" SANGGHA DI THAILAND SEBAGAI CONTOH "
Tanya: bila ada umat Tanya: bhante dari naungan Sanggha pa?
Jawab: Bhante jadi kasihan kepada umat, kenapa harus tanya sepert itu?
Di luar negeri tidak pernah ada umat tanya sepeti itu, dan bila ada bhikkhu dari luar negeri datang ke Indon, umat tidak pernah tanya kepada bhikkhu luar negeri seperti itu.
Hal itu bisa terjadi, karena di Indon para bhikkhu berani2nya bikin Sanggha baru.
Padahal Sanggha sudah dibentuk oleh Buddha, maka kalau ada orang di tahbis jadi bhikkhu sesuai Dharma-Winaya Dia sudah jadi anggota Sanggha, Umat tidak perlu tanya seperti diatas, semoga berguna. Sadhu.
Di luar negeri seperti Thailand, Myanmar, Srilanka, Kamboja, Vietnam, Taiwan, China, Malyasia, Singapura, dsb, para bhikkhu/bhiksu/bhiksuni tidak berani membentuk Sanggha atau Organisasi Sanggha. Contohnya di Thailand Negara Buddhis yang sering dikunjungi umat, tidak ada Nama Organisasi Sanggha/Sanggha baru. Yang ada hanya satu ialah Mahatherasamakom sebuah otoritas Organisasi yang terdiri dari para bhikkhu senior 30-50 wassa plus dengan para umat senior umur 50-80 tahun yang sudah belajar Dharma-Winaya dan Abhidharma. Mahatherasamkom diketui atau pemimpinnya disebut Sanggharaja dan mengemban tugas sampai wafat, baru dicari penggantinya.
Untuk menjadi ketua atau pemimpin Mahatherasamakom, dipilih dari syarat seorang bhikkhu senior yang sudah belajar bahasa Pali tingkat 9 akhir. Setiap pemilihan diambil salah satu dari Sembilan orang bhikkhu yang sudah tamat belajar bahasa Pali tingkat akhir 9 juga menjadi Somdet. Sedangkan para bhikkhu atau samanera yang belajar bahasa Pali lulus tingkat 9 akhir tiap tahun ada lebih seribuan. Dengan modal bahasa Pali tingkat 9 inilah para bhikkhu punya potensi suatu saat beliau bisa menjadi pemimpin Mahatherasamakom disebut Sanggharaja yang saat ini di jabat oleh Phra Nyanasangwara Sanggharaja sudah berusia 99 tahun masih hidup sehat.
Para bhikkhu di Thailand sejak muda usia 7-12 tahun sudah masuk ke wihara menjadi samanera sambil belajar di sekolah umum, kadang dibiayai oleh donatur umat yang mampu. Banyak samanera muda usianya 17-19 tahun sudah mendapat gelar bahasa Pali tingkat 9 akhir. Secara pelan samanera muda ini mengabdikan dirinya di wihara kepada umat demi melestarikan Dharma ajaran Buddha. Seiring berjalannya waktu umur 20 tahun samanera ditahbiskan jadi bhikkhu ini menurut standar syarat jadi bhikkhu dalam winaya. Lalu, setelah jadi bhikkhu, dia mulai aktif meningkatkan potensi dirinya seperti membantu umat mencari dana untuk membangun jembatan, sekolah, rumah sakit, dsb. Selain tetap aktif mengajar Dharma di wihara,sekolah, TV, dsb. Dari perjuangan dan pengorbanannya, dia setingkat demi setingkat mendapat gelar Phrakru, Chaukhun, akhirnya Somdet selama kurun waktu kira2 30-50 tahun mengabdi jadi bhikkhu.
Bhikkhu yang diangkat menjadi kepala wihara saja tidak semudah sepeti di Indon, di Thailand seorang bhikkhu yang mau menjadi kepala wihara paling tidak sudah 20 wassanya, dan harus belajar manejemen wihara selama satu bulan di karantina, lalu melalui ujian dan praktik. Contohnya: bagaimana cara menerima tamu, baik umat maupun bhikkhu tamunya, bagaimana mengelola wihara yang benar sesuai Dharma-Winaya. Bhikkhu kepala wihara harus bertanggung jawab terhadap wihara dan umatnya serta tamu-tamu yang datang.
