“ HAMIL DAN LAHIR TAPI BAYINYA MENINGGAL APA SEBABNYA “
DISKUSI DHARMA FACEBOOK.
Diskusi Dharma; Tanya: Bhante, tetangga saya hamil rutin periksa ke dokter kandungan dan tidak ada masalah dengan kehamilannya. Beberapa hari yang lalu ok perut sudah mulai kontraksi dan terasa mau melahirkan maka dia ke RS.Bersalin, anehnya saat mau pergi tiba2 dia mengalami perdarahan (dia tidak jatuh atau terpeleset), padahal normal aja kalau orang mau melahirkan yang keluar dulu kan air ketuban.
Singkatnya dia langsung dibawa ke RS, di USG (janin masih hidup) & langsung di operasi caesar, tapi ternyata janinnya sudah meninggal. Yang saya mau tahu Bhante, sebenarnya apa yang terjadi, dengan janin yang sebanarnya tinggal beberapa jam lagi bisa lahir didunia & yang telah bertahan di kandungan lebih dari 9 bulan serta dengan ibunya yang harus menanggung kesedihan & kekecewaan? Mohon tanggapan Bhante & tolong masukkan ke Diskusi Dharma ya.TKS. Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.
Jawab: Wanita hamil mau lahir tapi waktu lahir bayinya meninggal, kenapa? Ya…sudah waktunya mati saat sebelum lahir. Kenapa? Bhante dan semua teman2 tidak akan tahu sebab2nya. Paling hanya mengira karena karmanya sudah habis. Bila dikaitkan dengan Hukum Karma-menurut Buddha; bayi tsb dulunya suka membunuh orang atau hewan, maka saat ini umurnya pendek sekali. Bahkan belum lahhir saja sudah mati dalam kandungan. Ditagih oleh perbuatan jahatnya dimasa lalu, dan harus dibayar saat ini yang sudah tiba waktunya.
Kalau orang mengerti dengan benar tentang Hukum Karma, pasti dia akan menerima segala risiko hidup apapun yang terjadi menimpa dirinya. Alasannya, orang yang mengerti akan YAKIN sebab akibat dari perbuatannya dan siapapun akan menimbulkan akibat. Yang akhirnya menimpa si Pembuatnya itu sendiri, entah cepat atau lambat atau ke masa depan dan kehidupan yang akan datang selanjutnya.
Dengan mengerti dan YAKIN akan Hukum Karma bukan berarti PASRAH MENYERAH pada keadaan. Namun, bertekad untuk berusaha memperbaiki cara dan tindakan yang tidak benar yang merugikan orang atau makhluk lain. Sebabnya ialah tindakan yang tidak benar dan merugikan orang lain, dsb, Pasti membawa penderitaan bagi diri sendiri, cepat atau lambat.
Tidak mudah untuk mengerti dan menerima akibat Hukum Karma yang menimpa kita. Pasalnya walaupun banyak orang tahu dan mengerti akan akibat Hukum Karma, tapi tetap saja banyak orang yang lalai dan terus melakukan kesalahan, dan kejahatan.
Bagi Ibu yang melahirkan tidak perlu sedih terus dan tidak terima kejadian tsb. Si Ibu hanya berkaitan Karma dengan si Bayi atau berhubungan saja. Kalau mau menerima hal itu pasti si Ibu akan lega dan mengerti dengan benar, sedikitnya berusaha mananam kebaikkan dengan cara apapun misalnya dana sosial, dsb. Dengan kebaikkan dana social, hidup kita akan berubah menuju lebih baik dari saat ini. Semoga si Ibu memiliki Keyakinan kepada Buddha Dharma dan Ariya Sanggha untuk bekal hidup mencapai kebahagiaan, sadhu.
Teman2 terimakasih atas dedikasi dan komennya yang berguna.
1. Memang kita manusia tdk berdaya utk menanggung karma yg sudah berbuah, sama halnya, ada ortu yg kehilangan anaknya sesudah piara, menyekolahkan sampe sarjana, baru pikir sudah lega, tanggung jawab sudah terpenuhi, malah meninggal dlm usia 25 th. Kalo kita bisa sadar, bahwa semua itu ada sebab akibat dari perbuatan yg lalu, mungkin kita bisa lebih lega. Kesedihan itu pasti, karena kita punya emosi, dan sedih atas kehilangan sesuatu itu wajar, tidak perlu kecewa, kehilangan sesuatu belum tentu tidak baik buat yg bersangkutan.
2. Namo buddhaya Berarti karmany saja bayi blm mencukupi,truz karmany ke 22ny lg berbuah,dan sang ibu dan janin memang blm berjodoh...ujung2ny adl karma...mohon maaf bila salah n tlng dibenarkan...bbu.
3. Hidup ini memang penuh dgn dukkha, itulah konsekwensinya kalau kita belum mencapai pembebasan (nibbana), kita masih harus terjerat dgn ikatan2 karma... untuk dilahirkan menjadi manusia memerlukan karma baik yg melimpah, mungkin saja bayi tsb tidak memiliki kekuatan karma yg cukup untuk dilahirkan sebagai manusia.
4. kasian skali ibu itu. Smg ibu itu tetap tegar dn bnyk beramal agar hatipun tenang sll
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna.
Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun.
Ven. Sudhammacaro.
