“Ajahn Brahm Contoh Teladan Bhikkhu Therawada yg Bijak, Praktisi yg ber-Pandangan Luas, Penuh Dedikasi Ikuti Jejak Guru Agung Buddha Gotama”
Kunjungan Ajahn Brahm yg
Rendah Hati Ke Da Ai TV Taiwan
FUNDS tanggal 14 Mei 2013, Bhikkhu Ajahn Brahm berkunjung Ke Stasiun Da Ai TV di Taipei.Bhikkhu Ajahn Brahm awalnya berasal dari Inggeris, lalu memutuskan untuk menjadi Bhikkhu Setamatnya dari universitas. Dalam, kunjungannya, terinspirasi Oleh Semangat humanis Tzu Chi dan tersentuh Oleh Ketetapan Hati Da Ai TV untuk menyebarkan kebenaran, kebajikan dan Keindahan melalui media.
Ajahn Brahm membahas
Artikel Baru Master Cheng Yen
Bhikkhu Ajahn Brahm dari
Aliran Therawada Hari Ini (15/5) berkunjung Ke Griya Jingshe Hualien dan
bertemu dengan Master Cheng Yen. Kedua belah pihak berbincang-bincang
masalah Agama, dengan Harapan Bisa menambah kekuatan Perdamaian di Dunia.
Bhikkhu Ajahn Brahm
dipandu dan diberi penjelasan Oleh Bhikkhuni Griya Jingshe untuk memahami
sejarah Tzu Chi yang menggunakan metoda Pembinaan Diri sehari-hari dari para
Bhikkhuni Griya Jingshe. Ajahn Brahm adalah seorang Bhikkhu Therawada Yang
Ulasannya Sangat terkenal di Asia Tenggara.
Bhikkhu Ajahn Brahm
diundang Oleh CEO Da Ai TV untuk berkunjung Datang Ke Taiwan, adalah Kali
PERTAMA beliau Datang Ke Taiwan Dan berbincang-Bincang dengan Master Cheng Yen,
melalui Panduan Interaksi AGAMIS (Buddha) di Taiwan.
CATATAN ANALISTIS:
“Ajahn Brahm Contoh
Teladan Bhikkhu Therawada yg Bijak, Praktisi yg ber-Pandangan Luas, Penuh
Dedikasi Ikuti Jejak Guru Agung Buddha Gotama”
Alasannya, Ajahn Brahm tdk Fanatisme Ekstrim, tdk Arogansi, tdk Dogmatis
Kaku, bukan seorang Bhikkhu Therawada yg Cuma Teoritisme Mati.
Faktanya: Ajahn Brahm Berani Men-Dobrak dan Melawan Arus yg ber-Pandangan
Sempit hingga Serius mau mem-Bentuk Sanggha Bhikkhuni Therawada yg banyak
di-Tentang oleh Kelompok bhikkhu Therawada Fanatisme Kaku.
Ajahn Brahm seorang Bhikkhu Therawada yg Penuh Dedikasi telah mengangkat
Derajat dan Hak Asasi Kaum Feminim (Perempuan) untuk Jadi seorang Bhikkhuni,
Ikuti Jejak Guru Agung Buddha Gotama. Ajahn Brahm sdh Mengembalikan Posisi Bhikkhuni
ke Awal Mula Sejarah Guru Agung Buddha Gotama membentuk Sanggha Bhikkhuni. Ini
artinya Ajahn Brahm sudah Menyempurnakan empat Kelompok para Sisiwa Guru Agung
Buddha Gotama.
Yaitu ke-1. Para Bhikkhu, 2. Para Bhikkhuni, 3. Para Upasaka (umat
Laki2), 4. Para Upasika (umat Perempuan).
Ajahn Brahm seorang Bhikkhu Therawada yg tdk sama spt para Bhikkhu
Therawada Indon yg Cuma Omong Besar, Dogmatis Kaku, Teoritisme Mati, dan Arogansi.
Ajahn
Brahm seorang Bhikkhu Pembelajar Dharma sekaligus Praktisi Dharma Sejati, yg seharusnya
menjadi Contoh Teladan yang Pantas diikuti Jejaknya oleh Generasi Muda para
bhikkhu Therawada Indon dan Umatnya.
Semoga Catatan Analistis
ini memberi Inspirasi dan mem-Buka Mata Dharma (Sadarkan) para bhikkhu Therawada Indon dan Umatnya.