Tujuan utama Mahatherasamakom ini untuk manejeman para bhikkhu, seperti program mengajar dan melatih para bhikkhu baru ditahbiskan, dan bagaimana penahbisan samanera dan bhikkhu, dan mengatur para bhikkhu mengajar di berbagai wihara, mengatur para bhikkhu tugas ke luar negeri spt jadi Dharmaduta, juga menyelesaikan persoalan para bhikkhu yang bermasalah. Fungsi Mahatherasamakom bukan seperti Oraganisasi di Indon yang identik dengan nama Sanggha. Alasannya, Mahatherasamkom hanya satu tapi di dalamnya menaungi para bhikkhu Therawada, Mahayana, Tantrayana, bahkan Pandita Tradisi China.
1. Bhikkhu sekarang banyak juga yang gundul cuma fisiknya saja, tapi pikirannya keriting. Tapi itu semua tanggungan mereka masing-masing, karena karmanya masing-masing. Bhikkhu ada juga sebagai kerjaan sampingan, misalnya dari pada lulusan smp atau sma susah cari kerja ya jadi bhikkhu saja. Lumayankan dananya buat ditabung, ntar kalau sudah cukup baru lepas jubah deh. Kan itu sah-sah saja, Sanggha juga tidak bisa melarang orang yang mau lepas jubah. karena dikatakan karmanya jadi bhikkhu sudah selesai. Hanya terkadang bekas bhikkhu di Indonesia malah tidak mencerminkan bahwa dia pernah latihan sebagai samana sekian lama. Lihat saja bekas Bhikkhu yang masuk PNS, sama serakahnya dengan perumah tangga yang jelas-jelas latihannya bolong-bolong. Artinya apa? Artinya sewaktu orang tersebut jadi Bhikkhu, mungkin saja hanya jubah dan penampilannya doang bukan hatinya dan bukan latihan. Semua tergantung motivasi orang tersebut jadi Bhikkhu. saya pikir kita perlu memberikan hormat pada Sanggha, Ariya Sanggha maksudnya. Thanks Athing.... Bhante sorry ikut di wall-nya Bhante.....
2. Kebetulan sy perumah tangga yg tdk tau seluk beluk Sanggha. Jd lebih baik tdk komentar mslh Sanggha, karena tidak tahu keadaan yg sebenarnya bagaimana. Buddhist di Indonesia kebanyakan meyakini doktrin yang ekstrim tanpa dilihat dan dikaji terlebih duhulu. Ha5x....
3. Anda blg buddhist di indo menunjukan doktrin ekstrim. cth nya?? setahu w dlm agama buddhist tdk di ajari ekstrim n pengikutnya jg tdk ekstrim.
4. Maaf ya, menurut saya terlalu meyakini doktrin ekstrim contohnya jika seorang bhikkhu tdk boleh menerima brg langsung dari tangan wanita contohnya. Ketika sy ke myanmar, entah berapa bnyk bhikkhu yg menerima barang lsg dr tangan wanita, bahkan mereka bisa photo brg walau jubah bersentuhan dgn tubuh wanita. Contoh lain bhikku yg katanya ... Lihat Selengkapnyagak bs pegang uang. Di thailand, sy liat bhikkhu belanja n pegang uang sendiri. Bahkan mereka ada meroko, di Indonesia lebih ekstrim dibanding thailand dan myanmar sekali pun. Itulah maksud saya, sehingga saya menulis comment seperti itu. Di Indonesia, perumah tangga terlalu jauh mencampuri urusan Sanggha. Dan Sanggha sendiri menjadi organisasi layaknya organisasi perumah tangga. Maka akhirnya di Sanggha ada politik organisasi dan suksesi layaknya organisasi perumah tangga. Menurut hemat saya, kita baiknya tidak ikut ke dalam urusan Sanggha karena kita bukan bhikkhu. Apa yg saya utarakan di atas mungkin ada penilaian lain dari Sanggha tapi benar tidaknya mereka yang seharusnya lebih tahu. Kadang kita menemukan Buddhis di Indonesia yang sekte minded, dan dari situlah cikal bakal menjadi ekstrim, mengklaim ini murni ini tidak murni. Ini bahasa yang digunaka Buddha, ini bukan sehingga tidak jarang orang yang mengatakan Dharma dibilang keliru, seharusnya Dhamma. Semoga paparan ini bs menjelaskan maksud saya, thanks Athing....
