“ORANG SUDAH BERKELUARGA ZAMAN SEKARANG APA ADA PELUANG UNTUK MENCAPAI KESUCIAN BATIN? “
DISKUSI DHARMA FACEBOOK.
Teman2 Dharma kl sempat silahkan simak pertanyaan dari Umat di bawah ini dan kasih komen.
Namo Budhaya bhante, mau tnya kl orng yg sdh keluarga apa ada peluang tuk capai kesucian batin spt yg di idamkan oleh smua umat Buddha?
Dg kesibukn cari nfkah apa mungkin? Gimana cranya? Mohon pencerahan dr temen2 d bhante yg sdh pengalaman dlm Dharma, terimakasih seblumnya.
Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.
Komen dari teman2 sdh benar dan bgs2.
Teman2 maaf kl komen bhante salah.
Kesimpulan: Zaman Buddha msh hdp banyak sekali umat awam dpt mencapai kesucian batin Sotapanna, Sakadagami, Anagami dan Arahat, contohnya, para Raja spt Sodhodana (ayah Pangeran Sidharta/ Buddha Gotama) raja Bimbisara dsb, saudagar (konglomerat) Anathapindika, orang kaya Wisakha, orang miskin bahkan anak umur 7 th Sopaka dst..
Soal peluang utk mencapai kesucian batin itu psti ada, cuma tergantung individu yg hrs berjuang dg sungguh2. Bagi umat perumahtangga suami dan istri: landasan utamanya ialah keyakinan yg sama, moralitas yg sama, kemurahan hati yg sama dan kebijaksanaan yg sama. 4 landasan utama itu adalah Modal besar utk bekal perjuangan meraih cita2 kesucian batin, ibarat Roda mobil yg mampu melaju dg kecepatan maksimal.
Bila 4 landasan ini kurang satu saja, maka akan menjadi penghalang bagi suami dan istri dlm melaksanakan Dharma. Selain utk mencapai kesucian batin 4 landasan ini juga mampu membawa hdp bahagia dlm RT yg Harmonis.
Maaf dulu ini contoh sja, kl istri tdk Yakin maka saat suami mau ke wihara ajak istri tdk mau, begtu pula wkt suami ikut meditasi wipassana, istri tdk suka lalu cari alasan agar tdk jd ikut wipassana (jd penghalang). Saat suami latihan Atthasila istri tdk mendukung malah menggoda agar tdk kuat Atthasila krn istri tdk Yakin.
Aplagi kemurahan hati (gemar berdana) misalnya; istri suka berdana makan utk para bhante ke wihara, suami menolak dan menghalangi, begtu pula kl berdana yg lain, suami tdk suka dan selalu cari alasan agar tdk berdana lbh baik utk makan enak, krn suami tdk murah hati (tdk gemar berdana).
Intinya, dg 4 landasan itulah umat perumahtangga dpt melaju kencang meraih segala cita, termasuk mencpai kesucian batin dikemudian hari kelak.
Nah, sekarang bagi anda yg sdh RT coba periksa sendiri, apakah anda bersama pasangan sdh memiliki 4 landasan utama tsb? Jawabannya, hanya anda yg tahu.
Demikian pandangan bhante yg sederhana ini semoga berguna, utk menambah pengetahuan dan wawasan jd luas. Mohon maaf bila ada yg kurang berkenan dihati, dan terimakasih atas partisipasi teman2 dlm diksui ini.
T eman2 terimakasih atas dedikasi dan komen yg berguna.
1. Tingkat kesucian dalam agama Buddha dapat dibagi dalam dua golongan :
• Puthujjana - Ialah para bhikkhu dan orang-orang berkeluarga yang belum mencapai tingkat kesucian.
• Ariya-puggala - Ialah para bhikkhu dan orang-orang berkeluarga yang setidak-tidaknya telah mencapai tingkat kesucian pertama.
Setiap orang yang belum menapaki jalan kesucian dikenal sebagai puthujjana, yang secara harafiah berarti "orang awam". Jika dibandingkan dengan orang yang telah menapaki jalan kesucian (ariya-magga), maka puthujjana akan terkesan "gila" atau "kacau", oleh karena belum memiliki keseimbangan batin.
