“ SEMBAHYANG MENYEMBAH KE LANGIT MINTA BERKAH “
Diskusi : Tanya; Anda masih menyembah ke langit (ti kong), kl smbhyang atau minta2 ke Allah/ Tuhan spt agama lain? Apa alasannya? Temn2 tlg ks komen yg benar d berguna, sadhu.
Jawab: Menurut kamus mandarin kuno: Tie-Khong (Ti-Kong) artinya Dewa Langit, bukan yang dimaksud Allah/ Tuhan, dsb. Penganut Tradisi Tiongkok kuno punya kebiasaan sembahyang menyembah ke Langit di depan pintu rumah utama.
Untuk mohon berkah kepada Dewa Langit yang dipercaya bisa memberi keselamatan dan kesejahteraan. Orangtua berdoa mohon seperti itu kadang untuk anak-menantu dan cucunya. Maka, tiap rumahnya di depan pintu suka dipasang tempat dupa.
Demikian tradisi ini dibawa ke klenteng kalau sembahyang sama, dengan persembahan buah dan kueh manis serta gula-gula yang disediakan di altar depan pintu klenteng.
Tradisi seperti ini diturunkan ke generasi mudanya, hingga saat ini agak berubah sedikit dengan masuknya ajaran Buddha Mahayana. Jadi altarnya ditambah dengan patung para Bodhisattwa, misalnya; Kwan Im Phu Sah, Te-Cong Ong Phu Sah, dsb.
Doanya juga berubah; Minta kaya, minta jodoh, minta mobil baru, minta rumah baru, minta dapat rejeki dari nomor lotre, dst. Yang anehnya; Persembahannya hanya tiga buah apel, jeruk, pear, serba tiga buah namun permintaannya tidak sebanding persembahannya.
Coba kalau Dewa Langit bisa menghitung kalkulasi; buah yang seba tiga lalu kueh dan gula-gula itu nilainya berapa? Paling banyak tidak lebih Rp 100 ribu namun kenapa minta mobil baru yang harganya Rp 250 jutaan, apalagi rumah baru, dsb. Tentu saja Dewa Langit Tekor alias Rugi, boleh dihitung andaikata tiap orang sembahyang seperti itu, Dewa Langit bisa cepat ‘Gulung Tikar.’
Sebab itu, bhante sarankan kepada umat jangan keterlaluan minta-mintanya, kasihan Dewa Langit juga masih butuh makan yang enak-enak. Harusnya umat tahu malu, walaupun cari untung, jangan minta yang mahal, tapi memberinya sedikit yang murah.
Sejak lahir, tiap orang pasti belum tahu ajaran yang benar cara sembahyang. Kita semua dari latar belakang yang berbeda, dengan tradisi kepecayaan masing-masing.
Tidak masalah, karena itu, kita perlu belajar dan berlatih terus dari berbagai ilmu dan ajaran agama apa saja. Kelak setelah manusia makin dewasa (bukan tua umurnya banyak), cara berpikir dan bertindak pasti akan berubah semakin dewasa dan bijak.
Kita beruntung saat ini bisa diskusi Dharma, untuk saling memberi dan menerima pendapat orang lain. Dengan ikut diskusi Dharma ini, paling tidak kita bisa tahu tolak ukur emosi, ego dan pemaksaan kehendak kita pada orang lain, nampak jelas. Tanpa ikut diskusi ini, barangkali kita selamanya merasa hanya benar sendiri, dan menilai rendah dan lebih bodoh dari kita.
Sungguh hal ini berbahaya, menganggap bodoh dan merendahkan orang lain, adalah ‘RACUN AKUT’ yang kelak bisa menghancurkan diri dan kemajuan batin kita. Betapa ruginya orang yang disebut Sombong bahkan tidak disadari oleh dirinya sendiri. Inilah sebenarnya Racun Akut Kesombongan dari Egois yang amat halus perlu kita kikis secara bertahap.
Teman-teman terimakasih atas dedikasi dan komennya.
1.selamat sore bhante...kalo saya pribadi,saya sembahyang kpd thikong maupun budha hanya utk mengucap syukur atas berkah,rejeki dan mujizat yg selama ini diberikan kpd saya...saya hny berucap syukur dan mendoakan alm ayah saya semoga beliau diampuni semua dosanya dan diterima amal baiknya...bgt saja bhante,tolong kasih petunjuk apakah cara saya sembahyang benar/tidak...namo budhaya,sabbe satta bhavantu sukhitatta.
2. setahu saya, menyembah ke langit karena tuhan (dipercaya) tinggal di luar sana, di suatu tempat entah di langit. Tetapi, bukankah sebenarnya, ada jiwa langit, jiwa bumi dan jiwa semesta?
3. Mf bhante, apapun yg di yakini akan memberikan kekuatan. Tp yang mana memberikan kebenaran?. Jgn salah pilih. Budha. Klo salh, Saya garansi. Mf.
4. Namo Buddhaya bhante'karena saya belajar Dhamma dr kecil.tidak d ajarkan untuk meminta ke langit ato tuhan jd saya tidak pernah melakukannya.krn saya yakin ap yang terjadi pada diri saya adalah hasil dari ap yang telah saya lakukan.klo saya ingin bahagia mka saya harus menciptakan kondisi yang berbahagia pula.
5. Kalo saya hanya mengucap..Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata.. Semoga Semua Makhluk Berbahagia. Saddhu. Saddhu.Saddhu.. Dgn bgtu saya jg mendoakan diriku jg.krn saya juga makhluk Tuhan.
6. Kalo saya sembahyang kelangit utk menghormati dewa dewi dilangit yg lbh tinggi dari manusia karena perbuatan baiknya terdahulu berharap agar mereka senantiasa menjaga dan melindungi bumi.
7. Namo Buddhaya,Bhante.menurut saya, pada dasarnya itu tradisi yg sudah ada.kdg kita hy mengikuti ortu
tanpa mengetahui apa alsnnya yg benar. Ada kalanya org sembhyg begitu alasannya mencari ketenangan hati.
8. menurut saya semuanya sama aja kt hanya punya 1 tuhan\allah cuman penyampaian n tindakannya yg berbeda
semuanya sama..jd menurut saya jgn kt merasa kt yg benar aja tp kt hrs saling menghormati sesama umat
maaf klu saya ada slh penyampaian.
9. MENYEMBAH KE LANGIT , ATAU MINTA2 SESUATU ITU TERGANTUNG PADA DIRI KITA SENDRI . SEBENAR NYA AJARAN BUDDHA TDK BEGITU " APA YG KITA TANAM ITU YG KITA PANEN " . KALAU AGAMA YG LAIN ITU MENURUT KEPERCAYAAN MASING 2.
10. secara pribadi kalo saya... seandainya sembahyang pun.. hanya mendoakan agar setiap makluk hidup berbahagia, kalo meminta.. kaga pernah.. sebab.. mao dikasih syukur.. kaga dikasih AWAS :) alasannya sudah mengerti hukum sebab akibat, hukum karma.
11. Namo buddhaya bhante...stlh mengenal ajaran buddha yg sbnrnya yg lbh menitik beratkan pd hukum karma/sebab akibat, sy hanya menyembah ti kong (tradisi) yg sbtlnya bkn sang pencipta tp dewa sakka sambil mengucapkan sabbe satta bhavantu sukhitata, krn kalo ingin mengapai kebahagiaan, sy hrs menciptakan kondisi yg bahagia jg dg didukung oleh karma.
12. Namo buddaya bhante, Klu saya pribadi mungkin karena dari kecil ud diajarin sembahyang kepada dewa langit ato tuhan,
Jd sampe sekarang masi,tapi doana berterima kasih karena saya masi diberikan kesempatan untuk hidup,.dan mohon perlindungan..jika itu salah mohon tuntunan bhante. Annumodana
13. Perasaan w da lama g nglakuin itu. Cuman menurut w kegiatan itu ga ada salahnya. setahu w c dewa sendiri butuh kesempatan utk berbuat baik dgn menolong manusia. or jika w nglakuin itu w ngucapin SSBS sebagai doa.
14. selamat sore Bhante. Sy dr Buddha Theravada tetapi sy msh berdoa ke ti kong, tetapi ti kong nya saya bukan berwujud sesosok manusia,dewa atau yg lain, tapi sy sembahyang ke ti kong adl ke alam semesta. Dan sy berdoa kpd dewa atau ti kong,untuk mengucapkan rasa syukur,memohon agar segala kebajikan saya berbuah sesuai waktunya,karena di dlm dunia spiritual bnk hal "yg tidak tidak" oleh krn itu memohon agar perjalanan hidupku selalu dibimbing di jln yg baik dan benar jln yg direstui oleh para Buddha dan Dewa. Catatan: perbuatan,ucapan,pikiran kita hrs baik dan benar dulu..
Jgn hanya komat kamit pegang hio tetapi perbuatan pikiran ucapan tdk baik. Tambahan: dan jika ingin berdoa jgn mementingkan untk duniawi saja,tetapi berdoa lah yg berbau spiritual. "Ti kong saya adalah Alam Semesta, bukan sesosok dewa ataupun yg lainnya"
15. namo buddhaya bhante. saya pribadi msh menyembah langit (thi kong) dan bumi (tie bo) jg, krn thi kong/ langit adalah penguasa alam semesta dan tie bo/ bumi adalah tempat kita hidup dan di beri kehidupan. saya rasa setiap org yg beragama selalu berkomunikasi dgn tuhan lewat doa mereka cenderung menghadap langit, krn langit adalah tempat yg mulia. tetapi tidak sedikit juga org berdoa/ menyembah kpd tuhan melalui simbol2 agama yg mereka anut. bro prassna@ soal pilihan itu tergantung kecocokan pribadi org masing2. maksud anda garansi dalam hal apa..?
16. Ya msh smbyg ti kong....menghormati Tuhan spt agama lain iya alasannya karna Tuhan adalh pencipta alam semesta raya ini beserta isinya :)Ђέ«{^⌣^}»Ђέ:) kalo minta2 ng krn saya seorg buddhis saya tau ttg hukum karma...jd mau minta apa kaga tau :D hi:D hi:D hi:D.
17. klu meminta/memohon sesuatu ke Tuhan itu kurang benar sebaiknya kita pasrah klu diberi bersyukur klu tidak kita terima saja seperti kawan saya yg minta sesuatu misal spd motor krn kebutuhan tidak diberi malah kawan saya tidak terlalu membtuhkan dibri.
18. namo buddhaya bhante. Klo sy ke vihara didaerah sy, memang yg pertama itu pasti menyembah thian/langit krn dari turun menurut kami bahwa langit itu adalah yg tetinggi. Dan kadang kita jg mengucap syukur. Tp, sy jg sering kevihara melaksanakan kebaktian. Menurut sy menyembah thian ataupun nggak, itu ga jd masalah. Yg penting adalah ikhlas, dan disertai prilaku, perbuatan, ucapan yg benar. Dirmhku ada patung sang buddha yg merupakan penyemangat hdpku.
19. Namo buddhaya bhante. Kl aq pribadi smbhyg ke dewa/i bkn sesuatu yg slh asalkan dgn pandangan yg benar,msal,y ya dgn tdk meminta2. Sy mlkknnya krn ucap syukur. Dan doanya aq hny bhrap smg smua mhlk hdp brbhgia,dan smg aq sll berada dlm buddha dhamma. Krn aq yakin akan karma. Jk ingin bhgia lkknlah hal yg baik dan benar bhante. Terimakasih bhante. Mohon penjelasannya bhante akan kebenarannya.
20. Teringat walau telah lama parinibbana, pesan Guru Buddha, jadilah pulau, jadilah pelita, jadilah pelindung bagi diri sendiri,
tiada perlindungan lain bagimu.
21. Semua bentuk permohonan memang kita tujukan ke Atas entah itu agama apa saja. Itu menandakan kita masih percaya akan adanya Tuhan YME menurut versi dr agama itu masing-2. Ada baiknya memang memohon PadaNya drpd memohon pada hal-2 gaib. Namo Buddahaya.
