Ke-Inginan berubah jadi Monster KESERAKAHAN…
NASIHAT KUNO TIONGKOK (China)..,
Ke-Inginan berubah jadi Monster KESERAKAHAN…
欲望是人生的一杯苦 酒
Yu
wang shi ren sheng de yi bei ku jiu
Keinginan
bagaikan se-Cangkir
Arak yang Pahit dalam ke-Hidupan.
Hati
yang tamak senantiasa tidak dapat terpuaskan, pada saat kita tersadar, barulah
mengetahui jika kita telah kehilangan segalanya.
Mari
kita simak bersama kisah berikut ini.
Suatu
hari, seorang pak tua sedang mencari kayu bakar di tengah hutan. Saat ia
mengayunkan kapaknya hendak menebang sebuah pohon, tiba-tiba dari atas dahan
terbanglah seekor burung kecil berparuh emas.
Si
burung kecil bertanya kepada pak tua:”Pak tua, mengapa anda hendak menebang
pohon ini?”
“Karena
di rumah tidak punya
kayu bakar.”
“Jangan
tebang pohon ini. Pulanglah anda, esok hari di rumah anda akan tersedia banyak
kayu bakar.”
Pak
tua, dengan tangan hampa kembali ke rumah. Ia berkata kepada sang
istri:”Istirahatlah, esok di rumah kita akan ada banyak kayu bakar.”
Esok
hari, istri pak tua mendapati di halaman rumah mereka terdapat tumpukan kayu
bakar dalam jumlah banyak. Ia berteriak memanggil-manggil pak tua:”Cepatlah
datang kemari! Lihatlah! Siapakah gerangan yang menaruh tumpukan kayu bakar
dalam jumlah banyak di halaman rumah kita?”
Pak
tua menceritakan pertemuannya dengan si burung kecil berparuh emas kepada sang
istri. Usai mendengarkan, sang istri berkata:”Kayu bakar memang telah tersedia,
akan tetapi kita tidak memiliki sesuatu untuk dimakan. Carilah si burung kecil
itu agar dia bisa memberi
kita sedikit makanan.”
Pak
tua pun segera kembali ke hutan, menuju ke sebuah pohon dimana ia kemarin bertemu dengan si burung
kecil berparuh emas. Melihat pak tua datang, si burung kecil terbang
menghampiri untuk menyambut. Si burung kecil berkata:”Ada perlu apa pak tua?
Apakah ada yang bisa saya bantu?”
Pak
tua menjawab:”Istri-ku
menyuruh saya kemari untuk mengatakan jika di rumah kami tidak terdapat
makanan.”
“Kembalilah,
esok kalian akan mendapatkan banyak sekali makanan.”Usai berkata, si burung
kecil terbang menghilang ke angkasa.
Sesampainya
di rumah, pak tua berkata kepada sang istri:”Istirahatlah, esok kita akan
mendapatkan banyak makanan.”
Esok
hari, mereka mendapati di dalam rumah banyak sekali terdapat daging, ikan,
manisan, buah-buahan, anggur & aneka masakan lezat lainnya. Setelah mereka
makan dengan kenyang, lagi-lagi sang istri berkata:”Segera temuilah si burung
kecil. Mintalah kepadanya sebuah toko yang terdapat aneka macam barang
kebutuhan sehari-hari (Kedai Runcit).
Dengan demikian kita dapat hidup dengan enak.”
Pak
tua pun kembali ke hutan menemui si burung kecil untuk ketiga kalinya. Si
burung kecil bertanya kepada pak tua:”Apa yang masih anda inginkan?”
“Istri
saya menyuruh saya untuk meminta sebuah toko yang serba ada. Menurut istri saya,
dengan memiliki toko yang serba ada barulah kita dapat hidup enak.”
“Pulanglah,
esok kalian akan memiliki sebuah toko yang serba ada.”
Sepulang
ke rumah, pak tua menceritakan kepada istrinya hasil pertemuan dengan si burung
kecil.
