“ NAFKAH NELAYAN DAN RESTORAN SEAFOOD/ DAGING DAN JAGAL HEWAN, KARMA BURUK APA HARUS GANTI PROFESI? “
DISKUSI DHARMA FACEBOOK.
Seri ke 1.
Teman2 ini pertanyaan dari umat.
Bhante: Ada yang jadi beban pikiran saya. Di agama Buddha, pada 8 Jalan Utama; mata pencaharian benar, umat dilarang mencari penghasilan berjualan makhluk hidup. Bagaimana nelayan, tukang masak seafood, karyawan rumah jagal dll? Apa harus ganti pekerjaan lain yang harus mereka pelajari lagi dan menghadapi persaingan baru?
Apa cuma disiapkan bahwa mereka satu waktu akan menerima karma buruk krn nafkahnya spt itu (Takdir).
Teman2 tlg kasih komen yg benar dan berguna,
untuk membuka Wawasan dlm Dharma.
1. Semua harus didasari pengertian benar,tapi yang pasti perjualan makluk hidup,pasti akan mendapatkan karma jangankan kita praktek nyata berjualan masih didalam pikiran kita aja klu didasari keserakahan dan kebencian pasti akan menimbulkan karma buruk,untuk itu hidup harus seimbang dg cara perbanyak berbuat baik,kepada semua makluk tanpa memandang siapapun yg akan kita bantu termasuk kasih sayang terhadap binatang.
2. Namo Buddhaya..Bhante..met pagi...menurut sy..yaaa.kalau bisa..kita berusaha..mencari peralihan...cm enga secara langsung...kalaue mnag masih belon ada cara yg lbh baik..dr pada seperti jagal...itu jelas...2 sekali...yaa..kita bisa jualan makan ..tp enga hrs pake...hewani semua..kita bs buat campuran...seperti cap chai...atau..bubur ayam..tp pake jamur yg di`bnykin..kita bs koq kalau emang mau...juga sesuai...materialnya kita bs jual dengan harga terjangkau kantong...
kalau kita masaknya enak...pasti laku...seperti makanan yg ada pake dagin...didlmnya...bs dicampur baso goreng tepung terigunya + telur + bumbu yg agak menyolok jdi enak...enga terasa bnyk hewaninya..itu semua kita yg mengelolahlah Banthe..asal ada kemauan pasti bisa...enga harus sepecial jualan ayam goreng..itu sepecial..kan kita mau..berusaha menghilangkan karmma buruk..kalau enga bs hilang yg penting enga berat..karmma buruk yg kita buat..semoga ..semua mahluk bahagia..sadhu...3x..maaf kalau ada kata kata yg kurang berkenan dihati...sadhu3x
3. Pagi bhante; menurut saya aktifitas trsebut memang hal-hal yang mrpakan cara hidup yang kurang baik dalam pandangan budhis, tetepi disisi lain ada nilai plusnya juga karna kalo sudah berhubungan dengan dngn tuntutan ekonomi, " menghidupi dalam menyokong anak dan istri merupakan berkah utama." Mengenai karma jelas tiidak akan ketukar, sesuai dengan kaapasitas yang ia lakukan. Lakukan fangsen, patidana, dana kpd sangha dll, mungkin itu bisa mengikis dikit2. Semoga bermanfaat.
4. Jika mereka berpikiran dengan tulus, saya yakin selain mendapat karma buruk mereka mendapat keringanan. Sebenarnya para hewan yang dijagal itu jika para penjagalnya bisa mempraktekkan mantra penyeberangan Amitabha, akan pindah alam dengan hati tenteram, dan bisa terlahir lagi dalam bentuk kehidupan yang lebih baik. Seperti mahasiddha Tilopa pewaris ajaran tantra, beliau biasa mempraktekkan yoga pemindahan kesadaran para ikan dan telur ikan yang dimakannya mentah-mentah ke alam kebahagiaan.