Semoga berguna untuk menambah Pengetahuan dan Wawasan Dharma.
Mohon Maaf jng Marah yah.. bila ada yang salah dan tidak berkenan di-Hati anda, Sadhu.
Mohon Maaf jng Marah yah.. bila ada yang salah dan tidak berkenan di-Hati anda, Sadhu.
KOMENTAR:
1. Sungguh aneh ya kelakukan org indo ,
mungkin akibat terlalu lama negara kita dijajah negri belanda ,yg diajarkan
hanya politik adu domba nya,jd pengetahuan pendidikan nya kurang berkembang..
Ya smua itu juga krn UUD alias Ujung Ujung Duit.. Santai santai omithofo.
berbekal kerendahan hati serta
kebijaksanaan yang main, beliu mau datang mengunjungi bhikkuni tzu chi yang
teloransinya serta kemanusiannya sangat tinggi. beliau datang saling bertukar
pikiran tentang agama.
2. kalo di indo ada yang seperti AB
beeeehhhh jadi di musuhin deh dan habis di kata2in .... tepuk2 jidat ....
melihat suatu kebenaran yang terinjak .. Benar tuh ce fera,hahaha. Kebanyakan gelap mata karena nafsu
duniawi yang berlebihan, serakah, tau nya ada uang di sayang aja, kebenaran
uangnya dikit, tapi kejahatan dapet uangnya banyak,hihihi.
3. Sbg Orang Indonesia,
Warga Negara Indonesia, anda harus taat dgn Hukum dan peraturan pemerintah,
betul?.. Anda mengakui atao tidak bahwa Pancasila sbg Landasan Negara RI?
...skr Pertanyaan anda "apakah kita dirugikan atau tidak memakai nama
Tuhan YME dlm agama Budha?" .. Dlm kontek ke warga negaraan tentu IYA ..
Seandai nya anda tidak punya "Tuhan YME" dlm agama anda bearti anda
disebut ATHEIS , betul? ... Diluar konteks Ke warga negaraan , anda punya
"Tuhan" atao tidak( atheis atao non atheis) merupakan hubungan
personal pribadi masing2.. Konsep ketuhanan YME sudah diakui oleh pemerintah RI
untuk agama budha adlh ADI BUDDHA, mengapa harus di buat lagi oleh
"CW" konsep ketuhanan YME dgn Udana VIII:3 merujuk Nibbana? pembahasan
ini di kupas tuntas melalui sisi Dharma , kita berdiskusi Dharma bukan berdebat
..
4. sebetulnya, bila STI
belum/ tidak dapat menerima konsep ADI BUDDHA karena belum cukup memahami,
seharusnya bisa menanyakan pada yang memahami. dan bila bertanya, seharusnya memberikan
kesempatan bagi orang yg ditanya untuk memberikan penjelasan dengan lengkap,
baru kemudian memberikan penilaian. yg selama ini dilakukan STI adalah
"Mempertanyakan" dan langsung menjustifikasi salah tanpa mendengarkan
penjelasan ataupun berusaha mencari informasi terlebih dahulu. ini memang
berkaitan dengan sejarah masa lalu disaat mbah ashin jinarakkhita diadu dengan
mbok hartati dan terjadilah prahara dalam majelis2 agama buddha indonesia. ada
orang yang berkepentingan dibelakangnya, selain bertolak belakang dg mbah
sukong juga ambisius dan culas. nah orang ini belum diketahui siapa dalangnya.
tapi anyway itu adalah masa lalu. biarlah itu menjadi sejarah dan pelajaran
berharga, karena masa depan agama buddha indonesia lebih penting. sekarang setiap
orang yg mempertanyakan ttg doktrin adi buddha patut untuk mencari informasi
terlebih dahulu dan berdiskusi dg yg menguasai. karena ini adalah ciri orang
bijak. Trims.