22. Sebagian dr umat buddha...msh adanya tradisi ti kong/kepercayaan,cnth 1.klo sin cia tepat jam 12 mlm sembahyanh buah(memohon perlindungan,dll). 2.Chiyong shio..pasti tiap thnnya ada yg chiyong lalu dikiasin. 3.Sembayang Sam Kay/buah(jika anak gadis menikah 1 hr sblmnya sdh dipasang meja yg pnjg n tinggi) 4.Dll.. Mgkn kita generasi penerus mau tdk mau ikut tradisi tsb,walau kita tau diajaran dhamma terlahir,tua,sakit dan mati diwarisi dg karmanya sendiri(mengerti hukum sebab akibat) Jd menurut saya smua ajaran atau kepercaya itu sah2 saja asalkan dijalankan dg cr yg bnr n punya tujuan yg mulia(mind power/kekuatan pikiran) Trimakasih,mohon dikoreksi jk pendapat saya ada yg salah...bhante.
23. namaste bhante, menurut sy itu hanya tradisi/kepercayaan dr nenek moyang kita yg berasal dr tiongkok.dim agama buddha itu tdk ada(theravada)tp tradisi di mahayana ada karena tercampur dgn kepercayaan.namun itu tdk ada salahnya utk melakukan hal tsb,kalau itu mau dihilangkan dlm buddhis itu akan susah sekali jd hanya kepercayaan,kalau meminta sesuatu mungkin akan terkabul/atau tergantung anda percaya atau tdk.
24. Menghormat yg patut di hormat, itulah berkah utama....kita menghormat kepada mahkluk suci / boddhisatta, itu sama juga dengan menghormat kepada orang tua kita sendiri.... Itu juga berkah utama... Gag ada ruginya menghormat para boddhisatta.
25. Semua Makhluk, Memiliki Karmanya Sendiri, Mewarisi Karmanya Sendiri, Lahir dari Karmanya Sendiri, Berhubungan dengan Karmanya Sendiri, Terlindung oleh Karmanya Sendiri, Apa pun Karma yang diperbuatnya, Baik atau Buruk, Itulah yang akan diwarisinya.
26. setahu saya dalam agama buddha ga ada istilah minta,siapa yang berbuat dialah yang menerima hasilnya, kalau agama lain terserah mereka, itu hak mereka
27. Mnrt sy sembahyang thi kong it turun temurun dr nenek moyang kt dlu,jd kt jg gk tau apa alasan'y,,,
klo agama lain meyembh tuhan/allah it mnrt agama n kepercya'n mrk msing2.
28. Namo Buddhaye, masih Bhante, Sembahyang Ti kong, kami lakukan sebelum sembahyang ke leluhur, mungkin maksudnya meminta ijin, jg di vihara kita sembahyang Thien kong sebagai bentuk hormat kepada Para Dewa / Guru dari Buddha Gautama. Dalam doa kami masih meminta seperti agama lain, biasanya kita minta ketenangan hati, pikiran yang bersih/jernih, kesehatan, serta kesejahteraan buat diri sendiri, orang yang kami sayangi serta semua mahluk hidup
mohon maaf klo saya keliru Bante, dan jg teman teman mohon di koreksi.
29. Selamat sore bhante.sy pribadi memang sudah terbiasa bila sembayang di awali dengan ti kong/tuhan baru ke budha.alasannya adalah menurut orang tua tikong/ tuhan adalah yg paling berkuasa di alam semesta/langit bumi.mohon maaf bhante apabila ada salah dalam pemikiran/tlng bhante jelas kan.
30. Namo budhaye bhante,menurut saya klo kita menyembah thian karna dialah penguasa langit,juga pencipta alam semeta ini,maka kita menyembahnya memohon perlindungan agar kita selamat,dan semua makluk dialam hidup damai dan bahagia.
31. Namo Buddhaya Bhante. kalau dengan saya sendiri,dulu saya juga pernah menyembah Ti Kong ataupun dewa2 yang lain dan serta meminta-minta diberikan rejeki,kesehatan dan lain-lain sebagainya dengan membakar dupa/ hio,lilin dan uang kertas yang banyak dan mahal. Sampai suatu saat saya sendiri dengan tidak sengaja ,tiba2 saya terpikir sesuatu hal.Katanya Dewa itu tidak kekurangan apa-apa dan kalau kita menyembahnya dengan membakar uang kertas yang banyak dan mahal itu apakah mereka perlukan itu ? Jujur saja saya sendiri tidak tahu. Yang saya tahu adalah banyak orang yang tidak mampu dan anak-anaknya tidak dapat bersekolah karena orang tuanya miskin.Banyak juga orang yang sudah tua dan lemah,ataupun sakit tetapi tidak mempunyai uang untuk berobat dan lain-lain sebagainya.
Saat itulah saya memutuskan untuk tidak lagi membakar uang kertas karena saya pikir lebih baik uangnya saya danakan ke orang2 yang lebih memerlukan bantuan melalui organisasi di wihara,saya rasa dengan cara ini akan lebih bermanfaat.
Dan sekarang ini saya juga tetap ada menyembah para Dewa2 tetapi dengan pengertian yang benar dan tidak lagi meminta-minta apapun kepadanya. Saya minta maaf kalau ada kata2 saya yang salah,Namo Buddhaya...
32. maaf sebelumnya.setiap keturunan tionghoa/chinesse msh melakukan itu.mungkin yg lain malu mengatakannya.sy sdh berjumpa dgn dharma hampir 20 thn lalu.menglalui seorang bhante,dia yg mengajarikan dharma kepada sy.tetapi sy msh melakukan itu(sembahyang ke langit)dr orangtua sy.padahal sy sdh mengerti dharma.budaya tdk akan lepas diri kita secara turun menurun.mungkin kalau dia bkn chinesse bs tdk melakukan seperti theravada yg berasal dr india.
33. Klo sy, ditanya alasannya apa, bingung jwbnya bhante? Hehe... Krn dah tradisi dr sananya. Tp krn sy dah bljr BD jd sy ga menyembah Tikong sbg tuhan. Tp sy berdoa biasa pd pr dewa, agar stlh qt melakukn kebjkan pr dewa slalu melindungi sy n klrg. Smg klrg slalu sht sjhtera, dan sma makhlk bhgia. Itu aja. Habis... Walau qt mohon2 smpe pk hio yg gede2, dan bc permhnan smpe spnjg novel, klo qt ga prnh berbwt baik jg percma.
34. Namo budhaya bhante met sore.sembah kpda tikong adalah sebuah agama yg Lebih populer di sbut agama konghucu.mnurut saya kita sembayang tikong adalah sebuah tradisi lama yg sampai skrg masih di jalankan.untuk menghormati dewa langit atas berkah yg ia limpahkan dan ucap syukur berupa sembayang buah2an dan kue.karna masih banyak org yg percaya tradisi inisbagai contoh petani yg setiap tahun klu hasil pAnen pasti akan menggucapkan syukur kepada tikong dengan sesaji buah dan kue.dan juga ucapan trimakasih karna tlah di lindungi.sadhu3x
35. Namo Buddhaya, Kita sembahyang thi kong karena kita percaya dan merasa bahwa di luar alam manusia ada satu lagi kekuatan yang menciptakan dan mengatur dunia ini. Kita mengharapakan bila kita meminta dengan sungguh2 dan hati yang bersih serta karma perbuatan yang baik, maka permintaan kita melalui doa akan dikabulkan. Hal ini sebagaimana seorang anak meminta kepada bapaknya. Dan doa ini pun salah satu faktor pendorong manusia untuk berusaha berbuat baik sesuai ajaran dharma.
36. Pemikiran sy seh simple aj deh bhante,karna sy lahir dr keluarga yg msh memegang adat tradisi,jd ga yg salah klo seseorang tuh bersembahyang kpd tian tikong.mslh minta meminta itu hal yg lain,trgntg dr msg2 individu,yg penting bs da keselarasan dgn ajaran Buddha,jd jgn sampe da sifat fanatisme,itu yg berbahaya,karna sgala sesuatu yg baik ya gak da slh'y dijalankan yg pntg jgn sampai merugikan pihak lain,agama sharus'y jgn disangkut-pautkan dgn tradisi,karna itu adlh hal yg berbeda.Kita sbg umat Budhha hrs bisa mempunyai tenggang rasa yg tinggi,jd biarlah berjalan sesuai dgn hukum alam.
37. Namo budhayya bahnte, klu dr pendpt sy, kita meminta dan memohon perlindungan berkatnya sama ti kong, yang maha pencipta langit dan bumi, sadhu.
38. Namo buddhaya bhante,kl sy pribadi,memang msh sembhyg thikong.ini hny skdr tradisi,tp,sy jg sembhyg dewi kwan im jg.ini jg krn bntk penghormatan pd langit,bumi,fo pu sa(Buddha Bodhisatva),kpd leluhur jg.jgn pernh memohon kpd dewa-dewi,krna mrk jg tdk mampu menolong kt terhndr dr karma.berbuat kebajikan,jlni kehidupn sesuai dgn Dhamma,berdana,kl bs meditasi lg,berbakti kpd ortu,percylah,itu a/obat mujarab memperbaiki karma.Hdp di dunia,hrs sadar kt berasal dr mana dn akan kembali kmn.Kt diciptakan siapa,kt jg hrs menunjukkan penghormatan kpd siapa.
39. Namo Buddhaya Bhante,saya sudah merubah cara sembahyang.3bln yg lalu saya selalu nyebut ti kong dan meminta berkah.sekarang sy berdoa semoga semua mahluk berbahagia,semoga aku berbuat karma baik,semoga sy bisa mengikuti ajaran Buddha,walau kadang suka menyebut ti kong.
40. Saya msh mengangkat dupa&menyembah ke langit (jika di rumah).Krn itu ajaran org tua.Entahlah benar atau tidak.Tapi Sigalovada Sutta mengajari sikap kita ke org tua.Jadi saya rasa tak mengapalah dilakukan krn pada dasarnya org tua beritikad mengajarkan yg baik utk anaknya.Meminta sesuatu?Ya.Kesehatan yg baik dan hidup damai utk semua org.Krn itu juga diajarkan orang tua sejak kecil.Tapi tdk saya lakukan lg di vihara.Berdoa dgn harapan di vihara?Ya.Utk mereka yg blm menjlnkan Sila agar dpt hidup sesuai agama.
41. Namo Buddhaya. Suamiku protes atas jawaban bhante. menurut suami ku : Thien(langit) tidaklah harus diartikan sebagai thien shen (dewa langit). Orang menyembah thien saat ini dalam pengertian thien yang lebih luas, mirip seperti yang dikatakan Sidharta yaitu suatu yang tidak berwujud, tidak dilahirkan, tidak musnah dan awal dan akhir segalanya. Karena sebagai makhluk fana merasa perlu ada perlindungan dari alam supranatural maka orang menyembah thien. Persembahan berupa buah,kue dan manisan dengan jumlah 3 buah masing2 sdh sesuai dengan tradisi. Bila permintaan melebihi jumlah yang dipersembahkan thien tidak ada rugi karena jumlah bukanlah sesuatu yang mutlak, mengabulkan permintaan bukanlah merugikan bagi thien. Karena satu dana bisa mendapat berlipat pahala. Bhante jangan lagi melekat dengan angka2, karena untung rugi bukanlah kamus bagi thien. Seperti seorang anak memberikan seperempat kuemya kepada bapak, tapi meminta mainan seharga jutaan, tapi bapaknya dengan senang hati akan mengabulkan permintaan anaknya tanpa merasa rugi. Apalagi Thien yang bisa menciptakan apa saja dari tidak ada menjadi ada, 3 jeruk yang penuh ketulusan layak mendapat balasan 1 mobil. Tapi bagi yang berdoa kepada Thien haruslah mengingat bahwa tidak setiap permintaan akan dikabulkan, kecuali disertai dengan hati yang tulus dan karma yang baik sebagaimana di nyatakan oleh Buddha bahwa apa yang kita dapat adalah buah dari karma. Doa hanyalah suatu media meminta kepada Thien agar karma baik kita bisa berbuah sesuai dengan permintaan kita.
