“ Nafsu Indria bisa dihilangkan tidak? “
Diskusi Dharma Facebook.
Teman2 Dharma kl sempat silahkan simak pertanyaan dari Umat di bawah ini dan kasih komen.
Reka Ulang Topik yg lalu:
Namo Buddhaya Bhante Sudhammacaro...Bhante caranya ngilangin nafsu indria biar kga terpengaruh oleh nafsu tersebut cranya gmana ya bhante.... THX Bhante.
Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.
Komen dari teman2 sdh benar dan bgs2.
Teman2 maaf kl komen bhante salah.
Kesimpulan: Nafsu Indria tdk mudah dihilangkan, paling bs dikurangi sedikit2 dan bertahap. Menurut Dharma caranya dg 3 praktik yaitu: Gemar berdana, Menjaga Moralitas dan Meditasi (dana, sila, bhawana).
Gemar Berdana, Sila, dan Meditasi mampu utk mengikis Nafsu Indria Keserakahan, sekaligus Kebencian dan Kegelapan Batin. Tdk ada alat/ kekuatan lain kecuali dana, sila, bhawana utk mengikis dan menghilangkan Nafsu Indria.
Sayangnya, dana, sila, bhawana ini tdk cuma dibaca dan dihafal secara teori, namun hrs di praktikkan dg tekun, semangat dan rajin.
Poin penting Tambahan saat Wipassana: Nafsu Indria (6 pintu) datang silih berganti, seorang Yogi (meditator) berusaha mengetahui, lalu mengendalikan atau menghindar, membuang Nafsu Indria saat dtg silih berganti. Tidak menangkapnya, tidak merespon, tdk mengikuti Nafsu Indria saat dtg silih berganti.
Demikian pandangan bhante semoga berguna utk coba dipraktikkan hingga membawa hasil dg baik. Semoga bermanfaat dan mohon maaf bila kurang berkenan dihati temen2, terimakasih atas partisipasinya.
T eman2 terimakasih atas dedikasi dan komen yg berguna.
1. Kekusutan:
Di Savatthi. Sambil berdiri di satu sisi, devata tersebut mengucapkan syair ini dihadapan Yang Terberkahi:
“Kekusutan di dalam, kekusutan di luar,
Generasi ini terjerat dalam suatu kekusutan.
Saya menanyakan ini padamu, O Gotama,
Siapa yang dapat mengurangi kekusutan ini?”
“MANUSIA yang MANTAP di DALAM MORALITAS, BIJAKSANA,
YANG MENGEMBANGKAN PIKIRAN DAN KEBIJAKSANAAN,
BHIKKU YANG RAJIN DAN BERHATI-HATI,
Dia dapat menguraikan kekusutan ini.
“Mereka yang nafsu dan kebencian
Bersama dengan ketidak-tahuannya telah dihapus,
Para Arahat dengan noda-noda yang telah dihancurkan:
Bagi mereka kekusutan ini telah diurai.
“Di mana batin-dan bentuk berhenti,
Behenti tanpa sisa,
Demikian juga pergeseran dan persepsi tentang bentuk:
Di sinilah kekusutan ini dipotong.’
(SN. Sagatha Vagga).
2. Hanya Sedikit Makhluk-makhluk,
Para bhikkhu, sama halnya seperti di Jambudipa ini hanya sedikit jumlah taman, hutan kecil, pemandangan alam, kolam teratai yang menyenangkan hati, sementara banyak bukit dan lereng yang curam, sungai yang tak dapat diseberangi dan gunung terjal yang tertutup semak dan duri, demikian juga hanya sedikit jumlah makhluk-makhluk yang terlahir lagi di antara manusia, sementara banyak jumlah mereka yang terlahir lagi di alam lain.
Hanya sedikit jumlah mereka yang memiliki mata kebijaksanaan yang agung, sementara banyak yang bingung dan terbenam di dalam ketidaktahuan. Hanya sedikit jumlah mereka yang dapat melihat Tathagata, mendengarkan Dhamma dan Disiplin Beliau, sementara banyak jumlah mereka yang gagal memperoleh kesempatan ini.
Hanya sedikit jumlah mereka yang memahami arti Dhamma dan berlatih sesuai Dhamma, sementara banyak yang gagal melakukannya. Hanya sedikit jumlah mereka yang tergugah oleh hal-hal yang memang menggugah, sementara banyak yang tidak tergugah.
Hanya sedikit jumlah mereka yang berusaha dengan benar sementara banyak yang berusaha dengan tidak benar.