@ Tan Ruslan memang yg
terbaik yg diakui pemerintah & keputusan yg sdh menjadi keputusan bersama
di konggres WALUBI 1980 saat memutuskan bhikkhu STI (bhante Pannavaru dkk),
pakar STI (oknum STI C.Wowor & Panjika) tentu sdh diteliti, dibahas,
dipelajari & dianalisa secara mendalam sehingga pihak STI & dkknya
menyetujui
Bila kemudian hari pihak STI & dkknya mengingkari lagi konsep KeTuhanan yg telah mereka setujui dgn alasan tdk sesuai dgn agama Buddha, yg menjadi pertanyaannya waktu konggres WALUBI 1980an apa pihak STI & dkknya sedang drop otaknya atau hilang kesadarannya sehingga sekarang mengingkari lalu membuat konsep KeTuhanan yg baru
Bila dilihat cara bertindak & berpikirnya STI & dkknya saat ini tdk ada bedanya dgn kemampuan pola berpikirnya dgn anak2x play group hari ini bilang ya besok sdh melupakan apa yg telah diucapkan & diputuskan.
Bila kemudian hari pihak STI & dkknya mengingkari lagi konsep KeTuhanan yg telah mereka setujui dgn alasan tdk sesuai dgn agama Buddha, yg menjadi pertanyaannya waktu konggres WALUBI 1980an apa pihak STI & dkknya sedang drop otaknya atau hilang kesadarannya sehingga sekarang mengingkari lalu membuat konsep KeTuhanan yg baru
Bila dilihat cara bertindak & berpikirnya STI & dkknya saat ini tdk ada bedanya dgn kemampuan pola berpikirnya dgn anak2x play group hari ini bilang ya besok sdh melupakan apa yg telah diucapkan & diputuskan.
5. semoga semua teman2x dhamma menyadari saat
dimana kita blh kokoh dlm pendirian hal dhamma juga saat dimana kita blh lentur
dlm dhamma diambil jln tengahnya krn Sang Buddha tdk pernah mengajarkan kita
utk jadi
ekstrim & fanatik yg terlalu berlebhihan
Bila kita fanatik berlebihan menunjukkan tingkat keegoan tinggi sekali berarti dlm pelaksanaan & praktek dhamma masih tingkat taman kanak atau play group
KeTuhanan yg terbaik adalah versi konggres WALUBI thn 1980an krn disaat sblm diputuskan sdh dibahas, diteliti, dianalisa & dipelajari oleh semua pihak baik STI ataupun oknum STI (C.Wowor & Panjika) kalau pun saat ini pihak STI & oknum STI (C.Wowor & Panjika) mengikari mereka blh dikategorikan bunglon dhamma & penjilat ludah sndri serta mereka tlh melakukan kebohongan dlm dhamma
Semua pihak marilah berpikiran jernih semua hal bila sdh diputuskan secara musyawarah & mufakat pastilah terbaik, janganlah mencoba mengingkarinya krn Sang Buddha tdk pernah mengajarkan kita semua utk mengikari hal apapun yg sdh kita putuskan bersama & Sang Buddha tdk pernah mengajari kita utk jadi pecundang dhamma.
ekstrim & fanatik yg terlalu berlebhihan
Bila kita fanatik berlebihan menunjukkan tingkat keegoan tinggi sekali berarti dlm pelaksanaan & praktek dhamma masih tingkat taman kanak atau play group
KeTuhanan yg terbaik adalah versi konggres WALUBI thn 1980an krn disaat sblm diputuskan sdh dibahas, diteliti, dianalisa & dipelajari oleh semua pihak baik STI ataupun oknum STI (C.Wowor & Panjika) kalau pun saat ini pihak STI & oknum STI (C.Wowor & Panjika) mengikari mereka blh dikategorikan bunglon dhamma & penjilat ludah sndri serta mereka tlh melakukan kebohongan dlm dhamma
Semua pihak marilah berpikiran jernih semua hal bila sdh diputuskan secara musyawarah & mufakat pastilah terbaik, janganlah mencoba mengingkarinya krn Sang Buddha tdk pernah mengajarkan kita semua utk mengikari hal apapun yg sdh kita putuskan bersama & Sang Buddha tdk pernah mengajari kita utk jadi pecundang dhamma.