42. Berdoa/bertekad agar keinginan terkabul hendaknya disertai dg memperbanyak perbuatan baik/dana. Lakukanlah sesering mungkin & tanamlah pada ladang yg subur (berdana kpd Sangha). Good luck :)
43. Bhante bisa ajh nih bikin perandaian na. haha.@susi. utk suami cici. memang kita tidak boleh menyembah berhala,,
bila dengan memberi buah,itu adalah wujud terimakasih karna sudah memberi jalan yg sudah demikian ada nya..
kita boleh bersembahyang,atas maksud mengucapkan syukur n terimakasih atas jasa nya, tidaklah lebih,,
jika kita menginginkan yg terbaik,benar kata anda,lakukanlah yg terbaik, Bhante pun tidak terikat/melekat pd angka2 atw perhitungan seperti demikian tertulis, Bhante sudah tidak terikat dengan hal keduniawian(maaf jika salah kata Bhante)beliau sudah menghilangkan nafsu duniawi. yg Bhante maksudkan dengan hal demikian bermaksud menunjukan hal yg REAL atau nyata/Logis. anda mengatakan : "Karena sebagai makhluk fana merasa perlu ada perlindungan dari alam supranatural maka orang menyembah thien" dan cara bertrimakasih itu dengan tradisi yg sudah ada. menurut sy..
KITA MELINDUNGI DIRI KITA SENDIRI. karna penyebab utama adlh pikiran kita sendiri, maka jika mengontrol pikiran kitapun,kita bisa melindungi diri sendiri, maaf jika saya salah menanggapi komentar Suami ci susi,,
mettacitena.
44. hehehhh, bhante bisa aja. memang sulit memberikan pengertian kpd umat yg terlalu melekat pada ritual dan tradisi sembahyang, padahal sang buddha sendiri telah dengan jelas mengatakan ritual takan membawa pada pencerahan.
semoga tulisan bhante yg diselingi humor dapat memberi pencerahan pada yg mau belajar memahami ajaran Sang Buddha dengan benar.
45. @Susi: anda salah memahami maksud bhante, bhante bukan hendak hitung menghitung untung rugi tapi hanya sekedar berguyon. membaca tulisan anda & suami, saya menyimpulkan bila kalian lebih ke toisme , jika anda ingin memahami ajaran buddha Gautama silakan coba anda baca artikel berikut ini http://tamandharma.com/forum/index.php/topic,1234.0.html ( silakan anda copy & paste link tsb di browser anda bila linknya tak bisa di klik ).
46. Namo Buddhaya, Anthony. Menurut suami saya demikian :
Yang dimaksud makhluk fana adalah umat awam biasa yang masih penuh dengan kemelekatan. Mereka punya niat untuk melakukan kebajikan dan mengabdi kepada sang pencipta maka dilakukanlah persembahan kepada thien. Hal ini dilakukan karena pemahaman akan Dharma belum cukup. Selayaknya mereka di tuntun oleh para bhante ke arah pemahaman dharma yang benar. Tapi cara penuntunan harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat kemajuan pemahaman batin. Tidak bijaksana bila penyembahan thien serta merta di hapus, namun lebih bijaksana bila di beri tuntunan bertahap. Menurut saya menyembah thien bukanlah menyembah berhala sepanjang apa yang kita pikirkan bukanlah suatu berhala. Umat awam dengan kemelekatannya masih memerlukan tempat mereka berlindung. Sebagaimana kita menghormati rupang sang Buddha tidaklah merupakan penyembahan berhala sepanjang kita tidak memikirkan rupang itu sebagai berhala.
47. Pada suatu siang, ketika sang Buddha dan Kassapa sedang berdiri di tepi sungai Neranjara, setelah Kassapa merenungkan penjelasan sang Buddha mengenai pembebasan sejati, Uruvela Kassapa berkata,
"Gotama, aku tahu engkau berbicara hanya dari pengalaman langsungmu sendiri. Kata katamu tidak hanya menyatakan konsep konsep. Kau katakan pembebasan hanya dapat dicapai melalui berbagai upaya meditasi, melihat segala sesuatu secara mendalam. Apakah engkau berpikir semua upacara, ritual dan doa sama sekali tidak berguna ?"
Buddha menunjuk ke sisi seberang sungai dan berkata,
"Kassapa, jika seseorang hendak menyeberang ke sisi seberang sana, apa yang seharusnya ia lakukan ?"
"Jika airnya cukup dangkal, maka dia dapat berjalan menyeberang ke sana. Jika tidak, maka dia harus berenang atau mengayuh perahu ke seberang."
"Aku setuju. Tetapi, bagaimana jika ia tidak mau berjalan menyeberang, berenang atau mengayuh perahu ? Bagaimana jika ia hanya berdiri saja di sisi sungai ini dan berdoa agar sisi sungai di seberang sana mendatangi dirinya ?
Bagaimana pendapatmu tentang orang semacam ini ?"
"Aku berpendapat ia agak bodoh!"
"Demikianlah Kassapa.! Jika seseorang tidak mengatasi kebodohan bathin dan berbagai penghalang mental lainnya, maka, orang itu tak akan dapat menyeberang ke sisi lainnya menuju pembebasan. Meskipun ia menghabiskan seumur hidupnnya untuk berdoa."
Tiba tiba kassapa meledak dalam isak tangis dan menjatuhkan diri berlutut di hadapan telapak kaki BUDDHA. "Gotama, aku telah menghabiskan lebih dari separuh hidupku. Mohon terimalah aku sebagai muridmu dan berikanlah aku kesempatan untuk belajar dan berlatih jalan menuju pembebasan bersamamu."
(demikian kisah bagaimana Uruvela Kassapa kemudian bergabung dengan Sangha).
48. @susi whang : menurut saya penjelasan bhnt bait ke-3 sd 7 itu intermezo/mengingatkan agar kita sebagai umat tdk berlebih2an/berhati2 agar tdk terlalu terlena dg keduniawian. Memohon berlindung,kesejahtraan,keslamatan,dll pun ada diparitta setiap kali kita puja bakti. Memang tradisi itu tdk bs dihilangkan krn itu indentitas kita sbg warga keturuan,kita umat awam hanya bs liat +/- dr tradisi itu sendiri n ajaran dhamma. Mknya ada bbrp vihara n klenteng berdampingan...buat share aja tmn kerja saya tanya sm saya t4 ibadah agama buddha itu klenteng y...saya jwb bkn klenteng tp vihara/cetiya sprt masjid/musolah,emang knp?dy blg pantes kmrn PR anak g salah..maaf klo ada salah2 kata :)
49. @susi whang : menurut saya penjelasan bhnt bait ke-3 sd 7 itu intermezo/mengingatkan agar kita sebagai umat tdk berlebih2an/berhati2 agar tdk terlalu terlena dg keduniawian. Memohon berlindung,kesejahtraan,keslamatan,dll pun ada diparitta setiap kali kita puja bakti. Memang tradisi itu tdk bs dihilangkan krn itu indentitas kita sbg warga keturuan,kita umat awam hanya bs liat +/- dr tradisi itu sendiri n ajaran dhamma. Mknya ada bbrp vihara n klenteng berdampingan ...buat share aja tmn kerja saya tanya sm saya t4 ibadah agama buddha itu klenteng y...saya jwb bkn klenteng tp vihara/cetiya sprt masjid/musolah,emang knp?dy blg pantes kmrn PR anak g salah..maaf klo ada salah2 kata :)
50. anda mengatakan : "Menurut saya menyembah thien bukanlah menyembah berhala sepanjang apa yang kita pikirkan bukanlah suatu berhala. " benar,kata dalam kalimat anda bisa luas penjabaran nya,,
n benar kata anda,pikiran adlh penentu,,
51. tetapi anda berkata : ‘ Umat awam dengan kemelekatannya masih memerlukan tempat mereka berlindung. "
jika begitu,anda berarti mengharapkan tempat berlindung oleh dia..apa demikian maksud anda?
jika demikian,bagaimana kesimpulan anda?? dan apakah anda masih umat awam?atau siswa Buddha yg ingin belajar??
n benar kata anda..pehaman melalui tingkatan yg dipahami, n memerlukan pehaman untuk menerima apa yg telah sudah ada nya. maaf sekali lg jika anda merasa tersinggung atau tidak sependapat dengan saya,
sy disini hanya mengingatkan,atw memperjelas,
tidak bermaksud buruk
52. Namo Buddhaya, @kwanz kwan.. Menurut suamiku, Pengertian tadi adalah berdasarkan theologia umum yang di ajarkan dalam ajaran katolik, juga unsur2 ajaran kong hu chu sebagai tradisi budaya china, namun dia juga sdh membaca Majjhima Nikaya dan Dhammapada. Serta dari bukti pengalaman nyatanya sendiri, kadang2 doa yang dilakukannya kepada thien sering di kabulkan. Itu menyatakan berdoa itu tidak salah yang perlu jangan di isi dengan niat keberhalaan. Untuk mencapai tingkat pelepasan tertinggi sang Buddha hanya menyerukan jauhi kejahatan, tambah kebajikan dan sucikan hati dan pikiran. Untuk itu kita cukup menjalankan 8 jalan kebenaran. Kalau harus membaca seluruh 80.000 bait kotbah sang Buddha terlalu lama dan tidak akan pernah selesai. Ada satu paritta Buddhis yang akan menuntun kepada pembebasan bila kita bisa mengamalkannya yang setiap hari kita ucapkan saat kebaktian yaitu Karaniya Metta Sutta.
53. Kalau saya setiap selesai membaca paritta hanya berharap semoga jasa2 baik saya hari ini dpt dilimpahkan kepd semua makhluk yg membutuhkan pelimpahan jasa, dan semoga karma baiik yg saya perbuat hari ini dpt berbuah sehingga saya dpt menjalani kehidupan ini dg baik dan dpt berbakti pada Buddha, Dhamma dan Sangha, serta orang tua saya.
54. Saat kita menghadap langit/Tian Kong, kita tetap berdoa dan berlindung kepada Triratna yaitu Buddha,Dharma dan Sangha.Banthe klo salah mhn dikoreksi.
55. @susi: terkabulnya doa itu karna didukung tabungan karma baik, bila karma baik mencukupi tanpa meminta pada yg diataspun pasti apa yg kita harapkan terjadi asal kita berusaha. saya tidak mengatakan sembahyang meminta ke langit itu tidak perlu dilakukan, namun sekedar menjelaskan bahwa seringkali kita itu menjadi ketergantungan pada yg diatas sehingga dikit2 meminta.
56. suhu Virya Guna (bhiksuni) dalam satu tayangan televisi dalam ceramahnya bahkan pernah mengatakan orang yg selalu meminta2 dalam doa tak ada bedanya dengan pengemis, ketika pertama mendengar tsb dalam hatipun saya sempat terkejut apa nanti yg mendengar tidak akan memprotesnya yah??)
namun bila kita renungkan kembali apa yg dikatakan suhu ada benarnya, karna kalau kita mampu mandiri dan masih mampu berusaha mengapa kita harus meminta?
mengukur mandiri atau tidaknya seseorang dapat dilihat dari kebiasaannya.
seorang yg manja walaupun usianya sudah tidak lagi muda dan berumah tangga akan selalu meminta pada orang tuanya walaupun hidupnya sebenarnya sudah lebih dari mencukupi,
bandingkan dengan orang yg hidupnya mandiri yg kuliah sambil bekerja dimana ia membiayai kuliahnya sendiri tak lagi meminta pada orang tua, mana menurut anda yg lebih dewasa ?
untuk hal yg sama, bila kita sudah merasa mandiri masihkah kita harus meminta ? meminta terus kapan memberi ?
susi & suami, saya cuma share pendapat saja, semoga sebutir pasir dari saya dapat bermanfaat namun bila dirasa pasir tsb mengotori silakan anda sapu, mohon maaf bila ada kata yg tidak berkenan di hati.
57. @K kwan! Sekuntum teratai buat anda. Klo kita sdh mengenal Buddha Dharma dg baik, tentu kita bisa menjadi pengerak bahwa berdoa bukan meminta sesuatu. Pernah dalm suatu Dharma talk: ditanyakan Pernah kita memberi setiap hari? Untuk ini kita disarankan membuat celengan ( ya semacam celengan bambu di tzu chi), yg akan kita sumbangkan kepada yg membutuhkan/ke Vihara/ sangha. Amitofo.
58.@Susi Whang, saya setuju dengan pemikiran suami anda, tapi ada satu point yg agak sedikit kurang setuju di point ini saja "Bhante jangan lagi melekat dengan angka2, karena untung rugi bukanlah kamus bagi thien".
Mungkin saja itu analogi dari Bhante ,satu pernyataan atau anolgi tidak bisa di dijudge dengan kata "melekat dgn angka".