Mahasiddha Tilopa sendiri adalah leluhur Karma Kagyud, seorang yogi dan perumah tangga, termasuk ke dalam 84 mahasiddha leluhur Tantrayana. Kita mungkin belum bisa mempraktekkan seperti para acharya tersebut, namun dengan niat hati yang tulus dan dengan bimbingan guru yang tepat, tentu pekerjaan yang dipandang hina, sepanjang tidak merugikan sesama manusia dan kehidupan itu sendiri, dan masih bermanfaat bagi semua makhluk, adalah pengabdian dalam Dharma.
5. maaf ya Alfonso Hannafi, tp klo di masa depan ada orang yang membunuh saya dan dia bilang "ini demi manfaat bagi kamu yang diambil tubuhnya agar kamu beralih ke kehidupan baru yang lebih baik" kok rasanya saya tetap tidak rela ya....klo memang punya hati yang tulus, kenapa harus mengambil nyawa saya? Kenapa tidak membuat kehidupan saya YANG SEKARANG lebih baik? andai sapi-ayam-binatang sebelum dijagal bisa ngomong, pasti mereka mau ngomong tidak rela dipotong. toh sebelum dipotong mereka meronta, kadang menangis, menjerit dan lain-lain. jadi tetap saja pembunuhan binatang berbuahkan karma buruk, ya mau diteruskan atau tidak, terserah pribadinya...
nurut gw sih knp dia bs bermata pencarian spt itu krn jalan karma buruk dia,shg dia terjebak dlm pekerjaan spt itu, nah tinggal kesadaran dia skrg aja,mau nambah lg atau tdk,cuma kita gag bs maksa dia utk berubah,krn kan jalan hidup itu ditentukan oleh sipemiliknya sndri. michael benar, ini seperti orang yang dilahirkan sebagai homo atau lesbi, apakah kelainan sex ini mau dilanjutkan atau tidak tergantung pribadi masing-masing.
yup junie,setiap orang kan bawa karmanya msg2,dan mau diperbaiki dikhdpn skrg atau tdk,itu hak setiap individu, kita gag bs melarang,mencemooh. yang dilarang dalam Budhis adalah menjual bangke ayam, mengurai timbangann, pakai pewarna textil... mesti melihat hukum kewajaraaan..
6. Tentu tidak bisa dipandang hitam putih atau kelabu, jika pekerjaan seperti nelayan, peternak, tukang jagal, jika para pelakunya berniat tulus untuk membantu mempercepat proses evolusi batin para makhluk di alam binatang menjadi makhluk-makhluk yang lebih baik, maka ini adalah berkah bagi kehidupan. Dan mereka membantu keseimbangan Alam, di mana jumlah hewan bisa terkendalikan selama semua kegiatan itu didasari dengan ketulusan hati, bukan dengan keserakahan. Sang Bhagava bukanlah seorang vegetarian, dan tidak menganjurkan kita untuk murni vegetarian, beliau mengajarkan kita untuk tidak melekat dengan apapun.
Jika memang sekarang pekerjaan kita adalah tukang jagal, nelayan, atau chef seafood atau daging, ya kita kerjakan tanpa ada beban apapun, yang penting jika kita merasa nurani kita berbicara lain, kita lepaskan saja pekerjaan itu dan cari pekerjaan lain. Namun jika kita sanggup melakukan pekerjaan tersebut dengan niat yang tulus, demi kebaikan kehidupan, demi manfaat bagi para makhluk yang diambil tubuhnya agar mereka beralih ke kehidupan baru yang lebih baik, tentu kita dapat melakukan pekerjaan itu dengan penuh kesadaran.
7. lebih baik pelan-pelan cari mata usha yang lain , kalau ada niat pasti ada jalan. setahu saya dalam Buddhis, tdk ada kata larangan dan tdk boleh.....yg ada hanya melatih diri utk menghindari...kalau pun tdk bisa di hindari yg jalani saja.dan di imbangi dgn perbuatan2 bajik....kalau memang sdh mapan u. Utk bisa bisnis yg lain silahkan tinggal...kalau tdk yah lanjutkan saja.
