ALAM SEMENTARA SETELAH KEMATIAN TIBA (BARDO THODOL-BAHASA TIBETAN) SERIE KE 4..


Buddha Pesan: Renungan Kematian sangat berguna utk kita agar selalu sadar terhadap prilaku kita, pikiran, ucapan dan niat kita dg Baik, benar, dan terpuji..Sadhu 3X..







 5. CHONYID BARDO.

Bekal yang dibawa oleh Shespa di alam kedua ini ialah Bobot kesadaran secara sebenarnya,kesadaran dalam arti penghayatan apakah yang sangat berkesan dalam lubuk hatinya. Kesan ini akan ikut menentukan Alam mana yang akan dimasuki oleh Shespa bersangkutan.

Pada Shespa yang semasa hidupnya penuh berbuat kebajikan dan hati yang tulus, ikhlas dan penuh kasih sayang, kilatan sinar tadi memberikan rasa yang berkesan, sejuk dan teduh; sedang mereka yang berbuat Akusala karma akan merasakan kecekaman bhkan rasa takut terhadap kilat sinar tadi.

Kilat sinar itu terjadi 5–10 menit setelah nafas berakhir.Jangan gusar terhadap kilat sinar, pusatkan pikiran kepada Buddha, Amitabha atau Guru pujaanmu; juga kepada Bodhisattwa pujaaanmu, Cheenrazee ( Spyan–ras–gzzigs) atau Awalokiteswara.

Pada mulanya Shespa merasa bingung, kemudian setelah tenang ia dapat menghayati kilat sinar tersebut, setelah tenang pikiran, Shespa ingat pada kerabat yang ditinggalkan, anak /isteri/suami, mendadak ia akan melihat langit berwarna kelaburemang biru; kebiru-biruan tua redup. Hadapilah itu semua dengan tenang, pasrah!

Alam Chonyid adalah alam pertanggung-jawaban masing-masing Shespa semasa masih di alam dunia dahulu. Oleh karena itu disebut sebagai Alam Karmis impian; karena sudah berlalu.

Lepaskanlah semua rasa ikatan dengan yang pernah Shespa adakan, sebab akan menambah penderitaan/samsara (Hkhor-va,Baca; Khorwa). Ingatlah kepada Sang Tri Ratna, Awalokiteswara. Shespa akan mendengar suara menderu yang menggema, suara seperti gelombang lautan yang bergemuruh; itu semua adalah hasil dari Vipaka karma anda sendiri, Sadarilah! Janganlah takut, sebab Shespa berbadan pikiran (bag-chags yid-lus, Baca; bag chah yid lu); badan pikiran itu di bentuk oleh dirimu sendiri, oleh hasil pikiran (bag – chags) sendiri. Badan pikiran tidak akan terluka oleh rangsang apapun, tidak terluka, tidak mati; semua itu adalah hasil pantulan buah pikiran sendiri (Cetana). Sadarilah !

Sinar Biru tua.

Sinar biru tua adalah Sinar Dharma dhatu, Thigle-Brdalva (baca; Thigle Dalwa); dari suasana ini tampak perwujudan dari Bhagawan Vairocana (Rnam–par Snang – mzad; bacaa; Nam-par Nang- sad) yang berarti; mereka yang menempakkan diri, Bhagawan ini duduk di atas singgasana berbentuk seekor Singa, didampingi oleh empat Dhyani Buddha, lambing dari Empat unsure penunjang kehidupan.

Sinar biru tua itu adalah pengejawantahan dari pada kelompok kesadaran; (Rnam-par-shes-pahi/baca; nampar she pay) Vinnana skandha; kelompok kesadaran dari shespa sendiri; Unsur kesadaran memberikan sinar biru. Di samping itu juga tampak sinar keputihan, jangan perhatikan sinar putih tersebut. Satukan dirimu dengan sinar biru tersebut; itulah pancaran dari Sang Tathagata, Sakyamuni Buddha, atau De-bzhing-shegs-pa (De shing sheg pa); yang berarti; mereka yang telah sampai di tujuan (Nirwana).

Dalam situasi yang banyak jebakan (hphrang,baca; htang) di alam bardo ini, sinar biru tersebut banyak menolongmu. Ucapkanlah Mantra dibawah ini;

Keberadaan di dalam Samsara dikarenakan kebodohan,semoga Bhagawan Vairocana membimbingku, mengikuti jalan Dharma Dhatu. Semoga Ibu semesta (Nam-mkh-ah-dvy-ings-kyi-dvang-phyug-ma/baca; Nam-kha-ing-kya-wang-chug-ma). Akasa Dhatu Iswari menjagaku.