@kwanz kwan, dari tulisan suami susi Whang, saya pikir dia bukan lebih condong ke taoisme, tapi budhistme, anda menggunakan cerita untuk mengilustrasikan, menurut saya cerita itu benar pada konteksnya, konteks menuju pembebasan , karena suami Susi Whang menyertakan berikut "sebagaimana di nyatakan oleh Buddha bahwa apa yang kita dapat adalah buah dari karma. Doa hanyalah suatu media meminta kepada Thien agar karma baik kita bisa berbuah sesuai dengan permintaan kita" , menurut saya permintaanya tidak dalam konteks pembebasan, kecuali jika sang peminta meminta pembebasan, baru bodoh.
*Saya bukan pro penyembahan, hanya saya setuju dengan suami Ibu Tukul (Susi Similikiti) yg menjelaskan dari sudut pandang orang awam, belum tentu suaminya suka menyembah.
59. @Anthony, menurut saya suami Bu Susi hanya ingin menjelaskan dari sudut pandang orang awam, terlihat dari tulisan "Umat awam dengan kemelekatannya masih memerlukan tempat mereka berlindung", ketika anda ingin mengajarkan orang saya pikir ada tahapannya, baiknya memahami dulu dari sudut pandang org yg diajarkan sesuai tingkat pemikiran.dia hanya mencoba berpikir dan menerangkan dari sudut pandang orang awam, bukan berarti suami Ibu Susi itu orang awam.
*Peace-peace-peace *No Offense *hanya diskusi
*Susi Whang saya hanya bercanda mengunakan Susi Similikiti
60. kalau sy di` Indo masih Bhante sy masih menyemhbah langit, dan Bumi, selain mengikuti ajaran Sang Buddha
alasanya: sy menghormat kepada langit dan Bumi karna, sy mendapat sumber matahari dan energy berkesinambungan dengan Bumi dimana sy tingal sy, mendapatkan kehidupan air dan makanan,serta didapatkan dr bumi tampa adanya langit yg memayungin kita apa jadinya Bumi ?ajaran Buddha itu, hanya untuk kita praktekan dan kita kembangkan kepada alam semesta serta isinya, yg penuh cinta kasih kepada semuah mahluk hidup..maupun yg lain`nya dan membawa manfaat kebahagian sejati untuk diri sendiri terbebas`nya derita / penderitaan itulah yg diajarkan Buddha untuk para umat`nya yg benar 2 mau memperaktekanya...istilanya enga 1/2 cm di mulut doang ? kebanyakn org kan cm service lips only,? pada saat diminta bantuanya pd bnyk alasan...
61.Namo buddhaya bhante, menurut saya sembahyang atau meminta sesuatu kepada yg kuasa, itu merupakan suatu tekad atau motivasi bagi dirinya dalam berusaha dlm mewujudkan cita2nya, begitu pula yg sembahyang menyembah langit hanya merupakan suatu simbul yg pd dasarnya jg yakin kpd Tiratana.
62. malam bhante, namo buddhaya kalo aku si, aku melihat itu sebagai tradisi dari orang tua, aku jarang melakukan itu...
biasanya aku minta keharmonisan keluarga. jarang aku minta materi yang gak kekal. dengan ke harmonisan, aku yakin bisa mendapatkan yang aku mau heheheh. kalo tentang yang dipersembahkan, mungkin itu lebih ke arah ikhlas atau tidaknya orang yang mempersembahkan itu. mungkin Dewa langit juga akan senang dengan keikhlasan umat2nya. lagipula, mendapat kan sesuatu seperti materi itu mungkin memang sudah karma baik dari orang2 yang mendapatkanya... dewa langit pun tak perlu pusing-pusing gulung tikar. maaf bhante kalo aku salah. tolong bhante dan teman2 yang membaca ini mengikoreksi kalo aku salah. namo buddhaya.
63. masih, karena bagaimanapun Tuhan yg menciptakan kita stidaknya kalo memang gak memohon, kita hormat lah kepada TUhan. kalo urusan minta meminta itu tergantung kan namanya juga harapan manusia dikabulkan atau tidak tetap tergantung yang diatas, saya rasa tidak ada salahnya kalau memang berharap tuhan perduli sama kita.
64. jika meminta sama tuhan itu kan namanya harapan smuanya kalau cuma meminta saja ga mungkin dikabulkan.. harus ada usaha istilahnya masa berharap hujan emas dari langit kan tidak mungkin. Jadi anggap saja Meminta2 kepada tuhan itu adalah sbuah harapan/ cita2... soal dikabulkan atau tidak.... itu tergantung takdir dan karma serta usaha yang berdoa.
65. Karena yg namanya manusia di dunia pasti mencari wu fuk Kekayaan kedudukan keselamatan kesehatan dan keturunan
jadi tidak ada salahnya meminta dan berharap pada tuhan siapa tau aja dikabuli toh kalau memang dirasakan cukup pantas utk dikabuli. Ini hanya pendapat saya kalau ada salah kata mohon maaf skian dan trima kasih.
66. saya ada kekurangan sedikit tadi... Dewa tidak butuh makan tidak butuh tidur, kalau mereka butuh makan maka mereka dengan manusia dan makhluk2 di dunia ini apa bedanya?? saya rasa tidak ada yang namanya gulung tikar karena dewa tidak pernah bangkrut karena dewa tidak pernah buka pabrik atau buka usaha dan yang namanya dewa tuh ga perhitungan loh.. kalau memang kita sumbang dengan ikhlas dan setulus hati nilai sumbangan itu mungkin lebih besar di mata mereka karena sumbangan bukan di UKUR berdasarkan RUPIAH tapi berdasarkan KETULUSAN HATI kalau ada yg salah mohon dimaafkan.
67. Namo Buddhaya,Bhante. Terima kasih buat penjabarannya.Saya baru tahu.Krn sejak kecil,org tua mengajarkan kami mendoakan keluarga sehat dan rukun.Org sekitar damai. Makanya pas 12 thn lalu (masih lekat dlm memori),kami sekeluarga tanpa kecuali rajin luar biasa pasang dupa hampir 3 kali sehari.Jlh dupa yg terpasang jadi segepok.Hahaha..Tapi gak pakai buah atau kembang gula.Soalnya pasar tutup krn takut rusuh.Jadi kalau sampai minta materi,apa mgkn terkabul?
Maaf, bhante.. Kalau bahasa saya jadi krg sopan.
68. Namo buddhaya, selamat malam bhante. Umat yg masih sembayang ti kong atau thian umumnya keturunan
chenese,yg menjalankan teradisih leluhur sebelum agama muncul di bumi ini. Ti kong dlm pengertian teradisih confusius adalah semesta alam yg dihormati sebagai ayah-ibu. Dlm teradisih tao adalah thian kung/yg maha kuasa/tuhan. Masing2 memiliki pengertian yg luas, Menurut aku menghormati ti kong/dewa/leluhur tdk merugikan umatnya,dan berdoa utk makhluk lain. Tapi klu berdoa memohon sesuatu utk dirinya sendiri hanya sebuah kemelekatan dan penderitaan yg akan
didapat.Krn doa hanya sebuah ungkapan,tidak akan bekerja tanpa di dasari kebajikan. Jadi org yg memiliki jasa bajikan,tdk
berdoa pun akan dilindungi.Bagaimana pun kesucian dan kebahagiaan tdk bisa didapat diluar diri kita,wlu hidup kita hanya pas-pasan,tdk memiliki kekayaan materi. Namo Buddhaya Bhante selamat pagi,
69. Saya disini mau meminta maaf pada bhante, yach ini terakhir kalinya saya ikut berkomentar dalam forum diskusi tanya jawab. Ini memberi pelajaran pada saya,bahwa ikut berkomentar akan menimbulkan kemelekatan yang baru (ingin menang sendiri/ego). yang berkomentar di dinding bhante dari jam 21.00 adalah suami saya, bukan saya. mungkin kata2 suamiku menyinggung perasaan bhante, disini saya meminta maaf. Mohon maklum bhante suami masih memiliki ego yang ingin menang sendiri.
70. memohon keselamatan kepada Nya sih sah sah aja, karena kita selalu ingin selamat dan perlindungan. Hendaknya diiringi dengan tindakan dan perbuatan baik.
71. itu kan nama nya adat istiadat dr yg tua2 dulu,yg skrg kan cuma neruskan aja .
72. saya masih pai thikong. alasannya; dengan menyembah langit atau pai thikong, yaitu berdoa utk keselamatan diri sendiri juga orang lain beserta minta dipenuhi kebutuhan" hidup di dunia ini. Setelah pai thikong atau berdoa hati saya menjadi LEGA dan ini secara psikologis adalah nyata. Karena sdh pai thikong yaitu yg berisi beraneka permohonan itu, otomatis menginspirasi saya agar lebih giat lagi, tekun utk berusaha agar supaya permohonan" tsb terkabul.
Dgn berpedoman bahwa manusia bertanggung jawab pada dirinya sndiri, maka saya hrs meningkatkan kepercayaan diri sendiri, spy memperoleh kepercayaan diri yaitu melalui penyadaran diri; mksdnya kita menyadari bahwa seluruh tanggung jawab kehidupan saat ini serta kehidupan masa depan sepenuhnya tergantung pada diri kita sendiri.
73. Sedikit komentar, buat teman2 sedharma dan dari lintas agama. Menurut saya, kita tidak perlu berbantah2an mengenai ritual2 keagamaan. Setiap agama biasanya akan menyesuaikan diri dgn tradisi2 daerah/negara yg dimasukinya, termasuk agama Buddha, karna ini bersangkutan dgn kebiasaan dan budaya masing2 daerah, selama tradisi tsb tidak bertentangan dgn kebaikan, kebajikan dan kejujuran, saya pikir sah2 saja dilakukan, tanpa harus dipertentangkan. Mengenai doa atau permintaan yg diajukan kpd yg dianggap makhluk kodrati yg dalam berbagai bahasa didefenisikan sbg Tuhan, itu kembali ke pribadi masing2, tingkat spiritual berbeda2 pd setiap orang, apa yg saya mengerti sekarang, mungkin akan sulit bagi saya untuk menjelaskan kepada yg lain, demikian juga sebaliknya, tapi tidaklah pantas bila hanya karna hal ini kita jadi timbul amarah dlm berpendapat. Sedikit info juga buat teman2, Konfusius dalam sejarah tidak pernah mengajarkan paham keagamaan, beliau adalah guru besar dalam hal tata budaya, moral dan menciptakan seperangkat aturan2 dalam berprilaku. Hal ini sebenarnya banyak dilakukan oleh orang2 tua jaman dahulu untuk diwariskan ke anak cucunya. Sedikit tulisan ini semoga bermanfaat untuk semua. Terimakasih
74. mohon maaf bila dalam kata2 saya menyinggung siapa saja yg membaca, namun apa yg saya tulis adalah pengetahuan saya selama belajar buddha dharma. dan yg apa yg saya tulis bukan hanya untuk mengingatkan orang lain namun juga untuk mengingatkan diri sendiri, karna saya setiap ke klenteng pun pada saat sembahyang (karna kebiasaan sejak kecil) terkadang secara reflek juga masih suka meminta, terutama meminta petunjuk pada ma kwan im (saya memanggil ma kwan im karna sewaktu kecil sakit2an lalu dibaptis menjadi anak angkat dewi kwan im), dan kebiasaan2 meminta itu sedikit demi sedikit berusaha saya hilangkan dari alam bawah sadar saya, dan mulai berusaha untuk lebih banyak memberi, untuk saat ini bukan banyak materi yg sanggup untuk saya berikan, namun berbagi pengetahuan dharma yg bisa saya berikan kepada siapa saja yg mau belajar bersama. saya juga tidak munafik mengatakan saya orang yg anti meminta kepada dewa dewi karna sayapun sadar bahwa sesungguhnya kebiasaan lama yg tersimpan dalam alam bawah sadar itu memang sulit untuk dihilangkan hehehhhh.....
Kesimpulan:
Dengan belajar ajaran Buddha secara perlahan kita terbuka wawasannya, dan mengerti bahwa untuk menjadi orang bijaksana itu tidak mudah. Melalui diskusi Dharma ini semoga kita mendapatkan kemajuan dalam belajar Dharma bersama teman-teman.
Karma baik ini kami limpahkan kepada para Guru Dharma dan orangtua serta para leluhur yg telah meninggal, smg mereka menerimanya d ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Ven. Sudhammacaro.
Penyusun.
Jawab: Menurut kamus mandarin kuno: Tie-Khong (Ti-Kong) artinya Dewa Langit, bukan yang dimaksud Allah/ Tuhan, dsb. Penganut Tradisi Tiongkok kuno punya kebiasaan sembahyang menyembah ke Langit di depan pintu rumah utama.
