“ PEDULI PENDIDIKAN SEKOLAH BUDDHIS DAN CARI SOLUSI “
DISKUSI DHARMA FACEBOOK.
Teman2 maaf sebelumnya bila ada yg salah. Bhante mohon anda yg membaca jangan MARAH. Tapi coba kita cari SOLUSINYA. Dan mari kita Bahas bersama siapa tahu ada manfaatnya, untuk ke depan barangkali ada yg mau mendirikan Sekolah Buddhis, dan ada yg mau berkorban.
Menurut Pandangan bhante soal Pendidikan Buddhis ada beberapa faktor kekurangan dan KELEMAHAN sbb;
1. Bahasa agama Buddha di dominasi bahasa Pali yg sulit di hafal apalagi di mengerti. Para bhikkhu saja tdk semua belajar bahasa Pali. Mengapa tdk meniru Sekolah agama K yg notabene mereka menggunakan bahasa semuanya Indo, jadi mudah di hafal dsb. Hingga sekolah K rata2 sukses dpt peringkat atas, murid2nya unggulan. Sekolahnya jadi terkenal ke seluruh pelosok dan bangsa Indo.
2. Apakah Kurikulumnya tdk boleh dg menggunakan bahasa Indo seluruhnya, atau di bagi untuk hanya tingkat TK-SD-SMP-SMA dg bahasa Indo. Kecuali pada tingkat Universitas dst..
3. Sekolah Buddhis, Banyak Guru2nya dari agama lain, hal ini disebabkan Umat Buddha yg sdh punya titel dan gelar akademik tdk mau menjadi Guru Agama Buddha atau Dosen Agama Buddha di sekolah Buddhis. Mereka bilang Gajinya kecil, tdk cukup untuk biaya hidup. Ini artinya, kesadaran mereka yg bertitel amat RENDAH SEKALI, HANYA MAU MENCARI UANG UNTUK HIDUP PRIBADI, BUKAN MENGABDI. Kenapa tdk mau meniru para bhikkhu yg rela meninggalkan rumah dsb…
3. Zaman dulu Ibu Sutakdharmi dan bu Ross dkk yg tdk punya titel dan gelar akademik yg tinggi malah RELA MENJADI GURU AGAMA BUDDHA, hingga kini Sekolahnya msh bertahan “ Dharma Budi Bhakti “
4. Setelah berdiri Sekolah Buddhis kadang tdk mampu menjaga DISIPLIN ATURAN (LEMAH) atau MUTU PENDIDIKAN, dan tdk mampu Merawat Gedung.
5. Pendiri Yayasan Sekolah Buddhis dan Staff KOMITMEN-NYA tdk kuat, malah mudah goyah, akhirnya diambil alih oleh para Guru yg beragama lain, ini SANGAT MEMALUKAN.
6. Harus ada Pendanaan yg Kuat contoh; Katolik suport dana dari Vatikan. Mengapa kita tdk Berani Minta DANA dari ORGANISASI SANGGHA, yg DANANYA SANGAT BANYAK DAN TDK DIMANFAATKAN, UNTUK PENDIDIKAN BUDDHIS SEBAGAI RE-GENERASI yg sangat URGENT.
Dibandingkan hanya untuk membangun wihara yg MEGAH MEWAH di mana2 (kampung). Tapi wihara di kampong selalu terbentur biaya Perawatan, akhirnya terlantar krn hanya mengandalkan Dana dari para bhikkhu yg suka MUDIK DI-TUNGGU-TUNGGU, atau dana dari Umat di Kota Besar..
7. Umat yg punya anak harus diberi tahu bahwa sekolah di Sekolah Buddhis bgs untuk menjaga KELESTARIAN AJARAN BUDDHA. Tentunya Umat yg punya anak ini mesti diberi Penuluhan dsb. Atau Brosur yg menarik tentang dunia Pendidikan Buddhis sdh Maju.
8. Di wihara2 hrs sering di umumkan dlm wkt Puja Bakti bahwa Umat yg punya anak sekolah lebih baik di Sekolah Buddhis bgs, dsb..
9. dsb..Barangkali anda msh punya bukti2 Pelemahan Mutu Sekolah Buddhis…
MARI KITA BAHAS BERSAMA…DG KEPALA DINGIN DAN HANYA MEMBERI PENCERAHAN. JANGAN SALING MENYALAHKAN…TRIMS ATAS PERHATIANNYA.
Maksud bhante, sekolah umum tapi nuansa Buddhis contoh sekolah K dari SD-SMP-SMA Penabur, Santo Thomas, Santa Maria, hingga universts Trisakti, Parahiyangan, dst..
Iya spt sekolah Sariputra yg sdh mau dijual, wkt msh jaya bhante sering diundang Waisak, Kathina tp, yg terakhir dtg atapnya pada bocor, ruangnya kumuh, wcnya kotor, dsb..sungguh prihatin Alm. bhante Jinaputta yg bangun susah payah akhirnya hancur, krn tdk ada re-generasi yg PEDULI...
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna.
1. Bener sekali Bhante,sekolah K mmg lbh unggul dan disiplin,Apalagi Investor pasti maunya untung takut klau mendirikan sekolah Buddhis muridnya dikit,krn byk Umat hanya Buddha KTP,jd masih byk blm ngerti...dan menggap Agama tdk penting yg penting sekolahnya dulu yg di utamakan.. Benar Bhante...
Saya lama sekolah di Katholik (SD-SMP) dan SMA di Kristen. Sekolah2 ini rata2 mendapat sokongan dari yayasan. Apalagi Kristen, wow... Yayasannya rata2 cukup kaya.. Kg kalah ama Perusahaan besar. Jadi Modal sudah kuat, udah gitu rata2 umat yg kaya turut bantu sebagai komisaris atau apalah sehingga sekolah2 tersebut betul2 kokoh di dananya.
Itu karena mereka sudah menerapkan dana Sepersepuluhnya? bagaimana dengan kita? Sdr Limman, bukan cuma sepersepuluh... Itu dananya sedikit sekali. Tp coba liat rata2 org sukses di Kristen adalah sekalian menjabat sebagai pendeta dan org penting di yayasan. Jd mereka turut mengucur dana dan tenaga.
Di Katholik malah mereka rata2 mendapat suntikan dr negara, malah Vatikan itu adalah negara sendiri. Coba banding ama buddha (aliran, makanya b nya gue tulis kecil)... Jauh sekali kayaknya
2. Namo Buddhaya Bhante, Benar sekali Bhante harus ada diskusi mengenai ini sebab sekolah Buddhis di Indonesia boleh dibilang sangat sedikit sekali dibanding kan sekolah K, saya sempat bingung awalnya mengenai sekolah anak anak walau akhirnya terpaksa di sekolah K, harus ada yg menggerakkan untuk mendirikan yayasan untuk membangun sekolah Buddhis dalam satu wadah yg baik & dpt buka cabang di kota besar, sy rasa ini harus ada kemauan besar dari Sangha agar dpt berjalan dgn baik sehingga ajaran Buddha Dhamma dpt lestari. Salam Metta.
Setau gue St Thomas itu sekolah katolik dan hanya ada 1 pelajaran agama disana yaitu pelajaran agama kristen. Semua murid juga diwajibkan menjalankan ritual agama kristen seperti misa setiap jumat,retret/semester,dll. bahkan setiap murid tampa kecuali diwajibkan melakukan doa setiap hari pada pagi dan menjelang pulang sekolah dgn cara kristen. Bikin tanda salib, sambil menyebut in the name of father and son and holly spirit......amin.
3. saya pernah menolong seorang Guru agama Buddha , dengan gaji 300 ribu perbulan. > yang sakit tipus sehingga tidak bisa mengajar ( artinya gajinya juga terpotong habis) tetapi di masa berikutnya setelah sembuh dan mendapatkan dana sertifikasi dari pemerintah ( dirapel dengan insentip 1.500.000. perbulan dari pemerintah, tapi bukannya serius(mestinya bukan alasan lagi untuk tidak bisa maksimal melayani> malah pindah mengajar di suatu vihara di daerah dengan penghasilan 2,500.000. tetapi setelah 6bln dikeluarkan dari sana,
so :::::::I kembali ke masalah karma masing2, II yang mesti turun tangan adalah generasi muda mestinya turun tangan dan peduli menggantikan banyak pengurus2 yayasan dan vihara maupun lembaga2 sosial umat Buddha , yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan Buddhis , jangan berpolemik atau menciptakan polemik tapi lakukanlah pendekatan agar dana2 luar biasa besar bisa termanfaatkan dengan baik, mesti banyak yang terjun ke kepanditaan mengurus dan mendukung pendidikan muda-mudi vihara . III, ubah mindset generasi muda untuk tidak phobia dengan urusan keagamaan.
4. Semua uraian Bhanthe Sudhammacaro udah sangat jelas sekali utk menyadari kita sbg umat.Dan kita seharusnya juga mau menyadari selama ini sekolah Budhis kurang berkembang,dikarnakan byk faktor" yg kurang mendukung seperti uraian Bhante diatas.Dengan adanya persepsi ini sebaiknya kita semua sbg umat Budhist, mendukung utk memajukan sekolah Budhist dan dimulai dari keluarga kita sendiri dgn menyekolahkan anak" kita di sekolah Budhist.
Seperti Orang awam berkata Untuk suatu perubahan harus dimulai dari diri sendiri dulu. Tidak hanya sekolah,siswa tapi Bagi guru agama Buddha juga byk mengalami kendalax,misalkan d tempat saya walau siswa yg beragama Buddha 50% ato bahkan smpe 90% tapi bisa saja sekolah tidak menerima guru yg mengajar Agama Buddha jika pun d terima mengajar maka hanya bersifat pengabdian dlm artian tanpa Honor,jadi guru itu terpaksa mencari nafkah d lain tempat,sehingga tdk maksimal dlm pembinaan siswa.