Pembenaran dgn berbagai dalil tentang suatu perbuatan/karma tdk akan merubah buah dari perbuatan/karma tsb.pembunuhan tetap pembunuhan alasan apapun hukum alam akan tetap berjalan. Pembenaran seperti ini sangat riskan,bisa mengaburkan dan bahkan bisa membalikan hakekat kebenaran. Namo Buddhaya, Bhante.. Menurut saya kalau saat ini kita dalam profesi diatas, sebaiknya banyak lakukan perbuatan baik sambil bertekad utk melepaskan diri dari kondisi tersebut. Karena apapun alasannya, tetap perbuatan tsb akan menimbulkan karma buruk. Semoga bermanfaat..
8. Ralat...Sesuatu yg "TIDAK" baik, alangkah bijak nya dihindari. Mata pencaharian yg lain, khan masih banyak bukan saja membunuh. Kecuali ngak mata pencaharian lain untuk mempertahankan hidup, yach iringi juga dengan perbuatan baik mis. Donor darah, menolong orang yg sakit dll agar Karma Buruk akibat dari pembunuhan, dampaknya bisa diminimalis.
Ingat, segala bentuk dari pembunuhan adalah karma buruk. Sabbe satta sabba dukkha pamuccantu ~ sabbe satta bhavantu sukhitata : Semoga semua makhluk hidup terbebaskan dari derita & semoga semuanya senantiasa berbahagia, sadhu,...sadhu,...sadhu,... Menurut saya semua bersifat relatif kecuali yg mutlak yaitu tdk membunuh sesama, hewan saja misal macan memang jenis pemakan daging krn rantai makanan namun tdk saling bunuh antar sesamanya. Jika tdk relatif bagaimana solusi utk mencapai kesepakatan antara vege dgn non vege? Apakah hrs bentrok prinsip terus?
9. kalau menurut Bhante gimana seharusnya?? Bagaimana jika mereka bukan umat Buddhist yang menganggap bahwa ciptaan Nya untuk dinikmati oleh manusia? Apa yg harus kita lakukan kepada mereka yg bukan umat Buddhist? Gimana ya, bingg jg, tp kalo akibat dr pekerjaan tsb lbh mengerikan dr yg didpt? Saya percaya bhw bila mmg sdh tiba masanya pasti satu dua omongan antr teman2 ada yg memberitahu ttg pekerjaan di tmp lain, mengapa tdk mencoba? Leena Wati ..." ..bgmn menyuruh mrk dgn pandangan demikian...." >>> sis .... tidak perlu menyuruh mereka ....pada saatnya nanti kalau tidak keburu "mati ' ...mereka pasti tidak makan daging lagi.....,ini bukan bohong...tapi....sering terjadi...,bila sudah sakit komplex.....,maka mereka tobat tidak berani menyentuh daging lagi.....,apa lagi bila gigi sudah pada rontok karena diabetes.
10. Amitoho Bhante semua teman idenya sih bagus orang yang mau lakukan apa aja yang penting dia tahu apa yang dia lakukan ,asal dia mau balik betobat itu masih gak terlambat,maksud jauh maklum hidup ini bagi kita hukumnya ama berat tapi demi hidup apa boleh buat, tapi disini kita berdoakan moga dia bisa tukar posisi lain ,skrg manusia suka menilai orang lain tapi manusia tidak pernah nilai diri sendiri, manusia kalau tahu karma pasti dia gak menlakukannya, sahdu sahdu sahdu. Izin ikut berkomentar ya Bhante.. menurut saya jika memang belum ada cara lain untuk mencari nafkah, ia bisa tetap melakukan pekerjaannya namun diimbangi dengan memperbanyak kebajikan sehingga perbandingan karma yang dilakukan dapat menolongnya untuk dalam waktu cepat merubah cara hidupnya ke arah yang lebih baik..
setiap manusia mampu merubah kehidupannya.. tidak ada yang tak mungkin. Hasil dari hasil karma lampau mempengaruhi kehidupan seseorang kehidupan seseorang pada masa sekarang. menurut gue itu semua sah sah saja...ini adalah kehidupan dimana penuh dgn sandiwara, penuh hitam dan putih,dll.masalah 8 jalan utama itu diperuntukkan bagi orang2 seperti bhante,pengurus vihara,ataupun pengikut buddha yg menyebarkan dharma.