6. Kalo tidak ada mbah ashin jinarakkhita
ݪªª Ώggªk ada mbah panyavaro to.... Apalagi mas uttamo. Semua ini tentu jasa
besar dari mbah ashin jinarakkhita to mas.
silakan disimak dulu ndoro, ada
2 postingan bhante yg membahas ini. sampe khatam ya bacanya. sebetulnya
konsepnya pak wowor pun juga sudah mengarah ke pengertian adi buddha, tetapi
pemahaman pak wowor belum final. nah ndoro chandra halim harus menyimak
penjelasan saya dulu ttg adi buddha di postingan status bhante sebelumnya.
https://www.facebook.com/bhante.sudhammacaro/posts/599827390041747?comment_id=106496147¬if_t=like
, https://www.facebook.com/bhante.sudhammacaro/posts/601063936584759?comment_id=106502764¬if_t=like
6. selamat sore semua! buddha sarang
gacchami, dhammang saranang gacchami, sanghang saranang gachami dan seterusnya
( aku berlindung pada buddha, dhamma, sangha dan seterusnya ) dan itu sudah
sering kita ucapkan saat di vihara dan bhante sudah sering melafalnya, dari itu
kita tidak perlu melindungi dharma tetapi dharma yang melindungi kita , jadi
kita termasuk bhante tidak usah pusing tentang ketuhananan yang di buat entah
siapa, yang penting kita terus menpraktekan dharma ( kebenaran )dan umat buddha
seperti kita sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk. ingat dharma itu
di praktekan bukan untuk di pelajari dan di perdebatkan. terima kasih , semoga
semua makhluk hidup berbahagi!!
7. Apakah kita di rugikan atau tidak memakai
nama tuhan! dalam agama buddha, kurasa tidak !! cuma perasaan orang orang
tertentu yang merasa di rugikan. Perkembang agama buddha di indonesia banyak di
kembangkan oleh bhikhhu bhikku theravadana contohnya bhante uttamo, bhante
pannavaro, bhante win dan sebagainya, untuk pak tarra lozhang pengetahuan agama
nya tidak di raguka lagi cuma perlu di aplikasi ilmu agama nya aja !!
kalo untuk praktik, tidak beragama pun tidak
masalah, asalkan tidak mengganggu hak hidup orang lain. akan timbul sedikit
permasalahan bila kita berbenturan dg kebutuhan bernegara.
nah disini sekaligus saya memberikan suatu
tantangan terbuka bagi seluruh pandita senior theravada dan sekaligus bikkhu
sangha theravada untuk melakukan diskusi terbuka tentang adi buddha. apakah mau
face to face ataupun dalam satu institusi, bagi saya tidak masalah. saya maju
seorang diri tanpa backing siapapun maupun majelis manapun. asalkan diskusinya
elegan bagi seorang yg terpelajar, saya ok saja.
8. Chandra menulis: Makhluk-makhluk itu pun
berpikir, “Dia Brahma, Maha Brahma, Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Tahu,
Penguasa, tuan dari semua, Pembuat, Pencipta, Maha Tinggi, Penentu tempat bagi
Semua Makhluk, Asal mula kehidupan, Bapa dari yang telah ada dan yang akan ada.
Kita semua adalah ciptaannya. Mengapa ?” Sebab, setahu kita, dialah yang lebih
dahulu berada disini, sedangkan kita muncul sesudahnya. “Para bhikkhu dalam hal
ini makhluk yang pertama yang berada di situmemiliki usia yang lebih panjang,
lebih mulia, lebih berkuasa daripada makhluk-makhluk yang datang sesudahnya.
