Li-Meng Yan, Pakar Virologi Pengungkap Sumber Corona di China CNN Indonesia | Selasa, 04/08/2020 19:18 WIB
ANALISIS BEBAS SOAL COVID-19 dg PIKIRAN POSITIF...Serie ke 6..
Li-Meng Yan dalam sebuah wawancara media mengungkapkan jika negara asalnya, China menutup-nutupi informasi mengenai sumber penyebaran virus corona sejak awal.
Ia mengatakan bahwa virus corona berasal dari sebuah laboratorium militer Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, bukan dari pasar hewan Wuhan seperti yang selama ini diberitakan. Hal itu diungkapkan dalam sebuah wawancara dengan Lude Press pada Selasa (28/7).
Li merupakan seorang virologi dan imunologi di School of Public Health, The University of Hong Kong (HKU).
Ia mengantongi gelar Doctor of Medicine (MD) dari XiangYa Medical College di Central South University China dan gelar PhD dari Southern Medical University China.
Peminatan penelitiannya termasuk penyelidikan terhadap penyakit menular atau peradangan melalui model hewan yang berbeda. Penelitiannya baru-baru ini berfokus pada studi vaksin influenza universal, antibodi lintas reaktif, dan imunologi seluler.
Ia juga ikut menulis makalah dengan rekan-rekannya di HKU tentang penularan virus pada hamster berjudul "Patogenesis dan transmisi SARS-CoV-2 di hamster emas". Makalah itu diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature pada Mei 2020.
Foto: CNN Indonesia/Fajrian Insert Artikel - Waspada Virus Corona |
Dilansir dari situs web HKU Fight Covid-19, hasil penelitian makalah tersebut menunjukkan infeksi SARS-CoV-2 pada hamster menyerupai fitur yang ditemukan pada manusia dengan infeksi ringan.
Li mengatakan ia merupakan salah satu ilmuwan pertama di dunia yang mempelajari virus serupa SARS ini bersama mantan atasannya, Dr. Leo Poon di laboratorium Hong Kong University (laboratorium rujukan WHO).
"Pemerintah China melarang para ahli di luar negeri, termasuk di Hong Kong, melakukan penelitian di China," katanya.
Menanggapi wawancara dengan Fox News, HKU menyatakan pernyataan Li tidak sesuai dengan fakta-fakta kunci seperti yang mereka pahami. Selain itu, HKU menyangkal bahwa Li telah melakukan penelitian tentang penularan penyakit manusia ke manusia antara Desember 2019 dan Januari 2020. HKU enggan berkomentar lebih lanjut tentang masalah tersebut.
Kedutaan Besar China di Amerika Serikat juga mengatakan kepada Fox News tidak tahu mengenai Li-Meng Yan. Dia mengklaim China telah menangani pandemi virus corona dengan baik.
Melarikan diri ke AS
Usai mengungkap informasi tersebut, Li melarikan diri ke Amerika Serikat karena khawatir dengan keselamatannya. Ia mengaku memutuskan meninggalkan negaranya karena tahu betul bagaimana pemerintah China memperlakukan pelapor untuk menyembunyikan epidemi.
Dia mengaku harus pergi untuk keselamatannya sendiri, melarikan diri dari Hong Kong menggunakan maskapai Cathay Pacific pada 28 April untuk "menyampaikan pesan kebenaran Covid-19 kepada dunia".
Ketika itu dia menyadari jika tertangkap bisa dijebloskan ke penjara, atau lebih buruk lagi harus kehilangan nyawa. Li yang saat ini berada dalam persembunyian, mengklaim pemerintah China berusaha merusak reputasinya dan melancarkan sejumlah serangan untuk membungkamnya.
Dia juga menyadari kini hidupnya dalam bahaya. Li khawatir tidak akan pernah bisa kembali ke rumahnya, juga tidak akan pernah lagi melihat keluarga dan teman-teman.
"Alasan saya datang ke AS adalah karena ingin menyampaikan pesan kebenaran Covid-19," kata dia dalam wawancara eksklusif dengan Fox News dari lokasi yang dirahasiakan.
(ans/evn)
Komentar