IPTEK-SAINTIS-HUKUM ALAM-FENOMENA ALAM- Gerhana Matahari & Ketakutan Masyarakat Indonesia Zaman Dulu-Senin, 29 Februari 2016 - 08:30 wib (foto : BBC)-Aditya Gema-Jurnalis
JAKARTA - Gerhana Matahari bagi sebagian orang
masih dianggap sebagai peristiwa sakral. Tak terkecuali bagi warga Indonesia
yang tinggal di wilayah pedesaan, peristiwa ini dianggap sebagai awal datangnya
bencana.
Hal itu diceritakan oleh Thomas Djamaluddin,
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melalui sambungan
telefon kepada Okezone, Minggu (28/2/2016).
Thomas kecil dilahirkan di Cirebon pada 23
Januari 1962 dari Ayah seorang TNI. Ia masih merekam dengan jelas, bagaimana
masyarakat di desanya panik akan datangnya gerhana matahari.
Thomas yang menjalani masa sekolah dasar di
Cirebon itu tinggal bersama neneknya kala itu. "Ketika terjadi gerhana,
masyarakat di lingkungan rumah nenek langsung memukul bambu, waktu itu saya
masih kecil jadi ya tidak ngerti apa-apa," ujarnya.
"Orang-orang berpikir matahari sedang
ditelan oleh buto ijo, jadi banyak warga yang mukul bambu agar raksasa
takut," lanjutnya.
Ia menjelaskan, kala peristiwa itu terjadi
banyak anak-anak malah kegirangan melihat orang dewasa berlomba-lomba memukul
bambu. "Kita yang masih kecil, senang-senang saja karena dikira ada pesta.
Karena kita tidak diperbolehkan memukul bambu, jadinya kita saling menabrakan
kuku masing-masing," tutupnya. (kem)
Komentar