Hanya sedikit jumlah mereka yang memperoleh konsentrasi yang mengambil pelepasan sebagai objeknya, sementara banyak yang gagal memperoleh konsentrasi semacam itu.
Hanya sedikit jumlah mereka yang memperoleh cita rasa makanan yang lezat, sementara banyak yang tidak memperoleh makanan semacam itu melainkan harus makan sisa-sisa di dalam mangkuk.
Hanya sedikit jumlah mereka yang memperoleh cita rasa tujuan, cita rasa Dhamma, cita rasa pembebasan, sementara banyak yang tidak memperoleh cita rasa semacam itu.
Oleh karena itu, O para bhikkhu, kalian harus melatih :diri demikian: "Kami akan memperoleh cita rasa tujuan; cita rasa Dhamma, cita rasa pembebasan." Demikianlah kalian harus melatih diri.
(AN.I, xix, 1).
3. Nafsu indria sepertinya tidak dapat dihilangin ( dilenyapkan ), kecuali sudah mencapai Arahat atau Buddha. Namun kalau kita rajin latihan Vipasana Bhavana maka kita akan dapat melihat dan meyadari hakekatnya nafsu indriya yang semuanya selalu datang silih berganti sama seperti kondisi bathin lainnya. Kita hanya dapat menyadari datangnya, berkembangnya serta lenyapnya nafsu indriya tersebut. Karena begitu lenyap, selanjutnya akan muncul berkembang dan lenyap lagi dan seterusnya...
4. Nafsu indria yg melalui 6 landasan indria ( salayatana ) sebaiknya secara terus menerus diamati dan disadari dalam langkah meditasi pandangan terang ( vipassana bhavana ). Untuk melenyapkan nafsu indria yg merupakan kekotoran batin ( kilesa ) hanyalah dengan 8 Jalan Utama yg terangkum dlm Sila, Samadhi dan Pañña. Fokus dibaca berulang kali mantra/keng/parita untuk pengendalian diri n mengikis kekotoran bathin, smoga kg terpengaruh hal2 yg negative.. Omithofo.
5. dl sy pernah nanya sm temen pertanyaanny sm ky gt...dia menjawab jd bhiksu(menjd anggota sangha)...kl tdk melakukan athasila.. namo buddhaya bhante,slamt pagi..klw itu trgntng sma diri kita sendiri&trgntung pd pikiran'a sendiri. pagi teman2 se damma ,NAMO BUDDHYA ...cara ngilangin nafsu indria yg negatif dgn byk melafalkan sutta / mantra / paritta /meditasi membuat ketenangan batin hingga dapat berpikir dan bijak dlm perbuatan dan ucapan ( karma baik ) ....boleh copas dari Toto Miming heheheee.. Hilangkan nafsu dihapus aja pakai penghapus. namo buddhaya bhante, dengan cara menahan diri sendiri agar tidak tergoda. sy se7 dgn komen temen2...y platihan diri.
6. Namo buddhaya bhante....#ovadapatimokkhadi patha. Samadhi, yg dilandasi dengan pengembangan sila, akn memberi hasil besar, memberi keuntungan besar. pañ ña, yang dilandasi dgn pengembangan samadhi, akn memberi hasil besar, memberi keuntungan besar. Pikiran, yg dilandasi dgn pengembangan pañ ña, akn sempurna, terbebas dr segala noda batin, yakni: kamasava (noda batin berupa nafsu indria), bhavasava (noda batin brupa kesenangan kemenjadian), avijjasava (noda batin berupa ketidak-tahuan)...
Ya sadari segala bentukan tersebut adlh anicca, dukkha, anatta....Trima ksh bhante...anumodana... Nammo Buddhaya Bhante....Semoga apa yang di kemukakan teman teman di atas dapat di prakltekkan... Karena jujur saja...saya sendiri masih sulit utk mempraktekkan apa yg ada pada teori teori itu...Anumodana....
7. Pagi Bhante _/\_ Mnrt saya: dgn 'bathin' yg selalu mengenali 'saat' fenomena [nafsu] itu terjadi. Maaf ga komen karna saya msh blm bisa ngontrol pikiran dan emosi(klo lagi marah), jalan yang benar dengan menjadi anggota sanggha. kendalikan pikiran. rajin meditasi dapat membantu mengembangkan kemampuan ini. Siang Bhante , u pertanyaan hari ini kayaknya Bhante yang jawabnya bisa pas soalnya sudah menjalankan ... Atau benar kata Chandra ... ? Saya sendiri nga bs ksh komen dulu, ntar baca komen dari teman2 saja ..