Diskusi Dharma; Tanya: Bhante, tetangga saya hamil rutin periksa ke dokter kandungan dan tidak ada masalah dengan kehamilannya. Beberapa hari yang lalu ok perut sudah mulai kontraksi dan terasa mau melahirkan maka dia ke RS.Bersalin, anehnya saat mau pergi tiba2 dia mengalami perdarahan (dia tidak jatuh atau terpeleset), padahal normal aja kalau orang mau melahirkan yang keluar dulu kan air ketuban.
Singkatnya dia langsung dibawa ke RS, di USG (janin masih hidup) & langsung di operasi caesar, tapi ternyata janinnya sudah meninggal. Yang saya mau tahu Bhante, sebenarnya apa yang terjadi, dengan janin yang sebanarnya tinggal beberapa jam lagi bisa lahir didunia & yang telah bertahan di kandungan lebih dari 9 bulan serta dengan ibunya yang harus menanggung kesedihan & kekecewaan? Mohon tanggapan Bhante & tolong masukkan ke Diskusi Dharma ya.TKS. Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.
Jawab: Wanita hamil mau lahir tapi waktu lahir bayinya meninggal, kenapa? Ya…sudah waktunya mati saat sebelum lahir. Kenapa? Bhante dan semua teman2 tidak akan tahu sebab2nya. Paling hanya mengira karena karmanya sudah habis. Bila dikaitkan dengan Hukum Karma-menurut Buddha; bayi tsb dulunya suka membunuh orang atau hewan, maka saat ini umurnya pendek sekali. Bahkan belum lahhir saja sudah mati dalam kandungan. Ditagih oleh perbuatan jahatnya dimasa lalu, dan harus dibayar saat ini yang sudah tiba waktunya.
Kalau orang mengerti dengan benar tentang Hukum Karma, pasti dia akan menerima segala risiko hidup apapun yang terjadi menimpa dirinya. Alasannya, orang yang mengerti akan YAKIN sebab akibat dari perbuatannya dan siapapun akan menimbulkan akibat. Yang akhirnya menimpa si Pembuatnya itu sendiri, entah cepat atau lambat atau ke masa depan dan kehidupan yang akan datang selanjutnya.
Dengan mengerti dan YAKIN akan Hukum Karma bukan berarti PASRAH MENYERAH pada keadaan. Namun, bertekad untuk berusaha memperbaiki cara dan tindakan yang tidak benar yang merugikan orang atau makhluk lain. Sebabnya ialah tindakan yang tidak benar dan merugikan orang lain, dsb, Pasti membawa penderitaan bagi diri sendiri, cepat atau lambat.
Tidak mudah untuk mengerti dan menerima akibat Hukum Karma yang menimpa kita. Pasalnya walaupun banyak orang tahu dan mengerti akan akibat Hukum Karma, tapi tetap saja banyak orang yang lalai dan terus melakukan kesalahan, dan kejahatan.
Bagi Ibu yang melahirkan tidak perlu sedih terus dan tidak terima kejadian tsb. Si Ibu hanya berkaitan Karma dengan si Bayi atau berhubungan saja. Kalau mau menerima hal itu pasti si Ibu akan lega dan mengerti dengan benar, sedikitnya berusaha mananam kebaikkan dengan cara apapun misalnya dana sosial, dsb. Dengan kebaikkan dana social, hidup kita akan berubah menuju lebih baik dari saat ini. Semoga si Ibu memiliki Keyakinan kepada Buddha Dharma dan Ariya Sanggha untuk bekal hidup mencapai kebahagiaan, sadhu.
Teman2 terimakasih atas dedikasi dan komennya yang berguna.
1. Memang kita manusia tdk berdaya utk menanggung karma yg sudah berbuah, sama halnya, ada ortu yg kehilangan anaknya sesudah piara, menyekolahkan sampe sarjana, baru pikir sudah lega, tanggung jawab sudah terpenuhi, malah meninggal dlm usia 25 th. Kalo kita bisa sadar, bahwa semua itu ada sebab akibat dari perbuatan yg lalu, mungkin kita bisa lebih lega. Kesedihan itu pasti, karena kita punya emosi, dan sedih atas kehilangan sesuatu itu wajar, tidak perlu kecewa, kehilangan sesuatu belum tentu tidak baik buat yg bersangkutan.
2. Namo buddhaya Berarti karmany saja bayi blm mencukupi,truz karmany ke 22ny lg berbuah,dan sang ibu dan janin memang blm berjodoh...ujung2ny adl karma...mohon maaf bila salah n tlng dibenarkan...bbu.
3. Hidup ini memang penuh dgn dukkha, itulah konsekwensinya kalau kita belum mencapai pembebasan (nibbana), kita masih harus terjerat dgn ikatan2 karma... untuk dilahirkan menjadi manusia memerlukan karma baik yg melimpah, mungkin saja bayi tsb tidak memiliki kekuatan karma yg cukup untuk dilahirkan sebagai manusia.
4. kasian skali ibu itu. Smg ibu itu tetap tegar dn bnyk beramal agar hatipun tenang sll
Teman2 trims atas dedikasi dan komennya yang berguna.
Karma baik ini kita limpahkan kepada para Guru Dharma dan semua makhluk yang telah meninggal semoga mereka dapat menerimanya dan ikut berbahagia, sadhu.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Penyusun.
Ven. Sudhammacaro.
Komentar