Esok
hari ketika mereka terbangun, mereka tidak dapat mempercayai apa yang
dilihatnya. Seluruh rumah dipenuhi oleh aneka barang semisal: kain, kancing
baju, cermin, panci, gunting kuku, makanan-minuman,
dll...segalanya
serba ada. Setelah mengamati semua barang, lagi-lagi sang istri meminta
suaminya untuk menemui si burung kecil:”Temuilah kembali si burung kecil,
mintalah agar saya bisa menjadi seorang ratu & kau menjadi seorang raja.”
Untuk
kesekian kalinya pak tua kembali ke hutan. Setelah bertemu dengan si burung
kecil, pak tua berkata:”Istri saya menyuruh saya kemari untuk meminta agar dia
bisa menjadi seorang ratu & saya menjadi seorang raja.”
Untuk
sejenak, si burung kecil tidak
menghiraukan pak tua. Pada akhirnya, ia berkata:”Kembalilah. Besok kau akan
menjadi seorang raja & istrimu menjadi seorang ratu.”
Setelah
tiba di rumah, pak tua melaporkan hal tersebut kepada istrinya.
Esok
hari begitu terbangun, mereka mendapati dirinya telah berpakaian mewah, makan
makanan yang lezat, disekelilingnya banyak sekali orang yang melayani.
Akan
tetapi, sang istri tetap saja kurang & tidak puas. Ia berkata kepada pak
tua:”Carilah si burung keci, mintalah agar kesaktiannya diberikan kepada saya.
Selain itu, mintalah juga agar ia setiap hari datang ke istana untuk bernyanyi
& menari untuk saya.”
Mau
tidak mau, suka tidak suka dengan terpaksa pak tua kembali ke dalam hutan untuk
mencari si burung kecil. Setelah lama mencari, barulah ia dapat menemukan si
burung kecil. Pak tua berkata kepada si burung kecil:”Istri saya menginginkan
kesaktian mu. Selain itu dia juga ingin agar anda setiap hari datang ke istana
untuk menari & bernyanyi untuknya.”
Dengan
penuh amarah si burung kecil melotot ke arah pak tua, ia berkata:”Pulang &
nantikanlah!”
Setelah
kembali ke rumah, pak tua & istrinya menantikan apa yang mereka inginkan
dapat segera terwujud.
Esok
hari, pak tua & istrinya mendapati jika mereka telah berubah menjadi 2
orang kerdil yang kecil & jelek.
Akibat dari Keserakannya mereka ber-dua suami-istri malah hidup Sengsara dan
men-Derita selama hidupnya…
Diterjemahkan
secara bebas dari aplikasi android 心理大师揭秘 158 个心灵密码 xin li da shi jie mi 158 ge xin ling mi ma.
Semoga berguna dan
mohon maaf bila tidak berkenan di hati anda sadhu.
Penulis: Xie
Zheng Ming.
Ahli Sejarah
Kuno Conficius dan bahasa Mandarin.
Penyelaras:
Orang Jadul…
Catatan Orang Jadul:
Segala sesuatu harus ada Batasannya, jika tidak Justru
Malapetaka yang akan menimpa kita. Demikian pula dg ke-Inginan itu tidak Salah
dan tidak Jahat selama ada Batasannya (Pengendalian Diri), agar kita ter-Hindar
dari Malapetaka.
Namun, ketika ke-Inginan berubah jadi Monster
KESERAKAHAN itulah, maka Batasannya (Pengendalian Diri) akan di-Terobos-Rusak
akhirnya Hancur. Baik yang dilakukan oleh Orang Awam, Pejabat dsb… Saat itulah
Malapetaka Menanti di-Depan Matanya berupa: Korupsi, Konflik, Ribut, Rusuh,
Resah-Gelisah, Celaka-Kehancuran, bahkan Musibah Perang-Pembantaian Manusia.
Yang, Sebab-Akhibatnya membawa Sengsara dan Menderita
se-Panjang Hidupnya...Artinya “SESAL Kemudian TIADA Guna”. Nasihat ini hrs di
Ingat selalu…
Komentar