8. Pagi bhante dan teman teman,waduh ngilangin nafsu duniawi itu memang paling susah , jujur musuh utama manusia ya nafsu itu,Kalau mau terlepas dari nafsu rajin membaca sutta , paritta,itu pun belum tentu melepas semua nafsu duniawi,sepertinya kemelekatan akan duniawi susah untuk dilepas deh!mungkin kalau mengontrol diri lebih memungkinkan,tapi untuk melepaskn nafsu kayanya ngak bisa mutlak menghilangknnya,mungkin hanya bisa mengontrol nya saja. slmt pagi Bhante n semuanya...mnrt sy semua itu pulangkan kediri sendiri..ada NIAT dlm diri n sikon ...semua itu hanya bisa MeNgUrAnGi.
9. Namo Buddhaya Bhante, untuk menghilangkan nafsu memang paling sulit ♉ª, bahkan untuk seorg anggota sangha.. Smua juga berasal dari diri kita, jadi dari niat kita lah yg utama. Selain itu ♉ª biar tidak timbul nafsu kita harus menghindari sumber nafsu tsbt. Mis, rokok. Jika ingin berhenti merokok ♉ª jgn dekat2 perokok..cari kegiatan positif, mis, jadi relawan, ikut olah raga dgn tmn dsbnya. Sibuk kan diri dgn hal positif bergaul dengan teman yg baik. Sering2 ke vihara dan membaca paritta.. tutup mata tutup telingga saja hehehe..
10. beribadah lah kepada Tuhan seakan akanengkau mati besok dan bekerjalah seakan aka engkau hidup selamanya. kita boleh memiliki harta sebanyak2 nya tp pergunakan utk ke jalan yang benar, buat keluarga, buat berdana , buat yatim piatu itulah yg dilakukan untuk meredam hawa nafsu duniawi. kita boleh memiliki harta banyak tp jangan merasa memiliki harta tersebut, semua itu titipan. orang mati di antar 3 perkara : 1. keluarga, 2. hartanya, 3. pahala kebaikan. saat di kubur selesai keluarga dan hartanya meninggalkan mereka dan hanya pahala kebaikan yg mengikutinya.
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun Ven.Sudhammacaro.
Teman2 Dharma kl sempat silahkan simak pertanyaan dari Umat di bawah ini dan kasih komen.
Reka Ulang Topik yg lalu:
Namo Buddhaya Bhante Sudhammacaro...Bhante caranya ngilangin nafsu indria biar kga terpengaruh oleh nafsu tersebut cranya gmana ya bhante.... THX Bhante.
Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.
Komen dari teman2 sdh benar dan bgs2.
Teman2 maaf kl komen bhante salah.
Kesimpulan: Nafsu Indria tdk mudah dihilangkan, paling bs dikurangi sedikit2 dan bertahap. Menurut Dharma caranya dg 3 praktik yaitu: Gemar berdana, Menjaga Moralitas dan Meditasi (dana, sila, bhawana).
Gemar Berdana, Sila, dan Meditasi mampu utk mengikis Nafsu Indria Keserakahan, sekaligus Kebencian dan Kegelapan Batin. Tdk ada alat/ kekuatan lain kecuali dana, sila, bhawana utk mengikis dan menghilangkan Nafsu Indria.
Sayangnya, dana, sila, bhawana ini tdk cuma dibaca dan dihafal secara teori, namun hrs di praktikkan dg tekun, semangat dan rajin.
Poin penting Tambahan saat Wipassana: Nafsu Indria (6 pintu) datang silih berganti, seorang Yogi (meditator) berusaha mengetahui, lalu mengendalikan atau menghindar, membuang Nafsu Indria saat dtg silih berganti. Tidak menangkapnya, tidak merespon, tdk mengikuti Nafsu Indria saat dtg silih berganti.
Demikian pandangan bhante semoga berguna utk coba dipraktikkan hingga membawa hasil dg baik. Semoga bermanfaat dan mohon maaf bila kurang berkenan dihati temen2, terimakasih atas partisipasinya.
T eman2 terimakasih atas dedikasi dan komen yg berguna.
1. Kekusutan:
Di Savatthi. Sambil berdiri di satu sisi, devata tersebut mengucapkan syair ini dihadapan Yang Terberkahi:
“Kekusutan di dalam, kekusutan di luar,
Generasi ini terjerat dalam suatu kekusutan.