5. Masaah dana,adalah masalah pelik...andaikan dana yg dikeluarkan tak memadai,tak akan mencapai tujuan,dan akan sia2....saling percaya,saling memahami,tanggung jawab,plus pengawasan adalah hal yg mudah dibicarakan tapi sulit terlaksana dilapangan (apalagi ada kepentingan pribadi)...hehehe.
Sekolah Buddhis unggulan dengan fasilitas sederhana dan gaji seikhlasnya , apa bisa yah? Jika saja pengabdian seorang guru yg beragama buddha dan mendidik di sekolah buddhis diselaraskan dengan pengabdian seorang bhikku menurut saya yg bodoh ini sangatlah tidak adil karena seorang guru hidupnya mengandalkan dari gajinya semata tanpa ada dana apapun dari murid2nya tidak layaknya seperti seorang bhikku yg mendapatkan dana dari umatnya.
6. Kalau Jawaban untuk Point 3 Diatas bisa diusahakan dari Pengikut ajaran Buddha Yang mahasiswa diatas semester 4 yang sering ke Vihara dan di kumpulkan untuk jadi tenaga sukarelawan mengajar part time di sekolah sekolah untuk guru agama Buddha dan mengajar anak SMU ke bawah saya rasa sudah cukup.....tentunya harus di seleksi. Sebuah sekolah buddhis tentu setiap warganya kecuali ob dan satpam harus buddhist kalau tdk akan digrogoti dan diambil alih orang lain.
sy sangat setuju dari cita2 yg agung dari Bhante Sudhammacaro, lain dulu, lain sekarang, memang dahulunya sekolah Buddhis sering disalah kaprah oleh masa2 politik orba yg indentik dgn kong hucu,maka sering mendapat tekanan agar tdk bisa berkembang, alias tenggelam seperti byknya SK yg ndak menyenangkan diantaranya., inpres no. 14, thn 1967,
lalu SK bersama diantara menag, mendagri dan jakgung no. 67 thn 1980 no. 224/1980,,, di dlm situasi yg ndak menyenangkan ini jg timbul anggapan yg tdk benar diantaranya mencampur adukan masalah agama dgn politik,, dan perbagai hembusan isyu yg ndak menyenangkan lainnya.., tapi sekarang zaman sudah byk berubah, dgn byk kebijakan2 baru dari pemerintahan, yaitu berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, mari kita sama2 menciptakan Indonesia yg maju dan budi pekerti yg baik dari setiap agama
7. Namo Buddhaya Bhante, pendidikan yang baik dan berkualitas penting sekali buat masa depan umat, jika tidak diberi pengertian yang benar sedari kecil mudah sekali untuk berpaling ke agama tetangga. Apalagi sekarang, banyak umat yang tidak menghormati sosok Bhikkhu. susahnya umat buddha untuk bersatu...dibandingkan dgn umat K yg aktif....dan jaman skg org maunya instan dan maunya diampunin dosa2nya.. .Ngak usah sekuatir ini dech...kan baru di banggun di PIK....Saya Punya 3 Anak Dua saya yakin ke Buddhis yang paling kecil belum tahu belum 17 tahun sich....saudara kandung saya 3 semuanya sekolah dasar Islam dan Kristen Tapi semuanya sekarang Buddhis tergantung orang tua dan lingkungan dia yang membangunya dech..
8. Namo Budhaya Bhante, benar sekali apa kata bhante, saya pribadi lebih mendukung membuka sekolah buddhis, daripada membangun vihara yg megah. Sedih sekali rasanya rata" penganut agama buddha diindo teryata hanya buddha ktp, pernah suatu ketika, saya diajak seorang mantan penganut budha u berpindah keagama k,katanya agamamu tidak ada kitab sucinya, agama ini ada. Hai yo, bagaimana tu bhante?? Berarti rata" buddha diindo adalah buddha diktp saja.
Bahkan sejarah Sang Buddha, mungkin mereka tidak tahu.. Dan mengenai kitab suci kita Bhante, terus terang saya sendiri pun kurang jelas.. Mengapa tidak pernah saya dapati kitab yg lengkap satu set? Ato satu buku penuh? Tidak seperti agama lain? Jadi, mungkin inilah yg membuat org menjadi berpikir "tidak ada kitab suci". Disamping itu, rata" org sini masih mengganggap sembahyang dengan dupa (kepada thi kong, dewa" dan leluhur) itu adalah agama budha,(yg sbnartnya adalah suatu kebudayaan yg sudah bebaur dengan agma) padahal agama buddha mempelajari lebih dari itu.
9. Saya Berpendapat Apa yang ada sekarang sudah benar...Kita cuma butuh memperbaiki diri masing masing...Untuk menjalankan ajaran Buddha yang sebenarnya. Kalau didirikan sekolah Buddha yang besar dan Mewah... seperti nanti tentu biaya Oprasionalnya mahal Otomatis Uang sekolah Mahal sehingga terkesan Sekolah Buddha Mahal....Banyak kan sekolah di Medan yang berazaskan Agama Buddha Tapi tidak Sekolah dengan Nama Buddha.....Ya kalau Untuk Pendidikan yang mengkhususkan Ajaran Buddha Harus di pisahkan. Beberapa tahun kedepan Akan banyak guru agama Buddha yang Bertitel...Kerena Dimana mana sekolah sudah diajarkan Agama Buddha...Tidak seperti Masa saya kecil dulu...Dan sekarang Banyak juga sudah Mahasiswa yang aktiv di Perkumpulan BUDDHA kerena pintu sudah terbuka...
10. Kalau pandangan saya hampir sama, kalau ada orang yg sedia mendanai sekolah tsb tentunya gaji guru bisa diprioritaskan untuk kwalitas pendidikannya, sedangkan dana yg ada disangha menurut bante ada dalam jumlah besar juga tidak ada salahnya bila minta bantuan dari sangha tsb, pola pendidikannya bisa 80 % indonesia 20 % bahasa pali biar siswa bisa mengikuti kemajuan dalam bidang bahasa , rencana tersebut pasti non komersial jadi tidak berharap mendapatkan keuntungan besar ,
bila saran saya dianggap kurang pas atau cocok boleh dianggap angin lalu sebagai pelengkap cerita.bagaimana halnya bhante kalo bhiku2 senior jg rata2 pilih di vihara2 yg di kota2 besar ??? ya disamping mslh pendidikan yg lbh mendasar lain sebetule jg ada, misal pemberdayaan struktur ekonomi pd masyararakat Buddhis, terutama di daerah2/kantung2 komunitas buddhis, soale nek hal gini jg ga digarap umumnya mereka2 pd urbanisasi demi kelangsungan kehidupan material, ahirnya .
11. Namo Buddhaya dan selamat malam dan salam hormat saya utk Bhante.......saya sangat setuju dan mendukung stat Bhante, Semoga kita semua terutama yg beruang menyadari dan turut bersumbangsih utk stat Bhante ini, Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, Sadhu 3X.. saya setuju kl anak Buddhis sebaiknya disekolahin disekolah Buddhis.jd kemungkinan berpindah agama lebih kecil.
cuma saya kurang setuju dgn pernyataan bahwa org gak mau jd guru disekolah Buddhis krn mementingkan kepentingan pribadi.jarang ada umat awam mau gaji kecil yg gak cukup buat hidup krn umat awam kan py keluarga.anak istri.ato org tuanya yg udah tua.kl Bhante kan ada umat yg support.jd benar kata Bhante mesti ada pendanaan yg kuat buat gaji gurunya.perawatan gedung.fasilitas pendidikan.maaf kl salah
12. stju juga si.Jdi guru memang gaji ny kcil,tp kan bs jd krja sampingan slain krja pokok.Hehehe. kalau saya dan saudara-saudara saya sekolah di sekolah kristen bukan karena sekolah buddha tidak bermutu tapi karena waktu itu dicirebon belum ada sekolah buddha. sekarang sudah ada sekolah Buddha tapi sayang cuma sampai SD saja, dicirebon ada sekolah Buddha namanya sariputra, kurang berkembang karena kurang dana, gajah-gajah dicirebon kepedulian sosialnya sangat rendah,
saya sebagai semut tidak bisa apa-apa, pernah ada tawaran dari yayasan Buddha Tzu Chi tapi entah mengapa ditolak. yang ada hanya perebutan kekuasaan, 1 vihara saja bisa terpecah belah, bukan bermaksud menjelekan cirebon tapi ini kenyataan. Sekolah Kristen/Katholik yg top rata2 didukung oleh yayasan yg baik, dimana mereka berani menanam modal. Selain itu guna menjaring anak2 pintar, mereka berani memberikan beasiswa bahkan kalau perlu gratis.
13. Namo Buddhaya Bhante Sudhammacaro. Di sini saya ingin nimbrung sejenak mengenai beberapa point bhante. Sebelumnya saya sangat senang sekali dengan keinginan bhante utk memajukan dharma melalui pendidikan. kebetulan saya juga salah satu guru agama buddha.
Mengenai Poin pertama dan kedua saya setuju. Hanya saja perihal penggunaan bahasa pali, sebaiknya digunakan sesuai umur dan kebutuhan. Dalam tingkatan anak SD sebaiknya tidak terlalu banyak menggunakan istilah Pali, karena selayaknya anak SD pikirannya mulai di program untuk pembentukan karakter.Penggunaan bahasa pengantar yang juga harus di sesuaikan sesuai umur. Jika saya bisa merekomendasikan coba ambil buku pelajaran Ehipassiko. Buku ini cukup sederhana dan bahasanya di gunakan sesuai dengan usia maupun tingkatan.
mengenai poin ke tiga saya kurang setuju Bhante. Sudah selayaknya kita umat Buddha memperhatikan KESEJAHTERAAN para guru-guru maupun para pandita agama buddha kita. Para guru maupun pandita adalah umat awam bhante. Mereka punya keluarga dan punya kebutuhan yang berbeda dibandingkan para bhikkhu.