Untuk mohon berkah kepada Dewa Langit yang dipercaya bisa memberi keselamatan dan kesejahteraan. Orangtua berdoa mohon seperti itu kadang untuk anak-menantu dan cucunya. Maka, tiap rumahnya di depan pintu suka dipasang tempat dupa.
Demikian tradisi ini dibawa ke klenteng kalau sembahyang sama, dengan persembahan buah dan kueh manis serta gula-gula yang disediakan di altar depan pintu klenteng.
Tradisi seperti ini diturunkan ke generasi mudanya, hingga saat ini agak berubah sedikit dengan masuknya ajaran Buddha Mahayana. Jadi altarnya ditambah dengan patung para Bodhisattwa, misalnya; Kwan Im Phu Sah, Te-Cong Ong Phu Sah, dsb.
Doanya juga berubah; Minta kaya, minta jodoh, minta mobil baru, minta rumah baru, minta dapat rejeki dari nomor lotre, dst. Yang anehnya; Persembahannya hanya tiga buah apel, jeruk, pear, serba tiga buah namun permintaannya tidak sebanding persembahannya.
Coba kalau Dewa Langit bisa menghitung kalkulasi; buah yang seba tiga lalu kueh dan gula-gula itu nilainya berapa? Paling banyak tidak lebih Rp 100 ribu namun kenapa minta mobil baru yang harganya Rp 250 jutaan, apalagi rumah baru, dsb. Tentu saja Dewa Langit Tekor alias Rugi, boleh dihitung andaikata tiap orang sembahyang seperti itu, Dewa Langit bisa cepat ‘Gulung Tikar.’
Sebab itu, bhante sarankan kepada umat jangan keterlaluan minta-mintanya, kasihan Dewa Langit juga masih butuh makan yang enak-enak. Harusnya umat tahu malu, walaupun cari untung, jangan minta yang mahal, tapi memberinya sedikit yang murah.
Sejak lahir, tiap orang pasti belum tahu ajaran yang benar cara sembahyang. Kita semua dari latar belakang yang berbeda, dengan tradisi kepecayaan masing-masing.
Tidak masalah, karena itu, kita perlu belajar dan berlatih terus dari berbagai ilmu dan ajaran agama apa saja. Kelak setelah manusia makin dewasa (bukan tua umurnya banyak), cara berpikir dan bertindak pasti akan berubah semakin dewasa dan bijak.
Kita beruntung saat ini bisa diskusi Dharma, untuk saling memberi dan menerima pendapat orang lain. Dengan ikut diskusi Dharma ini, paling tidak kita bisa tahu tolak ukur emosi, ego dan pemaksaan kehendak kita pada orang lain, nampak jelas. Tanpa ikut diskusi ini, barangkali kita selamanya merasa hanya benar sendiri, dan menilai rendah dan lebih bodoh dari kita.
Sungguh hal ini berbahaya, menganggap bodoh dan merendahkan orang lain, adalah ‘RACUN AKUT’ yang kelak bisa menghancurkan diri dan kemajuan batin kita. Betapa ruginya orang yang disebut Sombong bahkan tidak disadari oleh dirinya sendiri. Inilah sebenarnya Racun Akut Kesombongan dari Egois yang amat halus perlu kita kikis secara bertahap.
Teman-teman terimakasih atas dedikasi dan komennya.
1.selamat sore bhante...kalo saya pribadi,saya sembahyang kpd thikong maupun budha hanya utk mengucap syukur atas berkah,rejeki dan mujizat yg selama ini diberikan kpd saya...saya hny berucap syukur dan mendoakan alm ayah saya semoga beliau diampuni semua dosanya dan diterima amal baiknya...bgt saja bhante,tolong kasih petunjuk apakah cara saya sembahyang benar/tidak...namo budhaya,sabbe satta bhavantu sukhitatta.
2. setahu saya, menyembah ke langit karena tuhan (dipercaya) tinggal di luar sana, di suatu tempat entah di langit. Tetapi, bukankah sebenarnya, ada jiwa langit, jiwa bumi dan jiwa semesta?
3. Mf bhante, apapun yg di yakini akan memberikan kekuatan. Tp yang mana memberikan kebenaran?. Jgn salah pilih. Budha. Klo salh, Saya garansi. Mf.
4. Namo Buddhaya bhante'karena saya belajar Dhamma dr kecil.tidak d ajarkan untuk meminta ke langit ato tuhan jd saya tidak pernah melakukannya.krn saya yakin ap yang terjadi pada diri saya adalah hasil dari ap yang telah saya lakukan.klo saya ingin bahagia mka saya harus menciptakan kondisi yang berbahagia pula.
5. Kalo saya hanya mengucap..Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata.. Semoga Semua Makhluk Berbahagia. Saddhu. Saddhu.Saddhu.. Dgn bgtu saya jg mendoakan diriku jg.krn saya juga makhluk Tuhan.
6. Kalo saya sembahyang kelangit utk menghormati dewa dewi dilangit yg lbh tinggi dari manusia karena perbuatan baiknya terdahulu berharap agar mereka senantiasa menjaga dan melindungi bumi.
7. Namo Buddhaya,Bhante.menurut saya, pada dasarnya itu tradisi yg sudah ada.kdg kita hy mengikuti ortu
tanpa mengetahui apa alsnnya yg benar. Ada kalanya org sembhyg begitu alasannya mencari ketenangan hati.
8. menurut saya semuanya sama aja kt hanya punya 1 tuhan\allah cuman penyampaian n tindakannya yg berbeda
semuanya sama..jd menurut saya jgn kt merasa kt yg benar aja tp kt hrs saling menghormati sesama umat
maaf klu saya ada slh penyampaian.
9. MENYEMBAH KE LANGIT , ATAU MINTA2 SESUATU ITU TERGANTUNG PADA DIRI KITA SENDRI . SEBENAR NYA AJARAN BUDDHA TDK BEGITU " APA YG KITA TANAM ITU YG KITA PANEN " . KALAU AGAMA YG LAIN ITU MENURUT KEPERCAYAAN MASING 2.
10. secara pribadi kalo saya... seandainya sembahyang pun.. hanya mendoakan agar setiap makluk hidup berbahagia, kalo meminta.. kaga pernah.. sebab.. mao dikasih syukur.. kaga dikasih AWAS :) alasannya sudah mengerti hukum sebab akibat, hukum karma.
11. Namo buddhaya bhante...stlh mengenal ajaran buddha yg sbnrnya yg lbh menitik beratkan pd hukum karma/sebab akibat, sy hanya menyembah ti kong (tradisi) yg sbtlnya bkn sang pencipta tp dewa sakka sambil mengucapkan sabbe satta bhavantu sukhitata, krn kalo ingin mengapai kebahagiaan, sy hrs menciptakan kondisi yg bahagia jg dg didukung oleh karma.
12. Namo buddaya bhante, Klu saya pribadi mungkin karena dari kecil ud diajarin sembahyang kepada dewa langit ato tuhan,
Jd sampe sekarang masi,tapi doana berterima kasih karena saya masi diberikan kesempatan untuk hidup,.dan mohon perlindungan..jika itu salah mohon tuntunan bhante. Annumodana
13. Perasaan w da lama g nglakuin itu. Cuman menurut w kegiatan itu ga ada salahnya. setahu w c dewa sendiri butuh kesempatan utk berbuat baik dgn menolong manusia. or jika w nglakuin itu w ngucapin SSBS sebagai doa.
14. selamat sore Bhante. Sy dr Buddha Theravada tetapi sy msh berdoa ke ti kong, tetapi ti kong nya saya bukan berwujud sesosok manusia,dewa atau yg lain, tapi sy sembahyang ke ti kong adl ke alam semesta. Dan sy berdoa kpd dewa atau ti kong,untuk mengucapkan rasa syukur,memohon agar segala kebajikan saya berbuah sesuai waktunya,karena di dlm dunia spiritual bnk hal "yg tidak tidak" oleh krn itu memohon agar perjalanan hidupku selalu dibimbing di jln yg baik dan benar jln yg direstui oleh para Buddha dan Dewa. Catatan: perbuatan,ucapan,pikiran kita hrs baik dan benar dulu..
Jgn hanya komat kamit pegang hio tetapi perbuatan pikiran ucapan tdk baik. Tambahan: dan jika ingin berdoa jgn mementingkan untk duniawi saja,tetapi berdoa lah yg berbau spiritual. "Ti kong saya adalah Alam Semesta, bukan sesosok dewa ataupun yg lainnya"
15. namo buddhaya bhante. saya pribadi msh menyembah langit (thi kong) dan bumi (tie bo) jg, krn thi kong/ langit adalah penguasa alam semesta dan tie bo/ bumi adalah tempat kita hidup dan di beri kehidupan. saya rasa setiap org yg beragama selalu berkomunikasi dgn tuhan lewat doa mereka cenderung menghadap langit, krn langit adalah tempat yg mulia. tetapi tidak sedikit juga org berdoa/ menyembah kpd tuhan melalui simbol2 agama yg mereka anut. bro prassna@ soal pilihan itu tergantung kecocokan pribadi org masing2. maksud anda garansi dalam hal apa..?
16. Ya msh smbyg ti kong....menghormati Tuhan spt agama lain iya alasannya karna Tuhan adalh pencipta alam semesta raya ini beserta isinya :)Ђέ«{^⌣^}»Ђέ:) kalo minta2 ng krn saya seorg buddhis saya tau ttg hukum karma...jd mau minta apa kaga tau :D hi:D hi:D hi:D.
17. klu meminta/memohon sesuatu ke Tuhan itu kurang benar sebaiknya kita pasrah klu diberi bersyukur klu tidak kita terima saja seperti kawan saya yg minta sesuatu misal spd motor krn kebutuhan tidak diberi malah kawan saya tidak terlalu membtuhkan dibri.
18. namo buddhaya bhante. Klo sy ke vihara didaerah sy, memang yg pertama itu pasti menyembah thian/langit krn dari turun menurut kami bahwa langit itu adalah yg tetinggi. Dan kadang kita jg mengucap syukur. Tp, sy jg sering kevihara melaksanakan kebaktian. Menurut sy menyembah thian ataupun nggak, itu ga jd masalah. Yg penting adalah ikhlas, dan disertai prilaku, perbuatan, ucapan yg benar. Dirmhku ada patung sang buddha yg merupakan penyemangat hdpku.
19. Namo buddhaya bhante. Kl aq pribadi smbhyg ke dewa/i bkn sesuatu yg slh asalkan dgn pandangan yg benar,msal,y ya dgn tdk meminta2. Sy mlkknnya krn ucap syukur. Dan doanya aq hny bhrap smg smua mhlk hdp brbhgia,dan smg aq sll berada dlm buddha dhamma. Krn aq yakin akan karma. Jk ingin bhgia lkknlah hal yg baik dan benar bhante. Terimakasih bhante. Mohon penjelasannya bhante akan kebenarannya.
20. Teringat walau telah lama parinibbana, pesan Guru Buddha, jadilah pulau, jadilah pelita, jadilah pelindung bagi diri sendiri,
tiada perlindungan lain bagimu.
21. Semua bentuk permohonan memang kita tujukan ke Atas entah itu agama apa saja. Itu menandakan kita masih percaya akan adanya Tuhan YME menurut versi dr agama itu masing-2. Ada baiknya memang memohon PadaNya drpd memohon pada hal-2 gaib. Namo Buddahaya.
22. Sebagian dr umat buddha...msh adanya tradisi ti kong/kepercayaan,cnth 1.klo sin cia tepat jam 12 mlm sembahyanh buah(memohon perlindungan,dll). 2.Chiyong shio..pasti tiap thnnya ada yg chiyong lalu dikiasin. 3.Sembayang Sam Kay/buah(jika anak gadis menikah 1 hr sblmnya sdh dipasang meja yg pnjg n tinggi) 4.Dll.. Mgkn kita generasi penerus mau tdk mau ikut tradisi tsb,walau kita tau diajaran dhamma terlahir,tua,sakit dan mati diwarisi dg karmanya sendiri(mengerti hukum sebab akibat) Jd menurut saya smua ajaran atau kepercaya itu sah2 saja asalkan dijalankan dg cr yg bnr n punya tujuan yg mulia(mind power/kekuatan pikiran) Trimakasih,mohon dikoreksi jk pendapat saya ada yg salah...bhante.
