MUDITA DEWI BAHAS DIOLOG BEBAS AGAMA BUDDHA Silah Simak..
Apa yang ditampilkan
Bhante Sudhammacaro ada benarnya,bahwa setiap Kathina kita sebenarnya
mendanakan jubah bekas yang dikemas dalam kotak baru kembali,semua vihara2
besar yang menjual jubah tersebut hanya mengemas ulang jubah2 yang sudah kita
danakan kepada Bhikkhu2.
Nah sebenarnya setiap
tahun kita hanya berdana barang bekas,secara Dhamma vinaya berdana barang bekas
bukanlah hal yg baik,Permainan mafia2 para biku STI+Sukhemo dan Murid2-nya
serta pengurus vihara ini harus dihentikan,
Nah hal inilah yang
ditampilkan Bhante Sudhammacaro beberapa hari ini,mari kita carikan jalan
keluarnya dgn saran2 yang baik, bukan langsung menyerang Bhikkhu tsb, kalau
Mudita Dewi katakan justru kita harusnya berterima kasih, ada orang yang mau
mengingatkan kita tentang kesalahan ini,silahkan dibahas.
Koemtar:
Yg saya kenal dari
Buddhisme adalah kesalahan hanya ada pada diri sendiri. koreksilah diri sendiri
setiap saat. Semoga semua makhluk berbahagia. saddhu, saddhu, saddhu.
Atiam Ng:Dharma itu
jangan salah menempatkannya,kalau semua umat tidak mau perduli,akhirnya mafia2
di Vihara semakin banyak yang membodoh-bodohi umat,dan kita hanya disuruh
berdana dan berdana,tapi dana itu tidak tepat sasaran.
Perayaan Kathina setiap
tahun dgn dana jubah it mnrtku hanya seremonial saja, karena pasti umat yg
berdana lbh bnyk dr Bhikkhu disini, sepanjang dana umat it bisa
dipertanggungjawabkan pengurus vihara harusnya tidak menjadi masalah. Janganlah
menodai kebajikan umat yg sudah rela berdana dgn prejudis" yg tdk berdasar
dan tdk ada buktinya.
Kalau seseorang sudah
menulis status ini tentu sudah tahu buktinya,kalau Grace Setiawaty mau tahu
buktinya silahkan lacak sendiri,dan jadilah pengurus vihara2 besar tersebut
nanti tahu cara2 permainannya,setiap tahun itu ada ribuan jubah hasil dana
umat,nanti tahun depannya lagi jubah2 ini didaur uang kotaknya untuk dijual
kembali kepada umat.
kl setiap tahun lo suruh
produksi viharanya jadi gudang jubah donk.....kwkwjw.
Dill Ar:Cara berdialog
yang benar adalah,silahkan bahas kasus yang ditampilkan bukan bahas pribadi
yang menampilkan kasus,sekontroversial apapun kasus yang ditampilkan,mari coba
dewasa dalam berdialog,itulah gunanya Admin disini yang mengarahkan Anda.
Arya Vassa:Itulah
sebabnya diminta dipikirkan jalan keluarnya,kalau di vihara2 Sangha Agung sudah
dicarikan solusinya,jadi umat yang mau berdana jubah itu dibatasi hanya sampai
jubah yng dibuthkan sehingga tidak mubajir.
Yah semoga semua makhluk
berbahagia, yg ptg saya telah berdana, tidak peduli bekas atau baru, yg ptg
dilandasi kerelaan udah cukup tnp berharap apa apa tanpa melihat apakah itu
bekas maupun tidak, itulah dhamma tertinggi, ini
ada tidak benarnya juga.
tentu wie diskusi yang
benar adalah mencari solusi yang tepat pada persoalan masalah. tapi dengan gaya
komentarmu, kayaknya kamu tidak bisa menjdi jalan tengah, pada saat tertentu
membenarkan pernyataan orang tertentu, di sisi lain kamu menyerang yang lain.
cobalah menjadi objekti dulu sebelum mengajak mencari jalan keluar suatu
masalah. saya takutnya kamu hanya membenarkan suatau masalah tanpa mau tahu
alasan yang di tuduh. dan anehnya kamu berusaha mengajak orang lain memiliki
pandangan sesuai pemahamanmu. jika ini yang terjadi, kamu hanyalh orang yang
memperkeruh keadaan,,
Dill Arr:Ini karena apa
yang saya tampilkan di status memang sudah saya selidiki sejak lama,syukurlah
seorang anggota Sangha mau mengungkapkan duluan,sehingga saya tdak canggung
lagi menampilkan masalah ini,jadi ini benar2 serius harus dicarikan jalan
keluarnya.