1. Empat Tingkat Kesucian
Buddhisme mengenal empat jenis orang suci (ariya) yang terdiri dari Sotapanna (Skt Srotapanna), Sakadagami (Skt Sakrdagamin), Anagami, dan Arahat.
2. Derajat kesucian ini didasarkan atas jumlah belenggu (samyojana) yang telah mereka patahkan. Aliran Theravada mengenal adanya sepuluh belenggu yang menyebabkan para makhluk terus berputar-putar dalam samsara.
Kesepuluh belenggu itu adalah:
1. Sakkayaditthi : Pandangan sesat tentang adanya pribadi, jiwa atau aku yang kekal.
2. Vicikiccha: Keragu-raguan terhadap Sang Buddha dan AjaranNya.
3. Silabbataparamasa : Kepercayaan tahyul bahwa upacara agama saja dapat membebaskan manusia dari penderitaan.
4. Kamaraga : Nafsu Indriya.
5. Vyapada : Benci, keinginan tidak baik.
6. Ruparaga = Kemelekatan atau kehausan untuk terlahir di alam bentuk. (rupa-raga).
7. Aruparaga = Kemelekatan atau kehausan untuk terlahir di alam tanpa bentuk.
8. Mana = Ketinggian hati yang halus, Perasaan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain .
9. Uddhacca = Bathin yang belum seimbang benar.
10. Avijja = Kegelapan bathin, Suatu kondisi batin yang halus sekali karena yang bersangkutan belum mencapai tingkat kebebasan sempurna (arahat).
1. Sotapanna
Kebanyakan umat Buddhis berusaha melatih sila dasar dan menjadi sempurna hanya dalam diri orang-orang yang telah mendekati tingkatan Sotapanna (Skt Srotapanna), dimana kata ini secara harafiah berarti "Pemasuk Arus". Pada tingkatan Sotapanna, seorang mendapatkan sekilas pandangan yang pertama atas Nibbana dan mulai menapaki jalan kesucian.
Seorang Sotapanna diyakini telah mematahkan tiga belenggu pertama (Samyutta-Nikaya) , yaitu :
1. Sakkayaditthi : Pandangan sesat tentang adanya pribadi, jiwa atau aku yang kekal.
2. Vicikiccha: Keragu-raguan terhadap Sang Buddha dan AjaranNya.
3. Silabbataparamasa : Kepercayaan tahyul bahwa upacara agama saja dapat membebaskan manusia dari penderitaan.
Tetapi Ia belum berhasil membebaskan dirinya dari hawa nafsu. la telah terbebas dari kelahiran kembali sebagai makhluk neraka, hantu, binatang, atau asura. la dipastikan menjadi Arahat setelah mengalami kelahiran kembali maksimum tujuh kali lagi (Anguttara-Nikaya).
Belenggu pertama dihancurkan dengan penembusan mendalam ke dalam Empat Kebenaran mulia dan Sebab Musabab yang Saling Bergantungan. Belenggu kedua dihancurkan karena ia telah "melihat" dan "terjun ke dalam" Dhamma (Majjhima-Nikaya). Belenggu ketiga dihancurkan karena kendati moralnya murni, namun ia menyadari bahwa itu saja masih belum memadai untuk mencapai Nibbana.
Ada tiga macam Sotapanna :
a) Ekabiji Sotapanna adalah Sotapanna yang akan terlahir kembali sekali lagi.
b) Kolamkola Sotapanna adalah Sotapanna yang akan terlahir kembali dua atau tiga kali lagi.
c) Sattakkhattuparana Sotapanna adalah Sotapanna yang akan terlahir kembali tujuh kali lagi.