23. namaste bhante, menurut sy itu hanya tradisi/kepercayaan dr nenek moyang kita yg berasal dr tiongkok.dim agama buddha itu tdk ada(theravada)tp tradisi di mahayana ada karena tercampur dgn kepercayaan.namun itu tdk ada salahnya utk melakukan hal tsb,kalau itu mau dihilangkan dlm buddhis itu akan susah sekali jd hanya kepercayaan,kalau meminta sesuatu mungkin akan terkabul/atau tergantung anda percaya atau tdk.
24. Menghormat yg patut di hormat, itulah berkah utama....kita menghormat kepada mahkluk suci / boddhisatta, itu sama juga dengan menghormat kepada orang tua kita sendiri.... Itu juga berkah utama... Gag ada ruginya menghormat para boddhisatta.
25. Semua Makhluk, Memiliki Karmanya Sendiri, Mewarisi Karmanya Sendiri, Lahir dari Karmanya Sendiri, Berhubungan dengan Karmanya Sendiri, Terlindung oleh Karmanya Sendiri, Apa pun Karma yang diperbuatnya, Baik atau Buruk, Itulah yang akan diwarisinya.
26. setahu saya dalam agama buddha ga ada istilah minta,siapa yang berbuat dialah yang menerima hasilnya, kalau agama lain terserah mereka, itu hak mereka
27. Mnrt sy sembahyang thi kong it turun temurun dr nenek moyang kt dlu,jd kt jg gk tau apa alasan'y,,,
klo agama lain meyembh tuhan/allah it mnrt agama n kepercya'n mrk msing2.
28. Namo Buddhaye, masih Bhante, Sembahyang Ti kong, kami lakukan sebelum sembahyang ke leluhur, mungkin maksudnya meminta ijin, jg di vihara kita sembahyang Thien kong sebagai bentuk hormat kepada Para Dewa / Guru dari Buddha Gautama. Dalam doa kami masih meminta seperti agama lain, biasanya kita minta ketenangan hati, pikiran yang bersih/jernih, kesehatan, serta kesejahteraan buat diri sendiri, orang yang kami sayangi serta semua mahluk hidup
mohon maaf klo saya keliru Bante, dan jg teman teman mohon di koreksi.
29. Selamat sore bhante.sy pribadi memang sudah terbiasa bila sembayang di awali dengan ti kong/tuhan baru ke budha.alasannya adalah menurut orang tua tikong/ tuhan adalah yg paling berkuasa di alam semesta/langit bumi.mohon maaf bhante apabila ada salah dalam pemikiran/tlng bhante jelas kan.
30. Namo budhaye bhante,menurut saya klo kita menyembah thian karna dialah penguasa langit,juga pencipta alam semeta ini,maka kita menyembahnya memohon perlindungan agar kita selamat,dan semua makluk dialam hidup damai dan bahagia.
31. Namo Buddhaya Bhante. kalau dengan saya sendiri,dulu saya juga pernah menyembah Ti Kong ataupun dewa2 yang lain dan serta meminta-minta diberikan rejeki,kesehatan dan lain-lain sebagainya dengan membakar dupa/ hio,lilin dan uang kertas yang banyak dan mahal. Sampai suatu saat saya sendiri dengan tidak sengaja ,tiba2 saya terpikir sesuatu hal.Katanya Dewa itu tidak kekurangan apa-apa dan kalau kita menyembahnya dengan membakar uang kertas yang banyak dan mahal itu apakah mereka perlukan itu ? Jujur saja saya sendiri tidak tahu. Yang saya tahu adalah banyak orang yang tidak mampu dan anak-anaknya tidak dapat bersekolah karena orang tuanya miskin.Banyak juga orang yang sudah tua dan lemah,ataupun sakit tetapi tidak mempunyai uang untuk berobat dan lain-lain sebagainya.
Saat itulah saya memutuskan untuk tidak lagi membakar uang kertas karena saya pikir lebih baik uangnya saya danakan ke orang2 yang lebih memerlukan bantuan melalui organisasi di wihara,saya rasa dengan cara ini akan lebih bermanfaat.
Dan sekarang ini saya juga tetap ada menyembah para Dewa2 tetapi dengan pengertian yang benar dan tidak lagi meminta-minta apapun kepadanya. Saya minta maaf kalau ada kata2 saya yang salah,Namo Buddhaya...
32. maaf sebelumnya.setiap keturunan tionghoa/chinesse msh melakukan itu.mungkin yg lain malu mengatakannya.sy sdh berjumpa dgn dharma hampir 20 thn lalu.menglalui seorang bhante,dia yg mengajarikan dharma kepada sy.tetapi sy msh melakukan itu(sembahyang ke langit)dr orangtua sy.padahal sy sdh mengerti dharma.budaya tdk akan lepas diri kita secara turun menurun.mungkin kalau dia bkn chinesse bs tdk melakukan seperti theravada yg berasal dr india.
33. Klo sy, ditanya alasannya apa, bingung jwbnya bhante? Hehe... Krn dah tradisi dr sananya. Tp krn sy dah bljr BD jd sy ga menyembah Tikong sbg tuhan. Tp sy berdoa biasa pd pr dewa, agar stlh qt melakukn kebjkan pr dewa slalu melindungi sy n klrg. Smg klrg slalu sht sjhtera, dan sma makhlk bhgia. Itu aja. Habis... Walau qt mohon2 smpe pk hio yg gede2, dan bc permhnan smpe spnjg novel, klo qt ga prnh berbwt baik jg percma.
34. Namo budhaya bhante met sore.sembah kpda tikong adalah sebuah agama yg Lebih populer di sbut agama konghucu.mnurut saya kita sembayang tikong adalah sebuah tradisi lama yg sampai skrg masih di jalankan.untuk menghormati dewa langit atas berkah yg ia limpahkan dan ucap syukur berupa sembayang buah2an dan kue.karna masih banyak org yg percaya tradisi inisbagai contoh petani yg setiap tahun klu hasil pAnen pasti akan menggucapkan syukur kepada tikong dengan sesaji buah dan kue.dan juga ucapan trimakasih karna tlah di lindungi.sadhu3x
35. Namo Buddhaya, Kita sembahyang thi kong karena kita percaya dan merasa bahwa di luar alam manusia ada satu lagi kekuatan yang menciptakan dan mengatur dunia ini. Kita mengharapakan bila kita meminta dengan sungguh2 dan hati yang bersih serta karma perbuatan yang baik, maka permintaan kita melalui doa akan dikabulkan. Hal ini sebagaimana seorang anak meminta kepada bapaknya. Dan doa ini pun salah satu faktor pendorong manusia untuk berusaha berbuat baik sesuai ajaran dharma.
36. Pemikiran sy seh simple aj deh bhante,karna sy lahir dr keluarga yg msh memegang adat tradisi,jd ga yg salah klo seseorang tuh bersembahyang kpd tian tikong.mslh minta meminta itu hal yg lain,trgntg dr msg2 individu,yg penting bs da keselarasan dgn ajaran Buddha,jd jgn sampe da sifat fanatisme,itu yg berbahaya,karna sgala sesuatu yg baik ya gak da slh'y dijalankan yg pntg jgn sampai merugikan pihak lain,agama sharus'y jgn disangkut-pautkan dgn tradisi,karna itu adlh hal yg berbeda.Kita sbg umat Budhha hrs bisa mempunyai tenggang rasa yg tinggi,jd biarlah berjalan sesuai dgn hukum alam.
37. Namo budhayya bahnte, klu dr pendpt sy, kita meminta dan memohon perlindungan berkatnya sama ti kong, yang maha pencipta langit dan bumi, sadhu.
38. Namo buddhaya bhante,kl sy pribadi,memang msh sembhyg thikong.ini hny skdr tradisi,tp,sy jg sembhyg dewi kwan im jg.ini jg krn bntk penghormatan pd langit,bumi,fo pu sa(Buddha Bodhisatva),kpd leluhur jg.jgn pernh memohon kpd dewa-dewi,krna mrk jg tdk mampu menolong kt terhndr dr karma.berbuat kebajikan,jlni kehidupn sesuai dgn Dhamma,berdana,kl bs meditasi lg,berbakti kpd ortu,percylah,itu a/obat mujarab memperbaiki karma.Hdp di dunia,hrs sadar kt berasal dr mana dn akan kembali kmn.Kt diciptakan siapa,kt jg hrs menunjukkan penghormatan kpd siapa.
39. Namo Buddhaya Bhante,saya sudah merubah cara sembahyang.3bln yg lalu saya selalu nyebut ti kong dan meminta berkah.sekarang sy berdoa semoga semua mahluk berbahagia,semoga aku berbuat karma baik,semoga sy bisa mengikuti ajaran Buddha,walau kadang suka menyebut ti kong.
40. Saya msh mengangkat dupa&menyembah ke langit (jika di rumah).Krn itu ajaran org tua.Entahlah benar atau tidak.Tapi Sigalovada Sutta mengajari sikap kita ke org tua.Jadi saya rasa tak mengapalah dilakukan krn pada dasarnya org tua beritikad mengajarkan yg baik utk anaknya.Meminta sesuatu?Ya.Kesehatan yg baik dan hidup damai utk semua org.Krn itu juga diajarkan orang tua sejak kecil.Tapi tdk saya lakukan lg di vihara.Berdoa dgn harapan di vihara?Ya.Utk mereka yg blm menjlnkan Sila agar dpt hidup sesuai agama.
41. Namo Buddhaya. Suamiku protes atas jawaban bhante. menurut suami ku : Thien(langit) tidaklah harus diartikan sebagai thien shen (dewa langit). Orang menyembah thien saat ini dalam pengertian thien yang lebih luas, mirip seperti yang dikatakan Sidharta yaitu suatu yang tidak berwujud, tidak dilahirkan, tidak musnah dan awal dan akhir segalanya. Karena sebagai makhluk fana merasa perlu ada perlindungan dari alam supranatural maka orang menyembah thien. Persembahan berupa buah,kue dan manisan dengan jumlah 3 buah masing2 sdh sesuai dengan tradisi. Bila permintaan melebihi jumlah yang dipersembahkan thien tidak ada rugi karena jumlah bukanlah sesuatu yang mutlak, mengabulkan permintaan bukanlah merugikan bagi thien. Karena satu dana bisa mendapat berlipat pahala. Bhante jangan lagi melekat dengan angka2, karena untung rugi bukanlah kamus bagi thien. Seperti seorang anak memberikan seperempat kuemya kepada bapak, tapi meminta mainan seharga jutaan, tapi bapaknya dengan senang hati akan mengabulkan permintaan anaknya tanpa merasa rugi. Apalagi Thien yang bisa menciptakan apa saja dari tidak ada menjadi ada, 3 jeruk yang penuh ketulusan layak mendapat balasan 1 mobil. Tapi bagi yang berdoa kepada Thien haruslah mengingat bahwa tidak setiap permintaan akan dikabulkan, kecuali disertai dengan hati yang tulus dan karma yang baik sebagaimana di nyatakan oleh Buddha bahwa apa yang kita dapat adalah buah dari karma. Doa hanyalah suatu media meminta kepada Thien agar karma baik kita bisa berbuah sesuai dengan permintaan kita.
42. Berdoa/bertekad agar keinginan terkabul hendaknya disertai dg memperbanyak perbuatan baik/dana. Lakukanlah sesering mungkin & tanamlah pada ladang yg subur (berdana kpd Sangha). Good luck :)
43. Bhante bisa ajh nih bikin perandaian na. haha.@susi. utk suami cici. memang kita tidak boleh menyembah berhala,,
bila dengan memberi buah,itu adalah wujud terimakasih karna sudah memberi jalan yg sudah demikian ada nya..
kita boleh bersembahyang,atas maksud mengucapkan syukur n terimakasih atas jasa nya, tidaklah lebih,,
jika kita menginginkan yg terbaik,benar kata anda,lakukanlah yg terbaik, Bhante pun tidak terikat/melekat pd angka2 atw perhitungan seperti demikian tertulis, Bhante sudah tidak terikat dengan hal keduniawian(maaf jika salah kata Bhante)beliau sudah menghilangkan nafsu duniawi. yg Bhante maksudkan dengan hal demikian bermaksud menunjukan hal yg REAL atau nyata/Logis. anda mengatakan : "Karena sebagai makhluk fana merasa perlu ada perlindungan dari alam supranatural maka orang menyembah thien" dan cara bertrimakasih itu dengan tradisi yg sudah ada. menurut sy..