Selama ini kita selalu didengungkan bahwa umat harus menyokong para Bikhu saja, saya rasa saat ini umat juga perlu diajak untuk menyokong guru agama. Karena faktanya agama Buddha saat ini berkembang bukan hanya karena peranan para bhikkhu sendiri, tapi juga akibat bantuan para Pandita dan guru agama bahkan sampai di pelosok. Secara tak langsung Guru agama maupun Pandita adalah tangan kanannya Sangha.
Mengenai pendanaan sudah selayaknya kita tidak lagi diajarkan untuk MEMINTA baik kepada siapapun. Tapi ajarkanlah untuk MEMBERI. keduanya hampir sama. Tapi maknanya berbeda. Jika kita terus mengajarkan MEMINTA nedanya negatif gitu, tapi kalau Memberi terasa lebih positif.
14. menurut saya adik2 kita sejak dini di ajarkan untuk mengenal hurup2 pali dari yg dasar dl.kita bisa contoh teman kita yg ber-agama islam, mereka mengajarkan kepada adik2 kecil nya untuk mengenal hurup arab. tidak heran mereka yg ber-umur belasan tahun fasih dalam ber-bahasa.
arab........karena klo saya perhatikan di sebuah acara puja bakti baik dalam rangka khatina,magha puja,waisak,maupun asalha, baik yg di pimpin oleh romo, maupun bukan dalam membacakan sutta ,gatha, maupun patha, mereka tidak memperhatikan tanda baca. kl menurut saya pengurus sekolah mesti org yg berpikiran
Terbuka.maju.kreatif.bekerja keras.br sekolahnya bs maju jg.awalnya mesti cr dana buat perbaikan fasilitas.kerjasama dgn pengurus vhr besar buat mengundang pengusaha or org kaya Buddhis selain tetap membuka peluang buat yg lain u/ berdana.pengurus sekolah buat proposal ttg betapa pentingnya sekolah Buddhis.ajak jg pengusaha untuk berpikir bgmn mengembangkan sekolah Buddhisnya.kl pengusahanya mau membantu tanpa minta share keuntungan itu bagus.kl ada
15. namaskara Bhante Sudhammacaro..senang anda berbagi Dhamma di Buddha School..
saya liat antara idea dng pelaksanaan di jembatani oleh konsep..bhw membuat sekolah (idea) dng memilhara sekolah (praktik) harus dibuat konsep.. ada 2 macam konsep secara prinsip.. yg membumbung kelangit atau yg berpijak kebumi..lebih handal siapa antara rohaniawan dng praktisi pendidikan dalam mengelola sebuah sekolah. Sekolah Gong Khauw Hwe terletak disamping kiri Kelenteng besar disemarang sekolah ini dikususkan untuk orang yg tidak mampu , sekolahan ini tidak dipungut biaya dan semua operasionalnya ditanggung yayasan klenteng Tay Kak Sie ,
inilah bentuk keperdulian yayasan tentang pendidikan yg bisa dinikmati oleh kaum yg kurang mampu sayangnya tidak sampai SMP. Bhante memang benar...jgnkan guru buddPdhl skrg ini sdh bnyk lulusan STAB & umat yg memiliki pengetahuan ttg agama Buddha yg mencukupi utk sekedar berbagi ilmu dgn menjadi guru...
Mgkn selain fakhis yg mengajar pelajaran lain, guru utk pelajaran agama buddha aja msh kurang... tor gaji yg dianggap relatif kecil, justru faktor mentalitas yg hrs dibenahi...Mengingat dl ada guru2 agama Buddha yg berpendidikan tinggi walaupun sdh berusia lanjut msh mampu mengajar di beberapa sekolah sekaligus ( seperti yg bhante kenal ibu suktadharmi dkk, yg merupakan guru saya jg )
16. Namo Buddhaya Bhante.. Stlh membaca artikel dr Bhante, sy teringat sekolah sy dl yg bernama Sariputra... Tempat ny bobrok. Sistem pengajaran amburadul, nama ny sekolah buddhis, tp banyak yg sama skali tdk mengerti buddha dhamma. Ikt pelajaran agama, hanya buat mencari nilai raport semata...Tp sy bangga dgn sekolah sy itu, dsana sy mengenal teori2 dhamma yg sblm ny sy tdk mengerti, dsana sy merasa dkt dgn buddha dhamma...
Namun, krn kualitas sekolah yg buruk, skrg sekolah sariputra tinggal kenangan... Bangunan ny sudah di robohkan... pengusaha br mau bantu kl dpt share keuntungan jg gak papa.tanyakan perhitungan share n syarat yg diminta.kl dihitung2 mase menguntungkan buat sekolah knp tidak.yg penting tujuan py sekolah yg bagus.berkualitas.demi generasi mendatang tercapai.kan tdk melanggar Dhamma kl membagi keuntungan.banyakan org kan br mau keluar duit kl dpt keuntungan.lebih bagus lg kl proposalnya dibuat menawarkan keuntungan buat yg mau keluarin duit.jd kemungkinan dpt dananya jd lebih besar.tp tetap membuka peluang u/dana sukarela
17. kl menurut saya.pendanaan bs minta bantuan di vhr2 yg besar.dirundingkan dgn pengurusnya agar membantu pencarian dananya.sekolah Buddhis yg udah ada mesti ikut standar kualitas yg dicari masyarakat.pengurus sekolah mesti survey ke sekolah favorit yg ada biar tau knp masyarakat memasukkan anaknya kesana.ada fasilitas apa disana.kurikulum pendidikannya apa aja yg bikin org2 tertarik.yg py sekolah jg mesti mensosialisasikan sekolahnya divhr agar diketahui kl ada sekolah Buddhis yg bagus skrg&pasang iklan koran.
idola: saya setuju dgn adanya yayasan demikian.cm dana yg terkumpul tdk akan banyak.makanya gak sampe sma or perguruan tinggi sekolahnya.yg masuk kesekolah sana banyakan org yg gak mampu.yg mampu pasti nyari sekolah yg fasilitasnya lebih bagus yg notabene sekolah k.kasian kl ada mpe pndh agama.menurut sy sekolah dibikin bagus.biaya masuk n spp yg mahal disubsidi yayasan thd org yg gak mampu.org yg gak mampu ngajukan bea siswa ke yayasan biar bs disekolah Buddhis bagus.jd semua dpt sekolah Buddhis yg bagus.
18. novira: menurut pendapat saya.masyarakat sebagian besar tdk akan mau jd guru dgn gaji kecil trus mesti repot kerja sampingan lg yg hasilnya gak jelas n biasanya kecil.masyarakat kurang perduli dgn pengabdian thd agama.mrk berpikir rasional.apa2 butuh uang.keluarga butuh disupport.kl mau cr guru berkualitas gak bs dgn iming2 'kan bs cr kerja sampingan kl kurang gajinya'.mesti ikut maunya masyarakat.kayak pemerintah yg mau menarik org intelek buat jd sopir bus trans jkt dgn menaikkan gaji jd 5jt.
idola: saya setuju dgn pendapat anda.cm beda pendapat di komersilkan itu.menurut saya sekolah Buddhis mesti komersil.jd hasilnya bs dipakai untuk kepentingan sekolah itu lg.buat perawatan gedung.gaji guru.tmb fasilitas yg lebih baik.ato buat subsidi anak2 Buddhis yg kurang mampu biar mrk bs tetap disekolah Buddhis sekolahnya.dgn adanya uang yg byk disekolah.sekolah lama2 tdk tergantung lg ama sumbangan buat mempertahankan kualitas.sekolah k mahal jg kok biaya masuknya tp tetap laris.
19. maaf bhante,sering sy dengar dr umat bhuddis mengeluh mereka tdk sanggup anaknya msk sklh buddhis karna biaya pndftrn n spp terlalu mahal. kwok: maaf saya mau tanya.sy gak tau ttg sekolah Buddhis yg ada.dgn spp yg mahal apa kwalitasnya bagus sekolahnya?apa masalah pokoknya krn mahal makanya gak laku?bukan krn kualitas sekolahnya?kok diatas diblg gaji gurunya kecil pdhl anda blg biaya masuk sekolahnya mahal?jd bingung. yg sy dengar anak mereka trpksa msk di sklh non buddhis.
20. Ya sabar Ajaran Buddha kan terkenal dengan kesabarannya.......Kita belum sepuluh tahun dibebaskan aktiv dalam bidang pendidikannya walaupun selama 32 tahun di kekang toh Masih banyak pengikut Buddhis...kan Baru baru ini kita bisa Aktiv di pendidikan. Biasa dech awalnya sich yayasan Milik bersama tapi setelah di kelola jalan turun temurun dan jadi seperti milik pribadi. hal seperti ini yang sering terjadi....sehingga kacau....
Pengelolaannya turun temurun lagi dimana mana seperti ini sich. Mungkin dri muridnya gk menggrogoti,tp guru2non buddhist itulah penggerogotnya,dimana mereka memiliki peluang lebih untuk mengambil alih sekolah tsb,sbb skolah saya mulai mengalami gjala spt itu.
21. Namo Buddhaya Bhante, ikutan nimbrung. Di negeri ini sekolah Buddhis masih sangat langka, guru agama Buddhapun masih sangat jarang kalau tidak bisa dibilang langka. Di daerah spt daerah saya umat Buddha bisa dikatakan hampir punah, yang tua2 sdh pada meninggal, anak2 mereka banyak yg bukan beragama Buddha, melainkan agama lain biasanya sesuai agama yg diajarkan disekolah, demikian juga cucu2 dan cicit2nya. Yang gak punya uang menyekolahkan anaknya di sekolah negeri yang nota bene jarang yg punya guru agama Buddha, yang punya uang juga tidak menyekolahkan anaknya di sekolah2 Buddhis karena mmg tidak ada.