Eddy Masran:Kalau itu
masalah pribadimu dgn Bhante Sudhammacaro coba selesaikan melalui inbox,jangan
diperbesar di status yang intinya menampilkan sebuah persoalan yg ingin
dibahas,Mudita hanya mengajarkan,mari kita dewasa,kalau ada status tentang
pokok persoalan,bahaslah pokok persoalan itu jangan sampai melenceng kepada
urusan pribadi sehingga kita tidak fokus bahas pokok masalah.
Vajjirasilo Iwan
Suprapto:Coba fokus pada masalah yang saya tampilkan. Budianto:Faktor2
berdana yang baik itu salah satunya adalah berdana barang yang baru,disamping
ada faktor2 tambahan seperti niat,tepat sasaran dan tepat guna.
Bagi saya pribadi
bahagia sebelum, saat dan sesudah berdana sudah lebih dari cukup buat saya.
Dipa Kayiratha:Itu namanya niat,salah satu faktor dari berdana yg baik.
Berdanakan tujuannya melepas.. melepaskan ego kita. Jika saya memikirkan
hal sampai sejauh itu. Dimakan siapa, buat apa, masuk rekening siapa, di
belikan apa dan bla.. bla.. bla. Itu akan mengurangi esensi dana saya dengan
memikirkannya. Hal yang paling berat itu memikirkannya. tetapi jika kita sudah tau bahwa terjadi
seperti itu lbh baik kita mengikuti saran bhante. krna knpa? jika kita biarkan
terus sama ajha kita memberi kesempatan orang untuk berbuat salah.
Dipa Kayiratha:Kalau secara pribadi apa yang Anda lakukan sudah benar,tapi
kalau status ini kita membahas dharma dari globalnya bahwa dana yg baik itu
meliputi beberapa faktor antara lain,barang yg di danakan harus
bersih/baru,karena ini juga adalah faktor2 yg menyempurnakan sebuah dana.
Hmm menurut saya
pribadi...jubah yg didanakan atau di kemas ulang tsb bukan merupakan brg bekas..
Brg tsb hanya sbg simbol saja, bhikkhu pun tidak memakai jubah tsb kn??
Byngkn ketika setiap tahunnya kita membuat jubah baru trus menerus...dibndigkn dngn brp bnyk bhikkhu yg ada..
Tntuya stock akan trsmpn d gudang dan apakah ada solusi untuk jubah2tsb??
Dsni saya selaku umat awam melihat secara netral.saya tidak tau akan kebenaran yg diungkpkn b.sudhamacaro atau pihak lainnya.
Berdana memang perlu memperhatikan kualitas berdananya seperti apa..
Namun ...apabila kita memeang tulus berdana...tntunya kita iklas dlm memberi juga dilihat dari segi niat awal,saat, dan setelah...
Apakah dengan mngetahui..(apabila benar itu praktek mafia) kita menjadi marah??dengan kita mngtahui trus kita marah..brrti kualitas kita brdana pu berkurang...
Berdana didasari ketulusan melepas..ex. Anda berdana makanan kepada sseorang, kmudian org tsb malah mmberinya ke kucing.kmdian anda marah?itu sma saja anda masih melekat dngn pmberian anda..
Kalau sy boleh mmberikan saran...saran saya adalah..
Yang trpnting adalah ketika kita berdana jubah.perhatikan 3kualitas niat kita ini.
Tidak perlu berfikir negatif jubah ini dari mana asalnya..apakah dikemas ulang atau tidak...
Dan tidak ush melekat dan berfikir bhw jubah itu akan dikemas lagi atau tidak..itu sama saja akan mengurangi kualitas dana kita...Trims.. #maaf bahasanya amburadul..saya hanya coba berpendapat
Brg tsb hanya sbg simbol saja, bhikkhu pun tidak memakai jubah tsb kn??
Byngkn ketika setiap tahunnya kita membuat jubah baru trus menerus...dibndigkn dngn brp bnyk bhikkhu yg ada..
Tntuya stock akan trsmpn d gudang dan apakah ada solusi untuk jubah2tsb??