Saya menanyakan ini padamu, O Gotama,
Siapa yang dapat mengurangi kekusutan ini?”
“MANUSIA yang MANTAP di DALAM MORALITAS, BIJAKSANA,
YANG MENGEMBANGKAN PIKIRAN DAN KEBIJAKSANAAN,
BHIKKU YANG RAJIN DAN BERHATI-HATI,
Dia dapat menguraikan kekusutan ini.
“Mereka yang nafsu dan kebencian
Bersama dengan ketidak-tahuannya telah dihapus,
Para Arahat dengan noda-noda yang telah dihancurkan:
Bagi mereka kekusutan ini telah diurai.
“Di mana batin-dan bentuk berhenti,
Behenti tanpa sisa,
Demikian juga pergeseran dan persepsi tentang bentuk:
Di sinilah kekusutan ini dipotong.’
(SN. Sagatha Vagga).
2. Hanya Sedikit Makhluk-makhluk,
Para bhikkhu, sama halnya seperti di Jambudipa ini hanya sedikit jumlah taman, hutan kecil, pemandangan alam, kolam teratai yang menyenangkan hati, sementara banyak bukit dan lereng yang curam, sungai yang tak dapat diseberangi dan gunung terjal yang tertutup semak dan duri, demikian juga hanya sedikit jumlah makhluk-makhluk yang terlahir lagi di antara manusia, sementara banyak jumlah mereka yang terlahir lagi di alam lain.
Hanya sedikit jumlah mereka yang memiliki mata kebijaksanaan yang agung, sementara banyak yang bingung dan terbenam di dalam ketidaktahuan. Hanya sedikit jumlah mereka yang dapat melihat Tathagata, mendengarkan Dhamma dan Disiplin Beliau, sementara banyak jumlah mereka yang gagal memperoleh kesempatan ini.
Hanya sedikit jumlah mereka yang memahami arti Dhamma dan berlatih sesuai Dhamma, sementara banyak yang gagal melakukannya. Hanya sedikit jumlah mereka yang tergugah oleh hal-hal yang memang menggugah, sementara banyak yang tidak tergugah.
Hanya sedikit jumlah mereka yang berusaha dengan benar sementara banyak yang berusaha dengan tidak benar.
Hanya sedikit jumlah mereka yang memperoleh konsentrasi yang mengambil pelepasan sebagai objeknya, sementara banyak yang gagal memperoleh konsentrasi semacam itu.
Hanya sedikit jumlah mereka yang memperoleh cita rasa makanan yang lezat, sementara banyak yang tidak memperoleh makanan semacam itu melainkan harus makan sisa-sisa di dalam mangkuk.
Hanya sedikit jumlah mereka yang memperoleh cita rasa tujuan, cita rasa Dhamma, cita rasa pembebasan, sementara banyak yang tidak memperoleh cita rasa semacam itu.
Oleh karena itu, O para bhikkhu, kalian harus melatih :diri demikian: "Kami akan memperoleh cita rasa tujuan; cita rasa Dhamma, cita rasa pembebasan." Demikianlah kalian harus melatih diri.
(AN.I, xix, 1).
3. Nafsu indria sepertinya tidak dapat dihilangin ( dilenyapkan ), kecuali sudah mencapai Arahat atau Buddha. Namun kalau kita rajin latihan Vipasana Bhavana maka kita akan dapat melihat dan meyadari hakekatnya nafsu indriya yang semuanya selalu datang silih berganti sama seperti kondisi bathin lainnya. Kita hanya dapat menyadari datangnya, berkembangnya serta lenyapnya nafsu indriya tersebut. Karena begitu lenyap, selanjutnya akan muncul berkembang dan lenyap lagi dan seterusnya...
4. Nafsu indria yg melalui 6 landasan indria ( salayatana ) sebaiknya secara terus menerus diamati dan disadari dalam langkah meditasi pandangan terang ( vipassana bhavana ). Untuk melenyapkan nafsu indria yg merupakan kekotoran batin ( kilesa ) hanyalah dengan 8 Jalan Utama yg terangkum dlm Sila, Samadhi dan Pañña. Fokus dibaca berulang kali mantra/keng/parita untuk pengendalian diri n mengikis kekotoran bathin, smoga kg terpengaruh hal2 yg negative.. Omithofo.