11. Klau menurut sy Nelayan dan Tukang Jagal lebih baik utk ambil profesi lain,lagian ke 2 profesi ini jg bkn profesi yg menjanjikan,tp klau tukang masak Sea food jk masak dr bangkai(yg sdh mati) ya tdk masalah....krn bukan hidup2 di masak,seperti udang,cumi,ayam beli yg sdh mati jgn beli yg hidup,br kita srh potong baru salah krn kita yg menyebabkan kematiaan hewan tsb...klau salah kasih tau ya teman2 dan Mohon Maaf..
Namo Buddhaya, menurut saya, ♉ª memang seharusnya tidak boleh..tp ♉ª apabila msh digeluti..Ўǻ̀ǻ̀°˚˚ harus ditanggung sndri akibatnya..hidup itu ada pilihan. Kita bisa memilihnya. Kadang sbgai masyarakat awam, mereka tidak sadar atas apa yg mereka lakukan,..jadi bg yg sadar bahwa pekerjaan mereka itu melanggar sila, sudah seharusnya belajar tobat..
12. Namo Buddhaya, menurut saya, ♉ª memang seharusnya tidak boleh..tp ♉ª apabila msh digeluti..Ўǻ̀ǻ̀°˚˚ harus ditanggung sndri akibatnya..hidup itu ada pilihan. Kita bisa memilihnya. Kadang sbgai masyarakat awam, mereka tidak sadar atas apa yg mereka lakukan,..jadi bg yg sadar bahwa pekerjaan mereka itu melanggar sila, sudah seharusnya belajar tobat..
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Seri ke 1.
Teman2 ini pertanyaan dari umat.
Bhante: Ada yang jadi beban pikiran saya. Di agama Buddha, pada 8 Jalan Utama; mata pencaharian benar, umat dilarang mencari penghasilan berjualan makhluk hidup. Bagaimana nelayan, tukang masak seafood, karyawan rumah jagal dll? Apa harus ganti pekerjaan lain yang harus mereka pelajari lagi dan menghadapi persaingan baru?
Apa cuma disiapkan bahwa mereka satu waktu akan menerima karma buruk krn nafkahnya spt itu (Takdir).
Teman2 tlg kasih komen yg benar dan berguna,
untuk membuka Wawasan dlm Dharma.
1. Semua harus didasari pengertian benar,tapi yang pasti perjualan makluk hidup,pasti akan mendapatkan karma jangankan kita praktek nyata berjualan masih didalam pikiran kita aja klu didasari keserakahan dan kebencian pasti akan menimbulkan karma buruk,untuk itu hidup harus seimbang dg cara perbanyak berbuat baik,kepada semua makluk tanpa memandang siapapun yg akan kita bantu termasuk kasih sayang terhadap binatang.