Kalau mau mendirikan sekolah Buddhis juga bukan hal yang mudah, kalau mutu tidak bagus dan mempunyai nilai lebih, yg punya duit gak mungkin mau menekolahkan anaknya disana, kalau sekolah dengan mutu yg bagus, katakanlah bertaraf nasional atau internasional, yang gak punya duit gak bisa sekolah. Suatu hal yg sangat tidak mudah untuk mendirikan suatu sekolah berbasis agama, karena umat beragama Buddha selain sdh sedikit masih terpecah2 oleh bermacam aliran.
22. Menanggapi kepedulian Bhante..
1. Saya setuju dengan hal ini, namun patut dipertimbangkan juga mengenai istilah2 dlm bahasa pali yang tdk sepenuhnya bisa disamakan dengan bahasa Indonesia yang tepat dan rinci.. Seperti istilah "mano, citta", dsb.
Penggunaan bahasa Pali memiliki peranan sbagai sumber rujukan thd beberapa arti yg mungkin rancu dlm bahasa Indonesia,
Penggunaan bahasa Pali juga turut melestarikan sumber otentik, agar tidak terjadi penyimpangan2 persepsi dikemudian hari.
2. jika dari SMP & SMA tidak terbiasa dengan bahasa Pali, bisa2 saat masuk Universitas seperti anak yang baru belajar bahasa Pali,
dan utk masalah pengajaran dan pengertian akan makna2 tertentu dlm bahasa Indonesia yang diajarkan dlm jenjang SMP SMA akan menghadapai persoalan pada poin pertama (pertimbangan saya pd pernyataan no 1).
3. sebagai umat perumah tangga, tentu kesejahteraan materi juga diperlukan.. Setidaknya utk memenuhi tanggung jawab sebagai orang tua.
4. Turut berbahagia.. Semoga semakin berkembang & semakin baik bermutu.
6. Mungkin bhante bisa mendiskusikan hal ini dengan dengan Sangha, saya pribadi tidak berani meminta dana tersebut. Dana Sangha kan bukan milik pribadi Bhikkhu.. Jd keputusan ini harus dilakukan oleh Sangha juga. Dibandingkan hanya untuk membangun wihara yg MEGAH MEWAH di mana2 (kampung).
Tapi wihara di kampong selalu terbentur biaya Perawatan, akhirnya terlantar krn hanya mengandalkan Dana dari para bhikkhu yg suka MUDIK DI-TUNGGU-TUNGGU, atau dana dari Umat di Kota Besar.. menurut sy, hal ini tergantung kesadaran kami para umat.. Anumodana sudah mengingatkan.
7. ini kebijakan dari pihak sekolah, dan harus diperhatikan lagi apakah sesuai dgn poin 4&5 sebelum promosi. saya tidak bisa berkomentar. 8. dilihat dari pernyataan Bhante pada poin 3, 4 & 5..
Sepertinya mutu sekolah Buddhis menurut pandangan Bhante sj sudah "kurang"...
Sy rasa pengurus vihara tidak akan berani menyatakan; lebih baik di Sekolah Buddhis bgs, dsb." Ini merupakan kebohongan atau bersaksi atas apa yang belum ia ketahui. 9. dsb..Barangkali anda msh punya bukti2 Pelemahan Mutu Sekolah Buddhi. saya tidak tahu bhante..mettacittena.
Skrg ini fenomemena yg lg trend kebanyakan umat yg mampu baik secara finansial & pengetahuan lbh berlomba lomba utk membantu membangun/mengurus vihara (terutama vihara2 yg memang sdh besar). Bahkan sampai jd ajang perebutan pengaruh & kekuasaan utk jd pengurus... Mgknkah ini krn mrk menganggap vihara & sangha adalah lahan yg basah utk berbuat karma baik ??? Hehehee...
Menurut saya ini adalah pola pikir yg sempit atau hanya mau instant utk berbuat kebaikan. Pdhl pendidikan jg tdk kalah penting peranannya dlm pengembangan Buddha Dhamma. Solusinya mudah saja asalkan para tuan besar & petinggi sangha jg mau peduli dgn dunia pendidikan... Krn tanpa sekolah buddhis yg baik apalagi tanpa adanya guru2 agama buddha yg mumpuni secara perlahan tp pasti umat buddhis di Indonesia akan berkurang dr generasi ke generasi...
Lalu siapa lg yg akan meramaikan vihara2 besar yg sdh ada itu?? Apakah cm akan jd suatu tempat kumpul2 sebuah komunitas tertentu yg cenderung esklusif...??? Hehehee... Ini cm sekedar pendapat dr pikiran saya yg bodoh & sederhana saja... Namo Buddhaya. Caranya adalah dgn membuat umat & sangha jg lbh peduli pada dunia pendidikan...
Tdk cm mereka yg secara finansial mampu saja, tp jg mrk yg memiliki pengetahuan lbh utk membantu menjadi guru... Om Ek Ban... Mksd saya adalah justru pola pikir utk berbuat kebajikan dgn trus menerus mempermegah vihara itulah yg sedikit perlu dirubah utk lbh peduli pada dunia pendidikan, selain itu jg agar tdk terjebak dlm keinginan instant berbuat kebajikan yg mgkn lbh mudah terlihat oleh mata org lain. Begini saja pak Ek Ban...
semua kita kembalikan pada niat baik & kemauan. Apakah mau/tdk mau trus melihat kemunduran sekolah2 Buddhis ?? Hehee. Terserah bapak saja... Cm yg saya tahu apa yg nampak megah dr luar blm tentu tak keropos di dlm... Berbagai konflik kepentingan ada disana...yg tak elok bila kita bahas disini... :p
Saya cm menyumbang saran alangkah baiknya kl dunia pendidikan jg mendapat perhatian dr mereka2.... Namo Buddhaya.. Sebenarnya dengan Power seorang Bhante.....Apabila memang murni berkeinginan membangun Sekolah Buddha masih sangat mudah....yang penting benar benar bisa dipertanggung jawabkan..
RH: Biasanya umat Buddha, diakui atau tidak lebih suka berdana pada Sangha, karena itulah ladang menanam jasa yg paling subur. Tapi terkadang umat Buddha lupa bahwa generasi muda yg disekolahnya selama 5-6 hari sekolah setiap harinya dicekoki dengan ajaran agama lain, maka ajaran yg tinggal diingatannya adalah ajaran yg diterima di sekolah. Sangat jarang keluarga yg berdiskusi dhamma di rumah, bahkan ke viharapun terkadang jarang dilakukan meskipun hanya seminggu sekali.
Banyak umat Buddha yang mempunyai pikiran tidak ke vihara tidak apa2 asal banyak berbuat baik, banyak dana terutama ke Sangha sdh cukup karena dengan demikian hidupnya pasti hoki, pasti selamat, tapi mereka lupa kalau ini terjadi terus menerus ya generasi muda Buddhis akan semakin langka. sekolah katholik biasanya bersubsidi, artinya yang mampu mensubsidi yang tidak mampu, itulah sebabnya di sekolah katholik biasanya uang gedung dan uang sekolah setiap siswa berbeda2, dan setiap yayasan misalnya yayasan A, yg ada di kota2 besar yang dananya berlimpah akan membantu sekolah dengan yayasan yg sama didaerah2 yg kurang mampu/daerah.
Dulu biasanya baik sekolah maupun yayasan dipimpin oleh seorang Pastur, Bruder ataupun Suster, yang mereka nota bene adalah para biarawan/biarawati, yang hidup selibat, yang hidupnya mmg diabdikan untuk Tuhan dengan cara mengabdi pada masyarakat. Mereka adalah para misionaris, jadi selain berkiprah dalam hal pendidikan mereka juga berperan aktif dalam hal penyebaran agama, karena biasanya siswa yg masuk sekolah katholik akan diwajibkan menandatangani surat pernyataan tidak berkeberatan bila anaknya belajar agama katholik di sekolah.
Umat Buddhis banyak yg cuek Bhante,gimana mau maju semuanya hanya berkata"Biarlah org mau buat apa terima karma aja"jarang sekali.....di Vihara jika ada yg sakit/bbrp minggu tdk dtg ke Vihara,dr penggurus sampai umat tdk ada yg samparin menanyakkan kabarnya...dgn alasan ke Vihara tdk boleh dipaksa,klau Agama K,sdh di jemput mrk bilang jgn sampai anak Domba hilang.........Apalagi skrg sdh banyak mengatas namakan Buddha tapi tdk pernah baca Parita Vandana dan Trisarana,dll,pemuka Agamanya jg bukan Bhante/Bhikhu...buat yg baru mau pelajarin Buddha Pusing.....Termaksud sy dulu,Tdk sprt Agama I,di luar jalur langsung di umumkan itu bkn Agama I,tapi Agamanya sesat..
kelebihan,kekuatan dan keajaiban buddhis sangat2 besar.tetapi semakin hari semakin terpendam. tidak seperti agama lain, misalnya kristen... menunjukkan kekuatan/keajaiban Tuhannya mengobati yg lumpuh, buta dll. menurut saya buddhis juga sesekali harus menunjukkan kekuatan/keajaiban(bukan pamer/adu kekuatan). bagaimana apakah bhante setuju..... kalau bhante setuju berarti membangun sekolah buddhis tidak akan susah... akan bnyak jalan yg terbuka.
Sekolah Budhis? Di Pekanbaru ada tu, sekolah berag. Budha dari TK sampe SMA/SMK, gedungnya besar,bagus, siswanya banyak,sampe" ngak kuat nampung hahaha..., mutunya bagus kok, masuk mau pake Testing loh, uang sekolahnya mahal juga nih... he" ... tiap taun naik mulu tapi tetap banyak siswanya (bertambah) ,namanya " YAYASAN DHARMA LOKA" ... mantaffkan ? salam Metta all .