5. Namo Buddhaya bhante apa pun payungnya Sanggha ya Sanggha yg dibutuhkan adalah Dhamma dr Sanggha tersebut kt saring yg baik
6. Sangat setuju Bhante.....terlalu banyak organisasi Sanggha, umat pun jadi bingung..jika semua angggota Sanggha punya pola pikir spt Bhante,,,hal2 di atas ga perlu lagi terjadi,,
7. NB Bhante..
Setuju.. Guru ja cma satu.. Sang Buddha..
8. Kalau masih menjaga Dharma Winaya sesuai ajaran Buddha ya bagus, tapi kalau hanya sekedar bhikkhu liar yg tdk mau dikendalikan walaaa repot...bagaimana umatnya kalau bhikkhunya sendiri semaunya
9. Hati-hati banyak mafia monastik......
yang lebih memprihatinkan lagi, ada rumor seorang oknum bhikkhu senior yang memiliki skandal kelam (parajika) tapi masih tetap pakai jubah n memiliki posisi penting di organisasi Sanggha dan sudah punya banyak murid. sangat hebat kan.....(Maaf bila mengusik).
10. Saya gak tahu.... Kebenaran itu berhubungan dengan karma mereka sendiri. Kita yang di luar Sanggha kalau berpraduga dan tidak tepat malah akan menciptakan karma buruk buat diri kita. lebih baik biarkan saja, karena mereka pun tidak berbeda dengan kita. mereka adalah murid Buddha yang masih berlatih, yang namanya latihan mungkin akan ada errornya juga. semoga semua kita mencapai pengertian yang terbebas dari dualitas.
11. Menurut pendapat saya organisasi Sanggha perlu ada krn banyaknya sekte dan untuk menertibkan administrasi para bhikkhu agar kemurnian Dhamma dan Winaya terjaga.
12. Data statistik mengatakan, hampir setiap hari ada lebih dari 50 -100 org budha yang menjadi kristen di kota medan. karena hampir setiap minggu selalu saja ada yang di sebut pembabtisan Percayakah anda? Apakah dibalik Rahasia semua itu ?Jawabannya : Alkitab.Alkitab diakui merupakan buku yang Hidup, dan siapa yang membac......anya, dipastikan dengan sendirinya akan minta di baptis,,,,Percayakah akan kedasyatan Alkitab?Coba kita buktikan apakah benar pernyataan ini? Apa yang tertulis di balik isi Alkitab? Apakah Alkitab memaparkan Bukti2 yang tersirat dalam misteri Alam kehidupan ini ?Apakah jawaban atas semua pertanyaan manusia semua ada di sana? Haruskah Buku suci Tripitaka kita diamkan? selagi Alkitab begitu laris.
Uraian singkat ini semoga berguna bagi umat untuk mengetahui bagaimana peran dan tugas Sanggha dan para bhikkhu di luar negeri seperti Thailand, dsb. Mohon maaf bila ada kekuarangan atas tulisan ini, harapan saya dengan uraian ini umat makin bertambah maju pengetahuann Dharmanya, hingga menimbulkan kebahagiaan, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup bahagia.
Ven. Sudhammacaro.
Jawab: Bhante jadi kasihan kepada umat, kenapa harus tanya sepert itu?
Di luar negeri tidak pernah ada umat tanya sepeti itu, dan bila ada bhikkhu dari luar negeri datang ke Indon, umat tidak pernah tanya kepada bhikkhu luar negeri seperti itu.
Hal itu bisa terjadi, karena di Indon para bhikkhu berani2nya bikin Sanggha baru.
Padahal Sanggha sudah dibentuk oleh Buddha, maka kalau ada orang di tahbis jadi bhikkhu sesuai Dharma-Winaya Dia sudah jadi anggota Sanggha, Umat tidak perlu tanya seperti diatas, semoga berguna. Sadhu.