2. Sakadagami
Dengan memperdalam penembusan pandangan terangnya, seseorang bisa mencapai tingkatan Sakadagami ("Yang Hanya Kembali Sekali Lagi"). Seorang Sakadagami telah mematahkan tiga belenggu Sotapanna (Sakkayaditthi, Vicikiccha , Silabbataparamasa) dan melemahkan belenggu-belenggu Anagami , yaitu :
4. Kamaraga : Nafsu Indriya.
5. Vyapada : Benci, keinginan tidak baik.
Seorang Sakadagami dilahirkan kembali maksimum sekali lagi di dalam dunia alam nafsu keinginan (kamadhatu) sebagai manusia atau makhluk surga tingkat bawah sebelum mencapai Nibbana.
3. Anagami
Seorang Anagami ("Yang Tidak Terlahir Kembali") telah mematahkan sepenuhnya kelima belenggu (Sakkayaditthi, Vicikiccha , Silabbataparamasa, Kamaraga dan Vyapada). Ia tidak lagi dilahirkan di alam nafsu (manusia). Namun pencapaiannya belumlah memadai untuk menjadikannya seorang Arahat, dan bila ia belum sanggup untuk menjadi seorang Arahat pada kelahiran berikutnya, maka ia akan terlahir kembali di surga pertama dari "lima kediaman suci" (Alam Suddhavasa), atau surga-surga terhalus dan termurni di antara surga-surga di Alam Berwujud. Hanya seorang Anagami- lah yang dilahirkan di sana. Di surga ini ia akan mengembangkan penembusannya hingga mencapai tingkat kesucian Arahat dan mencapai parinibbana.
Ada lima macam Anagami :
1. Mereka yang mencapai penerangan selama pertengahan pertama dari masa kehidupan mereka ( Antaraparinibbayi ).
2. Mereka yang mencapai penerangan selama pertengahan kedua dari masa kehidupan mereka ( Antaraparinibbayi ).
3. Mereka yang mencapai penerangan melalui usaha keras ( Sasankhara parinibbayi )
4. Mereka yang mencapai penerangan melalui usaha ringan ( Asankhara parinibbayi)
5. Mereka yang mencapai alam kehidupan akanittha, yaitu alam kehidupan yang tertinggi (Uddham-soto-akanitthagami)
Dua yang pertama digolongkan berdasarkan atas masa kehidupan mereka, sedangkan yang ketiga dan keempat berdasarkan usaha-usaha mereka, sedangkan yang kelima ditandai melalui alam tujuan mereka.
4. Arahat
Seorang Arahat telah mematahkan seluruh sepuluh belenggu ini , sehingga dengan demikian mengakhiri dukkha dan semua kelahiran kembali dalam pengalaman Nibbana yang penuh kebahagiaan. Seorang Arahat mempunyai kemampuan terbang dengan tubuh jasmaninya, sedangkan tingkatan-tingkatan yang lebih rendah daripadanya hanya dapat terbang dengan menggunakan kesadarannya. Tulisan komen ku diatas dari sumber All about the Spiritual and Cultural Life.
2. Namo Buddhaya....
Menurut pendapat saya,setiap manusia pasti bisa mencapai tingkat kesucian,asalkan di dalam dirinya ia memiliki yang namanya suatu usaha dengan keyakinan bahwasanya ia bisa mencapai tingkat kesucian.Lagipula,kita bisa ber-Adhitthana bahwa "semoga di dalam kehidupan ini aku bisa mencapai tingkat kesucian."Dengan begitu,ia akan melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan bermanfaat,dimana biasanya dilaksanakan oleh para Buddha,baik Buddha di masa lampau,sekarang dan yang akan datang.Nah,maka itu,kita semua haruslah memiliki Adhitthana,dan Saddha serta Cetana yang baik,agar bisa mencapai tingkat kesucian.
Kemudian,orang yang bekerja seharian atau yang biasa kita sebut sebagai lembur,itu juga harus melaksanakan sedikitnya perbuatan baik.Akan tetapi,jika peluang untuk mencapai tingkat kesucian,itu tergantung anda sendiri,seperti yang saya katakan di atas.Asalkan ada Cetana,dan Adhitthana serta Saddha bahwa kita bisa mencapai tingkat kesucian,maka dengan sendirinya kita bisa mencapai hasil yang kita inginkan.Tetapi,zaman sekarang,banyak orang ingin akan kekayaan,nama dan sebagainya.Jadi,hanya sedikit orang saja bisa melaksanakan hal seperti itu.Tetapi,ingatlah seminggu sekali kita harus melangkahkan kaki kita ke Vihara guna untuk mendapatkan kebijaksanaan yang ada di dalam hati kita...