Para bhikkhu, selanjutnya ada beberapa makhluk yang meninggal di alam tersebut
dan terlahir kembali di bumi. Setelah berada di bumi ia meninggalkan kehidupan
berumah tangga dan menjadi pertapa. Karena hidup sebagai pertapa, maka dengan
bersemangat, tekad, waspada dan menjadi tenang dan memiliki kemampuan mengingat
kembali satu kehidupan lampau, tetapi tak lebih dari itu. Mereka berkata Dia
Brahma, Maha Brahma, Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Tahu, Penguasa, tuan dari
semua, Pembuat, Pencipta, Maha Tinggi, Penentu tempat bagi Semua Makhluk, Asal
mula kehidupan, Bapa dari yang telah ada dan yang akan ada. Diala yang
menciptakan kami, ia akan tetap kekal selamanya, tetapi kami yang diciptakannya
dan datang ke sini adalah tidak kekal, berubah, dan memiliki usia yang
terbatas. Apabila kita cermati dengan seksama, Maha Brahma yang merupakan
makhluk alam Abhassara yang terlahir di alam Brahma. Pada masa awal memiliki
tubuh yang bercahaya dan memiliki kemampuan untuk melayang-layang. Munculnya
makhluk alam Brahma lainnya adalah karena habisnya masa kehidupan mereka di
alam Abhassara. Jadi, bukan karena hasil dari ciptaan Maha Brahma. Setelah
menolak Maha Brahma sebagai pencipta, dia menawarkan rumusan lain yang diambil
dari Tipitaka yang menurutnya lebih tepat disebut Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
agama Buddha. Beliau mengutip Sutta Pitaka, Udana Nikaya VIII : 3 : “Atthi
Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam, yang artinya : “Suatu yang tidak dilahirkan,
tidak dijelmakan, tidak diciptakan dan Mutlak.” Pandangan Upasaka Succako,
dalam bukunya Konsep Ketuhanan dalam Agama Buddha, beliau menyebutkan : Nibbana
adalah cita-cita tertinggi. Nibbana merupakan suatu keadaan ketika kita
terbebaskan secara sempurna dari belenggu lahir-mati dan tanha ? Nirvana adalah
kebalikan Samsara. Nibbana harus ditafsirkan sebagai berakhirnya segala
manisfestasi dari tanha. Nibbana adalah akibat dari proses pembersihan hati dan
pikiran secara total dan bukan sebaliknya sebab dari terjadinya proses itu ?
Dalam Anguttara Nikaya, Buddha menjelaskan ada 3 (tiga) pandangan yang berbeda
yang dianut masyarakat luas pada masa kehidupannya. Salah satu dianataranya
adalah pandangan bahwa baik penderitaan maupun kebahagiaan kedua-duanya berasal
semata-mata dari Pencipta (Issaranimmanahetu). Menurut pandangan ini kita tidak
lebih dari hasil karya Pencipta dan sebagai konsekuensinya, seluruh nasib dan
takdir kita bergantung mutlak pada kehendaknya yang absolut. Dalam pandangan
ini manusia tidak memiliki sedikit kebebasan lagi untuk menentukan nasib dan
takdirnya sendiri. Terhadap pandangan ini, Sakyamuni Buddha bersabda, “Jadi,
karena diciptakan oleh Pencipta yang maha tinggi, maka manusia akan menjadi
pembunuh, pencuri, penjahat, pembohong, pemfitnah, penghina, pembual,
pencemburu, pendendam dan orang yang keras kepala. Oleh karena bagi mereka yang
berpandangan bahwa segala sesuatu adalah ciptaan pencipta, maka mereka tidak
akan lagi mempunyai keinginan, ikhtiar ataupun untuk menghindar dari perbuatan
lain. (Majjhima Nikaya II, Sutta no. 101). Jika ada suatu makhluk yang
merancang kehidupan dunia, kemuliaan dan kesengsaraan, tindakan baik dan
tindakan jahat – maka manusia tidak lain adalah alat dari kehendaknya dan tentu
makhluk itu yang bertanggung jawab (Jataka VI : 208). SANGHYANG ADI BUDDHA
adalah asal usul dari segala sesuatu yang ada di alam semesta, ia sendiri tanpa
asal dan tanpa akhir, ada dengan sendirinya, tidak terhingga, Supreme dalam
segala kondisi, conditionlesss, absolute, ada dimana-mana, esa tiada duanya,
kekal abadi. Namun semua kata-kata indah dan besar itu tidak mampu melukiskan
keadaannya yang sebenarnya dari Sanghyang Adi Buddha. Apakah Adi Buddha
tersebut ? Adi Buddha tak dapat dikatakan sebagai zat Ilahi yang memiliki inti
ego (ego conscious). Adi Buddha bukanlah Tuhan Antrofomorfik (menyerupai
manusia) maupun Tuhan Antropopatis (memiliki perasaan dan emosi seperti
manusia) yang membuat sebuah rencana dibenaknya, lalu berkeinginan
untuk mewujudkannya dan dikemudian hari
memutuskan untuk menilai baik tidaknya hasil karya itu – layaknya seorang
arsitek yang memandangi gedung hasil ciptaannya sendiri untuk memuji atau
mencela. Dalam Literatur Mahayana dapat kita jumpai konsep pemahaman mengenai
Ketuhanan tersebut. Dalam kitab Sutra Vimalakirti Nirdesa, disebutkan Dharma
tertinggi adalah tak terkatakan. Pendekatan pemahaman tersebut kita telusuri
dalam Trikaya (tiga tubuh Kebuddhaa), yaitu : 1. Dharmakaya yang absolut Yang
Mutlak ini bersifat kekal, meliputi segalanya tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu bukan realitas personifikasi, esa, bebas dari pasangan yang berlawanan,
ada dengan sendirinya, bebas dari pertalian sebab akibat. Tubuh Dharma ini
disebut Tathagatagarbha. 2. Sambhogakaya Tubuh rahmat atau tubuh cahaya sering
dinyatakan perwujudan surgawi yang dapat dilihat oleh makhluk surga dan Boddhisatva.