Di luar negeri seperti Thailand, Myanmar, Srilanka, Kamboja, Vietnam, Taiwan, China, Malyasia, Singapura, dsb, para bhikkhu/bhiksu/bhiksuni tidak berani membentuk Sanggha atau Organisasi Sanggha. Contohnya di Thailand Negara Buddhis yang sering dikunjungi umat, tidak ada Nama Organisasi Sanggha/Sanggha baru. Yang ada hanya satu ialah Mahatherasamakom sebuah otoritas Organisasi yang terdiri dari para bhikkhu senior 30-50 wassa plus dengan para umat senior umur 50-80 tahun yang sudah belajar Dharma-Winaya dan Abhidharma. Mahatherasamkom diketui atau pemimpinnya disebut Sanggharaja dan mengemban tugas sampai wafat, baru dicari penggantinya.
Untuk menjadi ketua atau pemimpin Mahatherasamakom, dipilih dari syarat seorang bhikkhu senior yang sudah belajar bahasa Pali tingkat 9 akhir. Setiap pemilihan diambil salah satu dari Sembilan orang bhikkhu yang sudah tamat belajar bahasa Pali tingkat akhir 9 juga menjadi Somdet. Sedangkan para bhikkhu atau samanera yang belajar bahasa Pali lulus tingkat 9 akhir tiap tahun ada lebih seribuan. Dengan modal bahasa Pali tingkat 9 inilah para bhikkhu punya potensi suatu saat beliau bisa menjadi pemimpin Mahatherasamakom disebut Sanggharaja yang saat ini di jabat oleh Phra Nyanasangwara Sanggharaja sudah berusia 99 tahun masih hidup sehat.
Para bhikkhu di Thailand sejak muda usia 7-12 tahun sudah masuk ke wihara menjadi samanera sambil belajar di sekolah umum, kadang dibiayai oleh donatur umat yang mampu. Banyak samanera muda usianya 17-19 tahun sudah mendapat gelar bahasa Pali tingkat 9 akhir. Secara pelan samanera muda ini mengabdikan dirinya di wihara kepada umat demi melestarikan Dharma ajaran Buddha. Seiring berjalannya waktu umur 20 tahun samanera ditahbiskan jadi bhikkhu ini menurut standar syarat jadi bhikkhu dalam winaya. Lalu, setelah jadi bhikkhu, dia mulai aktif meningkatkan potensi dirinya seperti membantu umat mencari dana untuk membangun jembatan, sekolah, rumah sakit, dsb. Selain tetap aktif mengajar Dharma di wihara,sekolah, TV, dsb. Dari perjuangan dan pengorbanannya, dia setingkat demi setingkat mendapat gelar Phrakru, Chaukhun, akhirnya Somdet selama kurun waktu kira2 30-50 tahun mengabdi jadi bhikkhu.
Bhikkhu yang diangkat menjadi kepala wihara saja tidak semudah sepeti di Indon, di Thailand seorang bhikkhu yang mau menjadi kepala wihara paling tidak sudah 20 wassanya, dan harus belajar manejemen wihara selama satu bulan di karantina, lalu melalui ujian dan praktik. Contohnya: bagaimana cara menerima tamu, baik umat maupun bhikkhu tamunya, bagaimana mengelola wihara yang benar sesuai Dharma-Winaya. Bhikkhu kepala wihara harus bertanggung jawab terhadap wihara dan umatnya serta tamu-tamu yang datang.
Tujuan utama Mahatherasamakom ini untuk manejeman para bhikkhu, seperti program mengajar dan melatih para bhikkhu baru ditahbiskan, dan bagaimana penahbisan samanera dan bhikkhu, dan mengatur para bhikkhu mengajar di berbagai wihara, mengatur para bhikkhu tugas ke luar negeri spt jadi Dharmaduta, juga menyelesaikan persoalan para bhikkhu yang bermasalah. Fungsi Mahatherasamakom bukan seperti Oraganisasi di Indon yang identik dengan nama Sanggha. Alasannya, Mahatherasamkom hanya satu tapi di dalamnya menaungi para bhikkhu Therawada, Mahayana, Tantrayana, bahkan Pandita Tradisi China.