Jika ada yang kurang berkenan,saya mohon maaf...
Anumodana,dan Namo Buddhaya. Jangan berbuat jahat. Tambahlah kebaikan dan Sucikan hati dan pikiran. Biasanya kl umat perumah tangga... apalagi yg urusannya cari jodoh dll masih jauh dr kesucian...
3. Namo Buddhaya, emm pndpt saya y mungkin bza, kyk Visakha kn Sotapanna, trz Anathapindhika kn Sotapanna jg, trz smww umat awam Utama Para Sammasambuddha kn pd ud mnpcai tingkt kesucian???
jd smw tergantung dr kamma dan parami sj. thank'z. tentu bisa,sbb itu kan bathin, bukan phisik, jd bisa lah suci dlm bathin, bnyk kok yogi2 di tibet mrk capai kesucian, sbb internal bathin bukan external phisik.
4. Utk mencapai kesucian bathin yg dibutuh hanyalah keSADARan,dan jg bimbingan dr yg sdh mencapaiNya agar tdk terjadi orang bhuta nuntut orang bhuta,hal ini banyak terjadi dimasyarakat awam tentang kesucian.Sesungguhnya Pikiran yg sdh mencapai Upekkhalah yg suci itu,sbb sudah tdk lg dipengaruhi oleh sifat2 rendah drTamas (Lobha Dosa Moha),inilah Penghalang BESAR bg keSucian Pikiran. Tiada yg tdk mungkin bisa dilakukan dimana saja kapan saja,yg penting kuatkan dulu ke Sadaran kita agar tdk mudah terbawa arus yg menyesatkan Pikiran,dgn berpegang tuguh dgn keSadaran apapun pekerjaan kita bknlah penghalang utk mencapai tujuan. tp lbh baik lg menjd anggota sangha krn tdk terikat olh dunia yg fana ini.
5. Bs.walau sedang bekerja kt bs smbl bermeditasi.melatih kesadaran diri. Jika anda bisa mencabut akarnya, lobha dosa moha dan menjalankan pancasila buddhis. Serta kamma yang mendukung bisa capai arahat. Spt cerita perumah tangga yang jadi arahat dlm zaman sang buddha. namo buddhaya
met pagi bhante , ci fera n teman2, teman2 sudah memberikan jawaban yg baik , sambil ngopi n nyarap pisgor duduk manisss .. riwayat sidhatta gautama..... khan sudah jelas....
6. Kalau menurut pndapat saya,bsa saja.untuk mencapai kesucian batin tidak diharus kan untk menjadi seorg bhikkhu. thank's. nammo buddhaya, bisa saja asalkan khamma di masa lampau n sekarang mendukung pasti dgn tb2 bisa mencapai kesucian tp... jgn lupa peraktekx, smg smua mahluk berbahagia, sadhu3x. Semua tgantung pd diri sendiri dan karma baik yg mdukung, sbagai manusia kita brusaha dgn maksimal saja,yg penting sucikan hati n pikiran dl. Pelepasan.
7. met malam, untuk mencapai pencerahan bagi umat berkeluarga bisa ajah , dan pasti bisa, selama anda memiliki tekad yang kuat, dan rajin berlatih meditasi, walau kita tidak tahu kapan akan mencapai pencerahan tersebut, walau tak berkeluarga juga belum tentu mencapai pencerahan, Semoga itikad baik ini tercapai dan Bhante bisa memberikan bimbingannya, Budha bless all
8. maksud dengan kesucian batin itu yang seperti apa...? apakah kesucian batin dengan selalu berbuat baik dan berpikir positif untuk semua masalah.. ??? apakah batin dengan hati nurani itu pula yang di maksud ...? wwooo puk tuunggg aaaaa .... harus ada ahlinya nih.... mana si romo Toto Miming Gunawan ... bantu nih yang lagi kebingungan..namo budhaya bhante.. selamat pagi... semoga sehat selalu..