5. dl sy pernah nanya sm temen pertanyaanny sm ky gt...dia menjawab jd bhiksu(menjd anggota sangha)...kl tdk melakukan athasila.. namo buddhaya bhante,slamt pagi..klw itu trgntng sma diri kita sendiri&trgntung pd pikiran'a sendiri. pagi teman2 se damma ,NAMO BUDDHYA ...cara ngilangin nafsu indria yg negatif dgn byk melafalkan sutta / mantra / paritta /meditasi membuat ketenangan batin hingga dapat berpikir dan bijak dlm perbuatan dan ucapan ( karma baik ) ....boleh copas dari Toto Miming heheheee.. Hilangkan nafsu dihapus aja pakai penghapus. namo buddhaya bhante, dengan cara menahan diri sendiri agar tidak tergoda. sy se7 dgn komen temen2...y platihan diri.
6. Namo buddhaya bhante....#ovadapatimokkhadi patha. Samadhi, yg dilandasi dengan pengembangan sila, akn memberi hasil besar, memberi keuntungan besar. pañ ña, yang dilandasi dgn pengembangan samadhi, akn memberi hasil besar, memberi keuntungan besar. Pikiran, yg dilandasi dgn pengembangan pañ ña, akn sempurna, terbebas dr segala noda batin, yakni: kamasava (noda batin berupa nafsu indria), bhavasava (noda batin brupa kesenangan kemenjadian), avijjasava (noda batin berupa ketidak-tahuan)...
Ya sadari segala bentukan tersebut adlh anicca, dukkha, anatta....Trima ksh bhante...anumodana... Nammo Buddhaya Bhante....Semoga apa yang di kemukakan teman teman di atas dapat di prakltekkan... Karena jujur saja...saya sendiri masih sulit utk mempraktekkan apa yg ada pada teori teori itu...Anumodana....
7. Pagi Bhante _/\_ Mnrt saya: dgn 'bathin' yg selalu mengenali 'saat' fenomena [nafsu] itu terjadi. Maaf ga komen karna saya msh blm bisa ngontrol pikiran dan emosi(klo lagi marah), jalan yang benar dengan menjadi anggota sanggha. kendalikan pikiran. rajin meditasi dapat membantu mengembangkan kemampuan ini. Siang Bhante , u pertanyaan hari ini kayaknya Bhante yang jawabnya bisa pas soalnya sudah menjalankan ... Atau benar kata Chandra ... ? Saya sendiri nga bs ksh komen dulu, ntar baca komen dari teman2 saja ..
8. Pagi bhante dan teman teman,waduh ngilangin nafsu duniawi itu memang paling susah , jujur musuh utama manusia ya nafsu itu,Kalau mau terlepas dari nafsu rajin membaca sutta , paritta,itu pun belum tentu melepas semua nafsu duniawi,sepertinya kemelekatan akan duniawi susah untuk dilepas deh!mungkin kalau mengontrol diri lebih memungkinkan,tapi untuk melepaskn nafsu kayanya ngak bisa mutlak menghilangknnya,mungkin hanya bisa mengontrol nya saja. slmt pagi Bhante n semuanya...mnrt sy semua itu pulangkan kediri sendiri..ada NIAT dlm diri n sikon ...semua itu hanya bisa MeNgUrAnGi.
9. Namo Buddhaya Bhante, untuk menghilangkan nafsu memang paling sulit ♉ª, bahkan untuk seorg anggota sangha.. Smua juga berasal dari diri kita, jadi dari niat kita lah yg utama. Selain itu ♉ª biar tidak timbul nafsu kita harus menghindari sumber nafsu tsbt. Mis, rokok. Jika ingin berhenti merokok ♉ª jgn dekat2 perokok..cari kegiatan positif, mis, jadi relawan, ikut olah raga dgn tmn dsbnya. Sibuk kan diri dgn hal positif bergaul dengan teman yg baik. Sering2 ke vihara dan membaca paritta.. tutup mata tutup telingga saja hehehe..
10. beribadah lah kepada Tuhan seakan akanengkau mati besok dan bekerjalah seakan aka engkau hidup selamanya. kita boleh memiliki harta sebanyak2 nya tp pergunakan utk ke jalan yang benar, buat keluarga, buat berdana , buat yatim piatu itulah yg dilakukan untuk meredam hawa nafsu duniawi. kita boleh memiliki harta banyak tp jangan merasa memiliki harta tersebut, semua itu titipan. orang mati di antar 3 perkara : 1. keluarga, 2. hartanya, 3. pahala kebaikan. saat di kubur selesai keluarga dan hartanya meninggalkan mereka dan hanya pahala kebaikan yg mengikutinya.
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun Ven.Sudhammacaro.
Komentar