NASIHAT KUNO TIONGKOK (China)….. Si Dungu & si Genius
NASIHAT
KUNO TIONGKOK (China)…..
Si Dungu & si Genius
蠢才与天才
Chun cai yu tian cai
Pada
sebuah kesempatan, seorang penggemar olahraga sepeda yang telah memiliki
pengalaman 80000 km menceritakan pengalamannya ketika belajar sepeda kali
pertama. Kisahnya sangat menyedihkan.
Sejak
kecil ia terlahir sebagai anak yang bernyali kecil & kurang percaya diri. Selama
beberapa bulan sang kakak membantunya belajar bersepeda, akan tetapi tidak
kunjung berhasil. Baru saja sang kakak memapahnya mengendarai sepeda, ia telah
kehilangan keseimbangan & terjatuh. Kejadian ini terjadi berulang kali,
tidak ada perbaikan.
Sang
kakak dengan jengkel berkata kepadanya:”Kau adalah orang yang paling dungu di
dunia.”
Kegagalan
dalam belajar bersepeda juga berdampak terhadap kemampuan akademiknya. Ia yang
dulunya memiliki nilai raport menonjol bagus, tiba-tiba anjlok drastis. Baik
para guru maupun teman-teman sekelas sangat mengkuatirkan keadaannya. Sang ibu
& ayah juga merasa heran mengapa anaknya yang begitu berprestasi tidak bisa
mengendarai sepeda?
Ia
melanjutkan ceritanya:”Jika tidak karena seorang guru yang baik hati, selamanya
saya tidak akan bisa bersepeda.””Beliau adalah guru smp saya, guru terbaik yang
pernah saya temui.”,tuturnya.
Pada
sebuah liburan musim semi, secara kebetulan sang guru memboncengnya ke luar
kota untuk bertamasya. Saat beristirahat di tengah jalan, sang guru dengan
lembut membujuknya untuk belajar bersepeda.
“Kayuhlah
sepeda ini, saya akan memapahmu! Kamu memiliki keunggulan dalam banyak hal,
termasuk juga bersepeda!”
Intonasi
& suara sang guru yang memberikan dorongan telah membangkitkan rasa percaya
dirinya. Ia menuruti perkataan sang guru untuk mencoba mengendarai sepeda. Sang
guru senantiasa berada di belakang untuk memapahnya agar tidak terjatuh. Makin
lama, ia makin kencang dalam mengayuh sepeda. Sang guru perlahan-lahan
melepaskan tangannya, tidak lagi berada di belakang sepeda memapah. Tiba-tiba
ia menoleh ke belakang & mendapati sang guru tidak lagi memapahnya. Ia
kehilangan keseimbangan & terjatuh ke tanah. Begitu terjatuh, ia segera
bangun & mengangkat sepeda. Kali ini ia bisa tersenyum, tidak lagi merasa
bersedih seperti dulu.
Sang
guru berkata: ”Bersepeda adalah hal yang mudah. Karena kau adalah seorang anak
yang genius, segala hal dapat dilakukan dengan mudah. Begitu pula dengan
anak-anak yang lain, mereka adalah anak-anak yang jenius.”
Ia
mengakhiri kisahnya dengan memberi sebuah kesimpulan. “Tidak peduli apakah saya
adalah anak jenius/bukan. Saya merasa sangat beruntung, ketika berusia belasan
tahun dapat bertemu dengan seorang guru yang mengatakan jika saya adalah
seorang yang genius. Saya telah mengelilingi banyak daerah, menjumpai banyak
sekali anak. Sayangnya, sangat sedikit yang bernasib seperti saya. Mereka
sering kali dikatakan sebagai seorang yang dungu, mereka yang sebenarnya genius
menjadi dungu.”
To
be continue...
Diterjemahkan
secara bebas dari aplikasi android zhi hui ren sheng 智慧人生.
Semoga berguna dan mohon
maaf bila tidak berkenan di hati anda sadhu.
Penulis: Xie
Zheng Ming.
Ahli Sejarah
Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.
Komentar