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun Ven.Sudhammacaro.
Teman2 Dharma kl sempat silahkan simak pertanyaan dari Umat di bawah ini dan kasih komen.
Namo Budhaya bhante, mau tnya kl orng yg sdh keluarga apa ada peluang tuk capai kesucian batin spt yg di idamkan oleh smua umat Buddha?
Dg kesibukn cari nfkah apa mungkin? Gimana cranya? Mohon pencerahan dr temen2 d bhante yg sdh pengalaman dlm Dharma, terimakasih seblumnya.
Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.
Komen dari teman2 sdh benar dan bgs2.
Teman2 maaf kl komen bhante salah.
Kesimpulan: Zaman Buddha msh hdp banyak sekali umat awam dpt mencapai kesucian batin Sotapanna, Sakadagami, Anagami dan Arahat, contohnya, para Raja spt Sodhodana (ayah Pangeran Sidharta/ Buddha Gotama) raja Bimbisara dsb, saudagar (konglomerat) Anathapindika, orang kaya Wisakha, orang miskin bahkan anak umur 7 th Sopaka dst..
Soal peluang utk mencapai kesucian batin itu psti ada, cuma tergantung individu yg hrs berjuang dg sungguh2. Bagi umat perumahtangga suami dan istri: landasan utamanya ialah keyakinan yg sama, moralitas yg sama, kemurahan hati yg sama dan kebijaksanaan yg sama. 4 landasan utama itu adalah Modal besar utk bekal perjuangan meraih cita2 kesucian batin, ibarat Roda mobil yg mampu melaju dg kecepatan maksimal.
Bila 4 landasan ini kurang satu saja, maka akan menjadi penghalang bagi suami dan istri dlm melaksanakan Dharma. Selain utk mencapai kesucian batin 4 landasan ini juga mampu membawa hdp bahagia dlm RT yg Harmonis.
Maaf dulu ini contoh sja, kl istri tdk Yakin maka saat suami mau ke wihara ajak istri tdk mau, begtu pula wkt suami ikut meditasi wipassana, istri tdk suka lalu cari alasan agar tdk jd ikut wipassana (jd penghalang). Saat suami latihan Atthasila istri tdk mendukung malah menggoda agar tdk kuat Atthasila krn istri tdk Yakin.
Aplagi kemurahan hati (gemar berdana) misalnya; istri suka berdana makan utk para bhante ke wihara, suami menolak dan menghalangi, begtu pula kl berdana yg lain, suami tdk suka dan selalu cari alasan agar tdk berdana lbh baik utk makan enak, krn suami tdk murah hati (tdk gemar berdana).
Intinya, dg 4 landasan itulah umat perumahtangga dpt melaju kencang meraih segala cita, termasuk mencpai kesucian batin dikemudian hari kelak.
Nah, sekarang bagi anda yg sdh RT coba periksa sendiri, apakah anda bersama pasangan sdh memiliki 4 landasan utama tsb? Jawabannya, hanya anda yg tahu.
Demikian pandangan bhante yg sederhana ini semoga berguna, utk menambah pengetahuan dan wawasan jd luas. Mohon maaf bila ada yg kurang berkenan dihati, dan terimakasih atas partisipasi teman2 dlm diksui ini.
T eman2 terimakasih atas dedikasi dan komen yg berguna.
1. Tingkat kesucian dalam agama Buddha dapat dibagi dalam dua golongan :
• Puthujjana - Ialah para bhikkhu dan orang-orang berkeluarga yang belum mencapai tingkat kesucian.
• Ariya-puggala - Ialah para bhikkhu dan orang-orang berkeluarga yang setidak-tidaknya telah mencapai tingkat kesucian pertama.
Setiap orang yang belum menapaki jalan kesucian dikenal sebagai puthujjana, yang secara harafiah berarti "orang awam". Jika dibandingkan dengan orang yang telah menapaki jalan kesucian (ariya-magga), maka puthujjana akan terkesan "gila" atau "kacau", oleh karena belum memiliki keseimbangan batin.