Semoga saya selamatmelewati jebakan –jebakan dalam Bardo ini.

Semoga para Dewata menolongku ke alam kebuddhaan.

Semoga dengan pengucapan Mantra ini Shespa dapat mencapai hati Bhagawan Vairocana. Dan mencapai suasana kebuddhaan dalam Samboghakaya; suasana kemampatan sempurna, Stug-po-bkod-pahi, zhing-kham (baca; Tug-po-kod-pai-shing-kham ); yaitu benih dari semua benih kekuatan hidup ( Prana ).

Semoga Shespa akan mencapai alam kemampatan sempurna, Yaitu alam menuju Nirwana ; Alam tanpa penurunan (Og-min) demikian istilah Tibetan menyebutnya.

Berbagai Kilatan Sinar.

Pada hari berikutnya, bentuk murni dari pada unsure Air akan memancar degan sinar putih, di tengah-tengah sinar biru tua, memancar dari arah Timur.

Kemudian memancarlah sinar biru sedang, cahaya dari Bhagawa Akshobhya sebagai penampilan dari Bhagawan Vajrasattwa (Rdorje – sems–dpah Ma–bskyad–pa/baca; Dorje-sems-pa mi-kyod-pa) duduk di atas singgasana berbentuk seekor gajah putih; di damping oleh Dewi Mamaki ( Sangs–rgyas–spyan –ma/baca; Sang yay,Chan-ma ); Mata dari Buddha. Dewi Mamaki adalah salah satu dari 108 Tara dalam Tantra Buddhis;

Kita mengenal empat macam Dewi Utama yaitu;

Dewi Rochani, Mamaki, Pandura dan Tara.

Bodhisattwa Ksitigarbha (Sahi-snying-po/baca; Sayi nying po), kandubgan bumi.

Bhagawan Maitreya ( Byams-pa/baca; Cham–pa), penuh kasih sayang.

Lasema, Lasya, Sgeg-mo-ma (Pribadi yang baik);
Pushpema, Pushpa, (me-log-ma); Bunga.

Sinar Putih.
Pada waktu sehari setelah kematian tiba, sinar biru selalu mewarnai alam dimana Shespa berada, kemudian pada hari kedua. Sinar putih akan menggantikannya.

Sinar itu memancar dari jantung Bhagawan Wajrasattwa, tidak lain adalah penampilan dari pada unsur dasar kesadaran (Rnampar-shes-pahi-phung-po/baca; Nampar–she-pay phung-po).Sinar ini menyorot tajam kepada Shespa;
Jangan gentar, teruskan meminta perlindungan kepada Wajrasattwa . Sinar ini memusingkan.

Bilamana Shespa banyak berbuat Kusala Kamma, sinar ini memberikan kesan sejuk dan mengesankan, sebaliknya bilamana Shespa banyak berbuat Akusala-Kamma, sinar ini berbentuk seperti mata kait dan mengait Shespa.

Ucapkan Mantra di bawah ini;

Pengembaraan kea lam Samsara, karena kebodohan;
Semoga mendapat berkah kebijaksanaan;
Semoga saya dibimbing oleh Wajrasattwa;
Semoga Dewi Mamaki menjadi Penyelamatku;
Semoga saya selamat melewati perangkap di alam Bardo ini;
Dan semoga saya berada di alam kesempurnaan.
Dengan mengucapkan Mantra tersebut di atas, semoga Shespa berada di alam Samboghakaya di alam Timur, alam Bhagawan Aksobhya, alam menjelang kebahagiaan.
Kalau pada hari pertama, unsure air yang keluar, maka pada hari ketiga adalah unsur tanah.

Sinar Kuning.

Pada Shespa yang banyak berbuat kusala-kamma akan melihat sinar kuning ini pada hari ketiga, pengejawantahan dari pada unsure tanah.Sinar ini berasal dari sebelah selatan, dari Bhagawan Ratnasambhawa ( Richen-hbyung-idan/baca;Richen yung dan/Permata yang dilahirkan); Lambang dari keindahan; Memberikan rasa kemantapan.Tampaklah pengejawantahan dari pada Bhagawan Ratnasambhawa duduk di atas singgasana berbentuk seekor kuda. Di kawal oleh Dewi Sangyay-chanma ( Sangs-rgyas-spyan-ma/baca; Sang-yay-chan-ma ) yang menyinri Shespa.