1. Bhikkhu sekarang banyak juga yang gundul cuma fisiknya saja, tapi pikirannya keriting. Tapi itu semua tanggungan mereka masing-masing, karena karmanya masing-masing. Bhikkhu ada juga sebagai kerjaan sampingan, misalnya dari pada lulusan smp atau sma susah cari kerja ya jadi bhikkhu saja. Lumayankan dananya buat ditabung, ntar kalau sudah cukup baru lepas jubah deh. Kan itu sah-sah saja, Sanggha juga tidak bisa melarang orang yang mau lepas jubah. karena dikatakan karmanya jadi bhikkhu sudah selesai. Hanya terkadang bekas bhikkhu di Indonesia malah tidak mencerminkan bahwa dia pernah latihan sebagai samana sekian lama. Lihat saja bekas Bhikkhu yang masuk PNS, sama serakahnya dengan perumah tangga yang jelas-jelas latihannya bolong-bolong. Artinya apa? Artinya sewaktu orang tersebut jadi Bhikkhu, mungkin saja hanya jubah dan penampilannya doang bukan hatinya dan bukan latihan. Semua tergantung motivasi orang tersebut jadi Bhikkhu. saya pikir kita perlu memberikan hormat pada Sanggha, Ariya Sanggha maksudnya. Thanks Athing.... Bhante sorry ikut di wall-nya Bhante.....
2. Kebetulan sy perumah tangga yg tdk tau seluk beluk Sanggha. Jd lebih baik tdk komentar mslh Sanggha, karena tidak tahu keadaan yg sebenarnya bagaimana. Buddhist di Indonesia kebanyakan meyakini doktrin yang ekstrim tanpa dilihat dan dikaji terlebih duhulu. Ha5x....
3. Anda blg buddhist di indo menunjukan doktrin ekstrim. cth nya?? setahu w dlm agama buddhist tdk di ajari ekstrim n pengikutnya jg tdk ekstrim.
4. Maaf ya, menurut saya terlalu meyakini doktrin ekstrim contohnya jika seorang bhikkhu tdk boleh menerima brg langsung dari tangan wanita contohnya. Ketika sy ke myanmar, entah berapa bnyk bhikkhu yg menerima barang lsg dr tangan wanita, bahkan mereka bisa photo brg walau jubah bersentuhan dgn tubuh wanita. Contoh lain bhikku yg katanya ... Lihat Selengkapnyagak bs pegang uang. Di thailand, sy liat bhikkhu belanja n pegang uang sendiri. Bahkan mereka ada meroko, di Indonesia lebih ekstrim dibanding thailand dan myanmar sekali pun. Itulah maksud saya, sehingga saya menulis comment seperti itu. Di Indonesia, perumah tangga terlalu jauh mencampuri urusan Sanggha. Dan Sanggha sendiri menjadi organisasi layaknya organisasi perumah tangga. Maka akhirnya di Sanggha ada politik organisasi dan suksesi layaknya organisasi perumah tangga. Menurut hemat saya, kita baiknya tidak ikut ke dalam urusan Sanggha karena kita bukan bhikkhu. Apa yg saya utarakan di atas mungkin ada penilaian lain dari Sanggha tapi benar tidaknya mereka yang seharusnya lebih tahu. Kadang kita menemukan Buddhis di Indonesia yang sekte minded, dan dari situlah cikal bakal menjadi ekstrim, mengklaim ini murni ini tidak murni. Ini bahasa yang digunaka Buddha, ini bukan sehingga tidak jarang orang yang mengatakan Dharma dibilang keliru, seharusnya Dhamma. Semoga paparan ini bs menjelaskan maksud saya, thanks Athing....
5. Namo Buddhaya bhante apa pun payungnya Sanggha ya Sanggha yg dibutuhkan adalah Dhamma dr Sanggha tersebut kt saring yg baik
6. Sangat setuju Bhante.....terlalu banyak organisasi Sanggha, umat pun jadi bingung..jika semua angggota Sanggha punya pola pikir spt Bhante,,,hal2 di atas ga perlu lagi terjadi,,
7. NB Bhante..
Setuju.. Guru ja cma satu.. Sang Buddha..
8. Kalau masih menjaga Dharma Winaya sesuai ajaran Buddha ya bagus, tapi kalau hanya sekedar bhikkhu liar yg tdk mau dikendalikan walaaa repot...bagaimana umatnya kalau bhikkhunya sendiri semaunya
9. Hati-hati banyak mafia monastik......
yang lebih memprihatinkan lagi, ada rumor seorang oknum bhikkhu senior yang memiliki skandal kelam (parajika) tapi masih tetap pakai jubah n memiliki posisi penting di organisasi Sanggha dan sudah punya banyak murid. sangat hebat kan.....(Maaf bila mengusik).