1. Empat Tingkat Kesucian
Buddhisme mengenal empat jenis orang suci (ariya) yang terdiri dari Sotapanna (Skt Srotapanna), Sakadagami (Skt Sakrdagamin), Anagami, dan Arahat.
2. Derajat kesucian ini didasarkan atas jumlah belenggu (samyojana) yang telah mereka patahkan. Aliran Theravada mengenal adanya sepuluh belenggu yang menyebabkan para makhluk terus berputar-putar dalam samsara.
Kesepuluh belenggu itu adalah:
1. Sakkayaditthi : Pandangan sesat tentang adanya pribadi, jiwa atau aku yang kekal.
2. Vicikiccha: Keragu-raguan terhadap Sang Buddha dan AjaranNya.
3. Silabbataparamasa : Kepercayaan tahyul bahwa upacara agama saja dapat membebaskan manusia dari penderitaan.
4. Kamaraga : Nafsu Indriya.
5. Vyapada : Benci, keinginan tidak baik.
6. Ruparaga = Kemelekatan atau kehausan untuk terlahir di alam bentuk. (rupa-raga).
7. Aruparaga = Kemelekatan atau kehausan untuk terlahir di alam tanpa bentuk.
8. Mana = Ketinggian hati yang halus, Perasaan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain .
9. Uddhacca = Bathin yang belum seimbang benar.
10. Avijja = Kegelapan bathin, Suatu kondisi batin yang halus sekali karena yang bersangkutan belum mencapai tingkat kebebasan sempurna (arahat).
1. Sotapanna
Kebanyakan umat Buddhis berusaha melatih sila dasar dan menjadi sempurna hanya dalam diri orang-orang yang telah mendekati tingkatan Sotapanna (Skt Srotapanna), dimana kata ini secara harafiah berarti "Pemasuk Arus". Pada tingkatan Sotapanna, seorang mendapatkan sekilas pandangan yang pertama atas Nibbana dan mulai menapaki jalan kesucian.
Seorang Sotapanna diyakini telah mematahkan tiga belenggu pertama (Samyutta-Nikaya) , yaitu :
1. Sakkayaditthi : Pandangan sesat tentang adanya pribadi, jiwa atau aku yang kekal.
2. Vicikiccha: Keragu-raguan terhadap Sang Buddha dan AjaranNya.
3. Silabbataparamasa : Kepercayaan tahyul bahwa upacara agama saja dapat membebaskan manusia dari penderitaan.
Tetapi Ia belum berhasil membebaskan dirinya dari hawa nafsu. la telah terbebas dari kelahiran kembali sebagai makhluk neraka, hantu, binatang, atau asura. la dipastikan menjadi Arahat setelah mengalami kelahiran kembali maksimum tujuh kali lagi (Anguttara-Nikaya).
Belenggu pertama dihancurkan dengan penembusan mendalam ke dalam Empat Kebenaran mulia dan Sebab Musabab yang Saling Bergantungan. Belenggu kedua dihancurkan karena ia telah "melihat" dan "terjun ke dalam" Dhamma (Majjhima-Nikaya). Belenggu ketiga dihancurkan karena kendati moralnya murni, namun ia menyadari bahwa itu saja masih belum memadai untuk mencapai Nibbana.
Ada tiga macam Sotapanna :
a) Ekabiji Sotapanna adalah Sotapanna yang akan terlahir kembali sekali lagi.
b) Kolamkola Sotapanna adalah Sotapanna yang akan terlahir kembali dua atau tiga kali lagi.
c) Sattakkhattuparana Sotapanna adalah Sotapanna yang akan terlahir kembali tujuh kali lagi.
2. Sakadagami
Dengan memperdalam penembusan pandangan terangnya, seseorang bisa mencapai tingkatan Sakadagami ("Yang Hanya Kembali Sekali Lagi"). Seorang Sakadagami telah mematahkan tiga belenggu Sotapanna (Sakkayaditthi, Vicikiccha , Silabbataparamasa) dan melemahkan belenggu-belenggu Anagami , yaitu :
4. Kamaraga : Nafsu Indriya.
5. Vyapada : Benci, keinginan tidak baik.
Seorang Sakadagami dilahirkan kembali maksimum sekali lagi di dalam dunia alam nafsu keinginan (kamadhatu) sebagai manusia atau makhluk surga tingkat bawah sebelum mencapai Nibbana.