KITA MELINDUNGI DIRI KITA SENDIRI. karna penyebab utama adlh pikiran kita sendiri, maka jika mengontrol pikiran kitapun,kita bisa melindungi diri sendiri, maaf jika saya salah menanggapi komentar Suami ci susi,,
mettacitena.
44. hehehhh, bhante bisa aja. memang sulit memberikan pengertian kpd umat yg terlalu melekat pada ritual dan tradisi sembahyang, padahal sang buddha sendiri telah dengan jelas mengatakan ritual takan membawa pada pencerahan.
semoga tulisan bhante yg diselingi humor dapat memberi pencerahan pada yg mau belajar memahami ajaran Sang Buddha dengan benar.
45. @Susi: anda salah memahami maksud bhante, bhante bukan hendak hitung menghitung untung rugi tapi hanya sekedar berguyon. membaca tulisan anda & suami, saya menyimpulkan bila kalian lebih ke toisme , jika anda ingin memahami ajaran buddha Gautama silakan coba anda baca artikel berikut ini http://tamandharma.com/forum/index.php/topic,1234.0.html ( silakan anda copy & paste link tsb di browser anda bila linknya tak bisa di klik ).
46. Namo Buddhaya, Anthony. Menurut suami saya demikian :
Yang dimaksud makhluk fana adalah umat awam biasa yang masih penuh dengan kemelekatan. Mereka punya niat untuk melakukan kebajikan dan mengabdi kepada sang pencipta maka dilakukanlah persembahan kepada thien. Hal ini dilakukan karena pemahaman akan Dharma belum cukup. Selayaknya mereka di tuntun oleh para bhante ke arah pemahaman dharma yang benar. Tapi cara penuntunan harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat kemajuan pemahaman batin. Tidak bijaksana bila penyembahan thien serta merta di hapus, namun lebih bijaksana bila di beri tuntunan bertahap. Menurut saya menyembah thien bukanlah menyembah berhala sepanjang apa yang kita pikirkan bukanlah suatu berhala. Umat awam dengan kemelekatannya masih memerlukan tempat mereka berlindung. Sebagaimana kita menghormati rupang sang Buddha tidaklah merupakan penyembahan berhala sepanjang kita tidak memikirkan rupang itu sebagai berhala.
47. Pada suatu siang, ketika sang Buddha dan Kassapa sedang berdiri di tepi sungai Neranjara, setelah Kassapa merenungkan penjelasan sang Buddha mengenai pembebasan sejati, Uruvela Kassapa berkata,
"Gotama, aku tahu engkau berbicara hanya dari pengalaman langsungmu sendiri. Kata katamu tidak hanya menyatakan konsep konsep. Kau katakan pembebasan hanya dapat dicapai melalui berbagai upaya meditasi, melihat segala sesuatu secara mendalam. Apakah engkau berpikir semua upacara, ritual dan doa sama sekali tidak berguna ?"
Buddha menunjuk ke sisi seberang sungai dan berkata,
"Kassapa, jika seseorang hendak menyeberang ke sisi seberang sana, apa yang seharusnya ia lakukan ?"
"Jika airnya cukup dangkal, maka dia dapat berjalan menyeberang ke sana. Jika tidak, maka dia harus berenang atau mengayuh perahu ke seberang."
"Aku setuju. Tetapi, bagaimana jika ia tidak mau berjalan menyeberang, berenang atau mengayuh perahu ? Bagaimana jika ia hanya berdiri saja di sisi sungai ini dan berdoa agar sisi sungai di seberang sana mendatangi dirinya ?
Bagaimana pendapatmu tentang orang semacam ini ?"
"Aku berpendapat ia agak bodoh!"
"Demikianlah Kassapa.! Jika seseorang tidak mengatasi kebodohan bathin dan berbagai penghalang mental lainnya, maka, orang itu tak akan dapat menyeberang ke sisi lainnya menuju pembebasan. Meskipun ia menghabiskan seumur hidupnnya untuk berdoa."
Tiba tiba kassapa meledak dalam isak tangis dan menjatuhkan diri berlutut di hadapan telapak kaki BUDDHA. "Gotama, aku telah menghabiskan lebih dari separuh hidupku. Mohon terimalah aku sebagai muridmu dan berikanlah aku kesempatan untuk belajar dan berlatih jalan menuju pembebasan bersamamu."
(demikian kisah bagaimana Uruvela Kassapa kemudian bergabung dengan Sangha).
48. @susi whang : menurut saya penjelasan bhnt bait ke-3 sd 7 itu intermezo/mengingatkan agar kita sebagai umat tdk berlebih2an/berhati2 agar tdk terlalu terlena dg keduniawian. Memohon berlindung,kesejahtraan,keslamatan,dll pun ada diparitta setiap kali kita puja bakti. Memang tradisi itu tdk bs dihilangkan krn itu indentitas kita sbg warga keturuan,kita umat awam hanya bs liat +/- dr tradisi itu sendiri n ajaran dhamma. Mknya ada bbrp vihara n klenteng berdampingan...buat share aja tmn kerja saya tanya sm saya t4 ibadah agama buddha itu klenteng y...saya jwb bkn klenteng tp vihara/cetiya sprt masjid/musolah,emang knp?dy blg pantes kmrn PR anak g salah..maaf klo ada salah2 kata :)
49. @susi whang : menurut saya penjelasan bhnt bait ke-3 sd 7 itu intermezo/mengingatkan agar kita sebagai umat tdk berlebih2an/berhati2 agar tdk terlalu terlena dg keduniawian. Memohon berlindung,kesejahtraan,keslamatan,dll pun ada diparitta setiap kali kita puja bakti. Memang tradisi itu tdk bs dihilangkan krn itu indentitas kita sbg warga keturuan,kita umat awam hanya bs liat +/- dr tradisi itu sendiri n ajaran dhamma. Mknya ada bbrp vihara n klenteng berdampingan ...buat share aja tmn kerja saya tanya sm saya t4 ibadah agama buddha itu klenteng y...saya jwb bkn klenteng tp vihara/cetiya sprt masjid/musolah,emang knp?dy blg pantes kmrn PR anak g salah..maaf klo ada salah2 kata :)
50. anda mengatakan : "Menurut saya menyembah thien bukanlah menyembah berhala sepanjang apa yang kita pikirkan bukanlah suatu berhala. " benar,kata dalam kalimat anda bisa luas penjabaran nya,,
n benar kata anda,pikiran adlh penentu,,
51. tetapi anda berkata : ‘ Umat awam dengan kemelekatannya masih memerlukan tempat mereka berlindung. "
jika begitu,anda berarti mengharapkan tempat berlindung oleh dia..apa demikian maksud anda?
jika demikian,bagaimana kesimpulan anda?? dan apakah anda masih umat awam?atau siswa Buddha yg ingin belajar??
n benar kata anda..pehaman melalui tingkatan yg dipahami, n memerlukan pehaman untuk menerima apa yg telah sudah ada nya. maaf sekali lg jika anda merasa tersinggung atau tidak sependapat dengan saya,
sy disini hanya mengingatkan,atw memperjelas,
tidak bermaksud buruk
52. Namo Buddhaya, @kwanz kwan.. Menurut suamiku, Pengertian tadi adalah berdasarkan theologia umum yang di ajarkan dalam ajaran katolik, juga unsur2 ajaran kong hu chu sebagai tradisi budaya china, namun dia juga sdh membaca Majjhima Nikaya dan Dhammapada. Serta dari bukti pengalaman nyatanya sendiri, kadang2 doa yang dilakukannya kepada thien sering di kabulkan. Itu menyatakan berdoa itu tidak salah yang perlu jangan di isi dengan niat keberhalaan. Untuk mencapai tingkat pelepasan tertinggi sang Buddha hanya menyerukan jauhi kejahatan, tambah kebajikan dan sucikan hati dan pikiran. Untuk itu kita cukup menjalankan 8 jalan kebenaran. Kalau harus membaca seluruh 80.000 bait kotbah sang Buddha terlalu lama dan tidak akan pernah selesai. Ada satu paritta Buddhis yang akan menuntun kepada pembebasan bila kita bisa mengamalkannya yang setiap hari kita ucapkan saat kebaktian yaitu Karaniya Metta Sutta.
53. Kalau saya setiap selesai membaca paritta hanya berharap semoga jasa2 baik saya hari ini dpt dilimpahkan kepd semua makhluk yg membutuhkan pelimpahan jasa, dan semoga karma baiik yg saya perbuat hari ini dpt berbuah sehingga saya dpt menjalani kehidupan ini dg baik dan dpt berbakti pada Buddha, Dhamma dan Sangha, serta orang tua saya.
54. Saat kita menghadap langit/Tian Kong, kita tetap berdoa dan berlindung kepada Triratna yaitu Buddha,Dharma dan Sangha.Banthe klo salah mhn dikoreksi.
55. @susi: terkabulnya doa itu karna didukung tabungan karma baik, bila karma baik mencukupi tanpa meminta pada yg diataspun pasti apa yg kita harapkan terjadi asal kita berusaha. saya tidak mengatakan sembahyang meminta ke langit itu tidak perlu dilakukan, namun sekedar menjelaskan bahwa seringkali kita itu menjadi ketergantungan pada yg diatas sehingga dikit2 meminta.
56. suhu Virya Guna (bhiksuni) dalam satu tayangan televisi dalam ceramahnya bahkan pernah mengatakan orang yg selalu meminta2 dalam doa tak ada bedanya dengan pengemis, ketika pertama mendengar tsb dalam hatipun saya sempat terkejut apa nanti yg mendengar tidak akan memprotesnya yah??)
namun bila kita renungkan kembali apa yg dikatakan suhu ada benarnya, karna kalau kita mampu mandiri dan masih mampu berusaha mengapa kita harus meminta?
mengukur mandiri atau tidaknya seseorang dapat dilihat dari kebiasaannya.
seorang yg manja walaupun usianya sudah tidak lagi muda dan berumah tangga akan selalu meminta pada orang tuanya walaupun hidupnya sebenarnya sudah lebih dari mencukupi,
bandingkan dengan orang yg hidupnya mandiri yg kuliah sambil bekerja dimana ia membiayai kuliahnya sendiri tak lagi meminta pada orang tua, mana menurut anda yg lebih dewasa ?
untuk hal yg sama, bila kita sudah merasa mandiri masihkah kita harus meminta ? meminta terus kapan memberi ?
susi & suami, saya cuma share pendapat saja, semoga sebutir pasir dari saya dapat bermanfaat namun bila dirasa pasir tsb mengotori silakan anda sapu, mohon maaf bila ada kata yg tidak berkenan di hati.
57. @K kwan! Sekuntum teratai buat anda. Klo kita sdh mengenal Buddha Dharma dg baik, tentu kita bisa menjadi pengerak bahwa berdoa bukan meminta sesuatu. Pernah dalm suatu Dharma talk: ditanyakan Pernah kita memberi setiap hari? Untuk ini kita disarankan membuat celengan ( ya semacam celengan bambu di tzu chi), yg akan kita sumbangkan kepada yg membutuhkan/ke Vihara/ sangha. Amitofo.
58.@Susi Whang, saya setuju dengan pemikiran suami anda, tapi ada satu point yg agak sedikit kurang setuju di point ini saja "Bhante jangan lagi melekat dengan angka2, karena untung rugi bukanlah kamus bagi thien".
Mungkin saja itu analogi dari Bhante ,satu pernyataan atau anolgi tidak bisa di dijudge dengan kata "melekat dgn angka".
@kwanz kwan, dari tulisan suami susi Whang, saya pikir dia bukan lebih condong ke taoisme, tapi budhistme, anda menggunakan cerita untuk mengilustrasikan, menurut saya cerita itu benar pada konteksnya, konteks menuju pembebasan , karena suami Susi Whang menyertakan berikut "sebagaimana di nyatakan oleh Buddha bahwa apa yang kita dapat adalah buah dari karma. Doa hanyalah suatu media meminta kepada Thien agar karma baik kita bisa berbuah sesuai dengan permintaan kita" , menurut saya permintaanya tidak dalam konteks pembebasan, kecuali jika sang peminta meminta pembebasan, baru bodoh.
*Saya bukan pro penyembahan, hanya saya setuju dengan suami Ibu Tukul (Susi Similikiti) yg menjelaskan dari sudut pandang orang awam, belum tentu suaminya suka menyembah.