2. Namo Buddhaya..Bhante..met pagi...menurut sy..yaaa.kalau bisa..kita berusaha..mencari peralihan...cm enga secara langsung...kalaue mnag masih belon ada cara yg lbh baik..dr pada seperti jagal...itu jelas...2 sekali...yaa..kita bisa jualan makan ..tp enga hrs pake...hewani semua..kita bs buat campuran...seperti cap chai...atau..bubur ayam..tp pake jamur yg di`bnykin..kita bs koq kalau emang mau...juga sesuai...materialnya kita bs jual dengan harga terjangkau kantong...
kalau kita masaknya enak...pasti laku...seperti makanan yg ada pake dagin...didlmnya...bs dicampur baso goreng tepung terigunya + telur + bumbu yg agak menyolok jdi enak...enga terasa bnyk hewaninya..itu semua kita yg mengelolahlah Banthe..asal ada kemauan pasti bisa...enga harus sepecial jualan ayam goreng..itu sepecial..kan kita mau..berusaha menghilangkan karmma buruk..kalau enga bs hilang yg penting enga berat..karmma buruk yg kita buat..semoga ..semua mahluk bahagia..sadhu...3x..maaf kalau ada kata kata yg kurang berkenan dihati...sadhu3x
3. Pagi bhante; menurut saya aktifitas trsebut memang hal-hal yang mrpakan cara hidup yang kurang baik dalam pandangan budhis, tetepi disisi lain ada nilai plusnya juga karna kalo sudah berhubungan dengan dngn tuntutan ekonomi, " menghidupi dalam menyokong anak dan istri merupakan berkah utama." Mengenai karma jelas tiidak akan ketukar, sesuai dengan kaapasitas yang ia lakukan. Lakukan fangsen, patidana, dana kpd sangha dll, mungkin itu bisa mengikis dikit2. Semoga bermanfaat.
4. Jika mereka berpikiran dengan tulus, saya yakin selain mendapat karma buruk mereka mendapat keringanan. Sebenarnya para hewan yang dijagal itu jika para penjagalnya bisa mempraktekkan mantra penyeberangan Amitabha, akan pindah alam dengan hati tenteram, dan bisa terlahir lagi dalam bentuk kehidupan yang lebih baik. Seperti mahasiddha Tilopa pewaris ajaran tantra, beliau biasa mempraktekkan yoga pemindahan kesadaran para ikan dan telur ikan yang dimakannya mentah-mentah ke alam kebahagiaan.
Mahasiddha Tilopa sendiri adalah leluhur Karma Kagyud, seorang yogi dan perumah tangga, termasuk ke dalam 84 mahasiddha leluhur Tantrayana. Kita mungkin belum bisa mempraktekkan seperti para acharya tersebut, namun dengan niat hati yang tulus dan dengan bimbingan guru yang tepat, tentu pekerjaan yang dipandang hina, sepanjang tidak merugikan sesama manusia dan kehidupan itu sendiri, dan masih bermanfaat bagi semua makhluk, adalah pengabdian dalam Dharma.
5. maaf ya Alfonso Hannafi, tp klo di masa depan ada orang yang membunuh saya dan dia bilang "ini demi manfaat bagi kamu yang diambil tubuhnya agar kamu beralih ke kehidupan baru yang lebih baik" kok rasanya saya tetap tidak rela ya....klo memang punya hati yang tulus, kenapa harus mengambil nyawa saya? Kenapa tidak membuat kehidupan saya YANG SEKARANG lebih baik? andai sapi-ayam-binatang sebelum dijagal bisa ngomong, pasti mereka mau ngomong tidak rela dipotong. toh sebelum dipotong mereka meronta, kadang menangis, menjerit dan lain-lain. jadi tetap saja pembunuhan binatang berbuahkan karma buruk, ya mau diteruskan atau tidak, terserah pribadinya...
nurut gw sih knp dia bs bermata pencarian spt itu krn jalan karma buruk dia,shg dia terjebak dlm pekerjaan spt itu, nah tinggal kesadaran dia skrg aja,mau nambah lg atau tdk,cuma kita gag bs maksa dia utk berubah,krn kan jalan hidup itu ditentukan oleh sipemiliknya sndri. michael benar, ini seperti orang yang dilahirkan sebagai homo atau lesbi, apakah kelainan sex ini mau dilanjutkan atau tidak tergantung pribadi masing-masing.
yup junie,setiap orang kan bawa karmanya msg2,dan mau diperbaiki dikhdpn skrg atau tdk,itu hak setiap individu, kita gag bs melarang,mencemooh. yang dilarang dalam Budhis adalah menjual bangke ayam, mengurai timbangann, pakai pewarna textil... mesti melihat hukum kewajaraaan..