Dsni saya selaku umat awam melihat secara netral.saya tidak tau akan kebenaran yg diungkpkn b.sudhamacaro atau pihak lainnya.
Berdana memang perlu memperhatikan kualitas berdananya seperti apa..
Namun ...apabila kita memeang tulus berdana...tntunya kita iklas dlm memberi juga dilihat dari segi niat awal,saat, dan setelah...
Apakah dengan mngetahui..(apabila benar itu praktek mafia) kita menjadi marah??dengan kita mngtahui trus kita marah..brrti kualitas kita brdana pu berkurang...
Berdana didasari ketulusan melepas..ex. Anda berdana makanan kepada sseorang, kmudian org tsb malah mmberinya ke kucing.kmdian anda marah?itu sma saja anda masih melekat dngn pmberian anda..
Kalau sy boleh mmberikan saran...saran saya adalah..
Yang trpnting adalah ketika kita berdana jubah.perhatikan 3kualitas niat kita ini.
Tidak perlu berfikir negatif jubah ini dari mana asalnya..apakah dikemas ulang atau tidak...
Dan tidak ush melekat dan berfikir bhw jubah itu akan dikemas lagi atau tidak..itu sama saja akan mengurangi kualitas dana kita...Trims.. #maaf bahasanya amburadul..saya hanya coba berpendapat
Jangan lupa...ketika
kehidupan lampau ada sepasang suami istri miskin yg ingin berdana namun yg
mereka punya hanyalah pakaian yg mereka kenakan bergantian...walaupun itu brg
bekas..namun didasari niat n ketulusan melepas...sepasang suami istri trsbt
trlhr di alam dewa n mendapatkan karma baik yg luar biasa... Bagi saya..
sempurna dan tidak sempurna itu tergantung niat dan batin kita. Kita tidak
pernah tau barang itu baru atau bukan? Kita perlu tau standarisasi baru itu
apa. Barang lama lama tapi belum dipakai bisa juga kan dianggap baru. Sesuatu
barang bisa di katakan SECOND/BEKAS itu kalo sudah di PAKAI/TERPAKAI..
Vincent
Last Breath:Dari segi umat memang itu sudah benar,umat yg biasa juga tidak
mengetahui persoalan ini,tapi bagi pengurus dan Anggota Sangha,hal2 demikian
perlu ada perbaikan,karena di tampilkannya kasus ini adalah koreksi untuk
sebuah perubahan.Kalau
memang anggota Bhikkhu tidak membutuhkan begitu banyak jubah? Kenapa terus
didanakan jubah? Berartikan kita berdana barang yang tidak tepat guna lagi? Ini
adalah wawasan pemikiran secara globalnya,kalau pribadi saya tidak
menyalahkan,umat2 yg niatnya tulus berdana sudah benar.
Baik mari kita bahas
sesuai pokok permasalahannya agar tidak menjadi gosip... dengan penyelidikan
yang sudah dilakukan oleh Mudita Dewi menemukan bahwa pengurus vihara
menjadi mafia dalam penjualan jubah kathina. sebelum lebih jauh mari kita bahas
tentang
pengertian mafia. Dalam KBBI mafia diartikan sebagai perkumpulan rahasia yg
bergerak di bidang kejahatan (kriminal);. Kenapa kita harus paham pengertian
mafia dulu. karena saya takutnya kita hanya asal sebut suatu masalah tanpa
mengetahui pengertiannya. kalo ini yang terjadi gawat. kalo berbicara mengenai
mafia, anggapan saya adalah suatu kejahatan yang luar biasa. sekarang
pertanyaannya adalah benarkah pengurus vihara menjadi mafia. saya takutnya
mudita dewi hanya asbun, dan tidak mengetahui permasalahanya suatu vihara!
Dill arr:Silahkan kamu
kemukakan persoalan vihara apa,kalau saya melihatnya memang ini sebuah
kejahatan pembodohan terhadap umat,karena jubah2 tersebut dikemas ulang
terus-menerus.
Apabila memang
demikian..tentunya ada cara yang lebih santun untuk mengatasi problem
ini..bukan dengan cara menghujat dan menghakimi..kita perlu mncari tau dlu
alasannya knapa harus dikemas ulang...
Sy pun yakin sbnerny para bhikkhu tdk pernah mnghrpkn dana jubah trus mnerus..(karena bhikkhu sendiri seharusnya tidak melekat)
Tapi...
