuk menyanjung orang lain.
Suatu
hari Kong Zi孔子,bersama para muridnya
sedang beristirahat di sebuah hutan kecil yang terletak di pinggir sungai. Para
murid sedang sibuk berdiskusi, sedangkan Kong Zi asyik bermain alat musik qin琴. Dari kejauhan, tempat Kong Zi duduk, tampak
seorang nelayan tua yang hendak menyandarkan kapalnya. Ketika kapal itu telah
bersandar di pinggir sungai, sang nelayan mendengar alunan suara alat musik qin
yang sedang dimainkan oleh Kong Zi. Setelah sebuah sanjak usai dilantunkan,
terjadilah perbincangan kecil diantara Kong Zi & sang nelayan.
Dari
perbincangan ringan itu, Kong Zi mendapati gaya bahasa & bicara sang
nelayan sangat halus, berbeda dengan orang pada umumnya. Kong Zi dengan rendah
hati mengutarakan keinginannya untuk berguru kepada beliau. Tak disangka, sang
pelayan sama sekali tidak mengindahkan maksud baik Kong Zi, dengan perangai
yang sombong segera kembali menuju ke kapalnya. Para murid yang menyaksikan
kejadian tersebut merasa heran. Salah seorang dari mereka ada yang berkata:”Baginda
raja & para adipati saja bersikap hormat kepada Guru. Mengapa anda hari ini
harus membungkukkan badan & memberi hormat kepada seorang nelayan tua?”Kong
Zi menjawab:”Beliau adalah seorang yang bijaksana, bagaimana mungkin saya tidak
menaruh hormat kepada beliau?”Mendengar jawaban dari Kong Zi, para murid
menjadi lebih mengagumi keluhuran jiwa Kong Zi.
Pada
jaman Chun Qiu春秋, di kerajaan Chu楚 hiduplah seorang anak yang bernama Sun Shu
Ao孙叔敖. Suatu hari, ia
sedang bermain keluar rumah. Dalam perjalanan pulang, Sun Shu Ao bertemu dengan
seekor ular berkepala 2. Menurut kepercayaan setempat saat itu, orang yang
melihat ular berkepala 2 akan meninggal. Karena merasa kuatir ada orang lain
selain dirinya yang melihat, Sun Shu Ao segera membunuh ular tersebut. Sesampainya
di rumah, Sun Shu Ao duduk terdiam, merenungkan kejadian yang baru saja
dialami. Sang ibu yang merasa heran dengan perubahan sikapnya bertanya:”Anak
ku, apa yang telah terjadi?”Sambil menangis terisak-isak,Sun Shu Ao bercerita:”Hari
ini saya bertemu dengan seekor ular berkepala dua.
Menurut
orang-orang, yang melihat ular tersebut akan meninggal. Saya merasa kuatir ada
orang lain yang melihatnya. Ular itu telah saya bunuh & kubur. Kini saya
merasa kuatir tidak dapat bertemu dengan ibu lagi....”Sang ibu merasa tersentuh
hatinya, sambil mengusap kepala Sun Shu Ao, beliau berkata:”Anak yang baik,
hati kamu begitu suci, pasti tidak akan terjadi sesuatu terhadap dirimu.”Setelah
dewasa, Sun Shu Ao dipercaya oleh Chu Zhuang Wang楚庄王menjadi seorang perdana menteri. Karena
kebaikan hatinya, Sun Shu Ao mendapat dukungan & sangat dihormati oleh
rakyat.
Semoga berguna dan
mohon maaf bila tidak berkenan di hati anda sadhu.
Penulis: Xie
Zheng Ming.
Ahli Sejarah
Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.
Komentar