3. Anagami
Seorang Anagami ("Yang Tidak Terlahir Kembali") telah mematahkan sepenuhnya kelima belenggu (Sakkayaditthi, Vicikiccha , Silabbataparamasa, Kamaraga dan Vyapada). Ia tidak lagi dilahirkan di alam nafsu (manusia). Namun pencapaiannya belumlah memadai untuk menjadikannya seorang Arahat, dan bila ia belum sanggup untuk menjadi seorang Arahat pada kelahiran berikutnya, maka ia akan terlahir kembali di surga pertama dari "lima kediaman suci" (Alam Suddhavasa), atau surga-surga terhalus dan termurni di antara surga-surga di Alam Berwujud. Hanya seorang Anagami- lah yang dilahirkan di sana. Di surga ini ia akan mengembangkan penembusannya hingga mencapai tingkat kesucian Arahat dan mencapai parinibbana.
Ada lima macam Anagami :
1. Mereka yang mencapai penerangan selama pertengahan pertama dari masa kehidupan mereka ( Antaraparinibbayi ).
2. Mereka yang mencapai penerangan selama pertengahan kedua dari masa kehidupan mereka ( Antaraparinibbayi ).
3. Mereka yang mencapai penerangan melalui usaha keras ( Sasankhara parinibbayi )
4. Mereka yang mencapai penerangan melalui usaha ringan ( Asankhara parinibbayi)
5. Mereka yang mencapai alam kehidupan akanittha, yaitu alam kehidupan yang tertinggi (Uddham-soto-akanitthagami)
Dua yang pertama digolongkan berdasarkan atas masa kehidupan mereka, sedangkan yang ketiga dan keempat berdasarkan usaha-usaha mereka, sedangkan yang kelima ditandai melalui alam tujuan mereka.
4. Arahat
Seorang Arahat telah mematahkan seluruh sepuluh belenggu ini , sehingga dengan demikian mengakhiri dukkha dan semua kelahiran kembali dalam pengalaman Nibbana yang penuh kebahagiaan. Seorang Arahat mempunyai kemampuan terbang dengan tubuh jasmaninya, sedangkan tingkatan-tingkatan yang lebih rendah daripadanya hanya dapat terbang dengan menggunakan kesadarannya. Tulisan komen ku diatas dari sumber All about the Spiritual and Cultural Life.
2. Namo Buddhaya....
Menurut pendapat saya,setiap manusia pasti bisa mencapai tingkat kesucian,asalkan di dalam dirinya ia memiliki yang namanya suatu usaha dengan keyakinan bahwasanya ia bisa mencapai tingkat kesucian.Lagipula,kita bisa ber-Adhitthana bahwa "semoga di dalam kehidupan ini aku bisa mencapai tingkat kesucian."Dengan begitu,ia akan melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan bermanfaat,dimana biasanya dilaksanakan oleh para Buddha,baik Buddha di masa lampau,sekarang dan yang akan datang.Nah,maka itu,kita semua haruslah memiliki Adhitthana,dan Saddha serta Cetana yang baik,agar bisa mencapai tingkat kesucian.
Kemudian,orang yang bekerja seharian atau yang biasa kita sebut sebagai lembur,itu juga harus melaksanakan sedikitnya perbuatan baik.Akan tetapi,jika peluang untuk mencapai tingkat kesucian,itu tergantung anda sendiri,seperti yang saya katakan di atas.Asalkan ada Cetana,dan Adhitthana serta Saddha bahwa kita bisa mencapai tingkat kesucian,maka dengan sendirinya kita bisa mencapai hasil yang kita inginkan.Tetapi,zaman sekarang,banyak orang ingin akan kekayaan,nama dan sebagainya.Jadi,hanya sedikit orang saja bisa melaksanakan hal seperti itu.Tetapi,ingatlah seminggu sekali kita harus melangkahkan kaki kita ke Vihara guna untuk mendapatkan kebijaksanaan yang ada di dalam hati kita...