Umat kbnykn brfkir..bhwa berdana jubah merupakan suatu hal yg luar biasa..bisa brdna jubah rsanya sangat senang sekali..nah...kalau dri segi ini bisa trlht kn...bahwa jubah2 trsbt ada karena prmintaan umat...yg bnyk skali ingin tulus berdana jubah......
Nah kalau sprti td yg sy ktkn..tiap tahun buat terus yg baru...mau dibawa kmna??apa boleh para bhikkhu mnyimpan jubah yg bnyk..trus gonta ganti tiap hari?? Ataukah ...menjadikan jubah seperti brg sekali pakai,..??.. Atau nanti jadinya jubah bekas tak terpakai dipasang iklan di...***.com??hheww #woles ...
Sy pun yakin sbnerny para bhikkhu tdk pernah mnghrpkn dana jubah trus mnerus..(karena bhikkhu sendiri seharusnya tidak melekat)
Tapi...
Umat kbnykn brfkir..bhwa berdana jubah merupakan suatu hal yg luar biasa..bisa brdna jubah rsanya sangat senang sekali..nah...kalau dri segi ini bisa trlht kn...bahwa jubah2 trsbt ada karena prmintaan umat...yg bnyk skali ingin tulus berdana jubah......
Nah kalau sprti td yg sy ktkn..tiap tahun buat terus yg baru...mau dibawa kmna??apa boleh para bhikkhu mnyimpan jubah yg bnyk..trus gonta ganti tiap hari?? Ataukah ...menjadikan jubah seperti brg sekali pakai,..??.. Atau nanti jadinya jubah bekas tak terpakai dipasang iklan di...***.com??hheww #woles ...
Secara Aturan jubah yang
dipakai itu bisa sampai bertahun-tahun sampai jubah itu benar2 koyak dan
hancur,itu pun masih harus dimanfaatkan untuk keset tidak boleh dibuang.Nah
disinilah seharusnya pengurus vihara atau pun Sangha bisa menganjurkan umat
berdana barang yg tepat guna.
Dalam sebuah ayat kita
diminta supaya tidak meneruskan sebuah budaya kalau itu sudah tidak tepat
guna,kalau jubah sudah banyak di gudang seharusnya,Panita memberikan saran atau
pengumuman barang2 yang dibutuhkan anggota Sangha tahun ini,ini adalah sebuah
kebijaksanaan yg baik.
Nah...itu sudah ketemu
solusinya...tinggal disampaikan...tpi disampaikan dengan cra yg santun...tidak
dengan cara mengumbar..memberikan statement negatif...
Kalau dengan statement negatif..bagaimana umat bisa meneladani sesorang yg seharusnya dihormati??
Kita boleh saja memberikan informasi dan mengajak orang untuk mencari kebenaran..tapi..mencari kebenaran tentunya bukan dengan cara memprovokasi..atau mau memecah belah..
Lihat ag.buddha di indo minoritas..kemudian terpecah belah..banyak konflik.banyak yg diperdebatkan...
Siip...lanjutkan dialognya...saya mau off dulu...sekian kawan kawan...
Kalau dengan statement negatif..bagaimana umat bisa meneladani sesorang yg seharusnya dihormati??
Kita boleh saja memberikan informasi dan mengajak orang untuk mencari kebenaran..tapi..mencari kebenaran tentunya bukan dengan cara memprovokasi..atau mau memecah belah..
Lihat ag.buddha di indo minoritas..kemudian terpecah belah..banyak konflik.banyak yg diperdebatkan...
Siip...lanjutkan dialognya...saya mau off dulu...sekian kawan kawan...
Winata Tjokro Tjio:Ya
sebaiknya ditanyakan ke Bhante Sudhammacaro,setelah dia lontarkan kritik,apa
sarannya.
Mudita Dewikok bahasanya kurang enak dibaca ya. Ratana Kumari:Sepanjang
niatnya baik,maka kesalahan2 yg diungkapkan barangkali akan menjadi pil
pahit,namun berguna untuk menyembuhkan.
Mudita Ya tidak kenal dg bhantenya. Anda sdh posting seperti ini . Apa sdh
terpikirkan akibatnya ?
Winata Tjokro Tjioe:Saya
posting begini bukan membela atau membenci tetapi kita harus letakkan masalah
secara proporsional saja.
Komentar