6. Tentu tidak bisa dipandang hitam putih atau kelabu, jika pekerjaan seperti nelayan, peternak, tukang jagal, jika para pelakunya berniat tulus untuk membantu mempercepat proses evolusi batin para makhluk di alam binatang menjadi makhluk-makhluk yang lebih baik, maka ini adalah berkah bagi kehidupan. Dan mereka membantu keseimbangan Alam, di mana jumlah hewan bisa terkendalikan selama semua kegiatan itu didasari dengan ketulusan hati, bukan dengan keserakahan. Sang Bhagava bukanlah seorang vegetarian, dan tidak menganjurkan kita untuk murni vegetarian, beliau mengajarkan kita untuk tidak melekat dengan apapun.
Jika memang sekarang pekerjaan kita adalah tukang jagal, nelayan, atau chef seafood atau daging, ya kita kerjakan tanpa ada beban apapun, yang penting jika kita merasa nurani kita berbicara lain, kita lepaskan saja pekerjaan itu dan cari pekerjaan lain. Namun jika kita sanggup melakukan pekerjaan tersebut dengan niat yang tulus, demi kebaikan kehidupan, demi manfaat bagi para makhluk yang diambil tubuhnya agar mereka beralih ke kehidupan baru yang lebih baik, tentu kita dapat melakukan pekerjaan itu dengan penuh kesadaran.
7. lebih baik pelan-pelan cari mata usha yang lain , kalau ada niat pasti ada jalan. setahu saya dalam Buddhis, tdk ada kata larangan dan tdk boleh.....yg ada hanya melatih diri utk menghindari...kalau pun tdk bisa di hindari yg jalani saja.dan di imbangi dgn perbuatan2 bajik....kalau memang sdh mapan u. Utk bisa bisnis yg lain silahkan tinggal...kalau tdk yah lanjutkan saja.
Pembenaran dgn berbagai dalil tentang suatu perbuatan/karma tdk akan merubah buah dari perbuatan/karma tsb.pembunuhan tetap pembunuhan alasan apapun hukum alam akan tetap berjalan. Pembenaran seperti ini sangat riskan,bisa mengaburkan dan bahkan bisa membalikan hakekat kebenaran. Namo Buddhaya, Bhante.. Menurut saya kalau saat ini kita dalam profesi diatas, sebaiknya banyak lakukan perbuatan baik sambil bertekad utk melepaskan diri dari kondisi tersebut. Karena apapun alasannya, tetap perbuatan tsb akan menimbulkan karma buruk. Semoga bermanfaat..
8. Ralat...Sesuatu yg "TIDAK" baik, alangkah bijak nya dihindari. Mata pencaharian yg lain, khan masih banyak bukan saja membunuh
Ingat, segala bentuk dari pembunuhan adalah karma buruk. Sabbe satta sabba dukkha pamuccantu ~ sabbe satta bhavantu sukhitata : Semoga semua makhluk hidup terbebaskan dari derita & semoga semuanya senantiasa berbahagia, sadhu,...sadhu,...sadhu,... Menurut saya semua bersifat relatif kecuali yg mutlak yaitu tdk membunuh sesama, hewan saja misal macan memang jenis pemakan daging krn rantai makanan namun tdk saling bunuh antar sesamanya. Jika tdk relatif bagaimana solusi utk mencapai kesepakatan antara vege dgn non vege? Apakah hrs bentrok prinsip terus?