Dan dua Bodhisattwa Akasa garbha ( Nam-mkhahi-snying-po/baca; Nam khai nying–po, kandungan akasa ); dan Samantabhadra ( Kuntu zang-po/baca; kuntu-zang-po ). Ia adalah anak spiritual dari Dhyani Buddha Wairocana,serta dua Dewi Bodhisattwa, Dewi Mahlaima/Mala ( Hphreng-ba-ma/baca; Phreng ba ma ), Dewi pembawa tasbih )dan Dewi Dhupema, Dhupa ( Bdug-sposma/baca; Dug-po-ma); Dewi pembawa dupa /hio).

Sinar Merah.

Sinar ini keluar pada hari ke empat, dari arah Barat menyinar pada Shespa; keluar dari unsure api; tampillah Bhagawan Amitabha yang memgang tangkai bunga Teratai, duduk di atas singgasana berbentuk seekor burung merak.

Amitabha ; Snang-va-mthah-yas (baca; Nang-wa-tha-yay ); Cahaya yang tiada hentinya; lambang kehidupan abadi; didampingi oleh Dewi Gokarmo (Gos-dkar-mo/baca; Go kar mo),berjubah putih, Bodhisattwa Chenrazee (Spyan-ras-gzigs/baca; Chen ra zi/Awalokiteswara ),mereka yang melihat ke bawah dengan penuh kasih sayang.

Sebagai Bodhisattwa yang banyak memberikan pertolongan, Bodhisattwa Awalokiteswara ini sering ditampilkan dengan kepala 11, tangan 1000. Juga Dewi Manjusri, atau Dewi Jampal (Hjam-dpall/baca; Jampal. Dewi keagungan dan kelembutan).

Dewi dengan penuh kehalusan,disebut juga dengan sebutan Manjughosa, Dewa pengantar ilmu kebajikan; mengacungkan sebilah pedang di tangan kanan, dan tangan kiri memegang setangkai bunga teratai yang di atasnya terdapat buku Prasjnaparamita; di dampingi oleh dua Dewi Bodhisattwa Ghirdhina (Nyanyian Gita, Gluma/baca; Lu-ma) dan Dewi Aloke/Aloka (Dian /Lampu, Snang-gsall-ma/baca; Nang –sal-ma); biasanya dilambangkan dengan orang membawa Iyre dan lentera. Itu semua adalah tanda-tanda kesempurnaan yang akan menyinari Shespa.

Disamping itu, Shespa akan melihat kilat sinar berwarna merah yang meresahkan, itulah sinar cahaya pantulan dari alam Preta (Preta Loka); janganlah terpesona oleh sinar yang meresahkan itu; kalau sampai terpikat oleh sinar tersebut, Shespa akan terbawa ke alam Preta.

Ucapkanlah Mantra di bawah ini;
Semoga Bhagawan Amitabha menyelamatkan ku dari jebakan di alam Bardo ini, dan semoga Aku berada di alam kesempurnaan dan kebuddhaan.

Sinar Hijau.

Shespa akan melihat pancaran sinar berwarna hijau; berasal dari arah Utara; di sini Bhagawan Amoghasiddhi, (Don-Yod-grub-pa,baca;Don-Yob-tub-pa), duduk di atas singgasana berbentuk seekor Burrok dan memegang Wiswa-Vajra dikelilingi oleh Dewi Dolma, (Sgrolma baca; Dolma ), Dewi Tara, Dewi Penyelamat.

Sinar ini sebagai pantulan dari unsure udara.

Dewi Dolma adalah pengiring dari Dhyani Bodhisattwa Awalokiteswara. Kita mengenal dua Dewi Dolma, yaitu; Dewi Dolma putih yang di puja di Tiongkok dan Dewi Dolma Hijau yang di puja di Nepal; Dua pendamping lainnya ialah;
Bodhisattwa Chagna Dorje, Phyag-na-rdorje (baca;Chag-na-dorje ) dengan membawa sebuah Dorje
(Vajra) ditangannya; Vajrapani dan Bodhisattwa Dibpanamsel (Sgrib-pa-anam-sel /baca;Dib-pa-nam-sel)
Dewa penolong, Dipani atau Dipika, beserta dua orang pembantu; Gandhema, Gadha, Dri-chhama, Dewa
Penyebar pengharum dan Nidhema, Zhal-zas-ma, pemegang daging manis.

Setelah ke empat sinar tadi memancarkan cahayanya, dari ke empat penjuru angin memancarlah Sang Buddha Wairocana (Sangs-rgyas/baca; Sang-yay).