10. Saya gak tahu.... Kebenaran itu berhubungan dengan karma mereka sendiri. Kita yang di luar Sanggha kalau berpraduga dan tidak tepat malah akan menciptakan karma buruk buat diri kita. lebih baik biarkan saja, karena mereka pun tidak berbeda dengan kita. mereka adalah murid Buddha yang masih berlatih, yang namanya latihan mungkin akan ada errornya juga. semoga semua kita mencapai pengertian yang terbebas dari dualitas.
11. Menurut pendapat saya organisasi Sanggha perlu ada krn banyaknya sekte dan untuk menertibkan administrasi para bhikkhu agar kemurnian Dhamma dan Winaya terjaga.
12. Data statistik mengatakan, hampir setiap hari ada lebih dari 50 -100 org budha yang menjadi kristen di kota medan. karena hampir setiap minggu selalu saja ada yang di sebut pembabtisan Percayakah anda? Apakah dibalik Rahasia semua itu ?Jawabannya : Alkitab.Alkitab diakui merupakan buku yang Hidup, dan siapa yang membac......anya, dipastikan dengan sendirinya akan minta di baptis,,,,Percayakah akan kedasyatan Alkitab?Coba kita buktikan apakah benar pernyataan ini? Apa yang tertulis di balik isi Alkitab? Apakah Alkitab memaparkan Bukti2 yang tersirat dalam misteri Alam kehidupan ini ?Apakah jawaban atas semua pertanyaan manusia semua ada di sana? Haruskah Buku suci Tripitaka kita diamkan? selagi Alkitab begitu laris.
Uraian singkat ini semoga berguna bagi umat untuk mengetahui bagaimana peran dan tugas Sanggha dan para bhikkhu di luar negeri seperti Thailand, dsb. Mohon maaf bila ada kekuarangan atas tulisan ini, harapan saya dengan uraian ini umat makin bertambah maju pengetahuann Dharmanya, hingga menimbulkan kebahagiaan, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup bahagia.
Ven. Sudhammacaro.
Komentar
sebagai umat, saya lebih condong dengan pikiran Ehipassiko aja...
Saya telan yang baik-buang ampasnya.
Karena meski saya sudah baca sekilas vinaya pittakapun.
Saya berpikir banyak yang bisa di multi tafsirkan...
Semisal merokok dsb ...
Kadang ada gunannya untuk mengetahui hal" seperti itu meski menurut saya pribadi ,"apa untungnya sih nanya" hal" seperti itu?"
Nah-penafsiran" yang dibuat manusia tergantung dari tingkat "kesadaran-kebijaksanaan" dari pribadi masing" tidak terkecuali para Bhikkhu ...sekalipun ..
Pandangan saya mengenai sangha (Bhikkhu-Samanera), saya lebih suka menilai dari jubahnya ga peduli dari sangha mana, aliran apa ...
tp satu yang mungkin, minimal tingkat sila ... samadhi .... kebijaksanaan lebih baik dari kita ...perumah tangga ....
Terima Kasih
Semoga bermanfaat
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Sadhu...
sebagai umat, saya lebih condong dengan pikiran Ehipassiko aja...
Saya telan yang baik-buang ampasnya.
Karena meski saya sudah baca sekilas vinaya pittakapun.
Saya berpikir banyak yang bisa di multi tafsirkan...
Semisal merokok dsb ...
Kadang ada gunannya untuk mengetahui hal" seperti itu meski menurut saya pribadi ,"apa untungnya sih nanya" hal" seperti itu?"
Nah-penafsiran" yang dibuat manusia tergantung dari tingkat "kesadaran-kebijaksanaan" dari pribadi masing" tidak terkecuali para Bhikkhu ...sekalipun ..
Pandangan saya mengenai sangha (Bhikkhu-Samanera), saya lebih suka menilai dari jubahnya ga peduli dari sangha mana, aliran apa ...
tp satu yang mungkin, minimal tingkat sila ... samadhi .... kebijaksanaan lebih baik dari kita ...perumah tangga ....
Terima Kasih
Semoga bermanfaat
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Sadhu...
saya bukan buddhist, mohon maaf untuk nimbrung di sini
saya terkejut dengan poin nomor 12
ternyata kristenisasi juga melanda pemeluk buddha yaa?
wah wah.........
semoga bisa terjalin toleransi dan kerukunan antar umat beragama di indonesia