59. @Anthony, menurut saya suami Bu Susi hanya ingin menjelaskan dari sudut pandang orang awam, terlihat dari tulisan "Umat awam dengan kemelekatannya masih memerlukan tempat mereka berlindung", ketika anda ingin mengajarkan orang saya pikir ada tahapannya, baiknya memahami dulu dari sudut pandang org yg diajarkan sesuai tingkat pemikiran.dia hanya mencoba berpikir dan menerangkan dari sudut pandang orang awam, bukan berarti suami Ibu Susi itu orang awam.
*Peace-peace-peace *No Offense *hanya diskusi
*Susi Whang saya hanya bercanda mengunakan Susi Similikiti
60. kalau sy di` Indo masih Bhante sy masih menyemhbah langit, dan Bumi, selain mengikuti ajaran Sang Buddha
alasanya: sy menghormat kepada langit dan Bumi karna, sy mendapat sumber matahari dan energy berkesinambungan dengan Bumi dimana sy tingal sy, mendapatkan kehidupan air dan makanan,serta didapatkan dr bumi tampa adanya langit yg memayungin kita apa jadinya Bumi ?ajaran Buddha itu, hanya untuk kita praktekan dan kita kembangkan kepada alam semesta serta isinya, yg penuh cinta kasih kepada semuah mahluk hidup..maupun yg lain`nya dan membawa manfaat kebahagian sejati untuk diri sendiri terbebas`nya derita / penderitaan itulah yg diajarkan Buddha untuk para umat`nya yg benar 2 mau memperaktekanya...istilanya enga 1/2 cm di mulut doang ? kebanyakn org kan cm service lips only,? pada saat diminta bantuanya pd bnyk alasan...
61.Namo buddhaya bhante, menurut saya sembahyang atau meminta sesuatu kepada yg kuasa, itu merupakan suatu tekad atau motivasi bagi dirinya dalam berusaha dlm mewujudkan cita2nya, begitu pula yg sembahyang menyembah langit hanya merupakan suatu simbul yg pd dasarnya jg yakin kpd Tiratana.
62. malam bhante, namo buddhaya kalo aku si, aku melihat itu sebagai tradisi dari orang tua, aku jarang melakukan itu...
biasanya aku minta keharmonisan keluarga. jarang aku minta materi yang gak kekal. dengan ke harmonisan, aku yakin bisa mendapatkan yang aku mau heheheh. kalo tentang yang dipersembahkan, mungkin itu lebih ke arah ikhlas atau tidaknya orang yang mempersembahkan itu. mungkin Dewa langit juga akan senang dengan keikhlasan umat2nya. lagipula, mendapat kan sesuatu seperti materi itu mungkin memang sudah karma baik dari orang2 yang mendapatkanya... dewa langit pun tak perlu pusing-pusing gulung tikar. maaf bhante kalo aku salah. tolong bhante dan teman2 yang membaca ini mengikoreksi kalo aku salah. namo buddhaya.
63. masih, karena bagaimanapun Tuhan yg menciptakan kita stidaknya kalo memang gak memohon, kita hormat lah kepada TUhan. kalo urusan minta meminta itu tergantung kan namanya juga harapan manusia dikabulkan atau tidak tetap tergantung yang diatas, saya rasa tidak ada salahnya kalau memang berharap tuhan perduli sama kita.
64. jika meminta sama tuhan itu kan namanya harapan smuanya kalau cuma meminta saja ga mungkin dikabulkan.. harus ada usaha istilahnya masa berharap hujan emas dari langit kan tidak mungkin. Jadi anggap saja Meminta2 kepada tuhan itu adalah sbuah harapan/ cita2... soal dikabulkan atau tidak.... itu tergantung takdir dan karma serta usaha yang berdoa.
65. Karena yg namanya manusia di dunia pasti mencari wu fuk Kekayaan kedudukan keselamatan kesehatan dan keturunan
jadi tidak ada salahnya meminta dan berharap pada tuhan siapa tau aja dikabuli toh kalau memang dirasakan cukup pantas utk dikabuli. Ini hanya pendapat saya kalau ada salah kata mohon maaf skian dan trima kasih.
66. saya ada kekurangan sedikit tadi... Dewa tidak butuh makan tidak butuh tidur, kalau mereka butuh makan maka mereka dengan manusia dan makhluk2 di dunia ini apa bedanya?? saya rasa tidak ada yang namanya gulung tikar karena dewa tidak pernah bangkrut karena dewa tidak pernah buka pabrik atau buka usaha dan yang namanya dewa tuh ga perhitungan loh.. kalau memang kita sumbang dengan ikhlas dan setulus hati nilai sumbangan itu mungkin lebih besar di mata mereka karena sumbangan bukan di UKUR berdasarkan RUPIAH tapi berdasarkan KETULUSAN HATI kalau ada yg salah mohon dimaafkan.
67. Namo Buddhaya,Bhante. Terima kasih buat penjabarannya.Saya baru tahu.Krn sejak kecil,org tua mengajarkan kami mendoakan keluarga sehat dan rukun.Org sekitar damai. Makanya pas 12 thn lalu (masih lekat dlm memori),kami sekeluarga tanpa kecuali rajin luar biasa pasang dupa hampir 3 kali sehari.Jlh dupa yg terpasang jadi segepok.Hahaha..Tapi gak pakai buah atau kembang gula.Soalnya pasar tutup krn takut rusuh.Jadi kalau sampai minta materi,apa mgkn terkabul?
Maaf, bhante.. Kalau bahasa saya jadi krg sopan.
68. Namo buddhaya, selamat malam bhante. Umat yg masih sembayang ti kong atau thian umumnya keturunan
chenese,yg menjalankan teradisih leluhur sebelum agama muncul di bumi ini. Ti kong dlm pengertian teradisih confusius adalah semesta alam yg dihormati sebagai ayah-ibu. Dlm teradisih tao adalah thian kung/yg maha kuasa/tuhan. Masing2 memiliki pengertian yg luas, Menurut aku menghormati ti kong/dewa/leluhur tdk merugikan umatnya,dan berdoa utk makhluk lain. Tapi klu berdoa memohon sesuatu utk dirinya sendiri hanya sebuah kemelekatan dan penderitaan yg akan
didapat.Krn doa hanya sebuah ungkapan,tidak akan bekerja tanpa di dasari kebajikan. Jadi org yg memiliki jasa bajikan,tdk
berdoa pun akan dilindungi.Bagaimana pun kesucian dan kebahagiaan tdk bisa didapat diluar diri kita,wlu hidup kita hanya pas-pasan,tdk memiliki kekayaan materi. Namo Buddhaya Bhante selamat pagi,
69. Saya disini mau meminta maaf pada bhante, yach ini terakhir kalinya saya ikut berkomentar dalam forum diskusi tanya jawab. Ini memberi pelajaran pada saya,bahwa ikut berkomentar akan menimbulkan kemelekatan yang baru (ingin menang sendiri/ego). yang berkomentar di dinding bhante dari jam 21.00 adalah suami saya, bukan saya. mungkin kata2 suamiku menyinggung perasaan bhante, disini saya meminta maaf. Mohon maklum bhante suami masih memiliki ego yang ingin menang sendiri.
70. memohon keselamatan kepada Nya sih sah sah aja, karena kita selalu ingin selamat dan perlindungan. Hendaknya diiringi dengan tindakan dan perbuatan baik.
71. itu kan nama nya adat istiadat dr yg tua2 dulu,yg skrg kan cuma neruskan aja .
72. saya masih pai thikong. alasannya; dengan menyembah langit atau pai thikong, yaitu berdoa utk keselamatan diri sendiri juga orang lain beserta minta dipenuhi kebutuhan" hidup di dunia ini. Setelah pai thikong atau berdoa hati saya menjadi LEGA dan ini secara psikologis adalah nyata. Karena sdh pai thikong yaitu yg berisi beraneka permohonan itu, otomatis menginspirasi saya agar lebih giat lagi, tekun utk berusaha agar supaya permohonan" tsb terkabul.
Dgn berpedoman bahwa manusia bertanggung jawab pada dirinya sndiri, maka saya hrs meningkatkan kepercayaan diri sendiri, spy memperoleh kepercayaan diri yaitu melalui penyadaran diri; mksdnya kita menyadari bahwa seluruh tanggung jawab kehidupan saat ini serta kehidupan masa depan sepenuhnya tergantung pada diri kita sendiri.
73. Sedikit komentar, buat teman2 sedharma dan dari lintas agama. Menurut saya, kita tidak perlu berbantah2an mengenai ritual2 keagamaan. Setiap agama biasanya akan menyesuaikan diri dgn tradisi2 daerah/negara yg dimasukinya, termasuk agama Buddha, karna ini bersangkutan dgn kebiasaan dan budaya masing2 daerah, selama tradisi tsb tidak bertentangan dgn kebaikan, kebajikan dan kejujuran, saya pikir sah2 saja dilakukan, tanpa harus dipertentangkan. Mengenai doa atau permintaan yg diajukan kpd yg dianggap makhluk kodrati yg dalam berbagai bahasa didefenisikan sbg Tuhan, itu kembali ke pribadi masing2, tingkat spiritual berbeda2 pd setiap orang, apa yg saya mengerti sekarang, mungkin akan sulit bagi saya untuk menjelaskan kepada yg lain, demikian juga sebaliknya, tapi tidaklah pantas bila hanya karna hal ini kita jadi timbul amarah dlm berpendapat. Sedikit info juga buat teman2, Konfusius dalam sejarah tidak pernah mengajarkan paham keagamaan, beliau adalah guru besar dalam hal tata budaya, moral dan menciptakan seperangkat aturan2 dalam berprilaku. Hal ini sebenarnya banyak dilakukan oleh orang2 tua jaman dahulu untuk diwariskan ke anak cucunya. Sedikit tulisan ini semoga bermanfaat untuk semua. Terimakasih
74. mohon maaf bila dalam kata2 saya menyinggung siapa saja yg membaca, namun apa yg saya tulis adalah pengetahuan saya selama belajar buddha dharma. dan yg apa yg saya tulis bukan hanya untuk mengingatkan orang lain namun juga untuk mengingatkan diri sendiri, karna saya setiap ke klenteng pun pada saat sembahyang (karna kebiasaan sejak kecil) terkadang secara reflek juga masih suka meminta, terutama meminta petunjuk pada ma kwan im (saya memanggil ma kwan im karna sewaktu kecil sakit2an lalu dibaptis menjadi anak angkat dewi kwan im), dan kebiasaan2 meminta itu sedikit demi sedikit berusaha saya hilangkan dari alam bawah sadar saya, dan mulai berusaha untuk lebih banyak memberi, untuk saat ini bukan banyak materi yg sanggup untuk saya berikan, namun berbagi pengetahuan dharma yg bisa saya berikan kepada siapa saja yg mau belajar bersama. saya juga tidak munafik mengatakan saya orang yg anti meminta kepada dewa dewi karna sayapun sadar bahwa sesungguhnya kebiasaan lama yg tersimpan dalam alam bawah sadar itu memang sulit untuk dihilangkan hehehhhh.....
Kesimpulan:
Dengan belajar ajaran Buddha secara perlahan kita terbuka wawasannya, dan mengerti bahwa untuk menjadi orang bijaksana itu tidak mudah. Melalui diskusi Dharma ini semoga kita mendapatkan kemajuan dalam belajar Dharma bersama teman-teman.
Karma baik ini kami limpahkan kepada para Guru Dharma dan orangtua serta para leluhur yg telah meninggal, smg mereka menerimanya d ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Ven. Sudhammacaro.
Penyusun.
Komentar
Penyataan ini memang membuat banyak pro dan kontra
"Coba kalau Dewa Langit bisa menghitung kalkulasi; buah yang seba tiga lalu kueh dan gula-gula itu nilainya berapa? Paling banyak tidak lebih Rp 100 ribu namun kenapa minta mobil baru yang harganya Rp 250 jutaan, apalagi rumah baru, dsb. Tentu saja Dewa Langit Tekor alias Rugi, boleh dihitung andaikata tiap orang sembahyang seperti itu, Dewa Langit bisa cepat ‘Gulung Tikar.’ "
Alangkah baik nya jika bisa di jelaskan dgn cara lain yg masuk logika.
Semoga semua mahluk berbahagia.
Shadu shadu shadu.