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu. Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun. Ven. Sudhammacaro.
Teman2 maaf sebelumnya bila ada yg salah. Bhante mohon anda yg membaca jangan MARAH. Tapi coba kita cari SOLUSINYA. Dan mari kita Bahas bersama siapa tahu ada manfaatnya, untuk ke depan barangkali ada yg mau mendirikan Sekolah Buddhis, dan ada yg mau berkorban.
Menurut Pandangan bhante soal Pendidikan Buddhis ada beberapa faktor kekurangan dan KELEMAHAN sbb;
1. Bahasa agama Buddha di dominasi bahasa Pali yg sulit di hafal apalagi di mengerti. Para bhikkhu saja tdk semua belajar bahasa Pali. Mengapa tdk meniru Sekolah agama K yg notabene mereka menggunakan bahasa semuanya Indo, jadi mudah di hafal dsb. Hingga sekolah K rata2 sukses dpt peringkat atas, murid2nya unggulan. Sekolahnya jadi terkenal ke seluruh pelosok dan bangsa Indo.
2. Apakah Kurikulumnya tdk boleh dg menggunakan bahasa Indo seluruhnya, atau di bagi untuk hanya tingkat TK-SD-SMP-SMA dg bahasa Indo. Kecuali pada tingkat Universitas dst..
3. Sekolah Buddhis, Banyak Guru2nya dari agama lain, hal ini disebabkan Umat Buddha yg sdh punya titel dan gelar akademik tdk mau menjadi Guru Agama Buddha atau Dosen Agama Buddha di sekolah Buddhis. Mereka bilang Gajinya kecil, tdk cukup untuk biaya hidup. Ini artinya, kesadaran mereka yg bertitel amat RENDAH SEKALI, HANYA MAU MENCARI UANG UNTUK HIDUP PRIBADI, BUKAN MENGABDI. Kenapa tdk mau meniru para bhikkhu yg rela meninggalkan rumah dsb…
3. Zaman dulu Ibu Sutakdharmi dan bu Ross dkk yg tdk punya titel dan gelar akademik yg tinggi malah RELA MENJADI GURU AGAMA BUDDHA, hingga kini Sekolahnya msh bertahan “ Dharma Budi Bhakti “
4. Setelah berdiri Sekolah Buddhis kadang tdk mampu menjaga DISIPLIN ATURAN (LEMAH) atau MUTU PENDIDIKAN, dan tdk mampu Merawat Gedung.
5. Pendiri Yayasan Sekolah Buddhis dan Staff KOMITMEN-NYA tdk kuat, malah mudah goyah, akhirnya diambil alih oleh para Guru yg beragama lain, ini SANGAT MEMALUKAN.
6. Harus ada Pendanaan yg Kuat contoh; Katolik suport dana dari Vatikan. Mengapa kita tdk Berani Minta DANA dari ORGANISASI SANGGHA, yg DANANYA SANGAT BANYAK DAN TDK DIMANFAATKAN, UNTUK PENDIDIKAN BUDDHIS SEBAGAI RE-GENERASI yg sangat URGENT.
Dibandingkan hanya untuk membangun wihara yg MEGAH MEWAH di mana2 (kampung). Tapi wihara di kampong selalu terbentur biaya Perawatan, akhirnya terlantar krn hanya mengandalkan Dana dari para bhikkhu yg suka MUDIK DI-TUNGGU-TUNGGU, atau dana dari Umat di Kota Besar..
7. Umat yg punya anak harus diberi tahu bahwa sekolah di Sekolah Buddhis bgs untuk menjaga KELESTARIAN AJARAN BUDDHA. Tentunya Umat yg punya anak ini mesti diberi Penuluhan dsb. Atau Brosur yg menarik tentang dunia Pendidikan Buddhis sdh Maju.
8. Di wihara2 hrs sering di umumkan dlm wkt Puja Bakti bahwa Umat yg punya anak sekolah lebih baik di Sekolah Buddhis bgs, dsb..
9. dsb..Barangkali anda msh punya bukti2 Pelemahan Mutu Sekolah Buddhis…
MARI KITA BAHAS BERSAMA…DG KEPALA DINGIN DAN HANYA MEMBERI PENCERAHAN. JANGAN SALING MENYALAHKAN…TRIMS ATAS PERHATIANNYA.
Maksud bhante, sekolah umum tapi nuansa Buddhis contoh sekolah K dari SD-SMP-SMA Penabur, Santo Thomas, Santa Maria, hingga universts Trisakti, Parahiyangan, dst..
Iya spt sekolah Sariputra yg sdh mau dijual, wkt msh jaya bhante sering diundang Waisak, Kathina tp, yg terakhir dtg atapnya pada bocor, ruangnya kumuh, wcnya kotor, dsb..sungguh prihatin Alm. bhante Jinaputta yg bangun susah payah akhirnya hancur, krn tdk ada re-generasi yg PEDULI...
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna.
1. Bener sekali Bhante,sekolah K mmg lbh unggul dan disiplin,Apalagi Investor pasti maunya untung takut klau mendirikan sekolah Buddhis muridnya dikit,krn byk Umat hanya Buddha KTP,jd masih byk blm ngerti...dan menggap Agama tdk penting yg penting sekolahnya dulu yg di utamakan.. Benar Bhante...
Saya lama sekolah di Katholik (SD-SMP) dan SMA di Kristen. Sekolah2 ini rata2 mendapat sokongan dari yayasan. Apalagi Kristen, wow... Yayasannya rata2 cukup kaya.. Kg kalah ama Perusahaan besar. Jadi Modal sudah kuat, udah gitu rata2 umat yg kaya turut bantu sebagai komisaris atau apalah sehingga sekolah2 tersebut betul2 kokoh di dananya.
Itu karena mereka sudah menerapkan dana Sepersepuluhnya? bagaimana dengan kita? Sdr Limman, bukan cuma sepersepuluh... Itu dananya sedikit sekali. Tp coba liat rata2 org sukses di Kristen adalah sekalian menjabat sebagai pendeta dan org penting di yayasan. Jd mereka turut mengucur dana dan tenaga.
Di Katholik malah mereka rata2 mendapat suntikan dr negara, malah Vatikan itu adalah negara sendiri. Coba banding ama buddha (aliran, makanya b nya gue tulis kecil)... Jauh sekali kayaknya
2. Namo Buddhaya Bhante, Benar sekali Bhante harus ada diskusi mengenai ini sebab sekolah Buddhis di Indonesia boleh dibilang sangat sedikit sekali dibanding kan sekolah K, saya sempat bingung awalnya mengenai sekolah anak anak walau akhirnya terpaksa di sekolah K, harus ada yg menggerakkan untuk mendirikan yayasan untuk membangun sekolah Buddhis dalam satu wadah yg baik & dpt buka cabang di kota besar, sy rasa ini harus ada kemauan besar dari Sangha agar dpt berjalan dgn baik sehingga ajaran Buddha Dhamma dpt lestari. Salam Metta.
Setau gue St Thomas itu sekolah katolik dan hanya ada 1 pelajaran agama disana yaitu pelajaran agama kristen. Semua murid juga diwajibkan menjalankan ritual agama kristen seperti misa setiap jumat,retret/semester,dll. bahkan setiap murid tampa kecuali diwajibkan melakukan doa setiap hari pada pagi dan menjelang pulang sekolah dgn cara kristen. Bikin tanda salib, sambil menyebut in the name of father and son and holly spirit......amin.
3. saya pernah menolong seorang Guru agama Buddha , dengan gaji 300 ribu perbulan. > yang sakit tipus sehingga tidak bisa mengajar ( artinya gajinya juga terpotong habis) tetapi di masa berikutnya setelah sembuh dan mendapatkan dana sertifikasi dari pemerintah ( dirapel dengan insentip 1.500.000. perbulan dari pemerintah, tapi bukannya serius(mestinya bukan alasan lagi untuk tidak bisa maksimal melayani> malah pindah mengajar di suatu vihara di daerah dengan penghasilan 2,500.000. tetapi setelah 6bln dikeluarkan dari sana,
so :::::::I kembali ke masalah karma masing2, II yang mesti turun tangan adalah generasi muda mestinya turun tangan dan peduli menggantikan banyak pengurus2 yayasan dan vihara maupun lembaga2 sosial umat Buddha , yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan Buddhis , jangan berpolemik atau menciptakan polemik tapi lakukanlah pendekatan agar dana2 luar biasa besar bisa termanfaatkan dengan baik, mesti banyak yang terjun ke kepanditaan mengurus dan mendukung pendidikan muda-mudi vihara . III, ubah mindset generasi muda untuk tidak phobia dengan urusan keagamaan.
4. Semua uraian Bhanthe Sudhammacaro udah sangat jelas sekali utk menyadari kita sbg umat.Dan kita seharusnya juga mau menyadari selama ini sekolah Budhis kurang berkembang,dikarnakan byk faktor" yg kurang mendukung seperti uraian Bhante diatas.Dengan adanya persepsi ini sebaiknya kita semua sbg umat Budhist, mendukung utk memajukan sekolah Budhist dan dimulai dari keluarga kita sendiri dgn menyekolahkan anak" kita di sekolah Budhist.
Seperti Orang awam berkata Untuk suatu perubahan harus dimulai dari diri sendiri dulu. Tidak hanya sekolah,siswa tapi Bagi guru agama Buddha juga byk mengalami kendalax,misalkan d tempat saya walau siswa yg beragama Buddha 50% ato bahkan smpe 90% tapi bisa saja sekolah tidak menerima guru yg mengajar Agama Buddha jika pun d terima mengajar maka hanya bersifat pengabdian dlm artian tanpa Honor,jadi guru itu terpaksa mencari nafkah d lain tempat,sehingga tdk maksimal dlm pembinaan siswa.