9. kalau menurut Bhante gimana seharusnya?? Bagaimana jika mereka bukan umat Buddhist yang menganggap bahwa ciptaan Nya untuk dinikmati oleh manusia? Apa yg harus kita lakukan kepada mereka yg bukan umat Buddhist? Gimana ya, bingg jg, tp kalo akibat dr pekerjaan tsb lbh mengerikan dr yg didpt? Saya percaya bhw bila mmg sdh tiba masanya pasti satu dua omongan antr teman2 ada yg memberitahu ttg pekerjaan di tmp lain, mengapa tdk mencoba? Leena Wati ..." ..bgmn menyuruh mrk dgn pandangan demikian...." >>> sis .... tidak perlu menyuruh mereka ....pada saatnya nanti kalau tidak keburu "mati ' ...mereka pasti tidak makan daging lagi.....,ini bukan bohong...tapi....sering terjadi...,bila sudah sakit komplex.....,maka mereka tobat tidak berani menyentuh daging lagi.....,apa lagi bila gigi sudah pada rontok karena diabetes.
10. Amitoho Bhante semua teman idenya sih bagus orang yang mau lakukan apa aja yang penting dia tahu apa yang dia lakukan ,asal dia mau balik betobat itu masih gak terlambat,maksud jauh maklum hidup ini bagi kita hukumnya ama berat tapi demi hidup apa boleh buat, tapi disini kita berdoakan moga dia bisa tukar posisi lain ,skrg manusia suka menilai orang lain tapi manusia tidak pernah nilai diri sendiri, manusia kalau tahu karma pasti dia gak menlakukannya, sahdu sahdu sahdu. Izin ikut berkomentar ya Bhante.. menurut saya jika memang belum ada cara lain untuk mencari nafkah, ia bisa tetap melakukan pekerjaannya namun diimbangi dengan memperbanyak kebajikan sehingga perbandingan karma yang dilakukan dapat menolongnya untuk dalam waktu cepat merubah cara hidupnya ke arah yang lebih baik..
setiap manusia mampu merubah kehidupannya.. tidak ada yang tak mungkin. Hasil dari hasil karma lampau mempengaruhi kehidupan seseorang kehidupan seseorang pada masa sekarang. menurut gue itu semua sah sah saja...ini adalah kehidupan dimana penuh dgn sandiwara, penuh hitam dan putih,dll.masalah 8 jalan utama itu diperuntukkan bagi orang2 seperti bhante,pengurus vihara,ataupun pengikut buddha yg menyebarkan dharma.
11. Klau menurut sy Nelayan dan Tukang Jagal lebih baik utk ambil profesi lain,lagian ke 2 profesi ini jg bkn profesi yg menjanjikan,tp klau tukang masak Sea food jk masak dr bangkai(yg sdh mati) ya tdk masalah....krn bukan hidup2 di masak,seperti udang,cumi,ayam beli yg sdh mati jgn beli yg hidup,br kita srh potong baru salah krn kita yg menyebabkan kematiaan hewan tsb...klau salah kasih tau ya teman2 dan Mohon Maaf..
Namo Buddhaya, menurut saya, ♉ª memang seharusnya tidak boleh..tp ♉ª apabila msh digeluti..Ўǻ̀ǻ̀°˚˚ harus ditanggung sndri akibatnya..hidup itu ada pilihan. Kita bisa memilihnya. Kadang sbgai masyarakat awam, mereka tidak sadar atas apa yg mereka lakukan,..jadi bg yg sadar bahwa pekerjaan mereka itu melanggar sila, sudah seharusnya belajar tobat..
12. Namo Buddhaya, menurut saya, ♉ª memang seharusnya tidak boleh..tp ♉ª apabila msh digeluti..Ўǻ̀ǻ̀°˚˚ harus ditanggung sndri akibatnya..hidup itu ada pilihan. Kita bisa memilihnya. Kadang sbgai masyarakat awam, mereka tidak sadar atas apa yg mereka lakukan,..jadi bg yg sadar bahwa pekerjaan mereka itu melanggar sila, sudah seharusnya belajar tobat..
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna. Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma, para Leluhur d Ortu yg msh hidup atau yg sdh meninggal dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Komentar