Dari sebelah Timur dating menyinar,sinar menjelang kebahagiaan, Buddha Wajrasattwa; Dari arah Selatan datang menyinar dengan kebesaran yang agung, Buddha Ratnasambhawa; dari arah Barat
Menyinar dengan onggokan bunga Teratai, Buddha Amitabha; dari arah Utara, Dewa Amoghasiddhi.

Disamping sinar hijau yang menentramkan, datang pula sinar hijau yang meresahkan, yaitu yang datang
Dari Alam Asura-loka, jangan terpengaruh oleh sinar tersebut.

Hari ke Enam.

Enam hari setelah kematian tiba, Shespa akan mengalami melihat empat sinar secara bergantian.

Sebagai pancaran dari pada unsure air, tanah, api dan udara.
Empat sinar tersebut juga merupakan ungkapan dari pada empat kebijakan, yang dalam bahasa-Tibet tersebut seperti di bawah ini;

1. Snang-Stong;baca; Nang-Tong; Ungkapan dari Sunyata;
2. Gsal-Stong; baca; Sal-Tong; Pancaran dari Sunyata;
3. Bde-Stong;baca; De -Tong; Berkah dari Sunyata;
4. Rig-Stong; baca; Rig-Tong; Kesadaran dari Sunyata.
Keempat unsur ini berhubungan dengan empat tahap dalam Dhyana, yang meliputi;

Pantulan dari pada Prajna/kebajikan;
Kebijakan dari pada Bobot kesadaran sunyata;
Kemampuan membedakan berbagai segi Prajna
Semua bentuk dari pada tindakan kebijakan/Prajna.

Dhyana terdiri dari proses dari kemajuan berbagai kemajuan mental, yaitu;

1. Analisa (Witarka);
2. Pantulan (Wichara);
3. Kesukaan (Priti);
4. Berkah (Ananda ) dan
5. Konsentrasi (Ekagata).

Sinar-sinar yang menyoroti Shespa itu di antaranya dari pancaran para Dewata (Rig-hdzin) agar Shespa dengan tenang dapat menghadapi semua kejadian yang serba asing sampai menjelang hari penentuan kea lam mana Shespa akan melanjutkan perjalanan, yaitu pada hari ke empat belas sesudah Kematian. Yaitu pada saat ia mencapai alam Sidpa Bardo.

Alam Bardo Tags-grol/Thos-grol (baca; Tahdol) penuh dengan keanehan-keanehanyang dipenuhi
Dengan berbagai kesan sinar-sinar yang kadang kala menyeramkan, kadang kala menentramkan.

Ucapkan Mantra di bawah ini, untuk membantu Shespa agar lebih terarah pikirannya di alam Chonyid;
Om Mani Padme Hum; (Mantra dari Bodhisattwa Awalokiteswara )

Om Wagi Shori Hum; (Mantra dari Bodhisattwa Manjusri)
Om Wajra Pani Hum; (Mantra dari Bodhisattwa Wajrapani)
Bilamana seseorang telah memiliki pengertian serta kemampuan memisah-misahkan berbagai pengertian Dharma, ia akan dapat meneruskan perjalanannya, dan tidak kembali lagi.

Demikian kata Maha Acarya Ashwaghosa, Bapak ajaran Mahayana.

Disamping adanya sinar-sinar utama, Putih, Biru, Kuning, Merah, dan Hijau, juga ikut menyinar
Pada Shespa berbagai pantulan sinar-sinar dari enam loka;

Sinar-sinar yang meresahkan, yaitu;
Sinar Putih yang membosankan dari Dewa loka.
Sinar Hijau yang membosankan dari Asura loka.
Sinar Kuningyang membosankandari Manusha loka.
Sinar Biru yang membosankan dari Neraka Awici.
Sinar Merah yang membosankan dari Pretta loka.
Sinar Putih berasap yang membosankan dari Alam Neraka.

Janganlah gelisah, tetap ingat kepada gurumu, Buddha Sakyamuni, Chenrazee/Awalokiteswara.Buddha Sugata (Bde-Var-gshegs-pa/baca; De-War sheg-pa)

Akan selalu membimbingmu, lewat penerangan diri pribadimu sendiri (Rang-Snang)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

" NAMA-NAMA BUDDHIS "

“大悲咒 | Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) & UM-MANI-PAD-ME-HUM”

“ Fangshen cara membayar Hutang Karma Buruk dengan cepat dan Instan “