5. Masaah dana,adalah masalah pelik...andaikan dana yg dikeluarkan tak memadai,tak akan mencapai tujuan,dan akan sia2....saling percaya,saling memahami,tanggung jawab,plus pengawasan adalah hal yg mudah dibicarakan tapi sulit terlaksana dilapangan (apalagi ada kepentingan pribadi)...hehehe.
Sekolah Buddhis unggulan dengan fasilitas sederhana dan gaji seikhlasnya , apa bisa yah? Jika saja pengabdian seorang guru yg beragama buddha dan mendidik di sekolah buddhis diselaraskan dengan pengabdian seorang bhikku menurut saya yg bodoh ini sangatlah tidak adil karena seorang guru hidupnya mengandalkan dari gajinya semata tanpa ada dana apapun dari murid2nya tidak layaknya seperti seorang bhikku yg mendapatkan dana dari umatnya.
6. Kalau Jawaban untuk Point 3 Diatas bisa diusahakan dari Pengikut ajaran Buddha Yang mahasiswa diatas semester 4 yang sering ke Vihara dan di kumpulkan untuk jadi tenaga sukarelawan mengajar part time di sekolah sekolah untuk guru agama Buddha dan mengajar anak SMU ke bawah saya rasa sudah cukup.....tentunya harus di seleksi. Sebuah sekolah buddhis tentu setiap warganya kecuali ob dan satpam harus buddhist kalau tdk akan digrogoti dan diambil alih orang lain.
sy sangat setuju dari cita2 yg agung dari Bhante Sudhammacaro, lain dulu, lain sekarang, memang dahulunya sekolah Buddhis sering disalah kaprah oleh masa2 politik orba yg indentik dgn kong hucu,maka sering mendapat tekanan agar tdk bisa berkembang, alias tenggelam seperti byknya SK yg ndak menyenangkan diantaranya., inpres no. 14, thn 1967,
lalu SK bersama diantara menag, mendagri dan jakgung no. 67 thn 1980 no. 224/1980,,, di dlm situasi yg ndak menyenangkan ini jg timbul anggapan yg tdk benar diantaranya mencampur adukan masalah agama dgn politik,, dan perbagai hembusan isyu yg ndak menyenangkan lainnya.., tapi sekarang zaman sudah byk berubah, dgn byk kebijakan2 baru dari pemerintahan, yaitu berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, mari kita sama2 menciptakan Indonesia yg maju dan budi pekerti yg baik dari setiap agama
7. Namo Buddhaya Bhante, pendidikan yang baik dan berkualitas penting sekali buat masa depan umat, jika tidak diberi pengertian yang benar sedari kecil mudah sekali untuk berpaling ke agama tetangga. Apalagi sekarang, banyak umat yang tidak menghormati sosok Bhikkhu. susahnya umat buddha untuk bersatu...dibandingkan dgn umat K yg aktif....dan jaman skg org maunya instan dan maunya diampunin dosa2nya.. .Ngak usah sekuatir ini dech...kan baru di banggun di PIK....Saya Punya 3 Anak Dua saya yakin ke Buddhis yang paling kecil belum tahu belum 17 tahun sich....saudara kandung saya 3 semuanya sekolah dasar Islam dan Kristen Tapi semuanya sekarang Buddhis tergantung orang tua dan lingkungan dia yang membangunya dech..
8. Namo Budhaya Bhante, benar sekali apa kata bhante, saya pribadi lebih mendukung membuka sekolah buddhis, daripada membangun vihara yg megah. Sedih sekali rasanya rata" penganut agama buddha diindo teryata hanya buddha ktp, pernah suatu ketika, saya diajak seorang mantan penganut budha u berpindah keagama k,katanya agamamu tidak ada kitab sucinya, agama ini ada. Hai yo, bagaimana tu bhante?? Berarti rata" buddha diindo adalah buddha diktp saja.
Bahkan sejarah Sang Buddha, mungkin mereka tidak tahu.. Dan mengenai kitab suci kita Bhante, terus terang saya sendiri pun kurang jelas.. Mengapa tidak pernah saya dapati kitab yg lengkap satu set? Ato satu buku penuh? Tidak seperti agama lain? Jadi, mungkin inilah yg membuat org menjadi berpikir "tidak ada kitab suci". Disamping itu, rata" org sini masih mengganggap sembahyang dengan dupa (kepada thi kong, dewa" dan leluhur) itu adalah agama budha,(yg sbnartnya adalah suatu kebudayaan yg sudah bebaur dengan agma) padahal agama buddha mempelajari lebih dari itu.
9. Saya Berpendapat Apa yang ada sekarang sudah benar...Kita cuma butuh memperbaiki diri masing masing...Untuk menjalankan ajaran Buddha yang sebenarnya. Kalau didirikan sekolah Buddha yang besar dan Mewah... seperti nanti tentu biaya Oprasionalnya mahal Otomatis Uang sekolah Mahal sehingga terkesan Sekolah Buddha Mahal....Banyak kan sekolah di Medan yang berazaskan Agama Buddha Tapi tidak Sekolah dengan Nama Buddha.....Ya kalau Untuk Pendidikan yang mengkhususkan Ajaran Buddha Harus di pisahkan. Beberapa tahun kedepan Akan banyak guru agama Buddha yang Bertitel...Kerena Dimana mana sekolah sudah diajarkan Agama Buddha...Tidak seperti Masa saya kecil dulu...Dan sekarang Banyak juga sudah Mahasiswa yang aktiv di Perkumpulan BUDDHA kerena pintu sudah terbuka...
10. Kalau pandangan saya hampir sama, kalau ada orang yg sedia mendanai sekolah tsb tentunya gaji guru bisa diprioritaskan untuk kwalitas pendidikannya, sedangkan dana yg ada disangha menurut bante ada dalam jumlah besar juga tidak ada salahnya bila minta bantuan dari sangha tsb, pola pendidikannya bisa 80 % indonesia 20 % bahasa pali biar siswa bisa mengikuti kemajuan dalam bidang bahasa , rencana tersebut pasti non komersial jadi tidak berharap mendapatkan keuntungan besar ,
bila saran saya dianggap kurang pas atau cocok boleh dianggap angin lalu sebagai pelengkap cerita.bagaimana halnya bhante kalo bhiku2 senior jg rata2 pilih di vihara2 yg di kota2 besar ??? ya disamping mslh pendidikan yg lbh mendasar lain sebetule jg ada, misal pemberdayaan struktur ekonomi pd masyararakat Buddhis, terutama di daerah2/kantung2 komunitas buddhis, soale nek hal gini jg ga digarap umumnya mereka2 pd urbanisasi demi kelangsungan kehidupan material, ahirnya .
11. Namo Buddhaya dan selamat malam dan salam hormat saya utk Bhante.......saya sangat setuju dan mendukung stat Bhante, Semoga kita semua terutama yg beruang menyadari dan turut bersumbangsih utk stat Bhante ini, Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, Sadhu 3X.. saya setuju kl anak Buddhis sebaiknya disekolahin disekolah Buddhis.jd kemungkinan berpindah agama lebih kecil.
cuma saya kurang setuju dgn pernyataan bahwa org gak mau jd guru disekolah Buddhis krn mementingkan kepentingan pribadi.jarang ada umat awam mau gaji kecil yg gak cukup buat hidup krn umat awam kan py keluarga.anak istri.ato org tuanya yg udah tua.kl Bhante kan ada umat yg support.jd benar kata Bhante mesti ada pendanaan yg kuat buat gaji gurunya.perawatan gedung.fasilitas pendidikan.maaf kl salah
12. stju juga si.Jdi guru memang gaji ny kcil,tp kan bs jd krja sampingan slain krja pokok.Hehehe. kalau saya dan saudara-saudara saya sekolah di sekolah kristen bukan karena sekolah buddha tidak bermutu tapi karena waktu itu dicirebon belum ada sekolah buddha. sekarang sudah ada sekolah Buddha tapi sayang cuma sampai SD saja, dicirebon ada sekolah Buddha namanya sariputra, kurang berkembang karena kurang dana, gajah-gajah dicirebon kepedulian sosialnya sangat rendah,
saya sebagai semut tidak bisa apa-apa, pernah ada tawaran dari yayasan Buddha Tzu Chi tapi entah mengapa ditolak. yang ada hanya perebutan kekuasaan, 1 vihara saja bisa terpecah belah, bukan bermaksud menjelekan cirebon tapi ini kenyataan. Sekolah Kristen/Katholik yg top rata2 didukung oleh yayasan yg baik, dimana mereka berani menanam modal. Selain itu guna menjaring anak2 pintar, mereka berani memberikan beasiswa bahkan kalau perlu gratis.
13. Namo Buddhaya Bhante Sudhammacaro. Di sini saya ingin nimbrung sejenak mengenai beberapa point bhante. Sebelumnya saya sangat senang sekali dengan keinginan bhante utk memajukan dharma melalui pendidikan. kebetulan saya juga salah satu guru agama buddha.
Mengenai Poin pertama dan kedua saya setuju. Hanya saja perihal penggunaan bahasa pali, sebaiknya digunakan sesuai umur dan kebutuhan. Dalam tingkatan anak SD sebaiknya tidak terlalu banyak menggunakan istilah Pali, karena selayaknya anak SD pikirannya mulai di program untuk pembentukan karakter.Penggunaan bahasa pengantar yang juga harus di sesuaikan sesuai umur. Jika saya bisa merekomendasikan coba ambil buku pelajaran Ehipassiko. Buku ini cukup sederhana dan bahasanya di gunakan sesuai dengan usia maupun tingkatan.
mengenai poin ke tiga saya kurang setuju Bhante. Sudah selayaknya kita umat Buddha memperhatikan KESEJAHTERAAN para guru-guru maupun para pandita agama buddha kita. Para guru maupun pandita adalah umat awam bhante. Mereka punya keluarga dan punya kebutuhan yang berbeda dibandingkan para bhikkhu.
