Moksa Itu Mati Gaib Menuju Nirwana-by admin-08/22/2016 in Budaya
Banyak kisah orang besar di zaman dulu meninggal dunia dengan cara gaib. Hilang bersama jasadnya, yang disebut moksa atau mokswa. Malah DR Damardjati Supadjar almarhum, juga melakukan lelaku itu agar bisa moksa, kendati akhirnya meninggal dunia secara wajar.
Raden Ngabehi Ronggowarsito, pujangga yang banyak memprediksi zaman lewat Kalatidha, dan menulis kisah tentang lelaku Kejawen Darmo Gandul, Gatoloco serta Serat Wirid Hidayat Jati juga diasumsikan meninggal dengan cara itu. Dia menuliskan hari kematiannya sebelum mati.
Sebenarnya apa moksa itu. Dan adakah benar bahwa jika seseorang melakukan ritus yang meninggalkan keduniawian itu bakal meninggal dengan sirna beserta jasadnya? Ini tulisan tentang itu.
Secara umum, moksa dianggap sebagai proses manusia meninggal yang lenyap (hilang) bersama raga (jasad)-nya. Namun, tidak demikian dengan makna yang sesungguhnya. Sebab, makna yang sesungguhnya lebih mengarah kepada orang meninggal yang mencapai nirwana (sorga).
Pada zaman dulu, banyak raja dan keturunan raja yang dikabarkan moksa. Mereka moksa setelah tua atau setelah menjadi pandhita (resi, begawan).
Untuk mengungkap apa sesungguhnya moksa, seyogianya ditelusuri dulu maknanya secara etimologis. Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun L. Mardiwarsito, Penerbit Nusa Indah, Ende-Flores, 1981 memuat beberapa makna sekitar moksa atau mokta.
Kedua kata ini dianggap mempunyai arti yang sama. Yakni, berarti lepas atau bebas dari sengsara, sempurna, kesempurnaan, masuk nirwana, wafat bahagia, almarhum (ah), meninggal dunia, hilang. Dari berbagai makna ini dapat disimpulkan bahwa moksa merupakan proses meninggalkan dunia untuk meraih nirwana (sorga).
Sebelum menjalani moksa, manusia harus mengetahui moksakamarga (jalan untuk moksa). Yang secara umum bisa disebutkan sebagai tahap pertama manusia memasuki kegiatan moksa.
Jalan yang harus dilalui itu pun bermacam-macam cara. Mulai dari pembersihan (penyucian) diri secara lahir (fisik) dan batin (psikis). Penyucian diri secara lahir ini bisa dilakukan dengan mandi jamas (mandi besar/junub). Sedangkan penyucian diri secara batin, bisa dilakukan dengan meditasi atau semadi.
Tahap kedua, bisa disebut: memilih tempat (di mana) seseorang akan moksa. Kalau persyaratan ini sudah lengkap, maka kalau yang bersangkutan benar-benar moksa, berarti telah menemukan moksapada (tempat orang yang telah moksa).
Kalau demikian, berarti telah masuk pada tahap ketiga, yakni mencapai apa yang dinamakan moksasuka (kebahagiaan, kebebasan, kesempurnaan). Yang tentunya, moksamaka (jiwa/arwah/sukma) yang telah moksa itu benar-benar telah mencapai nirwana (sorga). mok/jss
Komentar