3. Nirmana kaya Tubuh perubahan yang dapat dilihat oleh manusia dan dipakai
untuk mengajarkan manusia. Buddha Gotama yang mengajarkan kita memakai tubuh
ini Mengapa harus ada Adi Buddha Adanya Adi Buddha merupakan penegasan yang
penting, bahwa kehidupa ini bukanlah produk chaos, melainkan hasil dari tata
kerja hierarchi spiritual yang menghendakinya. Dengan adanya Adi Buddha
kehidupan ini menjadi berarti dan dapat dimungkinkan untuk mencapai pencerahan
dan kebuddhaan. Bagaimana dengan pengaturan hukum alam semesta ?” Ajaran Buddha
mengenai asal alam semesta. Selaras dengan ilmu pengetahuan. Dalam Aganna
Sutta, Buddha menggambarkan: alam semesta berulang kali mengalami kehancuran
dan tersusun kembali selama masa yang tak terhitung; bumi ini bukanlah
satu-satunya planet; ada gugus-gugus yang lebih besar, tatasurya, galaksi,
mahagalaksi, dst, tanpa batas. kehidupan pertama terbentuk di atas permukaan
air, kehidupan berangsur-angsur berevolusi dari organisme yang sederhana
menjadi makin kompleks. Segala proses ini tidak berawal, tidak berakhir, dan
berlangsung alamiah. “Agama masa depan adalah agama kosmik. Melampaui Tuhan
sebagai pribadi serta menghindari dogma dan teologi. Mencakup baik alamiah
maupun spiritual, agama tersebut seharusnya didasarkan pada rasa keagamaan yang
timbul dari pengalaman akan segala sesuatu yang alamiah dan spiritual, berupa
kesatuan yang penuh arti. Ajaran Buddha menjawab gambaran ini. Jika ada agama
yang akan memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan modern, itu adalah ajaran Buddha.”
(Albert Einstein, 1939) Sumber Pencantuman Ketuhanan Konsep mengenai Adi Buddha
dapat kita jumpai dalam 1. Kitab Namasangiti Karanda Vyuha. 2. Svayambu Purana
3. Maha Vairocanabhisambodhi Sutra 4. Guhya Samaya Sutra 5. Tattvasangraha
Sutra dan 6. Paramadi Buddhodharta Sri Kalacakra Sutra. Di Indonesia, 1. Kitab
Namasangiti versi Chandrakirti dari Sriwijaya dan 2. Sanghyang Kamahayanikan
pada jaman Pemerintahan Mpu Sindok.