Selama ini kita selalu didengungkan bahwa umat harus menyokong para Bikhu saja, saya rasa saat ini umat juga perlu diajak untuk menyokong guru agama. Karena faktanya agama Buddha saat ini berkembang bukan hanya karena peranan para bhikkhu sendiri, tapi juga akibat bantuan para Pandita dan guru agama bahkan sampai di pelosok. Secara tak langsung Guru agama maupun Pandita adalah tangan kanannya Sangha.
Mengenai pendanaan sudah selayaknya kita tidak lagi diajarkan untuk MEMINTA baik kepada siapapun. Tapi ajarkanlah untuk MEMBERI. keduanya hampir sama. Tapi maknanya berbeda. Jika kita terus mengajarkan MEMINTA nedanya negatif gitu, tapi kalau Memberi terasa lebih positif.
14. menurut saya adik2 kita sejak dini di ajarkan untuk mengenal hurup2 pali dari yg dasar dl.kita bisa contoh teman kita yg ber-agama islam, mereka mengajarkan kepada adik2 kecil nya untuk mengenal hurup arab. tidak heran mereka yg ber-umur belasan tahun fasih dalam ber-bahasa.
arab........karena klo saya perhatikan di sebuah acara puja bakti baik dalam rangka khatina,magha puja,waisak,maupun asalha, baik yg di pimpin oleh romo, maupun bukan dalam membacakan sutta ,gatha, maupun patha, mereka tidak memperhatikan tanda baca. kl menurut saya pengurus sekolah mesti org yg berpikiran
Terbuka.maju.kreatif.bekerja keras.br sekolahnya bs maju jg.awalnya mesti cr dana buat perbaikan fasilitas.kerjasama dgn pengurus vhr besar buat mengundang pengusaha or org kaya Buddhis selain tetap membuka peluang buat yg lain u/ berdana.pengurus sekolah buat proposal ttg betapa pentingnya sekolah Buddhis.ajak jg pengusaha untuk berpikir bgmn mengembangkan sekolah Buddhisnya.kl pengusahanya mau membantu tanpa minta share keuntungan itu bagus.kl ada
15. namaskara Bhante Sudhammacaro..senang anda berbagi Dhamma di Buddha School..
saya liat antara idea dng pelaksanaan di jembatani oleh konsep..bhw membuat sekolah (idea) dng memilhara sekolah (praktik) harus dibuat konsep.. ada 2 macam konsep secara prinsip.. yg membumbung kelangit atau yg berpijak kebumi..lebih handal siapa antara rohaniawan dng praktisi pendidikan dalam mengelola sebuah sekolah. Sekolah Gong Khauw Hwe terletak disamping kiri Kelenteng besar disemarang sekolah ini dikususkan untuk orang yg tidak mampu , sekolahan ini tidak dipungut biaya dan semua operasionalnya ditanggung yayasan klenteng Tay Kak Sie ,
inilah bentuk keperdulian yayasan tentang pendidikan yg bisa dinikmati oleh kaum yg kurang mampu sayangnya tidak sampai SMP. Bhante memang benar...jgnkan guru buddPdhl skrg ini sdh bnyk lulusan STAB & umat yg memiliki pengetahuan ttg agama Buddha yg mencukupi utk sekedar berbagi ilmu dgn menjadi guru...
Mgkn selain fakhis yg mengajar pelajaran lain, guru utk pelajaran agama buddha aja msh kurang... tor gaji yg dianggap relatif kecil, justru faktor mentalitas yg hrs dibenahi...Mengingat dl ada guru2 agama Buddha yg berpendidikan tinggi walaupun sdh berusia lanjut msh mampu mengajar di beberapa sekolah sekaligus ( seperti yg bhante kenal ibu suktadharmi dkk, yg merupakan guru saya jg )
16. Namo Buddhaya Bhante.. Stlh membaca artikel dr Bhante, sy teringat sekolah sy dl yg bernama Sariputra... Tempat ny bobrok. Sistem pengajaran amburadul, nama ny sekolah buddhis, tp banyak yg sama skali tdk mengerti buddha dhamma. Ikt pelajaran agama, hanya buat mencari nilai raport semata...Tp sy bangga dgn sekolah sy itu, dsana sy mengenal teori2 dhamma yg sblm ny sy tdk mengerti, dsana sy merasa dkt dgn buddha dhamma...
Namun, krn kualitas sekolah yg buruk, skrg sekolah sariputra tinggal kenangan... Bangunan ny sudah di robohkan... pengusaha br mau bantu kl dpt share keuntungan jg gak papa.tanyakan perhitungan share n syarat yg diminta.kl dihitung2 mase menguntungkan buat sekolah knp tidak.yg penting tujuan py sekolah yg bagus.berkualitas.demi generasi mendatang tercapai.kan tdk melanggar Dhamma kl membagi keuntungan.banyakan org kan br mau keluar duit kl dpt keuntungan.lebih bagus lg kl proposalnya dibuat menawarkan keuntungan buat yg mau keluarin duit.jd kemungkinan dpt dananya jd lebih besar.tp tetap membuka peluang u/dana sukarela
17. kl menurut saya.pendanaan bs minta bantuan di vhr2 yg besar.dirundingkan dgn pengurusnya agar membantu pencarian dananya.sekolah Buddhis yg udah ada mesti ikut standar kualitas yg dicari masyarakat.pengurus sekolah mesti survey ke sekolah favorit yg ada biar tau knp masyarakat memasukkan anaknya kesana.ada fasilitas apa disana.kurikulum pendidikannya apa aja yg bikin org2 tertarik.yg py sekolah jg mesti mensosialisasikan sekolahnya divhr agar diketahui kl ada sekolah Buddhis yg bagus skrg&pasang iklan koran.
idola: saya setuju dgn adanya yayasan demikian.cm dana yg terkumpul tdk akan banyak.makanya gak sampe sma or perguruan tinggi sekolahnya.yg masuk kesekolah sana banyakan org yg gak mampu.yg mampu pasti nyari sekolah yg fasilitasnya lebih bagus yg notabene sekolah k.kasian kl ada mpe pndh agama.menurut sy sekolah dibikin bagus.biaya masuk n spp yg mahal disubsidi yayasan thd org yg gak mampu.org yg gak mampu ngajukan bea siswa ke yayasan biar bs disekolah Buddhis bagus.jd semua dpt sekolah Buddhis yg bagus.
18. novira: menurut pendapat saya.masyarakat sebagian besar tdk akan mau jd guru dgn gaji kecil trus mesti repot kerja sampingan lg yg hasilnya gak jelas n biasanya kecil.masyarakat kurang perduli dgn pengabdian thd agama.mrk berpikir rasional.apa2 butuh uang.keluarga butuh disupport.kl mau cr guru berkualitas gak bs dgn iming2 'kan bs cr kerja sampingan kl kurang gajinya'.mesti ikut maunya masyarakat.kayak pemerintah yg mau menarik org intelek buat jd sopir bus trans jkt dgn menaikkan gaji jd 5jt.
idola: saya setuju dgn pendapat anda.cm beda pendapat di komersilkan itu.menurut saya sekolah Buddhis mesti komersil.jd hasilnya bs dipakai untuk kepentingan sekolah itu lg.buat perawatan gedung.gaji guru.tmb fasilitas yg lebih baik.ato buat subsidi anak2 Buddhis yg kurang mampu biar mrk bs tetap disekolah Buddhis sekolahnya.dgn adanya uang yg byk disekolah.sekolah lama2 tdk tergantung lg ama sumbangan buat mempertahankan kualitas.sekolah k mahal jg kok biaya masuknya tp tetap laris.
19. maaf bhante,sering sy dengar dr umat bhuddis mengeluh mereka tdk sanggup anaknya msk sklh buddhis karna biaya pndftrn n spp terlalu mahal. kwok: maaf saya mau tanya.sy gak tau ttg sekolah Buddhis yg ada.dgn spp yg mahal apa kwalitasnya bagus sekolahnya?apa masalah pokoknya krn mahal makanya gak laku?bukan krn kualitas sekolahnya?kok diatas diblg gaji gurunya kecil pdhl anda blg biaya masuk sekolahnya mahal?jd bingung. yg sy dengar anak mereka trpksa msk di sklh non buddhis.
20. Ya sabar Ajaran Buddha kan terkenal dengan kesabarannya.......Kita belum sepuluh tahun dibebaskan aktiv dalam bidang pendidikannya walaupun selama 32 tahun di kekang toh Masih banyak pengikut Buddhis...kan Baru baru ini kita bisa Aktiv di pendidikan. Biasa dech awalnya sich yayasan Milik bersama tapi setelah di kelola jalan turun temurun dan jadi seperti milik pribadi. hal seperti ini yang sering terjadi....sehingga kacau....
Pengelolaannya turun temurun lagi dimana mana seperti ini sich. Mungkin dri muridnya gk menggrogoti,tp guru2non buddhist itulah penggerogotnya,dimana mereka memiliki peluang lebih untuk mengambil alih sekolah tsb,sbb skolah saya mulai mengalami gjala spt itu.
21. Namo Buddhaya Bhante, ikutan nimbrung. Di negeri ini sekolah Buddhis masih sangat langka, guru agama Buddhapun masih sangat jarang kalau tidak bisa dibilang langka. Di daerah spt daerah saya umat Buddha bisa dikatakan hampir punah, yang tua2 sdh pada meninggal, anak2 mereka banyak yg bukan beragama Buddha, melainkan agama lain biasanya sesuai agama yg diajarkan disekolah, demikian juga cucu2 dan cicit2nya. Yang gak punya uang menyekolahkan anaknya di sekolah negeri yang nota bene jarang yg punya guru agama Buddha, yang punya uang juga tidak menyekolahkan anaknya di sekolah2 Buddhis karena mmg tidak ada.