Jika ada yang kurang berkenan,saya mohon maaf...
Anumodana,dan Namo Buddhaya. Jangan berbuat jahat. Tambahlah kebaikan dan Sucikan hati dan pikiran. Biasanya kl umat perumah tangga... apalagi yg urusannya cari jodoh dll masih jauh dr kesucian...
3. Namo Buddhaya, emm pndpt saya y mungkin bza, kyk Visakha kn Sotapanna, trz Anathapindhika kn Sotapanna jg, trz smww umat awam Utama Para Sammasambuddha kn pd ud mnpcai tingkt kesucian???
jd smw tergantung dr kamma dan parami sj. thank'z. tentu bisa,sbb itu kan bathin, bukan phisik, jd bisa lah suci dlm bathin, bnyk kok yogi2 di tibet mrk capai kesucian, sbb internal bathin bukan external phisik.
4. Utk mencapai kesucian bathin yg dibutuh hanyalah keSADARan,dan jg bimbingan dr yg sdh mencapaiNya agar tdk terjadi orang bhuta nuntut orang bhuta,hal ini banyak terjadi dimasyarakat awam tentang kesucian.Sesungguhnya Pikiran yg sdh mencapai Upekkhalah yg suci itu,sbb sudah tdk lg dipengaruhi oleh sifat2 rendah drTamas (Lobha Dosa Moha),inilah Penghalang BESAR bg keSucian Pikiran. Tiada yg tdk mungkin bisa dilakukan dimana saja kapan saja,yg penting kuatkan dulu ke Sadaran kita agar tdk mudah terbawa arus yg menyesatkan Pikiran,dgn berpegang tuguh dgn keSadaran apapun pekerjaan kita bknlah penghalang utk mencapai tujuan. tp lbh baik lg menjd anggota sangha krn tdk terikat olh dunia yg fana ini.
5. Bs.walau sedang bekerja kt bs smbl bermeditasi.melatih kesadaran diri. Jika anda bisa mencabut akarnya, lobha dosa moha dan menjalankan pancasila buddhis. Serta kamma yang mendukung bisa capai arahat. Spt cerita perumah tangga yang jadi arahat dlm zaman sang buddha. namo buddhaya
met pagi bhante , ci fera n teman2, teman2 sudah memberikan jawaban yg baik , sambil ngopi n nyarap pisgor duduk manisss .. riwayat sidhatta gautama..... khan sudah jelas....
6. Kalau menurut pndapat saya,bsa saja.untuk mencapai kesucian batin tidak diharus kan untk menjadi seorg bhikkhu. thank's. nammo buddhaya, bisa saja asalkan khamma di masa lampau n sekarang mendukung pasti dgn tb2 bisa mencapai kesucian tp... jgn lupa peraktekx, smg smua mahluk berbahagia, sadhu3x. Semua tgantung pd diri sendiri dan karma baik yg mdukung, sbagai manusia kita brusaha dgn maksimal saja,yg penting sucikan hati n pikiran dl. Pelepasan.
7. met malam, untuk mencapai pencerahan bagi umat berkeluarga bisa ajah , dan pasti bisa, selama anda memiliki tekad yang kuat, dan rajin berlatih meditasi, walau kita tidak tahu kapan akan mencapai pencerahan tersebut, walau tak berkeluarga juga belum tentu mencapai pencerahan, Semoga itikad baik ini tercapai dan Bhante bisa memberikan bimbingannya, Budha bless all
8. maksud dengan kesucian batin itu yang seperti apa...? apakah kesucian batin dengan selalu berbuat baik dan berpikir positif untuk semua masalah.. ??? apakah batin dengan hati nurani itu pula yang di maksud ...? wwooo puk tuunggg aaaaa .... harus ada ahlinya nih.... mana si romo Toto Miming Gunawan ... bantu nih yang lagi kebingungan..namo budhaya bhante.. selamat pagi... semoga sehat selalu..
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun Ven.Sudhammacaro.
Komentar