9. Chandra menulis: Kebenaran terakhir ini,
seperti Nibbana yang memungkinkan kita untuk mencapai pembebasan. Buddha telah
mencapai Pencerahan Sempurna, dengan demikian Buddha menghayati dan memahami
Ketuhanan dengan sempurna pula. Buddha bersabda: “Ada Yang Tidak Terlahir, Yang
Tidak Terjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak (Udana VIII:3). Yang Mutlak =
Asamkhata-Dhamma = Yang Tak Terkondisi. Dengan adanya Yang Tak Terkondisi
(Asamkhata), maka manusia yang terkondisi (Samkhata) dapat mencapai kebebasan
mutlak dari samsara. Dengan adanya hukum Dharma, unsur IMANEN dari Ketuhanan
YME tidak lenyap sama sekali, namun ajaran Buddha menekankan unsur TRANSENDEN
dari Ketuhanan YME. Semua yang transenden adalah TIDAK TERKONSEPKAN, harus
dipahami secara INTUITIF melalui PENCERAHAN, bukan melalui konsep. Tak
terelakkan, ketika kita bicara tentang konsep Ketuhanan, diperlukanlah:
SEBUTAN. Salah satu sebutan: Adi-Buddha. Sebutan lain: Advaya, Diwarupa,
Mahavairocana (kitab-kitab Buddhis bahasa Kawi), Vajradhara (Tibet: Kargyu
& Gelug), Samantabhadra (Tibet: Nyingma), Adinatha (Nepal). Daftar ini tidak
lengkap dan masih bisa diperpanjang lagi sesuai dengan kebutuhan Ajaran-ajaran
mengenai Adi Buddha telah lama dianut oleh leluhur-leluhur kita di tanah Jawa
yang menganut aliran Buddha esoterik yang mendirikan candi borobudur serta
candi-candi Buddhis lainnya. Adi-Buddha = Realitas Tertinggi Adi-Buddha =
Kebenaran Mutlak. Adi-Buddha = Ketuhanan Yang Maha Esa Adi-Buddha = Dharmakaya
Dharmakaya: tubuh Dharma yang absolut, kekal, meliputi segalanya, tidak
terbatasi oleh ruang dan waktu, ada dengan sendirinya, bebas dari pasangan yang
berlawanan, bebas dari pertalian sebab-akibat. Adi-Buddha bukan suatu
personifikasi. Adi-Buddha bukan sosok yang punya inti-ego (ego-conscious).
Adi-Buddha bukan Tuhan antropomorfik (menyerupai manusia). Adi-Buddha bukan
Tuhan antropopatis (berperasaan = manusia). Apakah pengetahuan kita mengenai
Adi-Buddha dapat menyelamatkan kita dari samsara? Tentu saja TIDAK. Mengapa ?”
Karena pengetahuan kita mengenai Adi-Buddha bersifat intelektual semata; bukan
pengalaman intuitif langsung. Selain itu karena kita masih harus berlatih sila
dan semadi untuk mewujudkan kebijaksanaan. Tanpa melakukan ketiga hal ini, kita
tidak akan terbebas dari Samsara. Pandangan C. Wowor mengenai konsep Ketuhanan,
beliau mengatakan bahwa Ketuhanan yang Maha Esa dalam agama Buddha, menurut
ajaran dalam Tipitaka adalah Nibbana. Menurutnya Maha Brahma bukanlah Tuhan
dalam versi Buddhis. Sebagaimana kutipan beliau dalam Bramajala Sutta,
disebutkan sebagai berikut : “Demikianlah pada suatu waktu yang lampau ketika berakhirnya
suatu masa yang lama sekali, bumi ini mulai berevolusi dalam pembentukan.
Ketika hal ini terjadi alam Brahma kelihatan dan masih kosong. Ada makhluk dari
alam dewa Abhassara yang masa hidupnya atau pahala karma baiknya untuk hidup di
alam itu telah habis. Ia meninggal dari alam Abhassara dan terlahir kembali di
alam Brahma Di sini ia hidup ditunjang oleh kekuatan pikirannya diliputi
kegiuran, dengan tubuh yang bercahaya dan melayang-layang di angkasa, hidup
diliputi kemegahan, ia hidup demikian dalam masa yang lama sekali. Karena
terlalu lama ia hidup di situ. Maka dalam dirinya muncullah rasa ketidakpuasan,
juga muncul suatu keinginan, “O, Semoga ada makhluk lain yang datang dan hidup
bersama saya di sini !” Pada saat itu ada makhlukn lain yang disebabkan oleh
masa usianya atau pahala karma baiknya telah habis, mereka meninggalkan alam
Abhassara dan terlahir kembali di alam Brahma sebagai pengikutnya, tetapi
banyak hal sama dengan dia. Para Bhikkhu, berdasarkan hal itu, maka makhluk
pertama yang terlahir di alam Brahma berpendapat, “Saya Brahma, Maha Brahma,
Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Tahu, Penguasa, tuan dari semua, Pembuat,
Pencipta, Maha Tinggi, Penentu tempat bagi Semua Makhluk, Asal mula kehidupan,
Bapa dari yang telah ada dan yang akan ada. Semua makhluk adalah ciptaanku.
Mengapa Demikian !” Baru saja saya berpikir, semoga mereka datang, dan
berdasarkan pada keinginanku itumaka makhluk-makhluk itu muncul.
Teman2 trims atas
dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para
Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua
makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut
berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu
sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun
Ven.Sudhammacaro.
Komentar