Kalau mau mendirikan sekolah Buddhis juga bukan hal yang mudah, kalau mutu tidak bagus dan mempunyai nilai lebih, yg punya duit gak mungkin mau menekolahkan anaknya disana, kalau sekolah dengan mutu yg bagus, katakanlah bertaraf nasional atau internasional, yang gak punya duit gak bisa sekolah. Suatu hal yg sangat tidak mudah untuk mendirikan suatu sekolah berbasis agama, karena umat beragama Buddha selain sdh sedikit masih terpecah2 oleh bermacam aliran.
22. Menanggapi kepedulian Bhante..
1. Saya setuju dengan hal ini, namun patut dipertimbangkan juga mengenai istilah2 dlm bahasa pali yang tdk sepenuhnya bisa disamakan dengan bahasa Indonesia yang tepat dan rinci.. Seperti istilah "mano, citta", dsb.
Penggunaan bahasa Pali memiliki peranan sbagai sumber rujukan thd beberapa arti yg mungkin rancu dlm bahasa Indonesia,
Penggunaan bahasa Pali juga turut melestarikan sumber otentik, agar tidak terjadi penyimpangan2 persepsi dikemudian hari.
2. jika dari SMP & SMA tidak terbiasa dengan bahasa Pali, bisa2 saat masuk Universitas seperti anak yang baru belajar bahasa Pali,
dan utk masalah pengajaran dan pengertian akan makna2 tertentu dlm bahasa Indonesia yang diajarkan dlm jenjang SMP SMA akan menghadapai persoalan pada poin pertama (pertimbangan saya pd pernyataan no 1).
3. sebagai umat perumah tangga, tentu kesejahteraan materi juga diperlukan.. Setidaknya utk memenuhi tanggung jawab sebagai orang tua.
4. Turut berbahagia.. Semoga semakin berkembang & semakin baik bermutu.
6. Mungkin bhante bisa mendiskusikan hal ini dengan dengan Sangha, saya pribadi tidak berani meminta dana tersebut. Dana Sangha kan bukan milik pribadi Bhikkhu.. Jd keputusan ini harus dilakukan oleh Sangha juga. Dibandingkan hanya untuk membangun wihara yg MEGAH MEWAH di mana2 (kampung).
Tapi wihara di kampong selalu terbentur biaya Perawatan, akhirnya terlantar krn hanya mengandalkan Dana dari para bhikkhu yg suka MUDIK DI-TUNGGU-TUNGGU, atau dana dari Umat di Kota Besar.. menurut sy, hal ini tergantung kesadaran kami para umat.. Anumodana sudah mengingatkan.
7. ini kebijakan dari pihak sekolah, dan harus diperhatikan lagi apakah sesuai dgn poin 4&5 sebelum promosi. saya tidak bisa berkomentar. 8. dilihat dari pernyataan Bhante pada poin 3, 4 & 5..
Sepertinya mutu sekolah Buddhis menurut pandangan Bhante sj sudah "kurang"...
Sy rasa pengurus vihara tidak akan berani menyatakan; lebih baik di Sekolah Buddhis bgs, dsb." Ini merupakan kebohongan atau bersaksi atas apa yang belum ia ketahui. 9. dsb..Barangkali anda msh punya bukti2 Pelemahan Mutu Sekolah Buddhi. saya tidak tahu bhante..mettacittena.
Skrg ini fenomemena yg lg trend kebanyakan umat yg mampu baik secara finansial & pengetahuan lbh berlomba lomba utk membantu membangun/mengurus vihara (terutama vihara2 yg memang sdh besar). Bahkan sampai jd ajang perebutan pengaruh & kekuasaan utk jd pengurus... Mgknkah ini krn mrk menganggap vihara & sangha adalah lahan yg basah utk berbuat karma baik ??? Hehehee...
Menurut saya ini adalah pola pikir yg sempit atau hanya mau instant utk berbuat kebaikan. Pdhl pendidikan jg tdk kalah penting peranannya dlm pengembangan Buddha Dhamma. Solusinya mudah saja asalkan para tuan besar & petinggi sangha jg mau peduli dgn dunia pendidikan... Krn tanpa sekolah buddhis yg baik apalagi tanpa adanya guru2 agama buddha yg mumpuni secara perlahan tp pasti umat buddhis di Indonesia akan berkurang dr generasi ke generasi...
Lalu siapa lg yg akan meramaikan vihara2 besar yg sdh ada itu?? Apakah cm akan jd suatu tempat kumpul2 sebuah komunitas tertentu yg cenderung esklusif...??? Hehehee... Ini cm sekedar pendapat dr pikiran saya yg bodoh & sederhana saja... Namo Buddhaya. Caranya adalah dgn membuat umat & sangha jg lbh peduli pada dunia pendidikan...
Tdk cm mereka yg secara finansial mampu saja, tp jg mrk yg memiliki pengetahuan lbh utk membantu menjadi guru... Om Ek Ban... Mksd saya adalah justru pola pikir utk berbuat kebajikan dgn trus menerus mempermegah vihara itulah yg sedikit perlu dirubah utk lbh peduli pada dunia pendidikan, selain itu jg agar tdk terjebak dlm keinginan instant berbuat kebajikan yg mgkn lbh mudah terlihat oleh mata org lain. Begini saja pak Ek Ban...
semua kita kembalikan pada niat baik & kemauan. Apakah mau/tdk mau trus melihat kemunduran sekolah2 Buddhis ?? Hehee. Terserah bapak saja... Cm yg saya tahu apa yg nampak megah dr luar blm tentu tak keropos di dlm... Berbagai konflik kepentingan ada disana...yg tak elok bila kita bahas disini... :p
Saya cm menyumbang saran alangkah baiknya kl dunia pendidikan jg mendapat perhatian dr mereka2.... Namo Buddhaya.. Sebenarnya dengan Power seorang Bhante.....Apabila memang murni berkeinginan membangun Sekolah Buddha masih sangat mudah....yang penting benar benar bisa dipertanggung jawabkan..
RH: Biasanya umat Buddha, diakui atau tidak lebih suka berdana pada Sangha, karena itulah ladang menanam jasa yg paling subur. Tapi terkadang umat Buddha lupa bahwa generasi muda yg disekolahnya selama 5-6 hari sekolah setiap harinya dicekoki dengan ajaran agama lain, maka ajaran yg tinggal diingatannya adalah ajaran yg diterima di sekolah. Sangat jarang keluarga yg berdiskusi dhamma di rumah, bahkan ke viharapun terkadang jarang dilakukan meskipun hanya seminggu sekali.
Banyak umat Buddha yang mempunyai pikiran tidak ke vihara tidak apa2 asal banyak berbuat baik, banyak dana terutama ke Sangha sdh cukup karena dengan demikian hidupnya pasti hoki, pasti selamat, tapi mereka lupa kalau ini terjadi terus menerus ya generasi muda Buddhis akan semakin langka. sekolah katholik biasanya bersubsidi, artinya yang mampu mensubsidi yang tidak mampu, itulah sebabnya di sekolah katholik biasanya uang gedung dan uang sekolah setiap siswa berbeda2, dan setiap yayasan misalnya yayasan A, yg ada di kota2 besar yang dananya berlimpah akan membantu sekolah dengan yayasan yg sama didaerah2 yg kurang mampu/daerah.
Dulu biasanya baik sekolah maupun yayasan dipimpin oleh seorang Pastur, Bruder ataupun Suster, yang mereka nota bene adalah para biarawan/biarawati, yang hidup selibat, yang hidupnya mmg diabdikan untuk Tuhan dengan cara mengabdi pada masyarakat. Mereka adalah para misionaris, jadi selain berkiprah dalam hal pendidikan mereka juga berperan aktif dalam hal penyebaran agama, karena biasanya siswa yg masuk sekolah katholik akan diwajibkan menandatangani surat pernyataan tidak berkeberatan bila anaknya belajar agama katholik di sekolah.
Umat Buddhis banyak yg cuek Bhante,gimana mau maju semuanya hanya berkata"Biarlah org mau buat apa terima karma aja"jarang sekali.....di Vihara jika ada yg sakit/bbrp minggu tdk dtg ke Vihara,dr penggurus sampai umat tdk ada yg samparin menanyakkan kabarnya...dgn alasan ke Vihara tdk boleh dipaksa,klau Agama K,sdh di jemput mrk bilang jgn sampai anak Domba hilang.........Apalagi skrg sdh banyak mengatas namakan Buddha tapi tdk pernah baca Parita Vandana dan Trisarana,dll,pemuka Agamanya jg bukan Bhante/Bhikhu...buat yg baru mau pelajarin Buddha Pusing.....Termaksud sy dulu,Tdk sprt Agama I,di luar jalur langsung di umumkan itu bkn Agama I,tapi Agamanya sesat..
kelebihan,kekuatan dan keajaiban buddhis sangat2 besar.tetapi semakin hari semakin terpendam. tidak seperti agama lain, misalnya kristen... menunjukkan kekuatan/keajaiban Tuhannya mengobati yg lumpuh, buta dll. menurut saya buddhis juga sesekali harus menunjukkan kekuatan/keajaiban(bukan pamer/adu kekuatan). bagaimana apakah bhante setuju..... kalau bhante setuju berarti membangun sekolah buddhis tidak akan susah... akan bnyak jalan yg terbuka.
Sekolah Budhis? Di Pekanbaru ada tu, sekolah berag. Budha dari TK sampe SMA/SMK, gedungnya besar,bagus, siswanya banyak,sampe" ngak kuat nampung hahaha..., mutunya bagus kok, masuk mau pake Testing loh, uang sekolahnya mahal juga nih... he" ... tiap taun naik mulu tapi tetap banyak siswanya (bertambah) ,namanya " YAYASAN DHARMA LOKA" ... mantaffkan ? salam Metta all .
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu. Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun. Ven. Sudhammacaro.
Komentar